Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN BACAAN

A. PENDAHULUAN
Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini.
Mengalami masa pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan mengalami
masa kemunduran dan bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang berputar.
Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di
Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan
peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan
Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan
tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628
M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M).
Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah tersebut dimana
pada saat itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak
Islam mampu membangkitkan semangat ummat Islam di India.
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India.
Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan
ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam
dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada
dinasti Abbasiyah.

B. PEMBAHASAN
1. Asal Usul Kerajaan Mughal
Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530M) salah satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11
tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting
di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena
mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand
pada tahun 1494 M.
Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah Kabul
dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi,
penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam
Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim
utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody
di Delhi. Permohonan  itu langung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil
menguasai Punjab dengan ibu kota Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju
Delhi. Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim
Lody beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memaski kota
Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian
berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat disepakati bahwa Kerajaan Mughal
merupakan warisan kebesaran Timur Lenk, dan bukan warisan keturunan India yang asli.
Meskipun demikian, Dinasti Mughal telah memberi warna tersendiri bagi peradaban orang-
orang India yang sebelumnya identik dengan agama Hindu.
Babur bukanlah orang India. Syed Mahmudunnasir menulis, “Dia bukan orang
Mughal. Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang Turki. Akan tetapi, cukup aneh,
dinasti yang didirikannya dikenal sebagai dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi
sebutan umum bagi para petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah, dan
meskipun Timur (Timur Lenk) dan semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai
nama musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu, dan
sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu.”
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor berdirinya Kerajaan Mughal
adalah:
1. Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongolia
2. Sebagai jawaban atas krisis yang tengah melanda India.

2. Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal


a) Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
Perluasan wilayah,  Menjalankan roda pemerintahan secara pemerintahan militeristik,
Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang
sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan), Akbar menerapkan politik toleransi
universal (sulakhul), Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis
bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada
umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.
b) Bidang Ekonomi
Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian, Adanya sistem
pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan
melindungi petani, Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa
propinsi utama pada imperium ini, Perdagangan dan pengolahan industri pertanian
mulai berkembang.
c) Bidang Agama
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu
fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru
dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Perbedaan kasta di India membawa
keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam
langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah
yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh.
Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Pada masa ini juga dibentuk
sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, tariqat
Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Pada masa
Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum
Islam yang dinamakan fatwa Alamgiri.
d) Bidang Seni dan Budaya
Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan
kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana.  Kerajaan
Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan
puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan
Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan
gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

3. Sebab-sebab kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Mughal


Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu
mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat
dengan indikator sebagaimana berikut ;
Internal : Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan
lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
Eksternal : Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh
di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan
yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan
membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melak¬sanakan ide-ide puritan
dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh
sultan¬-sultan sesudahnya.
4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan.

C. PENUTUP
Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah kebudayaan India.
Sepertinya tepat yang ditulis oleh Roger Garaudy bahwa “Islam telah membawakan kepada
manusia suatu dimensi transenden (ketuhanan) dan dimensi masyarakat (umat) .Dengan
hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris
tenggelam, kembali muncul.
Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan
peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi
(sulakhul), system pengelolaan pajak, seni arsitektur dan sebagainya.
Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk sebuah kosmopolitan Islam-India daripada
membentuk sebuah kultur Muslim secara eksklusif.. Kemunduran suatu peradaban tidak lepas
dari lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan.
Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu diwaspadai.

Anda mungkin juga menyukai