Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“ SEJARAH KERAJAAN MONGOL DI INDIA”

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW,yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpah nikmat sehatnya,baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran ,sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam”.
Penulis tentu manyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Demikian dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Demikian semoga makalah ini dapat memberi manfaat.Terima kasih.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan Pemerintahan..............................................................................................
B. Masa Kejayaan .................................................................................................................
C. Masa Kemunduran ...........................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Islam di India menurut Harun Nasution terbagi menjadi tiga periode yaitu
periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Awal mulanya kekuasaan
Islam di India muncul pada periode klasik yakni pada masa Bani Umayyah dibawah
kekuasaan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada periode 705-715 M.

Dari ketiga periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam di
India adalah pada periode pertengahan. Pada periode ini muncul tiga kerajaan Islam
yang besar yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan
Mughal di India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan
tersebut, berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia.
Kerajaan Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada
saat itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat
membuat bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan
kegigihan sultan – sultannya yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah
belahan Timur dunia.

Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih
diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam.
India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan
peradaban yang dipengaruhi oleh agama Islam.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pembentukan Pemerintahan Kerajaan Mongol di India?


2. Bagaimana Masa Kejayaan Kerajaan Mongol di India?
3. Bagaimana Masa Kemunduran Kerajaan Mongol di India?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan pemerintahan kerajaan mongol di


India.
2. Untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan kerajaan mongol di India.
3. Untuk mengetahui bagaimana masa kemunduran kerajaan mongol di India.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembentukan Pemerintahan

Menurut Hakim dalam Bukunya (Sejarah dan Peradaban Islam) K erajaan

Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Tetapi sebelumnya telah ada

beberapa kerajaan, dan upaya memperjuangkan Islam di sana. Kerajaan Mughal

merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, kerajaan Mughal juga merupakan

kerjaan Islam terakhir di India, hingga berganti dengan pemerintahan imperalisme

Inggris memerintah di sana. Kerajaan ini merupakan anak cucu dari bangsa

Mongol. Diantara keturunannya adalah Timur Lenk, keturunan Jengiz Khan yang

telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah pada abad ke-15.1

Menurut M. Zafar Iqbal Timur Lenk pertama kali melakukan penyerangan ke

India pada tahun 1398. Meskipun begitu, ia tidak berambisi untuk menguasainya.

Penaklukan India yang sesungguhnya baru dilakukan oleh Zahiruddin

Muhammad Babur, salah seorang keturunan dari Timur Lenk. 2

1. BABUR (1526-1530 M)

Menurut Ihsan Babur bernama lengkap Zahiruddin Muhammad Babur.

Secara geneologis Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan

keturunan Jenghiz Khan dari pihak ibu. Ayahnya Umar Mirza, merupakan seorang

penguasa Ferghana. 3

1
Hakim, Sejarah dan Peradaban Islam, 147.
2
M. Zafar Iqbal, “Kerajaan Mugol”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid II, ed.M.Taufik Abdullah,
(Jakarta : PT Icthiar Baru Van Hoeve,2002), 282-283.
3
Ihsan, Dinamika Peradaban Islam, 229.

6
Masa pemerintahan Babur ditandai oleh dua persoalan besar yakni

bangkitnya kerajaan-kerajaan Hindu yang mencoba melepaskan diri dari

kekuasaan Islam, mereka memberontak antara tahun 1526 dan 1527 M dan

munculnya penguasa muslim yang mengakui pemerintahannya di Afghanistan

yang masih setia kepada keluarga Lodi. Namum Babur dapat menyelesaikan

semua persoalan tersebut.

2. HUMAYUN (1530-1540 M dan 1556 M)

Menurut Masudul Hasan Babur digantikan oleh putra sulungnya, Humayun yang

bernama lengkap Naseeruddin Humayun. Namanya berarti "yang disukai oleh

keberuntungan". Humayun adalah orang yang cinta damai, ia adalah orang yang

berkualitas, tapi ia tidak bisa menyesuaikan diri dengan hal-hal yang ada di

sekelilingnya. Selain itu adalah seorang raja yang dermawan, ramah dan suka

memaafkan.4

Pada awal pemerintahannya, Humayun mengalami kesulitan karena perilaku dari

saudara-saudaranya yang menuntut hak untuk memerintah. Dalam wasiatnya,

Babur telah menginstruksikan Humayun untuk bersikap baik kepada saudara-

saudaranya.

Humayun memperlakukan saudara-saudaranya dengan ramah, tetapi mereka

mengambil keuntungan dari kebaikan Humayun. Kamran ingin mendirikan

pemerintahan di Kabul. Setelah kematian Babur, Kamran menyerbu Punjab dan

menguasainya. Karena kebaikannya kepada saudaranya, Humayun merestui

pendudukan Punjab oleh Kamran.

4
Masudul Hasan, History of Islam (Classical period 1206-1900 C.E) (India : Shandar Market,1995). 333-
335.
7
Meskipun orang-orang Afghan telah dikalahkan di pertempuran Panipat dan

Gogra, namun mereka tidak betul-betul tunduk dan mereka ingin melakukan

pembalasan dendam terhadap Mughal dan mengusir mereka dari tanah India.

Setelah kematian Babur, orang-orang Afghan di bawah Mahmud Lodhi

mengajukan tawaran untuk menggulingkan Kerajaan Mughal. Mahmud Lodhi

memimpin pemberontakan di Jaunpur . Humayun memimpin sendiri pertempuran

yang terjadi Jaunpur. Namun, orang-orang Afghan dapat dikalahkan oleh pasukan

Humayun dan Jaunpur dapat direbut kembali oleh Kerajaan Mughal.

Kemudian orang-orang Afghan selanjutnya di bawah kekuasaan Sher Khan,

dan menguasai Chunar. Humayun bergerak ke Chunar. Pertempuran Chunar

tidak menentu dan tidak jelas, dan perjanjian yang dilakukan dengan orang-

orang Afghan di lakukan dengan terburu-buru, yang akhirnya merugikan kerajaan

Mughal.

Sementara itu di Gujarat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Bahadur

Shah, penguasa Gujarat. Ia ingin menggulingkan pemerintahan Humayun.

Hamayun meninggalkan istana dan menyelesaikan persoalan Gujarat. Pada tahun

1534, Humayun menyerang Malwa, bagian timur negara Gujarat. Dalam

konfrontasi yang berlangsung, Bahadur Shah mengalami kekalahan. mundur.

Humayun mengejar sampai ke Gujarat. Bahadur Shah mengurung diri di benteng

Champanir. Bahadur Shah berlindung dengan Portugis di pulau Diu, dan akhirnya

Gujarat di gabung kerajaan Mughal

8
Ketika Humayun masih berada di Gujarat, orang-orang Afghan

mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan kekuatan. Orang-orang Afghan di

bawah pimpinan Sher Khan dapat menguasai Bengal dan dengan cara ini mereka

memperoleh kekuatan. Sher Khan sekarang menjadi ancaman besar bagi

pemerintahan Mughal. Humayun bergegas dari Gujarat ke Bengal, dan berhasil

menangkap Gaur, pimpinan Bengal. Ketika musim hujan, peperangan dihentikan.

Setelah itu, wabah menyerang pasukan Mughal kemudian Humayun memutuskan

untuk kembali ke Agra. Tetapi Sher Khan sudah memutuskan komunikasi.

Akhirnya dua kekuatan antara pasukan Mughal dan pasukan Sher Khan bertemu,

dan terjadilah pertempuran Chausa pada tahun 1539. Tentara Mughal telah

kehilangan semangat dan menderita kekalahan besar. Harta kerajaan Mughal jatuh

ke tangan Sher Khan. Sementara Humayun menyelamatkan dirinya dari kesulitan

dengan melintasi sungai dengan bantuan seorang pembawa air.

Setelah pertempuran chausa, Sher Khan menyatakan dirinya sebagai kaisar.

Humayun melakukan upaya lain dengan mencoba mengadu pedang dengan orang-

orang Afghan. Pada 1540 M, terjadi perang antara Mughal dengan orang- orang

Afghan di Qanuj. Namun sayang, keberuntungan tidak lagi berpihak kepada

Mughal, dan mereka kalah. Humayun dikhianati oleh saudara-saudaranya dan ia

melarikan diri dan mengembara bagaikan buronan di padang pasir Sind selama

tiga tahun. Selama periode ini ia menikah Hamida Banu, dan Akbar lahir pada

Oktober 1541. Setelah itu Humayun melanjutkan ke Persia, dan mencari

perlindungan dengan raja Safawi yaitu Shah Tahmasp. Di sinilah ia mengenal

tradisi Syiah bahkan sering dibujuk untuk memasukinya, termasuk anaknya

Jalaludin Muhammad Akbar. Di sini pula ia membangun kembali kekuatan militer

yang telah hancur, dan berkat bantuan Shah Tahmasp yang memberinya pasukan

9
militer sebanyak 12.000 tentara kemudian terkumpul seluruhnya sebanyak 14.000

orang. Humayun mencoba kembali merebut kekuasaannya di Delhi.

Menurut Ajid Thohir Pada tahun 1555 M ia menyerbu Delhi yang saat itu

diperintah Sikandar Sur (dari Dinasti Sur 1540-1555). Akhirnya ia bisa memasuki

kota ini dan ia bisa memerintah kembali sampai tahun 1556 M. Pada tahun 1556

M, ia meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya Jalaludin Muhammad Akbar. 5

3. AKBAR (1556-1605 M)

Menurut Ali Sepeninggal Humayun, tahta kerajaan Mughal dijabat oleh putranya

Akbar.6 Ia bergelar Sultan Abdul Fath Jalaluddin Akbar Khan. Masa

pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai

sebuah dinasti Islam yang besar di India. Akbar adalah seorang pemberani,

berwatak keras, senang berperang, berburuh, dan memanah. Pada masa kecilnya,

ia lebih mengutamakan berburu daripada belajar, sehingga selama hidupnya ia

kurang bisa membaca dan menulis. Walaupun demukian, ia meniru sifat kakek dan

ayahnya yang sangat suka mendengarkan orang-orang yang menuntut ilmu. Akbar

suka membantu perkembangan sastra dan ilmu pengetahuan. Ketika menerima

tahta kesultanan ini, Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan

pemerintahan.

dipercayakan kepada Bairam Khan, kawan dekat ayahnya, seorang penganut

Syiah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-

sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan

yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin

oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha

memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut

5
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam (Jakarta : PT Raja Graffindo
Persada,2004), 204.
6
Ali, Sejarah Islam, 353.
10
sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556

M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan

demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang

sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan

aliran Syiah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di

Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi,

Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar,

Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir,

Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang

sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik. Pemerintah pusat

dipegang oleh raja. Pemerintah daerah dipegang oleh Sipah Salar atau kepala

komandan. Sedangkan sub distrik dikepalain oleh Faudjar atau Komandan

Jabatan-jabatan sipil juga memakai jenjang militer dimana para pejabatnya

diwajibkan mengikuti lahitan militer (tajnid).

Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai

sebuah kesultanan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke

arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh

pemerintahan Mughal.

Menurut Ihsan Di samping itu Akbar menerapakan politik “Sulh-e-Kul”

atau toleransi universal, yang memandang semua rakyat sama derajatnya,

mereka tidak dibedakan sama sekali oleh ketentuan agama atau lapisan sosial.
7
Di antara reformasi itu adalah :

a. Menghapuskan jizyah bagi non-muslim.

7
Ihsan, Dinamika Peradaban Islam, 231-232.
11
b. Memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang sama bagi setiap

masyarakat, yakni dengan mendirikan madrasah-madrasah dan memberi

tanah-tanah wakaf bagi lembaga-lembaga sufi berupa iqtha atau madad

ma’asy.

c. Membentuk undang-undang perkawinan baru, di antaranya melarang orang-

orang nikah muda, berpoligami, bahkan ia menggalakkan kawin campur

antaragama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, stabilitas

dan integrasi masyarakat muslim dan non-muslim.

d. Menghapuskan pajak-pajak pertanian terutama bagi petani-petani miskin


sekalipun non muslim.

e. Menghapuskan tradisi perbudakan yang dihasilkan dari tawanan perang dan

menagtur khitanan anak-anak.

Dalam bidang agama, secara formal ia mengumumkan agama barunya

yang bernama Din-i-Ilahi. Din-i-Ilahi yaitu menjadikan semua agama yang ada

di India menjadi satu. Tujuannya adalah kepentingan stabilitas politik. Dengan

adanya penyatuan agama ini diharapkan tidak terjadi permusuhan antar pemeluk

agama.8

Adapun ciri-ciri dari Din-i-Ilahi adalah sebagai berikut :

a. Percaya pada keesaan Tuhan.

b. Akbar sebagai khalifah Tuhan dan seorang padash (al-insan al-kamil), ia

mewakili Tuhan di muka bumi dan selalu mendapat bimbingan langsung

dari Tuhan, ia terma’shum dari segala kesalahan.

8
Umar Asasuddin Sokah, Din-i-Ilahi kontroversi Keberagamaan Sultan Akbar Agung (India
1560-1605) (Yogyakarta : Ittaqa Press, 1994), 67.

12
c. Semua pemimpin agama harus tunduk dan sujud pada Akbar.

d. Sebagai manusia padash, ia berpantangan memakan daging (vegetarian).

e. Menghormati api dan matahari sebagai simbol kehidupan.

f. Hari ahad sebagai hari resmi ibadah.

g. Assalamualaikum” diganti “Allahu Akbar” dan “Alaikum Salam” diganti


“Jalla Jalalah”.

Sementara itu dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, menyebutkan, ada beberapa

ajaran Din-i-Ilahi yang dianggap asing karena tidak lazim dilakukan oleh muslim

pada umumnya, antara lain :

a. Untuk menyongsong kematian, setiap pengikut harus mengadakan pesta

kematian.

b. Setiap pengikut harus merayakan hari ulang tahun dan memberi sedekah.

c. Para pengikut tidak boleh makan daging sapi, tetapi boleh menganjurkan

orang lain untuk makan daging sapi.

d. Jika seorang pengikut mati, para ahli warisnya harus membuangnya ke sungai

kemudian dikeluarkan dan membakarnya.

e. Bagi pengikut yang mati dikuburkan maka kepalanya berada di arah timur

dan kakinya di arah barat. Posisi tidur pengikut ajaran ini juga sama dengan

posisi orang mati yang dikuburkan.

f. Pada acara kematian setiap pengikut harus mengenakan pakaian berwarna

merah.

g. Sajdah (bersujud dengan mencium tanah/Zameen Boos) lazim diberikan

kepada raja.

h. Babi dianggap bersih dan suci.

13
i. Mandi junub (mandi setelah berkumpul dengan istri) tidak

wajib.

j. Shalat, puasa, dan haji tidak wajib.

k. Dalam setahun terdapat 14 hari raya (bukan 2 hari raya, yaitu Idul Fitri dan

Idul Adha).

l. Belajar Bahasa Arab, Agama, Fikih, Tafsir, dan Hadis dianggap tidak baik.

m. Akbar menolak Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW.

n. Khitanan tidak wajib.

o. Syahadat Din-i-Ilahi adalah La Ilaha illa Allah Akbar Khalifatullah (tidak ada

Tuhan selain Allah dan Akbar adalah khalifah Allah).

p. Di masjid kerajaan tidak boleh ada adzan.

Adapun faktor-faktor yang mendorong Akbar menciptakan Din-i-Ilahi

adalah sebagai berikut :

a. Para ulama dan pemimpin agama saling berbeda pendapat mengenai masalah-

masalah keagamaan. Mereka saling mengecam dan berpecah-belah.

b. Keadaan rakyat dan penganut agama-agama di India semakin fanatik karena

pengaruh tokoh-tokoh agama, bahkan rakyat tidak sedikit yang saling

bertikai.

c. Pengaruh penasihat-penasihat agama dan politik Akbar, di antaranya Abu

Fadhl, Mir Abdul Lathif (Persia) dan Syaikh Mubaraq yang membiarkan

bahkan tidak jarang Akbar berpikir bebas dan radikal.

14
Menurut Karim Usaha lain Akbar adalah membentuk Mansabdharis, yaitu

lembaga public service yang berkewajiban menyiapkan segala urusan

kerajaan, seperti menyiapkan sejumlah pasukan tertentu. Lembaga ini merupakan

satu kelas penguasa yang terdiri dari berbagai ethnis yang ada, yaitu Turki,

A fghan, P ers ia dan Urdu. P ada tahun 1605 M , raja Mughal yang

s angat mas hur ini w afat. 9

4. JEHANGIR (1605-1627 M)

Menurut C.E Bosworth Penerus Akbar, yaitu anaknya Jehangir. Masa

pemerintahan Jehangir kurang lebih selama 23 tahun. Ia adalah penganut ahl al-

sunnah wa al jama’ah, sehingga Din-i-Ilahi yang dibentuk ayahnya menjadi

hilang pengaruhnya.10

Menurut Ihsan Pemerintahan Jehangir juga diwarnai dengan pemberontakan di

Ambar yang tidak mampu dipadamkan. Pemberontakan juga muncul dari

dalam istana yang dipimpin oleh Kurram, putranya sendiri. Dengan bantuan

panglima Muhabbat Khar, Kurram menangkap dan menyekap Jehangir. Berkat

usaha permaisuri, permusuhan ayah dan anak ini dapat dipadamkan. Pada masa

kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala, Mewar, dan Kangra.

Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan

mempertegas kenegarawan yang diwarisi oleh ayahnya, Akbar. 11

5. SYAH JEHAN (1627-1658 M)

Syah Jehan tampil menggantikan pemerintahan Jehangir. Syah Jehan adalah

seorang yang terpelajar, ia memiliki bakat kepemimpinan dan memiliki jiwa

9
Karim, Sejarah Peradaban Islam, 185.
10
C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam (Bandung : Mizan, 1993), 237.
11
Ihsan, Dinamika Peradaban Islam, 234.
15
intelektual dan seni. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya.

Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa

pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa

pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak

dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja jujhar Singh Bundela

kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi

atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian selatan. Pemberontakan

ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 M, pemberontakan ini dipatahkan

dan Khan Jahan dihukum mati.

Pada masa ini pemukim portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di

samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik

anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 M, Syah Jehan

berhasil mengusir para pemukiman Portugis dan merebut hak-hak istimewa

mereka.

Di bidang kebudayaan menunjukkan suatu atmosfer yang sangat gemilang,

sebagai puncak masa kemakmuran antara perpaduan Turki, Mongol, Persia dan

India yang terlihat pada bangunan-bangunan Taj Mahal, masjid-masjid dan lain

sebagainya.

Secara umum, pada periode Syah Jehan, terutama di akhir-akhir kekuasaannya,

ada dua kebijakan secara keseluruhan yang dimainkan oleh kedua putranya,

Darsyikuh dan Aurangzeb. Darsyikuh lebih berpikiran universal, yakni lebih

banyak menggunakan hukum-hukum Hindu bila dalam Al-Qur’an tidak

ditemukan, dibandingkan hasil-hasil ijtihad para ulama saat itu. Sedangkan

Aurangzeb lebih menekankan tradisi keislaman (nilai-nilai syari’ah, tradisional).

Dan pada akhirnya Darsyikuh dibunuh oleh Aurangzeb. Syah Jehan meninggal

dunia pada 1657 M, setelah menderita sakit keras. 12

12
Ibid, 234-235.
16
6. AURANGZEB / ALAMGHIR I (1658-1707 M)

Aurangzeb bergelar Alamghir Padshah Ghazi. Ia penguasa yang berani

dan bijak, kebesarannya sejajar dengan Akbar, Pendahulunya. Sistem yang

dijalankan Aurangzeb banyak berbeda dari pendahulunya. Kebijakan-kebijakan

yang telah dirintis oleh sultan-sultan sebelumnya banyak diubah, khususnya yang

menyangkut hubungan dengan orang-orang Hindu. Aurangzeb adalah penguasa

Mughal pertama yang membalik kebijakan konsiliasi dengan hindu. Di antara

kebijakannya adalah pada tahun 1659 M, melarang minuman keras, perjudian,

prostitusi, dan pengguanaan narkotika. Tahun 1664 M ia juga mengeluarkan

dekrit yang isinya tidak boleh memaksa wanita untuk satidaho, yaitu pembakaran

diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya, tanpa kemauan yang

bersangkutan. Pada tahun 1668 M, Aurangzeb juga melarang pertunjukan musik

di istana, membebani non-muslim dengan poll-tax yaitu pajak untuk mendapatkan

hak memilih, menyuruh perusakan kuil-kuil Hindu yang disalahgunakan untuk

kegiatan-kegiatan politik dan mensponsori pengkodifikasian hukum Islam yang di

kenal dengan Fatawa-I, Alamgiri.

Tindakan Aurangzeb di atas menyulut kemarahan orang-orang Hindu. Hal

inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan di masanya. Namun karena

Aurangzeb sangat kuat, pemberontakan itu pun dapat dipadamkan .

Pemberontakan terbesar adalah dari kerajaan Maratha yang dipimpin rajanya

sendiri, Shivaji Punsala. Pemberontakan juga terjadi terjadi pemberontakan dari

suku Pathan, suku Afridis karena kecewa dengan kebijakan pemerintah

Aurangzeb. Jaswant Singh, juga memberontak pada saat pertempuran di Kara.

Sementara itu pemimpin Rajput, Durgades, juga memberontak dengan melakukan

17
perang gerilya. Namun usahanya gagal karena gempuran milter Mughal terlalu

kuat.

Meskipun pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat dipadamkan,

tetapi tidak sepenuhnya tuntas. Ibarat api dalam sekam, semangat perlawanan dari

orang-orang Hindu tetap membara. Hal ini terbukti ketika Aurangzeb meninggal

pada 1707 M, banyak provinsi-provinsi yang letaknya jauh dari pusat kerajaan

memisahkan diri. 13

7. Pemerintahan Pasca-Aurangzeb

Menurut Thohir Sepeninggal Aurangzeb pada tahun 1707 M,

kesultanan Mughal di perintah oleh generasi-generasi yang lemah. Sampai tahun

1858 M sultan-sultan Mughal tidak mampu lagi mengendalikan wilayah yang

cukup luas dan kekuatan lokal Hindu yang cukup dinamis, di samping karena

konflik di antara mereka sendiri yang berebut kekuasaan. Sultan-sultan penerus

Aurangzeb yaitu :

1. Bahadur Syah (1707-1712 M).

2. Azimusyah (1712-1713 M).

3. Farukh Siyar (1713-1719 M).

4. Muhammad Syah (1719-1748 M).

5. Ahmad Syah (1748-1754 M).

6. Alamghir II (1754-1759 M).

7. Syah Alam ( 1761-1806 M).

8. Akbar II (1806-1837 M).

9. Baharudin Syah II (1837-1858 M).

13
Ibid, 236-237.
18
Sampai tahun 1858 M, sultan-sultan Mughal tidak mampu lagi

mengendalikan wilayah yang cukup luas dan kekuatan lokal Hindu yang cukup

dinamis, di samping juga karena konflik di antara mereka sendiri yang berebut

kekuasaan. Di tahun ini pula Inggris dengan bantuan raja-raja hindu

dapat mematahkan perlawanan yang mereka lakukan terdapat

Inggris. 14

B. Masa Kejayaaan Pemerintahan dan Perkembangan Ilmu Pngetahuan

Menurut Badri Yatim Masa Kejayaan Daulah Mughal ini ada di tangan empat
orang sultan ; mereka itu berturut-turut, sebagai berikut Sultan Akbar I (1556-
1605 M), Sultan Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan 91628-1658 M), dan
Uarangzeb (1658-1707 M). 15

1) Sultan Akbar I (1556-1605 M)


Sultan Akbar I memegang tampuk kekuasaan Daulah Mughal dalam waktu
yang cukup lama. Pada masanya Daulah Mughal memasuki puncak
kejayaan, Karen semua wilayah yang lepas pada masa Sultan Humayun
dapat direbutnya kembali. Kekuatan pasukan Hemu ( Menteri Hindu) pada
masa Sher Khan dapat dikalahkan bala tentaranya pada pertempuran
Panipat II, 5 November 1556 M.

Akbar I yang masih muda itu dibantu oleh Bairan Khan (wakil Sultan
Akbar), ia seorang Syi’ah yang setia membantu Daulah Mughal sejak dari
Sultan Babur dan Humayun. Namun Di belakang hari ia terlalu
memaksakan faham Sekte Syi’ahnya Dalam pemerintahan Akbar I
sehingga ia terpaksa diberhentikan Dari jabatannya sebagai wakil Sultan
pada tahun 1561 M.

Sultan Akbar I yang perkasa itu berhasil meneruskan Program ekspansinya


ke sebelah selatan, utara, barat dan Timur. Ke sebelah selatan. Ia berhasil
menaklukkan Malwa Pada tahun 1561 M, Chundar 1561 M, Kerajaan

14
Thohir, Perkembangan Peradaban, 212-213.
15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT Persada Grafindo, 1993, h.149.
19
Ghond 1564 M, Chitor 1568 M, Ranthabar 1569 M, Kalinjar 1569 M,
Gujarat 1572 M, Surat 1573 M, Bihar 1574 M dan Bengal 1576 M.

Kemudian, ia juga melakukan ekspansinya ke sebelah Utara, sehingga


Kashmir dapat dikuasainya pada tahun 1586 M. selanjutnya menaklukkan
Shind di sebelah barat laut Delhi Pada tahun 1590 M dan Orissa di sebelah
timur dapat Dikuasainya pada 1592 M. Juga kerajaan Deccan 1596 M.
Narnala dikuasai pada tahun 1598 M, Ahmadnagar 1600 M Dan Asitgah
pada tahun 1601 M.422 Wilayah yang sangat luas Itu diperintah Sultan
Akbar dengan sistem pemerintahan Militeristik, atau dengan tangan besi.
Bukan itu saja semua Pejabat diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.
Dari aspek politik, Sultan Akbar I menerapkan system Politik toleransi,
artinya semua penduduk atau rakyat India,Dipandang sama. Mereka tidak
boleh dibeda-bedakan karena Perbedaan etnis dan agama.Tidak lama
setelah Sultan Akbar melakukan ekspansi Yang sangat luas sebagai yang
tersebut di atas, iapun Meniggal dunia pada tahun 1605 M, kajayaan yang
telah ia Capai dapat diteruskan oleh tiga orang Sultan berikutnya.

Kejayaan-kejayaan yang telah dicapai Sultan Akbar I Masih dapat


dipertahankan tiga Sultan sesudahnya, yaitu Sultan Jehangir (1605-1628
M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Karena
tiga Sultan penerus Sultan Akbar tersebut masih terhitung Sultan yang
besar dan kuat. Setelah mereka bertiga, kemajuan Daulah Mughal tidak
dapat Dipertahankan lagi oleh Sultan-Sultan berikutnya.

Pada masa pemerintahan tiga Sultan ini, orientasi Politiknya lebih banyak
diarahkan pada mempertahankan Keutuhan kekuasaan yang ada, kemudian
pada pembangunan Ekonomi, lewat pertanian, perdagangan, dan
pengembangan Budaya, seni dan arsitektur.

Masa Kejayaan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan


1. Kemajuan Bidang Ekonomi

20
Menurut M.Th. Houstma Daulah Mughal dapat melaksanakan kemajuan
Di bidang ekonomi lewat pertanian pertambangan dan Perdagangan. Di
sektor pertanian, hubungan komunikasi Antara petani dengan pemerintah
diatur dengan baik. Pengaturan itu lewat lahan pertanian. Ada yang disebut
Dengan Deh yaitu merupakan unit lahan pertanian yang Terkecil.
Beberapa Deh bergabung dengan Pargana (desa). Komunitas petani
dipimpin oleh seorang Mukaddam. Maka Melalui para Mukaddam itulah
pemrintah berhubungan Dengan petani. Pemerintah mematok bahwa
negara berhak Atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu.16

Hasil pertanian yang terpenting ketika itu adalah Biji-bijian, padi, kacang,
tebu, sayur-sayuran, rempahrempah, tembakau, kapas dan bahan-bahan
celupan.Hasil pertanian ini, selain untuk kebutuhan dalam negeri,Juga
dapat di ekspor ke luar negeri, seperti ke Eropa, Afrika, Arabia, Asia
Tenggara. Untuk meningkatkan Produksi, Sultan Jehangir mengizinkan
Inggris (1611 M) Dan Belanda (1617 M) mendirikan Pabrik pengolahan
hasil Pertanian di tanah Surat.

2. Kemajuan Bidang Seni Budaya

Kemajuan di bidang ekonomi berdampak baik Bagi kemajuan di bidang


seni budaya. Karya seni yang Menonjol adalah karya sastra gubahan para
penyair istana, Baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India.
Penyair India yang terkenal adalah Muhammad Jayazi, Seorang sastrawan
sufi yang menghasilkan karya besar Yang berjudul Padmayat berisi
tentang kebajikan jiwa Manusia. Pada masa Aurangzeb muncul seorang
sejarawan Bernama Abu Fadl dengan karyanya Aini Akhbari berisi
Tentang sejarah kerajaan Mughal berdasarkan Pimpinannya.

Selama satu setengah abad, India di bawah Daulah Mughal menjadi salah
negara adikuasa. Ia menguasai Perekonomian dunia, dengan jaringan
barang-barangnya Yang mengusai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara,
dan Cina. Selain itu India Mughal juga memiliki pertahanan Militer yang
tangguh dan kuat yang jarang Tandingannya.
C. Masa Kemunduran

16
M.Th. Houtsma,(ed), first Ensyclopaedia of islam, London : E.J. brill, 1987, h. 630.
21
Menurut Bosworth Meninggalnya Aurangzeb merupakan awal
kemunduran Kerajaan Mughal. Provinsi-provinsi kerajaan yang letaknya jauh
dari pusat jatuh ke tangan kelompok-kelompok seperti Maratha, Jat, Sikh dan
Rohilla Afghan, invasi Nadir Syah dan Ahmad Syah Durrani memberikan
hantaman yang telak, sehingga Kerajaan Mughal tidak bisa bangkit kembali dari
kehancuran ini. Sementara Inggris meluaskan kekuasaan mereka ke Bengal
sampai ke Oudh, India Tengah dan Rajputana. Kerajaan Mughal hanya dapat
menatap tak berdaya.17

Dan Menurut Ajid Thohir Kerajaan Mughal diperintah oleh generasi-


generasi yang lemah dan putera-puteranya saling memperebutkan tahta, sampai
tahun 1858 M, sultan- sultan Mughal tidak mampu lagi mengendalikan
wilayah yang luas, karena konflik diantara mereka sendiri yang berebut
kekuasaan. Sultan-sultan pasca Aurangzeb diantaranya: Bahadur Syah (1707-
1712 M) yang sudah berusia 65 tahun pada waktu menggantikan ayahnya.

Sesudah lima tahun bertahta, ia wafat pada tahun 1712 M. Azimus Syah
(1712-1713 M) ia sangat kejam dan hanya sebelas bulan ia memerintah
kemudian ia di bunuh oleh keponakannya, yaitu Farukh Siyar (1713-1719 M) ia
juga memerintah dengan penuh kekejaman. Dalam menjalankan pemerintahan,
sebenarnya ia tidak berkuasa sebab pemerintahannya diserahkan pada dua orang
amir yang berasal dari Afghanistan sebagai orang kepercayaannya. Akhirnya
mereka asingkan sultan boneka itu dan di bunuh. Muhammad Syah (1719-1748),
Ahmad Syah (1748-1754 M), Alamghir II (1754-1759 M), Syah Alam (1761-
1806 M), Akbar II (1806-1837 M). Pada masa Akbar II, ia memberikan
kesempatan pada koloni dagang Inggris untuk menggunakan tanah-tanah yang
merdeka dengan jaminan sultan mendapat dana untuk menghidupi kegiatan istana.
Ketika organisasi ini mengalami berbagai kerugian, pihak Inggris mengambil
pajak kepada seluruh rakyat India. Akhirnya terjadi pemberontakan di seluruh
wilayah.18

Menurut Moh Nurhakim Faktor-faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Mughal, antara


lain:19

17
Bosworth C.E, Dinasti-Dinasti Islam, (Ter :Ilyas Rahman), Bandung, Mizan, 1993,hlm. 238.
18
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial,
Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta : Rajawali Press, 2009, hlm. 213.
19
Moh Nurhakim, Jatuhnya Sbuah Tamadun (Menyingkap Sejarah Kegemilangan dan
Kehancuran Imperium Khalifah Islam), Jakarta Pusat: Kementerian Agama Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2012, hlm. 165.
22
1) Perebutan kekuasaan antar keluarga, kemerosotan moral dan
berkembangnya budaya hidup mewah di kalangan elite politik yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara. Ketika Jehangir
menggantikan Sultan Akbar, anaknya Khusru menentangnya. Ketika Shah Jehan
naik tahta menggantikan Jehangir, ia mendapat tantangan dari ibu tirinya Nur
Jahan. Menjelang kematian Shah Jehan, anak-anaknya yaitu Aurangzeb, Dara
Suqoh, Shujah dan Murad Bakhs, berebut kekuasaan hingga berlarut-larut dalam
perang saudaranya, begitupun selanjutnya.

2) Ide-ide Aurangzeb menjadi bumerang bagi sultan-sultan yang lemah, yakni


menimbulkan kembali fanatisme non muslim.

3) Pemberontakan oleh umat Hindu.

4) Serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Pangkal perselisihan antara


Mughal dan Syafawi karena berebut daerah Kandahar. Sedangkan pangkal
perselisihan Mughal dan Afghanistan karena berebut daerah Kabul.

5) Kerajaan Mughal yang begitu luas, membuka peluang terjadinya


disintegrasi, karena pada masa itu system komunikasi sangat buruk. Ketika
kerajaan telah mencakup wilayah yang sangat luas, kerajaan menjadi
lemah.

6) Kelemahan ekonomi dan semua pewaris tahta kerajaan pasca Aurangzeb


merupakan orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan. Kemuduran politik
Mughal sangat menguntungkan bangsa-bangsa Barat untuk menguasai jalur
perdagangan. Akhirnya terjadilah persaingan antara India dan Inggris, Portugis,
Belanda dan Perancis yang dimenangkan oleh Inggris. Banyak orang Inggris
mendirikan perusahaan, kemudian menjadi pabrik, dan tidak lama kemudian
diubah menjadi benteng pertahanan militer India-Inggris.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

23
Kerajaan Mughal merupakan salah satu Kerajaan Islam yang berdiri tahun 1526
M dengan pendirinya Zahiruddin Muhammad Babur atas kemenangan dari
Ibrahim Lodi, penguasa terakhir kerajaan Delhi melalui peperangan Panipat.
Selanjutnya dikenal sebagai kerajaan Islam termuda di India yang satu-satunya
memberi andil besar terhadap perkembangan Islam di India.

Peranan Kerajaan Mughal dalam perkembangan Peradaban Islam di India yang


bisa terlihat dari seluruh berbagai peninggalan kerajaan Mughal. Antara lain
Kerajaan Mughal dengan peranan dalam Pemerintahan di bidang Ilmu
Pengetahuan Dan Pendidikan serta Bidang Kebudayaan dan Kesenian dimana
mengalami peningkatan Pengembangan yang cukup besar, Terlihat dari
banyaknya seniman-seniman yang bermunculan seperti seni music dan seni sastra.
Kerajaan Mughal mampu berkembang dengan memberi andil cukup besar pada
masyarakat sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Sejarah dan Peradaban Islam, 147.

24
M. Zafar Iqbal, “Kerajaan Mugol”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jilid II, ed.M.Taufik
Abdullah, (Jakarta : PT Icthiar Baru Van Hoeve,2002), 282-283.

Ihsan, Dinamika Peradaban Islam, 229.

Masudul Hasan, History of Islam (Classical period 1206-1900 C.E) (India : Shandar
Market,1995). 333-335.

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam (Jakarta : PT Raja


Graffindo Persada,2004), 204.

Ali, Sejarah Islam, 353.

Ihsan, Dinamika Peradaban Islam, 231-232.

Umar Asasuddin Sokah, Din-i-Ilahi kontroversi Keberagamaan Sultan Akbar Agung


(India
1560-1605) (Yogyakarta : Ittaqa Press, 1994), 67.

Karim, Sejarah Peradaban Islam, 185.

C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam (Bandung : Mizan, 1993), 237.

Ihsan, Dinamika Peradaban Islam, 234.

Ibid, 234-235

Ibid, 236-237.

Thohir, Perkembangan Peradaban, 212-213.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT Persada Grafindo, 1993, h.149.

M.Th. Houtsma,(ed), first Ensyclopaedia of islam, London : E.J. brill, 1987, h. 630.

Bosworth C.E, Dinasti-Dinasti Islam, (Ter :Ilyas Rahman), Bandung, Mizan, 1993,hlm.
238.

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-Akar


Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta : Rajawali Press, 2009, hlm.
213.

Moh Nurhakim, Jatuhnya Sbuah Tamadun (Menyingkap Sejarah Kegemilangan dan


Kehancuran Imperium Khalifah Islam), Jakarta Pusat: Kementerian Agama Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2012, hlm. 165.

25

Anda mungkin juga menyukai