Anda di halaman 1dari 25

KERAJAAN MUGHAL (1526-1707)

Makalah

Diserahkan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SPI Dari:

Drs. H. Bukhori, M.Ag.

Disusun oleh: Kelompok 9

Nafan Faizal Hassan 1178030134

Pajar Sidik Purnama 1178030144

Rizki Gusti 1178030163

Rizky Syamsudin 1178030168

Kelas: D.

Sosiologi, FISIP.

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018.
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN................................................................ 1

1.1. Rumusan Masalah ...................................................................... 2

1.2. Tujuan Pembuatan Makalah ....................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN................................................................. 3

2.1. Sejarah Masuknya Islam ke India .............................................. 3

2.2. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal ......................................... 7

2.3. Periodisasi Kerajaan Mughal di India (1526-1707) .................... 9

2.4. Kemunduran Kerajaan Mughal serta faktor penyebabnya ....... 17

BAB III: PENUTUP....................................................................... 21

3.1. Kesimpulan .............................................................................. 21

3.2. Saran ......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah yang kita gunakan saat ini berasal dari istilah bahasa Arab yakni
syajaratun yang memiliki arti ‘pohon’. Dari sudut lain, sejarah juga berasal
dari bahasa yunani yakni histories yang membawa makna ‘pengkajian atau
penyelidikan’. Sehingga dapat ditarik arti dari sejarah ialah suatu kajian untuk
menceritakan suatu kejadian jatuh bangunnya seorang tokoh, masyarakat, dan
suatu peradaban.1

Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia


adalah suatu khayalan. Sejarah dan manusia merupakan suatu kesatuan dimana
sejarah menjadi objeknya dan manusia bepersan sebagai subjeknya. Sejarah
disini berperan sebagai rekonstruksi masa lalu yang sudah tentu disusun oleh
komponen-komponen tindakan yang dilakukan oleh manusia baik berupa
tindakan, pemikiran, maupun ucapan yang terjadi dimasa lampau.2

India merupakan suatu daratan yang terletak di bagian selatan benua


Asia. Di sebelah barat dikelilingi oleh laut Arab dan di sebelah timur oleh Teluk
Bengal. India sebelah selatan dibatasi oleh samurdra Hindia dan di utara
berhadapan dengan pegunungan Himalaya. Penduduk India saat ini menempati
posisi kedua dalam hal tingkat populasi setelah Cina. Dalam hal agama
mayoritas penduduk india beragama Hindu dan disusul oleh agama Islam
sebagai agama yang penganutnya hampir sama banyaknya.3

Hadirnya Kerajaan Mughal di India pada 1562M membentuk sebuah


peradaban baru di daratan india. dimana pada saat itu Kerjaan Mughal dapat
dikatakan sebagai cucu dari Dinasty Genghis Khan yang pernah menguasai
Asia dan pernah menginvasi Eropa. Hal ini mengakibatkan terbukanya

1
Siska, Yulia. Manusia dan Sejarah (Yogyakarta: Garudhawaca, 2015), h.1.
2
Ibid., h.3.
3
Elaine, Jakson. India (UK: QED publishing, 2004), h.5.

1
berbagai macam pengetahuan (termasuk pengetahuan tentang islam) kedalam
entitas Kerajaan Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan pada saat itu. Hal
ini juga membuat rasa keingin tahuan para kalangan masyarakat serta kalangan
kerajaan mongol memperlajari tentang Islam. Inilah salah satu cikal bakal
berdirinya kerjaan Mughal.

Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada


dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka
kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini merupakan
periodisasi sejarah Islam yang dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah
sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana masuknya agam islam ke India?
2. Apa itu kerjaan Mughal?
3. Bagaimana pemerintahan dan masa kekuasaan raja-raja Mughal?
4. Bagaimana peristiwa kenaikan dan kemunduran kerajaan Mughal?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk mengetahui bagaimana masuknya islam ke India.


2. Untuk mengetahui apa itu kerajaan Mughal.
3. Untuk mengetahui bagaimana masa kekuasaan raja-raja Mughal.
4. Untuk mengetahui bagaimana kenaikan dan kemunduran kerajaan Mughal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Islam ke India

Pada Zaman Rasulullah SAW

Semenjak masa Nabi Muhammad, mulai tahun 610 M, pedagang-pedagang


Arab yang telah menganut agama Islam sudah berhubungan erat dengan dunia timur
melalui pelabuhan-pelabuhan India, mereka berdagang juga sambil berdakwah.
Pada masa itu, Cheraman Perumal raja Kadangalur dari pantai Malabar telah
memeluk Islam dan menemui Nabi, dan namanya diganti menjadi Tajuddin. Inilah
awal masuknya Islam di anak benua India.

Pada Zaman Khalifah

Kemudian di zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, di bawah


panglima perangnya Usman ibn Abil Ash-Staqafiy, telah membawa tentaranya
menuju ke sebelah timur. Lalu pada zaman pemerintahan Khalifah Utsman bin
Affan telah diutus pula utusan untuk meninjau keadaan wilayah India yang luas itu,
nama kepala perutusan itu adalah Hakim ibn Jabalah. Kemudian pada masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib, juga telah mengutus perutusan dibawah pimpinan Al-
Harits ibn Murrah Al-Abdi.

Semua utusan itu hendak menyelidiki dan menambah pengetahuannya


tentang adat istiadat negeri India, dan sekaligus jalan-jalan ke negeri India, sehingga
mereka mudah memasukinya kelak. Dan inilah awal mula Islam menyebar ke India
melalui jalan darat.

Pada Zaman Bani Umayyah

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, bangsa Arab barulah


memperhatikan dengan sungguh-sungguh masalah penaklukan ke India. Di bawah

3
kekuasaan Muawiyah ibn Abi Sufyan, dikirimlah angkatan perang yang dipimpin
oleh Al-Muhallab ibn Abi Hufrah, seorang kepala perang yang gagah berani ini
hanya sampai ke Kabul (ibu kota Afghanistan) dan Multan, dan belum sampai ke
tengah-tengah benua India.

Di bawah pemerintahan Abdul Malik ibn Marwan dan gubernurnya di Irak


yaitu Hajjaj ibn Yusuf yang terkenal keras dalam pemerintahannya. Saat itu sudah
banyak orang Islam yang berdagang ke India dan sudah ada yang mulai menetap di
sana. Di dekat perbatasan India yang berdekatan dengan tanah Arab ada seorang
Maharaja yang bernama Raja Dahar. Suatu waktu terjadi gangguan yang di alami
oleh orang-orang islam yang dilakukan oleh para perampok-perampok yang berada
dibawah pertanggungjawaban Raja Dahar. Ketika orang Islam tadi dirampok, ada
diantara mereka yang berteriak atau menyeru dengan memanggil nama Hajjaj. Lalu
diantara mereka itu ada yang berhasil lolos dan kembali ke Irak hingga sampailah
berita itu kepada Hajjaj ibn Yusuf.

Sejak saat itu, maka timbullah keinginan dengan kesungguhan hati hendak
menaklukkan India. Maka dibentuklah satu angkatan perang besar dibawah
pimpinan muda bernama Muhammad ibn Qasim yang saat itu masih berusia 17
tahun. Tatkala Muhammad ibn Qasim masuk ke daerah tersebut, Raja Dahar yang
berada di sana telah bertahan dengan gigih. Namun, serangan pahlawan muda yang
bersemangat itu tidak dapat dibendung olehnya. Kuil-kuil besar yang mereka beri
nama Badd atau Watt dan Pagoda yang penuh dengan berhala yang besar dan
tempat penyimpanan harta benda seperti emas dan perak yang tidak terhitung
banyaknya, serta tempat bertahan para pendeta agama, mereka masuki dengan
gagah perkasa. Dan dalam pertempuran tersebut Raja Dahar terbunuh. Dengan
demikian Sind, Punjab, Bairun, Multan dan Rur dapat ditaklukkan dan dikuasai.
Sehingga daerah-daerah tersebut masuk ke dalam wilayah kekuasaan Islam dan
yang menjadi amir (gubernur) yang berkuasa penuh atas daerah India yaitu
Muhammad ibn Qasim.

Namun sesungguhnya, wilayah India yang luas itu belumlah sepenuhnya


dikuasai oleh pemerintahan Bani Umayyah. Maharaja-maharaja di daerah India

4
yang lain seperti Maharaja Lahore, Ajmir, Kawaliur, Kaligar dan Ujian masih di
kuasai dengan teguh oleh rajanya masing-masing.

Salah satu kekuatan yang muncul kemudian adalah pemerintahan Kerajaan


Sabaktian. Setelah Sabaktian mati, kedudukannya digantikan oleh anaknya
Mahmud Sabaktian yang terkenal dengan gelar Mahmud Ghaznawi. Di bawah
pemerintahannya Mahmud menyusun kekuatan untuk menaklukkan seluruh
wilayah di India. Daerah-daerah di India yang belum dikuasai oleh Islam pun
bersatu untuk menangkis serangan Mahmud Ghaznawi. Kedua pasukan tersebut
bertemu di Patanda dan terjadilah perang hebat yang akan menentukan nasib
keduanya. Sampai akhirnya daerah-daerah itu bisa ditaklukkan oleh Mahmud
dalam kurun waktu yang berbeda.

Setelah kematian Mahmud Ghaznawi, Kerajaan Sabaktian kian lama kian


mengalami kemunduran , sehingga muncullah kekuatan baru yang berasal dari
lereng di pegunungan Afghanistan dan mendirikan kerajaan bernama Kerajaan
Ghori. Raja pertamanya yaitu Alauddin Husain ibn Husain. Kerajaan Ghaznawi
otomatis hancur setelah daerah Ghaznah dan Lahore berhasil ditundukkan oleh
Kerajaan Ghori.

Setelah raja pertama dari Kerajaan Ghori wafat, posisinya digantikan oleh
Ghiastuddin Abul-Muzaffar Muhammad ibn Sam ibn Husain. Dan setelah itu
digantikan oleh Syihabuddin lalu digantikan lagi oleh Alauddin Muhammad ibn
Sam Muhammad ibn Mas’ ud ibn Hasan. Kemudian Muhammad ibn Sam
digantikan oleh Muhammad Abul-Muzaffar ibn Al-Husain Al-Ghori.
Dengan naiknya Muhammad Abul-Muzaffar ibn Al-Husain Al-Ghori atau
dikenal dengan Muhammad Ghori, dialah yang dikenal sebagai sultan yang terkuat.
Ketika itu, maharaja-maharaja Brahmana kembali menyusun kekuatan untuk
melawan pemerintahan Muhammad Ghori pada tahun 1193 M, tetapi kekuatan
perlawanan mereka dapat dikalahkan oleh tentara-tentara Islam di bawah komando
Muhammad Ghori. Setelah kemenangan itu, daerah Meerat dan Agraa dapat
dikuasai. Pada tahun 1194 M, daerah Kunuj dan Banares dapat ditaklukkan. Gujarat
ditaklukkan pada tahun 1202 M juga dengan daerah Bihar dan Benggala pada tahun
yang sama.

5
Begitu luasnya wilayah kekuasaan di India, dan lebih luas dari kekuasaan
Kerajaan Ghaznawi, maka Sultan Muhammad Ghori memindahkan pusat
pemerintahannya dari Firuz-koh (Afghanistan) ke kota Delhi. Dengan demikian,
India adalah satu wilayah kekuasaan pemerintahan Kerajaan Ghori. Maharaja-
maharaja India mengakui tunduk dan membayar upeti setiap tahun kepada
pemerintah pusat.
Pada masa Kerajaan Ghori-lah yang menanamkan kekuasaan Islam
sebenarnya di India. Di bawah pemerintahan Muhammad Ghori, beliau
memperlalukan undang-undang pokok yang berlaku dalam seluruh wilayah India,
yaitu undang-undang hukum Islam. Maharaja-maharaja dan masyarakat tunduk
dalam aturan itu dan bebas menjalankan ajaran agamanya serta diberi hak untuk
mendirikan tempat ibadahnya. Beliau juga memberi perlindungan yang sama atas
rakyatnya, baik yang muslim maupun non muslim. Bayaran upeti dan jizyah adalah
untuk jaminan atas keselamatan mereka dalam menjalankan aktivitasnya.
Setelah meninggalnya Muhammad Ghori, beliau digantikan oleh Aibak
dengan gelar Quthubuddin. Di kota Delhi didirikannya Masjid Raya yang sangat
agung, terkenal dengan Jami Masjid. Dan diatas reruntuhan sebuah kuil Hindhu
yang besar, didirikannya sebuah menara Islam yang amat tinggi, terkenal dengan
nama Kuthub Mina, yang sampai saat ini tegak dengan megahnya dan menjadi
perhatian para pelancong.
Setelah Aibak wafat, beliau digantikan oleh Altamasy (1211-11236 M).
Beliaupun adalah seorang raja islam yang besar, pandai mengatur negeri dan
berjasa melanjutkan perluasan kekuasaan Islam ke sebelah utara dengan
menaklukkan negeri Malawa. Jasa Altamasy yang paling besar adalah kekuatan
pribadinya, penuh dengan persiapan dan mempunyai pertahanan negara yang kuat.
Ketika tentara Mongol memasuki Punjab, dengan kekuatan tentara dan pertahanan
yang baik, tentara Mongol dapat beliau usir dari wilayah kekuasaannya. Pengganti
beliau Ghisyabuddin Balban dan setelah Balban tidak ada lagi orang yang kuat
mempertahankan kekuasaannya. Sehingga, muncullah dinasti-dinasti kecil Islam
yang memerintah India.

6
2.2 Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal

Dalam sejarah diketahui bahwa bangsa Mongol dikenal sebagai bangsa


pemusnah dan perusak peradaban Islam yang telah didirikan oleh Bani Abbas.
Bagdad sebagai pusat peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan lenyap dibumu hanguskan di bawah pimpinan Hulagu Khan. Tetapi
kemudian anak cucu dan keturunannya telah menjadi pendukung, pengembang
peradaban Islam secara teguh dan bijaksana. Dan bahkan menjadi penyiar Islam
yang gagah dan perkasa dan kadang-kadang sangat fanatic menganut suatu faham
mazhab Islam yang diyakininya. Di antara keturunan itu ialah Timur Lenk, artinya
Timur si Pincang. Dengan kakinya yang pincang tidak menghalanginya untuk
menjadi seorang penakluk yang besar. Dari keturunan Timur Lenk, muncullah Abu
Said yang merupakan keurunan terakhirnya. Dari Abu Said, munculah Umar
Sheikh Mirza. Dari Umar lahir Zahiruddin Muhammad Babur dan lebih dikenal
nama kecilnya “Babur” artinya “si Macan” atau “Harimau”. Dalam buku “Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah” karya Michael H. Hart,
mengatakan bahwa Babur adalah sebagai pendiri Kerajaan Mughal merupakan cicit
Timur Lenk

Babur inilah yang dikenal sebagai pendiri kerajaan Mughal, kerajaan Islam
terbesar di India dengan daerah kekuasaan yang luas, sehingga bangsa dan umat
lain segan terhadap Islam. Jika kemegahan Islam di Andalusia ditegakan Bani
Umayyah, dan di Bagdad menjadi semarak di zaman Bani Abbas, maka bertambah
indahlah permata rantai sejarah Islam dengan adanya Kerajaan Mughal di India.

Babur, nama lengkapnya adalah Zahiruddin Muhammad Babur. Dia lahir


pada Jum’at tanggal 24 Februari 1483 M., dan meninggal pada tanggal 26
Desember 1530 M. Ayahnya bernama Umar Sheikh Mirza, keturunan kelima dari
Timur Lenk dan penguasa Farghanah atau Khokand, sebuah Negara kecil dari Asia
Tengah. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengis Khan dari Jekutai Khan.
Dengan demikian, garis keturunan Babur berasal dari Timur Lenk pada garis

7
keturunan ayahnya, dan dari Jengis Khan dari pihak ibunya. Kedua tokoh tersebut
merupakan dua penakluk besar Asia.

Pada umur 11 tahun, Babur mewarisi daerah Farghanah dari orang tuanya
yang telah meninggal dunia. Di usia yang masih relatif muda, Babur sudah
menunjukan keberaniannya yang luar biasa. Dia mendapat latihan sejak dini, yang
cocok untuk membuatnya menjadi seorang pejuang dan penguasa besar. Setelah
naik tahta, Babur segera membuat rencana mengembalikan kekuasaan di Asia
Tengah yang pernah diperoleh nenek moyangnya, Timur Lenk. Dua kali Babur
merebut Samarkand, tetapi dia selalu gagal mempertahankannya, dan bahkan dia
kehilangan ibukota Farghanah.

Penyerbuan Babur yang senantiasa mendapat perlawanan kuat tidak


menjadikannya patah semangat, bahkan membuatnya menjadi seorang
pengembara. Dia senantiasa berjuang dan melakukan invasi dari satu wi;layah ke
wilayah lainnya.

Babur memutuskan untuk meninggalkan Farghanah dan bertekad


menguasai daerah lainnya. Dengan bantuan raja Khurasan, Babur dengan berani
menyebrangi Hindukush dan merebut Kabul dan Ghaznah pada tahun 1504 M.
Setelah itu, Babur sekali lagi ingin memantapkan kembali kedudukannya di Asia
Tengah, sebagai penerus Timur Lenk. Dengan bantuan Shah Ismail Safavi dari
Persia, Babur melawan Shaibani Khan, kepala suku Usbeg untuk menduduki
Samarkand. Sekali lagi Babur mengalami kegagalan.

Karena putus asa dalam mempertahankan dan merebut Samarkand, Babur


kembali ke Kabul dan menyusun rencana baru untuk menguaai wilayah bagian
timur. Kekayaan India telah menggoda semangat petualangan Babur dan
menggelorakan khayalannya untuk menguasai India.

Penyerbuan pertama ke India diarahkan kepada orang-orang Yusufzais pada


tahun 1516 M. Selanjutnya pada tahun 1520 M, Babur mengirim ekspedisi untuk
melawan Bajaur. Dan pada tahun 1524 M, Babur menyerbu Dipalpur. Namun
demikian, Babur harus mundur ke Lahore dan kembali ke Kabul.

8
Ketika terjadi perpecahan di antara keluarga Dinasti Lodi dari kesultanan
Delhi, Daulat Khan Lodi (gubernur Punjab) dan Alam Khan (paman Ibrahim Lodi)
mengundang Babur untuk menyerang India. Babur menanggapi ajakan mereka, dan
bersama-sama menyerang India dan mengalahkan Ibrahim Lodi di Panipat pada
tahun 1526 M. Akan tetapi sebelum itu, Daulat Khan dan alam Khan berblik
menyerang Babur dengan alasan bahwa Babur tidak bermaksud menhentikan usaha
penaklukan atas India dan bahkan ingin menguasainya dan Daulat Khan depaksa
untuk menyerah.

Dengan dikuasainya Punjab, tugas lebih berat menghadang Babur ialah


penaklukan Delhi dan Panipat yang menjadi ambisi utamanya. Menujulah Babur ke
Delhi dan berhadapan dengan tentara Ibrahim Lodi yang berjumlah 100.000 orang
termasuk 1.000 pasukan berkuda. Melihat kekuatan Ibrahim tersebut, jelaslah
bahwa perlengkapan Babur tidaklah mampu menyainginya. Akan tetapi dengan
pengalaman sebagai jendral veteran, Babur mampu mengatasi kekuatan Ibrahim
bahkan mengalahkannya, tetapi mereka menemukan tentara lawannya terlindung
oleh parit-parit dan rintangan-rintangan. Menjelang tengah hari dan karena
terkepung serta diserang dari semua penjuru, tentara Delhi benar-benar hancur
termauk Ibrahim Lodi.

Sebagai pemenang, Babur memasuki kota Delhi dan mendirikan


pemerintahan disana. Dengan demikian, berdirilah kerajaan Mughal pada tahun
1526 M.

2.3 Periodisasi Kerajaan Mughal di India (1526-1707)

A. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530)

Zahiruddin muhammad babur adalah raja pertama sekaligus pendiri


Kerajaan Mughal. Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi
pemerintahan. Awal penaklukan Babur ke india ditandai pada 1497M yang telah
mencoba menaklukan negeri-negeri didaerah iran kedalam kekuasaannya,

9
diantaranya ada kerajaan Kabul dan Kandahar sehingga Babur pada saat itu menjadi
raja di Afganistan pada saat itu. Tidak hanya itu, Mahmud Ghaznawi yang menjadi
pendahulunya dalam kepemimpinan mendukung Babur untuk melakukan
penaklukan ke dataran india yang mana didalamnya terdapat banyak sekali harta
benda yang berlimpah hingga ada anggapan bahwa harta benda india tidak akan
pernah ada habisnya walaupun banyak penakluk yang telah datang kesana lebih
dahulu.

Pada tahun 1525M Babur membawa hanya 13.000 tentara untuk pergi ke
Punjab dan menaklukannya. Pada saat itu Punjab memiliki keteguhan dalam hal
pertahanannya yang tidak mudah untuk di tembus, namun pada faktanya hal itu
tidak menjadi permasalahan bagi Babur untuk melakukan penaklukan sebab pada
saat itu Babur membawa merian jenis baru yang terkenal memiliki daya hancur
yang lumayan tinggi. Dengan adanya berita penaklukan Babur kerajaan islam di
Delhi ketika itu membuka negerinya untuk Babur datang dengan pasukannya yang
pada saat itu kerjaan Delhi dipimpin oleh Sultan Ibrahim II, dari keluarga Lodi,
keturunan Afganistan. Salah satu alasan sultan Delhi terbuka kepada babur adalah
pada saat itu Sultan Delhi sedang berkonflik dengan pamannya pangeran A’lam.

Kemudian setahun sebelum pertempuran Babur telah menjadi penguasa di


daerah punjab, hal ini menjadi berita besar pada saat itu yang kemudian diikuti oleh
keberangkatan Sultan Ibrahim Lodi di awal tahun selanjutnya [1526] dan mulai
bergerak ke utara yang mana pada saat itu Babur sedang bergerak ke Panipat
bersama pasukannya, pada 12 april 1526M kedua pasukan berhadapan secara
langsung satu sama lain selama 8 hari dan kemudian pertempuran di daratan ini
terjadi pada 21 april 1526M. Dengan berlandaskan pasukan yang kuat meliputi
1000 kendaraan gajah dan 100.000 tentara lainnya, sultan secara gagah berani
memimpin pasukannya secara langsung untuk melakukan penyerangan. Namun
sangat disayangkan pada saat terjadi pertempuran Sultan Ibrahim meninggal dunia
dengan fakta kekalahan perangnya.

Setelah berakhirnya pertempuran Panipat yang dimenangkan oleh


Babur, kini ia masuk kedalam kota Delhi dan berselang beberapa hari Babur
dinobatkan sebagai Sultan Hindustan agung didalam mesjid besar Delhi. Sementara

10
itu putranya sendiri yang bernama Humayyun di perintahkan untuk melakukan
penaklukan ibukota kedua, yaitu Agra. Dengan begitu turut ditaklukanlah kota-kota
lain disekitarnya. Namun kemudian pada tahun 1531 Sultan Babur meninggal dunia
sehingga terhentilah proses konsolidasinya.

B. Humayun (1530-1556)

Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang


bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad
(1530-1556 M). Pada awal Pemerintahan Humayun, ia mengalami kemunduran
teritory dimana beberapa wilayah kekuasaanya hilang dibawah tekanan Sher Shah
Suri asal Afganistan yang kemudian memaksa Humayun pergi ke Safavid (daerah
persia) karena kekalahan telak dalam perang, akan tetapi berselang 10 taun
humayun kembali untuk mengalahkan kekuasaan Sher Shah Suri yang pada saat itu
telah menduduki sebagian wilayah kekuasaan Mughal, pada akhirnya Sher Shah
Suri berhasil dikalahkan pada 1555 pada pertempuran “Sirhind”. Pada masa ini juga
dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode pertama. Sekalipun
Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja
menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur
Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Setelah
memberantas pemberontakan dan penginvasi asing Humayun kembali ke tahta ayah
nya di kota Delhi yang secara terpaksa telah ia tinggalkan selama lebih dari 10 tahun
itu. Akan tetapi sayangnya berselang setahun lebih Humayyun meninggal dunia
didalam sebuah kecelakaan tepatnya pada tahun 1556M.

C. Akbar Syah I (1556-1605)

Pengganti Humayun adalah raja Mughal paling kontroversial dengan


panggilan Abu’l Fath Jalaluddin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan
Akhar Khan. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan
kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India. Ketika
menerima tahta kera¬jaan ini Akbar baru berusia 15 tahun, sehingga seluruh urusan

11
pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, yang pada saat itu dikatakan
sebagai penganut syi’ah. Adapula faktor yang menyebabkan peralihan kepercayaan
dalam pemerintahan dikarenakan pada saat kecilnya Akbar tidak sempat diajarkan
baca dan tulis dikarenakan ia dipindahkan ke daerah terpencil selama humayun
dalam keadaan terdesak oleh musuh-musuhnya pada saat itu, hal inilah yang
mengakibatkan Akbar tidak bisa baca dan tulis akan tetapi ia terampil dalam
membaca Al-Quran. Dengan diangkatnya Akbar dan menyebarnya berita kematian
Humayyun menjadikan beberapa wilayah disekitar delhi yang merupakan sisa-sisa
kekuasaan bangsa Afganistan masih memiliki keinginan untuk merebut kembali
kekuasaan dari tangan Sultan Akbar. Belumlah damai seluruh tanah mughal kini
datang kepala perang yang gagah berani bernama Himu yang datang untuk
menyerang Delhi dengan tiba-tiba dan secara dahsyat, hal ini menyebabkan Akbar
terpaksa mundur ke Punjab untuk bertahan.

Secara mengejutkan Himu mendeklarasikan secara indefenden dan


mengklaim sebagai raja dari kerajaan Sur (Sur Empire). Akan tetapi Akbar yang
pada saat itu masih berusia 15 tahun ditemani oleh penjaganya Bairam Khan yang
merupakan seorang komandan berpengalaman. Akbar beserta Bairam dan
pasukannya bergerak menuju Delhi, dan pada awal november tentara Mughal
mencapai area Panipat dan kemudian dihadang oleh Hemu beserta tentaranya,
sekali lagi Mughal kalah jumlah dari lawannya antara 10.000 pasukan melawan
30.000 pasukan, akan tetapi hal ini tidak menjadi permasalahan karena pada saat
terjadinya pertempuran Himu tewas akibat pertempuran yang sengit dan kecerdikan
srategi Bairam untuk menghujam panah kepada daerah Himu berada. Dengan
kemenangan inilah sekali lagi lebih dari separuh india berada dalam kekuasaan
Mughal. Tidak hanya sampai hal tadi, Sultan Akbar yang mendengar isu rencana
sisa-sisa tentara Afganistan untuk kembali merencanakan penyerangan di cegah
dengan melakukan serangan bertubi tubi ke sumber pemberitaan dimana pasukan
Afganistan merencanakan penyerangan.

Setelah bersihnya india dari sisa-sia pasukan Afganistan kini Sultan Akbar
menghadapi kenyataan bahwa para maharaja india tetap ingin membebaskan diri
dari kekuasaan mughal (Akbar pada saat itu), untuk mensiasati hal ini Akbar
melakukan suatu strategi untuk meredamnya dengan menggunakan strategi

12
“merangkul” dimana sultan Akbar mendekatkan diri dengan para maharaja dan
mengajak mereka untuk ikut serta dalam bertanggung jawab dalam kekuasaannya,
akan tetapi Akbar juga memberlakukan cara kekerasan untuk yang menentang
resolusi ini, tentu saja pada saat itu strategi Akbar tidak langsung diterima bulat-
bulat oleh para maharaja, karenanya Akbar menaklukan para maharaja yang
merdeka itu dengan cara peperangan dan solusi-solusi diplomatik sehingga
takluklah kekuasaan-kekuasaan maharaja yang berkuasa pada saat itu, diantaranya
adalah Maharaja Jawaliur, Maharaja Ajmir, dan yang terbesar diantara yang lainnya
yaitu Maharana dengan ibu kota Khitur.

Sejak tahun 1576M maharaja-maharaja kembali menyusun kekuatan untuk


melawan kesultanan Delhi dibawah pimpinan Raja Chitur, Hal ini mengakibatkan
peperangan selama berpuluh puluh tahun lamanya namun pada tahun 1614M
barulah Amara Singh anak Partap Singh mengaku takluk kebawah perlindungan
Sultan Delhi dan sejak saat itu juga kekuasaannya dikembalikan oleh Sultan Akbar
ke tangan Amara Sighn untuk memerintah negerinya. Pemerintahan di daerah ini
terus berlanjut selama generasi ke generasi namun pemerintahanya diakhiri oleh
kedatangan inggris dan pada masa inggris pula kesultanan Akbar diakui karena
budipekerti yang dimilikinya.

Dalam bidang agama, secara formal ia mengumumkan agama baru yakni


Din-I-Illahi. Din-I-Ilahi yaitu menjadikan semua agama yang berada di India
menjadi satu, tujuannya adalah sebagai stabilitas politik. Dengan adanya penyatuan
agama ini diharapkan tidak terjadi konflik antara pemeluk agama. Adapun ciri-ciri
Din-I-Ilahi adalah sebagai berikut:

1. Percaya kepada keesahan tuhan


2. Semua pemimpin agama harus tunduk pada Akbar
3. Sebagai manusia, ia berpantangan memakan daging (vegetarian).
4. Menghormati api dan matahari debagai simbol kehidupan.
5. Hari Ahad sebagai hari resmi ibadah
6. “Assalamualaikum” diganti “Allahu Akbar” dan “Alaikum Salam “ diganti
“Jalla Jalalah”

13
Adapun faktor yang mendorong Akbar menciptakan Din-I-Ilahi adalah sebagai
berikut:

1. Para ulama dan pemimpin agama saling berbeda pendapat mengenai


masalah keagamaan. Mereka saling mengencam dan berpecah belah.
2. Keadaan rakyat dan para penganut agama-agama di India semakin fanatik
karena pengaruh tokoh-tokoh agama, nahkan rakyat tak sedikitpun yang
bertikai.
3. Pengaruh nasihat-nasihat agama dan politik Akbar, diantaranya Abu fadh,
Mir Abdul Lathif (Persia) dan Syaikh Mubarak yang membiarakan bahkan
tidak jarang Akbar berpikir radikal.

Usaha lain Akbar adalah dengan membentuk Mansabdharis, yaitu lembaga


publik service yang berkewajiban menyiapkan urusan kerajaan. Lembaga ini
merupakan satu kelas penguasa yang terdiri dari berbagai etnis yang ada, yaitu
Turki, Afghan, Persia dan Urdhu. Pada tahun 1605 M, raja Mughal yang sangat
mashur ini wafat.

D. Jihangir (1605-1627)

Seiring dengan mangkatnya Akbar agama kesatuan yang pernah dibuatnya


yang merupakan gabuangan dari agama yang ada di india, islam, dan salinan kitab
injil kian hari kian menghilang, apalagi ketika Jihanghir naik tahta agama ini seperti
lenyap ditelan bumi bersama dengan para pengikutnya pada saat Akbar berkuasa.
Kekuasaan Jihanghir yang bernama asli Salim sayang sekali tidak mewarisi
kebesaran dan kekuatan ayahnya, namun berbeda pula dengan ayahnya Jihangir
dalam kepercayaannya lebih ke faham ahlusunah waljamaah. Kepemimpinan
Jihangir juga didukung oleh kekuatan militer yang besar pada saat itu, beberapa
kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan olehnya,
sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Jihangir terkenal terlalu
baik hati dan lemah terutama disebabkan permaisuri yang cantik serta cerdik dan
senang sekali dalam mencampuri urusan dalam pemerintahan (belakang layar) yang

14
tentu saja menyebabkan wibawa semakin hilang dan kehebatan raja semakin pudar
sehingga timbulah pemberontakan di Ambar (Dekan) yang tidak dapat segera
dipadamkan. Hal tersebut pula semakin diperkeruh oleh pemberontakan putera
Jihangir sendiri yang dibantu oleh panglima perang Mubahat Khan. Hal itu dapat
diselesaikan dengan kebijaksanaan permaisuri Nur Mahal dalam mendamaikan
putera dan ayahnya.

E. Syah Jihan (1628¬-1658)

Putera Jihangir yang bernama Churam naik tahta setelah kematian ayahnya
. masyarakat setempat menganggap Syah Jihan sedikit lebih kuat dari ayahnya
dimana hal ini dibuktikan ketika ia dapat memadamkan pemberontakan yang terjadi
di Dekan, hal itu didukung pula oleh anaknya yang bernama Aurangzib yang
merupakan putera ketiganya yang terkenal dengan ketangguhan dan
keperkasaannya di medan perang. Tampil meggantikan Jihangir, Bibit-bibit
disintegrasi mulai tumbuh di dalam kekuasaanya. Dalam masa pemerintahannya
terjadi beberapa kali pemberontakan yang mana hal ini diinisiati oleh Aurangzib
untuk diakhiri selamanya dengan menghapuskan ketiga kerajaan yang selalu
membuat kekacauan, ketiga kerajaan itu ialah kerajaan Golkand, Bodar, dan
Baijappur. Satu persatu kerajaan yang memberontak itu dapat ditaklukan secara
langsung, akan tetapi setiap kali ia maju untuk berperang dan hampir menguasai
kerajaan-kerajaan itu ia selalu dihentikan oleh ayahnya supaya penyerangan
terhadap kerajaan itu jangan diteruskan. Dalam perjalanan penaklukannya ia
menaruh curiga kepada saudaranya yang bernama Dara.

Kecurigaan Syah Jihan dipicu oleh pemikiran bahwa timbul rasa iri hati
pada saudaranya akibat dari ketakutan bahwa adiknya akan lebih mahsyur
dibanding dengannya yang tentu saja pada akhirnya ia takut bahwa Syah Jihan akan
diangkat untuk menggantikan posisi ayahnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
saling serang fitnah diantara kedua saudara tersebut, akan tetapi hati sang ayah lebih
cenderung kepada Dara. Hal itu menjadikan alasan Aurangzib untuk memulai
penyusunan kekuatan dan strategi untuk melawan saudaranya dan ayahnya sendiri.
Kemudian terjadilah peperangan yang hebat diantara keluarga itu yang tentu saja

15
dimenangkan oleh Aurangzib yang dibantu oleh kedua saudaranya yang lain, pada
saat Aurangzib akan memasuki kota ayahnya, ayahnya merasa gelisah akan
kehebatan anaknya itu, namun hal ini dapat diatasi oleh Aurangzib dengan
mengirimkan surat kepada ayahnya bahwa Aurangzib tidak akan mengganggu
kekuasaan ayahnya dan tidak akan membuat kekacauan di kotanya. Pada saat
Aurangzib masuk ke dalam kota ia memerintahkan pasukannya untuk menangkap
ayahnya dan ia masukan ayahnya kedalam sel tahanan didalam istana.

F. Aurangzeb (1659-1707)

Menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim


India nyaris hancur akibat perang saudara. Setelah berakhirnya perang saudara kini
ia menjadi penguasa India yang cukup disegani oleh lawannya. Akan tetapi terjadi
banyak sekali kejadian diluar perkiraan atas tindakan Aurangzeb terhadap saudara-
saudaranya yang mana ia membunuh 2 saudaranya yang bernama Murad dan Dara
diakibatkan oleh kecurigaan Aurangzeb kepada saudara-saudaranya itu yang
dianggap bermuka dua, dan banyak melapurkan lapuran (memberi laporan) dengan
kebohongan. Saudaranya yang bernama Dara dipenggal dan kepala yang telah
dipenggalnya diserahkan kepada ayahnya yang pada saat itu dipenjara di sel
instana. Kemudia ia juga mengusir saudaranya yang lain (Syuja’) dari
kedudukannya sebagai Gubernur di Bengala karena dicurigai akan melawannya,
pada akhirnya diangkatlah ia menjadi raja pada 1659M.

47 tahun lamanya Aurangzeb memerintah ia menjadi buah bibir bagi para


ahli sejarah yang mana dalam hal kepribadiannya maupun perjalannya menuju tahta
yang banyak sekali hal mengejutkan yang telah dilakukannya. Buah bibir yang kian
menyebar membuatnya kian terkenal pula di seluruh india dimana Dia berhasil naik
tahta setelah melangkahi kepala tiga saudaranya, memenjarakan ayahnya, keras hati
bagaikan batu, gagah perkasa dalam berperang, kejam, tetapi airmata sang penguasa
itu selalu berlinangkan oleh air mata setiap kali ia mendengarkan fatwa para ahli
agama. Beliau sangat taat dalam beribadah dan sangat taat dalam melakukan
perintah Allah.

16
Setelah Aurangzeb mendapatkan tahta ia tidak berhenti disitu saja, ia tetap
berpegang teguh pada cita-citanya dalam menaklukan seluruh daratan india sesuai
dengan batas-batas yang sebenarnya. Pada tahun 1660 dikuasainya negeri Asam,
dan di tahun 1666 ia memperluas lagi daerah kekuasaanya hingga ke Arakan, ia
merupakan raja pertama hindustan (india) yang berhasil memperluas kekuasaanya
hingga masuk ke bahagian Indo-China.

Aurangzeb telah memperluas daerah kekuasaan melebihi masa Akbar,


batas-batas kekuasaanya telah meluas sejak dari Kabul Afganistan hingga sampai
ke Arakan, dari pegunungan himalaya sampai ke Karnat (wilayah terjauh selatan
India). Dibalik penaklukannya yang sangat luas ini, ia merupakan orang yang saleh
dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Sembahyang, tahajjud, berpuasa dan
hidup sangat sederhana serta suka sekali mendengarkan pengajaran dari ulama-
ulama tasauf, tasauf yang ia pelajari adalah ilmu tasauf yang tidak melanggar
sunnah.

Sekian lamanya beliau memerintah dalam beragam kesibukan dab jegiatan


siang dan malam mangkatlah Sultan yang gagah berani itu pada tahubn 1707.
Setelah kepergian beliau tidak ada lagi penerus yang bisa mempertahankan
keutuhan kerajaan dan tidak ada lagi Sultan penggantinya yang sebesar beliau,
sehingga tidak lama setelah kepergiannya banyak negeri kekuasaannya yang
melepaskan diri dari ikatan Delhi yang telah terbentuk sebelumnya. Kerjaan-
kerajaan yang keluar dari Delhi diantara ialah Dekan, Benggala, Mahrata, Kaum
Shik dan Aud. Sehingga yang menjadi kekuasaan akhir di tangan Mughal hanyalah
Delhi, Agra, dan negeri-negeri Duab.

2.4 Kemunduran Kerajaan Mughal

Setelah satu setengah abad Dinasti Mughal berada di puncak kejayaan, para
pelanjut Aurengzib tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina
oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 Masehi. Kerajaan ini mengalami
masa-masa kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi

17
kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan gerakan separatis hindu di
India tengah, Sikh di belahan utara, Islam di bagian timur, semakin lama semakin
mengancam. Sementara itu, para pedagang Inggris untuk pertama kalinya diizinkan
oleh jengahir menanamkan modal di India dengan didukung oleh kekuatan
bersenjata semakin kuat menguasai wilayan pantai.

Pada masa Aurengzib, pemberontakan terhadap pemerintah pusat memang


sudah muncul tetapi dapat diatasi, pemberontakan itu bermula dari tindakan-
tindakan Aurengzib yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanisme nya.
Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi
problema yang ditingalkanya.

Sepeninggal Aurengzib tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, putra tertua


Aurengzib yang sebelumnya pengusaa di Kabul. Putera Aurengzib ini kemudian
bergelar Bahadur Syah (1707-1712M). Ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa
pemerintahan yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapakan pada perlawanan
Sikh sebagai akibat tindakan ayahnya. Ia juga dihadapkan perlawanan penduduk
lahore karena sikapnya yang terlalu memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.

Setelah Bahadur Syah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama,
terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga Istana. Bahadur Syah diganti oleh
anaknya Azimus Syah, akan tetapi pemerintahanya ditentang oleh Zulfiqar Khan,
yang mendapat tentangan dari Farukh Syar, adiknya sendiri. Jihandar Syah yang
dapat disingkirkan oleh Farukh Siyar tahun 1713

Farukh Siyar berkuasa sampai tahun 1719. Dengan dukungan kelompok


sayyid, tetapi tewas di tangan para pendukungnya senidiri (1719M). Sebagai
gantinya, diangkat Muhammad Syah(1719-1748M). Namun ia dan pendukungnya
terusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah
berhasil melenyapkan kekuasaan safawi di Persia.

Fakor Penyebab Kehancuran Kerajaan Mughal

18
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal ini mundur
pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kehancuran pada tahun 1858 M
adalah:

a. Faktor Internal

b. Faktor Eksternal

Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris
di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera di pantau oleh kekuatan maritim
Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan mereka kurang terampil
dalam mengoperasikan persejataan buatan Mughal itu sendiri.

Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan


dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi
oleh sultan-sultan sesudahnya.

Dekadensi moral dan gaya hidup mewah di kalangan elite politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.

Semua pewaris kerajaan pada masa terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan, sehingga tidak mampu menangani kemerosotan politik
dalam negeri.

Faktor ini ditandai dengan banyaknya gerakan pemberontakan sebagai akibat dari
lemahnya para pemimpin kerajaan Mughal setelah kepemimpinan Aurangzeb,
sehingga banyak wilayah-wilayah kerajaan Mughal yang terlepas dari kekuasaan
Mughal. Adapun pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain:

Kaum Hindu yang dipimpin oleh Banda berhasil merebut Sadhura, letaknya di
sebelah utara Delhi dan juga kota Sirhind.

Golongan Marata yang dipimpin oleh Baji Rao dan berhasil merebut wilayah
Gujarat.

19
Pada masa pemerintahan Syah Alam terjadi beberapa serangan dari pasukan
Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Syah Alam mengalami
kekalahan dan Mughal jatuh pada kekuasaan Afghanistan.

Adanya perdagangan dan kekuasaan Inggris di India. Pada abad ke-18, terjadi
pertempuran antara Prancis dan Inggris yang disebabkan karena perebutan daerah
kekuasaan di Asia, pertempuran tersebut dimenangkan oleh Inggris yang nantinya
membuat orang-orang Inggris melakukan penaklukan daerah-daerah India satu –
persatu. Awalnya Inggris melakukan perdagangan di India melalui EIC (British
East India Company, yang memproduksi kain sutra dan tenun dengan mendirikan
pabrik-pabrik di Bombay, Madras, dan Kalkuta

20
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN
1. Masuknya Islam ke Asia Selatan terjadi dalam empat preode penyebaran,
yang pertama pada masa Nabi Muhammad, Dinasti Umayyah, Dinasti
Ghaznawi, dan Dinasti Ghuri. Ekspansi yang dilakukan oleh ummat Islam
sampi dilakukan sebanyak empat kali ke Asia Selatan ini membuktikan
bahwa ummat Islam mempunyai keinginan yang besar dan kegigihan dalam
mensyiarkan ajaran Islam tanpa mengenal lelah.
2. Sejarah beridirinya kerajaan mughal diawali dengan runtuhnya kekuasaan
Timur Lenk pada 1405 M, dan kematiannya membuat kekaisarannya runtuh,
sekaligus membuat Mongol kehilangan kendali atas India. Para pemimpin
Muslim di India pun mendirikan negara-negara kecil di India utara. Akan
tetapi, beberapa puluh tahun kemudian, Mongol kembali menyerbu India dan
mendirikan suatu kerajaan di sana. Kerajaan ini yang disebut Kekaisaran
Mughal. Raja pertama dari kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad
Babur, berasal dari keturunan Timur Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal
berdiri pada tahun 932 H/1526M.
3. Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605).
Dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-
1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal
tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. Kerajaan Mughal
membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik,
militer, seni, dan juga dalam bidang ekonomi. Peninggalan yang dikenal
sampai sekarang dari kerajaan Mughal yang menjadi salah satu keajaiban
dunia adalah Taj Mahal.
4. Kemunduran dari Kerajaan Mughal terjadi setelah Aurangzeb meninggal
dunia, dikarenakan lemahnya pemerintahan para pengganti Aurangzeb.
Sultan-Sultan yang diangkat setelah Sultan Aurangzeb adalah orang-orang

21
lemah yang tidak mampu membenahi pemerintahan, ditambah lagi
kemerosotan moral, hidup bermewah-mewah di kalangan elit politik yang
mengakibatkan pemborosan dalam pengeluaran uang negara.

3.2 SARAN

Dengan adanya kerajaan Islam Mughal di India yang muncul ditengah


peradaban kuno yang sangat kental dengan Agama hindu, dan kemudian berangsur–
agsur menggantikannya dengan agama Islam, maka sudah sepatutnya sebagai
generasi penerus bangsa untuk tetap menjaga dan terus menyebarkan peradaban
Islam hingga saat ini dan seterusnya kita harus menyebarkannya juga. Dan sudah
sepatutnya kita ajarkan kepada anak cucu kita kelak.

22
DAFTAR PUSTAKA

Yulia, Siksa. 2015. Manusia dan Sejarah : Sebuah tinjauan filosofis. Yogyakarta:
Garudhawaca.

Hamka. Cet. 3 1975. Sejarah Ummat Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Yunus, Abd.Rahim dan Abu Haif. 2013. Sejarah Islam Pertengahan. Yogyakarta:
Ombak.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Yatim, Badri. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Jackson, Elaine. 2004. India (mengenal ragam budaya dan geografi). UK: QED
Publishing.

23

Anda mungkin juga menyukai