PEMBAHASAN
Menurut Aristoteles Zon Politicon pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan manusia yang lainnya yang kemudian
menghasilkan bentuk kelompok masyarakat. Hal ini disebut makhluk sosial. Dari ini
makhluk sosial berkembang dan muncul-lah sifat kecendrungan sosial dalam membentuk
diri dengan melihat masyarakat sekitar yang terdiri dari penerimaan bentuk-bentuk
kebudayaan, hal ini dapat kita lihat dengan begitu banyaknya jenis kebudayaan yang
dihasilkan oleh manusia.2
Dalam kehidupan yang lebih luas, misalnya dalam suatu masyarakat sudah dapat
dipastikan manusia akan membutuhkan bantuan dari manusia lain baik itu individu maupun
kelompok. Contoh nya ketika masyarkat melakukan kegiatan gotong royong atau kerja
bakti, dapat kita lihat sebagian masyarakat akan melakukan kegiatan pembersihan jalan,
sebagian lagi membersihkan gorong-gorong, dan sebagian lagi melakukan pengecatan pada
1
Supriatna N, IPS terpadu (sosiologi,geografi,ekonomi,sejarah), PT.Grafindo Media Pratama, 2006. Hlm 92.
2
Wanisyah P, Manusia Mahluk sosial,
https://www.kompasiana.com/purica/59a6d93566feb003fa05d902/manusia-makhluk-sosial.
3
pagar maupun tembok. Jika dilihat dari hal tadi maka dapat dilihat bahwa sifat alami
masyarakat itu adalah sebagai mahluk sosial.
Disadari atau tidak manusia akan tetap menjadi makhluk sosial yang membutuhkan
orang lain dan ditubuhkan oleh orang lain dalam kehidupannya. Manusia juga memiliki
Akal sebagai tolak ukur manusia dalam berprilaku dalam kehidupan sehari-harinya yang
akan menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Akal juga dapat didefinisikan
sebagai alat yang diciptakan oleh Allah SWT Yang Maha Pencipta agar kita dapat bertahan
hidup didalam kehidupan duniawi ini, akal juga digunakan untuk berfikir bagaimana cara
berkomunikai yang baik agar tercipta hubungan yang harmonis baik itu dengan sesama
manusia maupun alam.
ُ شدُّ بَ ْع
ً ضهُ بَ ْع
ضا ِ َْال ُمؤْ ِم ُن ِل ْل ُمؤْ ِم ِن َك ْالبُ ْني
ُ َان ي
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian
menguatkan sebagian yang lain.” 3
Hadist ini adalah salah satu hadist yang berbicara tentang kehormatan orang muslim
dan hal-hal yang wajib di pahami dan di agungkan setiap muslim yang satu kepada muslim
lainnya. Kita lihat bahasa hadist yang pertama “orang mukmin yang satu dengan yang
lainnya”. dapat diartikan saya kepada anda, anda kepada saya, kita kepada tetangga kita
yang muslim, ini di kasih suatu gambaran oleh baginda Rasul perumpamaan.
Perumpamaan disini seperti “bangunan”. Bangunan yang terdiri isinya dari batu,
pasir, tanah, semen, besi, atau apapun sehingga bisa menjadi bentuk bangunan. Dalam hal
ini kita diberi contoh langsung oleh Rasulullah bahwa Muslim satu atau mukmin satu
dengan yang lainnya seperti bangunan. Yang mana bangunan tadi kalau sudah kokoh sulit
untuk dirobohkan. Tapi yang di maksud Rasulullah “muslim satu dengan lainnya” bukan
fisik yang berupa bangunan, Tapi yang di maksud adalah hubungan antara kita dengan
lainnya sesama muslim, orang yang beriman wajib saling mencintai, saling memberi, saling
3
Nashiruddin M, Ringkasan Shahih Muslim, Pustaka As-Sunnah, Jakarta.
4
menasehati, saling menjaga. Muslim atau Mukmin jika bersatu akan menjadi kuat seperti
bangunan.
Dalam kehidupan sehari hari manusia tak bisa lepas dari orang lain, adanya sifat
dasar manusia ini membuat manusia berkomunikasi satu sama lain yang dinamakan proses
sosia atau yang disebut juga interaksi sosial. Karena interaksi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan
bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Walaupun orang-orang yang bertatap muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak
saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan
adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan atau pikira
maupun tindakan orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau
keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan kesan
di dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukannya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok
tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
4
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h.54
5
Hadits pentingnya silaturahmi dan ukhuwah dalam suatu riwayat Rasulullah saw.
pernah bertanya kepada para sahabatnya yaitu:
Nabi saw bersabda : “Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di
dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang
menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi)
“Barang siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia
menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan
saum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan,
“Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus,
mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai
kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah
amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan
dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-
Muslim)5
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain faktor,
imitasi, sugesti, identitas, dan simpatik. Faktor faktor tersebut dapat bergerak sendiri sendiri
secara terpisah maupun dalam keadaan bersamaan.
Bila dilihat lebih jauh faktor imitasi misalnya mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses interaksi sosial imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku namun ada hal negatif dalam imitasi, misalnya
5
http://islamsejati3.blogspot.com/2011/10/hadits-pentingnya-silaturahmi-dan.html
6
yang ditiru adalah tindakan tindakan yang menyimpang selain itu juga imitasi dapat
mengamati kan pengembangan daya kreatif seseorang karena lebih banyak meniru orang
lain.
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.
Hal hal tersebut merupakan faktor faktor minimal yang menjadi dasar bagi
keberlangsungan perasaan interaksi sosial, walaupun pada kenyataannya proses tersebut
memang sangat kompleks.
Interaksi sosial dapat terjadi jika memenuhi syarat, yakini adanya kontak sosial dan
adanya komunikasi.
1. Kontak sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti bersama-sama
menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan secara langsung.
Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat
mengadakan hubungan tanpa harus menyentuhnya, seperti cara berbicara dengan orang
yang bersangkutan. Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang dapat
berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, pesan singkat (SMS), video call, radio,
7
dan media lainnya yang tidak perlu dilakukan dengan bertemu tatap muka atau badan.
Melalui sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil diajari oleh ibunya kebiasaan-kebiasaan
aturan dan nilai yang berlaku dalam keluar. Proses demikian terjadi melalui komunikasil.
Nabi saw bersabda: “Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-islami), ayah dan
ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan
berhala), seperti binatang yang melahirkan binatang, apakah kamu melihat unta disana?”.
(H.R. Bukhari)6
Kontak sosial ini misalnya seorang dosen yang mengajar mahasiswa di depan kelas.
Umpamanya adalah dua perusahaan yang saling bekerja sama untuk melakukan
kerjasama perdagangan yang tentunya menguntungkan kedua belah pihak Kontak sosial
memiliki beberapa sifat, yaitu kontak sosial positif dan kontak sosial negatif.
Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang- orang dapar berhubungan satu
sama lain dengan melalui pesan singkat, telepon, radio, video call, email, dan media lainnya
yang tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah secara langsung. Kontak sosial memiliki
beberapa sifat, yaitu kontak sosial positif, misalnya seorang pedagang yang menawari
barang yang di jual kepada pembeli dan kedua-duanya pembeli datang untuk membeli dan
membayarnya dengan membawa pulang hasil dari transaksi jual beli tersebut dan kontak
6
Abu Abdillah bin Ismail al-Bukhari, Al Jami’al Shahih (Shahih Bukhari), (Nashih Nasrullah: Dar al-Fikr,
1980)
8
sosial negatif, misal nya seorang pedang yang menjual barang nya tetapi barang yang
ditawari nya tidak di beli tetapi malah dibilang tidak bagus dan tidak terjadi kesepakatan
dalam penawarannya. Dalam kontak sosial negatif tersebut dapat menyebabkan tidak
berlangsungnya suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi
apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti
misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya.
Sebaliknya kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Misalnya A berkata kepada B
bahwa C mengagumi permainannya sebagai pemegang peranan utama salah satu
sandiwara. A sama sekali tidak bertemu dengan C, tetapi telah terjadi kontak antara mereka
karena masing-masing memberi tanggapan, walau pun dengan perantaraan B. Suatu kontak
sekunder dapat dilakukan secara langsung. Pada yang pertama, pihak ketiga bersikap pasif,
sedangkan yang terakhir pihak ketiga sebagai perantara mempunyai peranan yang aktif
dalam kontak tersebut. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan
melalui alat-alat teknologi yang modern seperti saat ini misalnya telepon, Internet, radio,
dan seterusnya.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah seseorang yang memberi tafsiran kepada orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin di
sampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi dan perasaan kelompok dapat
diketahui oleh kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudian merupakan bahan untuk
menentukan reaksi apa yang dilakukannya. Dalam komunikasi kemudian terjadi berbagai
macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seperti senyum misalnya, dapat
ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat bahkan sebagai sikap sinis dan
sikap ingin menunjukkan kemenangan.
9
2.4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi Sosial Asosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal – hal
positif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok interaksi
sosial asosiatif yaitu :
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara pihak yang melakukan interaksi sosial
untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya terjadi karena suatu pihak menyadari
dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan pihak lain, untuk membuat tercapainya
tujuan itu menjadi lebih mudah, efektif dan efisien maka terciptalah sebuah hubungan kerja
sama.
Persaudaraan merupakan ruh keimanan yang hidup dan inti emosional serta perasaan
yang sangat halus yang disemaikan oleh seorang muslim kepada saudara-saudara
muslimnya sehingga ia bisa ikut bersama mereka, seakan-akan mereka adalah dahan-dahan
pohon yang menjulur keluar dari satu pohon besar, atau seakan-akan satu ruh yang hinggap
dan menghidupi beberapa jasad yang teramat banyak.
”Seorang muslim adalah saudara (lain) Muslim, ia tidak kesalahan dia juga tidak
menyerahkannya kepada orang yang tidak dia salah Jika ada memenuhi kebutuhan
saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya, jika satu mengurangi seorang muslim
dari kesulitan, Allah akan meringankan kesulitannya pada hari kiamat, dan jika ada yang
menutupi seorang Muslim (dosa-dosanya), Allah akan menutupi dia (dosa-dosanya) di
Hari Kebangkitan“. (HR.Mutafaq ‘alaihi)
10
Persaudaraan seorang muslim dengan seorang muslim yang lainya merupakan
persaudaraan yang paling kuat, lebih kuat dari pada persaudaraan sedarah, karena
persaudaraan nasab dapat berbeda-beda tujuanya, terkadang saudaramu yang senasab
menjadi musuh dan kebencianmu, itu terjadi di dunia dan akhirat.
a. Gotong Royong, bentuk kerjasama yang dilakukan secara sukarela untuk kepentingan
bersama.
b. Bergaining, pertukaran barang atau jasa berdasarkan perjanjian tertentu.
c. Kooptasi, penerimaan unsur-unsur baru dalam sistem kepemimpinan untuk
menghindari adanya konflik.
d. Koalisi, kombinasi dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
e. Joint – Venture, bentuk kerjasama dalam suatu pekerjaan khusus yang hasilnya akan
dibagi menurut porsi tertentu yang disepakati bersama.
B. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah proses sosial untuk meredakan pertentangan antar dua pihak atau
lebih. Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan
politik, permusuhan antarsuku, mencegah konfilk dan mengupayakan pembauran antara
dua pihak berbeda.
11
a. Koersi, merupakan akomodasi yang terjadi karena paksaan kehendak dari suatu pihak
(yang lebih kuat) terhadap pihak lain yang lebih lemah.
b. Kompromi, merupakan akomodasi terbentuk karena pihak yang terlibat bersedia
merasakan dan memahami kegiatan pihak lain serta mengupayakan suatu cara untuk
meredakan perselisihan dengan persetujuan pihak yang terlibat.
c. Arbitrase, merupakan akomodasi yang terjadi karena pihak yang terlibat pertentangan
tidak bisa menyelesaikan masalah mereka sehingga diundang pihak ketiga yang
kedudukannya lebih tinggi untuk membantu penyelesaian masalah. Pihak ketiga ini
biasanya tidak berhubungan dengan konflik, bersifat netral, dan berasal, dan badan yang
berwenang.
d. Mediasi, hampir sama seperti arbitrase, yaitu mengundang pihak ketiga untuk
menyelesaikan permasalahan. Perbedaannya, keputusan pihak ketiga ini sifatnya tidak
mengikat pihak yang bertentangan.
e. Ajudikasi, proses akomodasi penyelesaian perkara melalui pengadilan.
f. Kosilasi, merupakan usaha mempertemukan keingian kedua belah pihak dan mencapai
persetujuan bersama melalui perundingan.
g. Stalemate, merupakan akomodasi dengan menurunkan kekuatan dua belah pihak yang
berselisih serendah mungkin sehingga mencapai suatutitik seimbang. Dua belah pihak
ini tidak boleh muju atau mundur dari keadaan seimbang tersebut dan menunggu hingga
konflik reda dengan sendirinya.
h. Segregasi, merupakan akomodasi karena pihak yang bertentangan saling memisahkan
diri atau saling menghindar satu sama lain.
i. Gencatan Senjata, penangguhan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu.
12
C. Asimilasi
Beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Toleransi
b. Kesempatan dalam bidang ekonomi yang seimbang
c. Sikap saling menghargai
d. Sikat terbuka dari golongan yang berkuasa dalam lingkungan masyarakatnya
e. Persamaan unsur unsur kebudayaan dasar
f. Perkawinan campuran
g. Adanya tujuan dan musuh yang sama
h. Akulturasi
Interaksi Sosial Disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal – hal
negatif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok interaksi
sosial Disosiatif yaitu :
a. Persaingan (Competition)
Persaingan adalah proses sosial saling bersaing antara suatu pihak dengan pihak lainnya
secara bersih tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Suatu persaingan akan timbul karena adanya dua syarat :
13
1. Sesuatu yang ingin dicapai dibutuhkan dan diinginkan oleh pihak pihak yang
bersaing.
2. Pencapaian tersebut tersedia dalam jumlah terbatas sehingga tidak cukup untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang bersaing.
b. Kontravensi
Kontraversi merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang berada diantara persaingan
dan konflik. Ada beberapa bentuk kontravensi, yaitu :
c. Konflik (Pertentangan)
Konflik merupakan interaksi sosial negatif dimana suatu pihak berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menantang atau menghilangkan pihal lawan dengan ancaman atau
kekerasan. Penyebab terjadinya konflik biasanya adalah sebagai berikut :
14
Golongan manusia yang malas tidak berminat untuk menyaingi kebaikan yang
dilakukan oleh orang lain, sebaliknya mereka lebih memilih menunggu saja limpahan
anugerah dari Allah s.w.t tanpa terus berusaha untuk meningkatkan produktivitas diri.
Kadang kala mereka digerak oleh niat dan usaha yang tidak baik untuk melakukan tipu
daya terhadap orang yang menerima nikmat dan rezeki yang lebih daripadanya.
Jika berlaku persaingan sesama tetangga dekat dalam mengumpul harta benda,
maka timbul rasa iri hati, hasad, dengki, benci, dan sebagainya. Karena hal tersebut lah
terkadang orang malas melakukan kesanggupan berhutang untuk bersaing dalam harta
kekayaan. Inilah persaingan yang dilarang dalam Islam sebagaimana sabda Nabi s.a.w:
تنافس مع بعضها البعض، ابحث عن عار اآلخرين، )ال تحب أن تسمع (قضية أو أيا كان
تعود إلى الخلف، بصوت مرتفع ضد بعضها البعض، تغار من بعضها البعض، )(ليس في اآلخرة
.وتكون إخوة هللا الذين هم إخوة
“janganlah kamu suka mendengar ( isu atau sepertinya ), mencari cari aib orang lain,
saling bersaing ( bukan dalam urusan kebaikan atau akhirat ), saling mendengki, saling
membenci, saling membelakangi dan jadilah hamba hamba Allah yang bersaudara”. (H.R
muslim)7
7
Shahih al-Bukhari. Kitab adab. Bab 57, hadits no.6064), (Nashih Nasrullah: Dar al-Fikr, 1980)
15
peluang, keuntungan, produk, dan lain-lain. Adakah persaingan seperti ini yang dituntu
oleh Islam.
Para ulama mengisyaratkan, apabila kita melihat orang lain yang berharta, kita
harus membandingkan diri kita dengan orang yang kurang berharta supaya terlahir rasa
syukur dalam hati. Sebaliknya, dalam persaingan melakukian amal soleh, bandingkan diri
kita dengan amalan orang soleh agar timbul keinginan untuk melakukan lebih baik daripada
orang itu. Orang yang memiliki martabat yang lebih tinggi dalam amal kebajikan harus
dijadikan panutan agar kita bersemangat untuk menjadi sepertinya.
Persaingan yang mulia ini menjadi pendorong kepada kita untuk kuat
mempertingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kepada Allah s.w.t, seterusnya
memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan hubungan sesama manusia serta makhluk
Allah yang lain.
16