Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DI MUGHOL

Dosen pengampu:
HERU SETIAWAN , M.Pd.I

DISUSUN OLEH
1.Muhamad ali koni
2.Mahendra wichaksono
3.Amiril mukminin

FAKULTAS TABIYAH PRODI MANAGEMANT PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT KH ABDUL KHALIM
TAHUN 2018-2019
MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr,wb.
Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan,
untuk berfikir leluasa dan memikirkan ciptaannya.
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada keharibaan baginda Rasullullah SAW,
yang telah memberikan pertolongan pada diri kita baik pertolongan yang telah jelas kita
rasakan pada saat ini yakni jalan kebenaran, dan mudah mudahan pertolongan yang ke 2
kalinya senantiasa pada diri kita semua di Alam berbeda yaitu bisyafa’ati Rasulullah SAW,
selanjutnya kami banyak berterima kasih atas bimbingan bapak dosen dan kerjasama teman-
teman telah ikut berpartisipasi dalam terselesaikannya makalah kelompok kami ini dan kata
maaf mengakhiri dari sekapur sirih apabila terdapat celah dalam makalah ini atau jauh dari
kata kesempurnaan.

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di kalangan masyarakat Arab, India dikenal sebagai Sindu atau Hindi. Sebelum
kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab.
Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan.
Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya
berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam.
Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban Islam di India. Keberadaan
kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India
yang nyaris tenggelam. Sebagaimana diketahui, India adalah suatu wilayah tempat tumbuh
dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan
India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul
.Rumusan Masalah:
1.Sejarah Berdiri nya dinasti Mughol
2.Faktor -Fakror Pendukung Majunya Peradaban Dinasti Mughol
3.Faktor-Faktor Penyebab Mundur nya Peradaban Dinasti Mughol

B. Pembahasan
1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia
menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India
muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa
India. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-
dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru
bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal
sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada
dinasti Abbasiyah.

Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur


(1526-1530M)[6] salah satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia
11 tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota
penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan, tetapi
karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail akhirnya berhasil menaklukkan
Samarkand pada tahun 1494 M.
Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah Kabul
dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi,
penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam
Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore,
mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan
Ibrahim Lody di Delhi. Permohonan  itu langung diterimanya. Pada tahun 1525 M,
Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kota Lahore. Setelah itu, ia memimpin
tentaranya menuju Delhi. Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat
di Panipat. Ibrahim Lody beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu.
Babur memaski kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di
sana. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat disepakati bahwa Kerajaan Mughal
merupakan warisan kebesaran Timur Lenk, dan bukan warisan keturunan India yang
asli. Meskipun demikian, Dinasti Mughal telah memberi warna tersendiri bagi
peradaban orang-orang India yang sebelumnya identik dengan agama Hindu.
Babur bukanlah orang India. Syed Mahmudunnasir menulis, “Dia bukan orang Mughal.
Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang Turki. Akan tetapi, cukup aneh,
dinasti yang didirikannya dikenal sebagai dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi
sebutan umum bagi para petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah, dan
meskipun Timur (Timur Lenk) dan semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai
nama musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu, dan
sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu.”Dari pemaparan di
atas dapat disimpulkan bahwa faktor berdirinya Kerajaan Mughal adalah: Ambisi dan
karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongol  Sebagaizjawaban atas krisis
yang tengah melanda India
2. Faktor-faktor Majunya Peradaban

Setelah Babur meninggal, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Humayun, putera


sulung Babur. Dalam menjalankan pemerintahannya Humayun banyak menghadapi
tantangan, diantaranya yaitu pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang
memisahkan diri. Pada tahun 1540 terjadi pertempuran dengan Sher Khan dan Humayun
mengalami kekalahan. Ia melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia
menyusun kembali tentaranya. Dengan bantuan raja Persia, Tahmasp, Humayun merebut
kembali kekuasaannya dari tangan  Sher Khan, setelah hampir 15 tahun berkelana
meninggalkan Delhi. Pada tahun 1555M  ia kembali menduduki tahta kerajaan Mughal, tapi
satu tahun setelah itu (1556M) ia meninggal  dunia karena terjatuh dari tangga
perpustakaannya, Din Panah.[12]
, akbar menjalankan pemerintahannya secara meliteristik. Dalam pemerintahan
militeristik, Sultan adalah penguasa diktator.[13] Pemerintahan daerah dipegang
oleh  seorang sipah salar (kepala komandan), sedang subdistrik dipegang
oleh faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bersifat
kemiliteran. Pejabat-pejabat diharuskan mengikuti latihan kemiliteran. Disamping itu, Akbar
juga menerapkan kebijakan politiksula>khul (toleransi universal), artinya semua rakyat India
dipandang sama, mereka tidak dibedakan  karena perbedaan etnis dan agama.Kemajuan yang
dicapai Akbar masih bisa dipertahankan oleh tiga sultan sesudahnya. Yaitu Jahangir (1605-
1628), Shah Jahan (1628-1658) dan Awrangzeb (1658-1707). Sepeninggal Awrangzeb, tahta
kerajaan dipegang oleh Bahadur Syah, putra tertua Awrangzeb.[14] Ia menganut aliran
Syi’ah. Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada
perlawanan Sikh dan juga pada perlawanan penduduk Lahore karena sikapnya yang
terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.[15] Mulai dari pemerintahan Bahadur
Syah Mughal  memasuki masa-masa kemundur
3.Sebab-sebab kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Mughal

Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu
mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan
indikator sebagaimana berikut ;
Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan
lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum
Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan
yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.Dominasi Inggris diduga sebagai faktor
pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi
kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi
terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka
mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.
ü Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam
rangka me¬ngembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat
India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat
dipatahkan dengan mudah. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap
para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-¬rumah ibadah banyak yang
dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan
demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa
kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melak¬sanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan-
sultan sesudahnya.
Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan.

Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal


Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan Perluasan wilayah. Ia berhasil
menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,
Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. dan konsolidasi
kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik.

2. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan),


sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi
jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan
mengikuti latihan kemiliteran
3. Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua
rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa
Islam.
ü  Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan
imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari
pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping
sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad. Para pejabat dipindahkan dari
sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan mereka mencapai interes yang besar
dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat
yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali
menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.

Bidang Ekonomi
Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.Adanya sistem
pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi
petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan
muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan,
bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan
tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya,
tetapi mereka juga terikat terhadapnya.
Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan
pada beberapa propinsi utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system
zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara
tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh
tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para pejabat
lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam pengumpulan
pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang
menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar,
dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.
 
3. Bidang Agama
  Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu
fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam
beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai
lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-
Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya
mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan
kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang di kedepankan. Umar
Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya
menyimpulkan, “Din-i-llahi itu merupakan (semacam Ideologi/dasar pemerintahan Akbar)
dan Pancasilanya bagi bangsa Indonesia.Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India.
Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik Tetapi penguasa
Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
4 Bidang Seni dan Budaya

Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan
kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis
Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.Kerajaan
Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak
karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid
Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal,
terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish
(1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun,
raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char
Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).
Raja-raja Penguasa Kerajaan Mughal
Para pemimpin kerajaan Mughal cukup banyak dan
mempunyai karakter yang tidak sama, sehingga pencapaian pada masanyapun tidak sama.
Adapun raja-raja dari kerajaan Mughal selama masa pemerintahannya, antara lain:

a.      Zahiruddin Babur (1526-1530), nama lengkapnya ialah Zahi>r al-Di>n Muhammad


Ba>bur.
b.      Humayun (1530-1556), nama lengkapnya ialah Na>sir al-Di>n Muhammad Humayun.
c.       Akbar (1556-1605), nama lengkapnya ialah Jala>l al-Di>n Muhammad Akbar.
d.      Jahangir (1605-1627), nama lengkapnya ialah Nu>r al-Di>n Muhammad Jaha>ngir.
e.       Shah Jahan (1627-1658), nama lengkapnya ialah Siha>b al-Di>n Muhammad Sha>h Jahan.
f.       Awrangzeb (1658-1707), nama lengkapnya ialah Muhyi al-Di>n Muhammad Awrangzeb.
g.      Bahadur Syah (1707-1712), nama lengkapnya ialah Qut}b al-Di>n Muhammad Sha>h
‘A>lam I, Baha>dur Sha>h I.
h.      Jahandar (1712-1713), nama lengkapnya ialah Mu’izz al-Di>n Jahanda>r.
i.        Farrukhsiyar (1713-1719), nama lengkapnya ialah Mu’in al-Di>n Farrukhsiya>r.
j.        Muhammad Syah (1719-1748), nama lengkapnya ialah Na>sir al-Di>n Muhammad Sha>h
Ro>shan Akhtar.
k.      Ahmad Syah (1748-1754), nama lengkapnya ialah Muja>hid al-Di>n Ahmad Sha>h
Baha>dur.
l.        Alamghir II (1754-1760), nama lengkapnya ialah ‘Aziz al-Di>n Alamgir II.
m.    Syah Alam II (1760-1806), nama lengkapnya ialah (‘Ali Go>har) Jala>l al-Di>n Sha>h
‘A>lam II.
n.      Akbar II (1806-1837 M), nama lengkapnya ialah Mu’in al-Di>n Muhammad Akbar II, dan
yang terakhir ialah
o.      Bahadur Syah (1837-1858), nama lengkapnya ialah Sira>j al-Di>n Baha>dur Sha>h II

Ciri khas masa Mughol antara lain:


1.      Berpindahnya Pusat Ilmu
Kegiatan ilmu pada Masa Abbasiyah berpusat di kota-kota Baghdad, Bukhara,
Naisabur, Ray, Kordova, Sivilia, dan lain-lainnya. Dalam Masa Mughol berpindah ke kota-
kota Kairo, Iskandariyah, Usyuth, Faiyun, Damaskus, Himas, Halab, Huma dan kota-koa lain
di Mesir dan Syam.
Terkenal pula beberapa kota lain dengan munculnya para ulama dan pujangga. Maka dalam
Masa Mughol ini, tercantumlah di belakang nama para penyair, para ulama, dan pujangga
lakab-lakab (gelar-gelar) seperti: Damasyyqy, Halaby, Qahiry, dan sebagainya.
Sedangkan  Qahirah menjadi tumpuan tujuan para pujanggadan pencipta bahasa dan sastra
Arab serta para ulama yang datang dari timur ataupun dari barat.
2.      Pendukung Sastra
Para khalifah, para Mentri, para Amir, dan para pembesar lainnya, tidak lagi menjadi
pencipta dan pendukung sastra, tidak lagi menjadi penggemar ilmu. Mereka hanya mabuk
kekuasaan. Mereka tidak lagi memberi kedudukan terhormat kepada para penyair dan para
pujangga, karena mereka telah tenggelam dalam kesibukan harta dan membangun tentara.
Kalaupun mereka ada yang mementingkan ilmu, itu hanyalah ilmu kedokteran untuk
memelihara kesehatan dan ilmu hitung untuk memilih waktu.
Adapun para sultan turunan Turki di Mesir, dengan sebab kecintaan mereka kepada
ilmu dan membantu kegiatan para ulama dan ahli ilmu, maka telah dikarang berbagai kitab
tentang sejarah dan sastra yang dipersembahkan kepada mereka.
3.      Ilmu-Ilmu Baru
Dalam masa ini, mulai matang ilmu umran (sosiologi) dan falsafah tarikh (Philosophy
of History) dengan munculnya Muqaddimah Ibnu Khaldun, sebagai kitab pertama dalam
bidang ini. Juga dalam masa ini, disempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha,
ilmu peperangan, dan ilmu kritik sejarah.
Di samping lahirnya ilmu-limu baru, membanjir berbagai gelar kebesaran di muka
nama para pembesar dan ulama, sementara ibarat karangan menjadi sulit dan uslub bersajak
yang hampa semakin banyak.
4.      Membanyaknya Sekolah dan Mausu’at
Dalam Masa Mughol, sekolah-sekolah yang  teratur tumbuh dengan subur, terutama di
Mesir dan Syam, dan yang menjadi pusatnya, yaitu Kairo dan Damaskus. Pembangunan
sekolah pertama di Syam, yaitu Sultan Nuruddin Zanky, yang kemudian diikuti oleh para raja
dan sultan sesudahnya.
Berdirilah berbagai corak sekolah, baik oleh karena perbedaan mazhab, ataupun oleh
karena kekhususan ilmu. Contohnya ada sekolah untuk ilmu tafsir dan hadis, ada sekolah fiqh
untuk berbagai mazhab, ada sekolah untuk ilmu kesehatan dan falsafah, ada sekolah untuk
ilmu pasti, ilmu musik, dan lain-lain.
Dari sekolah-sekolah ini, keluarlah para ulama dan sarjana yang jumlahnya cukup
banyak. Demikian pula keadaannya dengan sekolah-sekolah di Himas, Halab, Kudus, dan
yang lainnya. Lahirlah sekolah-sekolah di Mesir tidak kurang dari di Syam, bahkan Jami’ah
Al-Azhar Kairo menjadi bintangnya segala sekolah, tidak saja karena usianya yang lebih tua,
tetapi yang terutama karena mutu ilmu yang tinggi.
Kecuali banyaknya sekolah-sekolah, juga zaman Mughol ini istimewa dengan lahirnya
“Mausu’at” dan “Majmu’at” (buku kumpulan berbagai ilmu dan masalah, kira-kira seperti
ensiklopedia), sehingga masa ini disebut “Zaman Mausu’at”.
C.    MASA AKHIR MUGHOL INDIA
Ada beberapa faktor internal kerajaan yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal ini
mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kehancuran pada tahun 1858 M adalah:
1.  Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu
juga kekuatan pasukan darat. Bahkan mereka kurang terampil dalam mengoperasikan
persejataan buatan Mughal itu sendiri.
2. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-
sultan sesudahnya.
3. Dekadensi moral dan gaya hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
4. Semua pewaris kerajaan pada masa terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan, sehingga tidak mampu menangani kemerosotan politik dalam negeri.+
Faktor eksternal ditandai dengan banyaknya gerakan pemberontakan sebagai akibat dari
lemahnya para pemimpin kerajaan Mughal setelah kepemimpinan Aurangzeb, sehingga banyak
wilayah-wilayah kerajaan Mughal yang terlepas dari kekuasaan Mughal. Adapun pemberontakan-
pemberontakan tersebut antara lain:
1.   Kaum Hindu yang dipimpin oleh Banda berhasil merebut Sadhura, letaknya di sebelah utara
Delhi dan juga kota Sirhind.
2.  Golongan Marata yang dipimpin oleh Baji Rao dan berhasil merebut wilayah Gujarat.
3. Pada masa pemerintahan Syah Alam terjadi beberapa serangan dari pasukan Afghanistan yang
dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Syah Alam mengalami kekalahan dan Mughal jatuh
pada kekuasaan Afghanistan.
BAB III
PENUTUP
Kerajaan Mughal tidak mungkin lepas dari sejarah Islam sekaligus sejarah India, karena
kerajaan ini merupakan warisan dua peradaban besar tersebut. Dari pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
a.       Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah kebudayaan India.
b.      Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang
nyaris tenggelam, kembali muncul.
c.       Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan
peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi
(sulakhul), sistem pengelolaan pajak, seni arsitektur dan sebagainya.
d.      Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk sebuah kosmopolitan Islam-India dan
membentuk sebuah kultur Muslim secara eksklusif.
e.       Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit penguasa,
dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan
bentuk apapun perlu diwaspadai.
DAFTAR PUSTAKA
Tohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Hasjmy, A. 1975. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang
http://nasirsalo.blogspot.com/2008/09/kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html
http://artikel-blogserba.blogspot.com/2011/05/kerajaan-mughal-di-india.html
http://mustaqimzone.wordpress.com/2011/01/30/kerajaan-mughal-di-india/
http://fahrurrozi.com/kerajaan-mughal-di-india/

Anda mungkin juga menyukai