Anda di halaman 1dari 8

VANDALISME AMERIKA TERHADAP HARGA DIRI IRAN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah

Filsafat Sosial

Dosen Pengampu: Nanang Suriyatna, M. Ag.

Penyusun;

1. Nafan Faizal Hassan (1178030134)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt tidak lupa juga kepada
Nabi besar Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat, serta umatnya. Karena
hanya dengan pertolongan-Nya saya selaku penyusun makalah dapat
menyelesaikan tugas makalah yang telah diberikan ini.

Tujuan saya dalam menyusun makalah ini adalah untuk memberikan


pengetahuan kepada pembaca mengenai vandalisme yang dilakukan oleh Amerika
baru baru ini terhadap harga diri negara Iran.

Walaupun makalah ini jauh dari kata sempurna, saya mengharapkan agar
pembaca dapat mengerti dengan materi yang saya sampaikan serta menambah
wawasan kepada pembaca. Saya juga mengharapkan komentar yang membangun
dari pembaca mengenai makalah yang telah saya susun ini. Oleh karena itu penulis
tidak hanya menerima kritik maupun saran dengan lapang dada, tetapi saya juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan dari makalah ini,
mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara merupakan suatu bentuk organisasi, lembaga ataupun badan


tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan
dengan kepentingan masyarakat banyak dan memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.Tidak hanya itu
saja negara juga mempunyai harga diri yang menjadi hal yang sangat penting bagi
negara itu sendiri. Negara yang berdaulat adalah negara yang telah secara fakta
diakui oleh negara lain keberadaannya dan tidak dapat ditentang begitu saja oleh
pihak-pihak yang tidak memiliki hak untuk menginterventasi, seperti halnya
mencapuri urusan orang lain yang tidak memiliki hubungan erat maka akan
dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan karena mencampuri urusan orang lain.

Negara yang dianggap memiliki kelebihan yang sangat signifikan dari


negara lain sering kali melakukan tindakan yang semena mena terhadap negara
yang dianggap lebih lemah dari negara yang ditinggalinya, terutama dalam era
globalisasi seperti sekarang ini negara-negara besar seperti amerika serikat sering
kali “senang” mencampuri urusan negara lain untuk kepentingan negaranya sendiri.

Agama merupakan salah satu hal penting dalam suatu negara, walaupun
setiap negara memiliki perbedaan kepercayaan satu sama lainnya akan tetapi hal ini
tetap saja menjadi hal yang sangat penting sebab didalam agama itu sendiri terdapat
aturan yang dianggap menjadi aturan paling benar, hal itu akan menjadi pengatur
tingkah laku manusia dalam berperilaku. Terkadang agama juga digunakan sebagai
suatu alasan pertentangan yang biasanya berskala besar, ketika agama dibentrokan
dengan kepentingan negara maka akan berdampak pada hal lainnya. Oleh karena
itu agama menjadi hal yang sensitif bagi masyarakat didalam suatu negara yang
mempercayainya.

Aksi kesewenang wenangan terhadap hak orang lain dapat dikatakan


sebagai aksi vandalisme sebab didalam vandalisme terdapat tindakan-tindakan
kesewenang wenangan yang dapat menyinggung perasaan pihak lain bahkan dapat
merugikan pihak yang menjadi objek vandalisme atau tindakan kesewenangan yang
didalkukannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kesewenang wenangan?
2. Apa itu Vandalisme?
3. Bagaimana “vandalimse” yang dilakukan amerika kepada iran?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kesewenang-Wenangan.

Sewenang-wenang adalah berbuat sekehendak hati tanpa mempedulikan hak


orang lain. Di sini kesewenang-wenangan dapat diartikan sebagai perbuatan
seseorang yang menggunakan kelebihan yang ada pada dirinya, baik itu kedudukan,
kekayaan, kekuasaan, pengaruh, kekuatan, kepandaian, atau apa saja, untuk
memenuhi segala keinginannya dengan mengabaikan segala aturan yang ada.
Orang yang sewenang-wenang biasanya merasa memiliki derajat lebih tinggi dari
orang lain sehingga tidak segan-segan melanggar hak orang lain, bahkan tak jarang
yang merasa bahwa mereka memang berhak melakukan kesewenang-wenangan itu.
Tidak seperti jiwa patriot yang tumbuh dari rasa ikut memiliki, orang yang
sewenang-wenang justru mengembangkan keserakahannya yaitu ingin memiliki
semuanya, tak ingin berbagi, tak peduli dengan hak orang lain. Mereka bahkan
berani merubah dan memanipulasi peraturan, memutar balikkan kebenaran dan
keadilan, dan mencari pembenaran-pembenaran dari tindakan sewenang-wenang
mereka. Hampir semua pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di negeri ini
adalah akibat dari perbuatan sewenang-wenang ini.
Tak jarang kesewenang-wenangan terjadi dengan mengatas namakan
penegakan hukum. Antara penegakan hukum dan kesewenang-wenangan hanya
dipisahkan oleh suatu garis tipis, yaitu hati nurani. Penegakan hukum tanpa disertai
hati nurani adalah kesewenang-wenangan. Penegakan hukum pada dasarnya adalah
untuk menegakkan keadilan. Dan keadilan sejati hanyalah milik Tuhan. Hati
nuranilah yang bisa mendekatkan manusia dengan Tuhannya. Hati nurani yang
akan membimbing manusia untuk berbuat adil, sedekat mungkin dengan keadilan
Tuhan. Tanpa hati nurani, perbuatan manusia akan cenderung banyak mudharatnya,
oleh karena itu dikatakan orang yang berbuat sewenang-wenang adalah orang yang
tidak berhati nurani. Hanya dengan hati nuranilah perbuatan manusia akan banyak
memberikan manfaat bagi manusia lainnya, dan bagi lingkungan sekitarnya.

2.2 Vandalisme

Vandalisme berasal dari kata vandal atau vandalus, yang mengacu pada nama
suatu suku pada masa Jerman purba yang menempati wilayah sebelah selatan Baltik
antara Vistula dan Oder. Di abad keempat dan kelima Masehi suku Vandal ini
mengembangkan wilayahnya sampai menjangkau Spanyol dan Afrika Selatan.
Pada tahun 455 Masehi suku Vandal memasuki kota Roma dan menghancurkan
karya seni dan sastra Romawi yang terdapat pada waktu itu. Dari perilaku suku
Vandal tersebut, vandal kemudian diberi makna seseorang yang dengan sengaja
menghancurkan atau merusak sesuatu yang indah-indah. Tidak jelas apa motifnya
merusak karya yang iudah tersebut, sangat mungkin merupakan keirihatian terdapat
prestasi yang dihasilkan oleh pihak lain.

Vandalisme adalah perusakan atau menjadikan jelek dengan sengaja terhadap


benda-benda yang indah serta benda-benda yang menjadi fasilitas umum atau milik
pribadi. Ternyata perilaku vandalis ini tidak hanya menjadi monopoli suku Vandal,
tetapi juga dapat ditemui di belahan bumi yang lain.

Vandalisme dalam materi penulis kali ini dapat digambarkan sebagai tembok
yang telah ada sebelumnya kemudian ada pihak yang tidak bertanggung jawab tiba-
tiba datang untuk mengotori menggunakan cat dan bisa juga bertujuan
menghancurkan tembok yang telah ada sebelumnya, hal ini juga dapat dikaitkan
dengan perilaku kesewenang wenangan yang dilakukan pihak asing terhadap apa
yang telah ada sebelumnya dan menjadi haknya untuk dijaga keasliannya tanpa ada
intervensi dari pihak asing atau pihak diluar kepentingan.

2.3 “Vandalimse” Yang Dilakukan Amerika Kepada Iran.

Negara Amerika dan negara Iran sama sama negara yang memiliki kedaulatan
penuh atas negaranya dan berhak menentukan pemerintahannya sendiri tanpa ada
campur tangan dari pihak asing, pihak asing bisa dipergunakan apabila diperlukan
dan diijinkan oleh pihak yang memiliki kewenangan untuk mengizinkannya,
apabila ada pihak yang sewenang wenang ikut campur dalam pemerintahan
kenegaraan tanpa adanya persetujuan maka dapat diibaratkan sebagai vandalisme.
Oleh karena itu setiap negara haruslah menghormati kedaulatan negara lain agar
tidak terjadi gesekan gesekan yang dapat menimbulkan konflik.

Dalam pembahasan makalah ini penulis akan menerangkan tentang sikap


“vandalisme” yang dilakukan amerika serikat terhadap kedaulatan negara iran.
Amerika memberikan ultimatum kepada iran secara sepihak dan secara sewenang
wenang mencampuri urusan pemerintahan negara Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dunia akan tidak menerima


ultimatum sepihak Amerika Serikat (AS) terhadap Teheran. Ultimatum itu berisi
12 tuntutan keras terhadap Teheran yang akan dimasukkan dalam perjanjian nuklir
yang baru. Dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita ILNA pada hari
Senin, Rouhani mengatakan era AS membuat keputusan untuk seluruh dunia sudah
berakhir. "Negara-negara merdeka. Kami akan melanjutkan jalan kami dengan
dukungan bangsa kami," kata Rouhani. "Anda siapa berhak untuk memutuskan
(tuntutan) pada Iran dan dunia?," ujar Rouhani menyindir AS. Awal bulan ini,
Presiden AS Donald Trump menarik diri Washington dari Joint Comprehensive
Plan of Action (JCPOA)—nama resmi kesepakatan nuklir Iran 2015. Setelah
"mengkhianati" kesepakatan yang diteken di era Presiden Barack Obama itu,
Trump memutuskan untuk menjatuhkan sanksi keras terhadap Teheran. Ke-12
tuntutan AS disampaikan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo. Jika tak dipenuhi,
Iran akan merasakan tekanan keuangan hebat yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Dari 12 tuntutan tersebut, beberapa di antaranya berhenti mengancam
akan menghancurkan Israel dan berhenti melakukan serangan rudal ke Arab Saudi
melalui pemberontak Houthi Yaman. Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad
Zarif menuduh AS melakukan kebiasaan lama. Menurutnya, upaya diplomatik
Washington selama ini palsu. "Ini mengulangi pilihan yang salah, yang sama, dan
dengan demikian akan menuai imbalan yang sama. Iran, di saat yang sama, bekerja
dengan mitra untuk solusi JCPOA pasca-AS," kata Zarif melalui Twitter.
(muhaimin, ultimatum 12 tuntutan as, www.sindonews.com. Diakses 23 mei 2018).

Dapat dilihat dari informasi diatas bahwa negara amerika menggunakan


“image” sebagai negara adidaya untuk ikut campur dalam pemerintahan negara
iran, negara iran yang secara fakta telah berdaulat seharusnya tidak boleh dicampuri
urusannya oleh negara lain kecuali apabila mendapat persetujuan dari negara yang
bersangkutan. Dalam informasi diatas amerika yang tidak memiliki hak atas keikut
campurannya untuk mengintervensi negara iran merupakan sikap “vandalisme”
yang dapat dikatakan sewenang wenang dan tidak sopan.

Sikap “vandalisme” yang dilakukan oleh amerika serikat dibalas oleh ucapan
Garda Revolusi Iran atau IRGC yang menyatakan bahwa masyrakat Iran akan
memukul mulut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo sebagai
tanggapan atas ancaman sanksi baru yang disampaikan Washington. Kemarin,
Pompeo menebar ancaman kepada Iran, dengan menyatakan akan menjatuhkan
sanksi terbesar jika Teheran tidak bisa memenuhi tuntuan Washington.

"Masyarakat Iran harus bersatu dalam menghadapi ini dan mereka akan
memberikan pukulan kuat ke mulut Menlu Amerika dan siapa saja yang
mendukung mereka," kata wakil Komandan IRGC, Ismail Kowsari, seperti dilansir
Reuters pada Selasa (22/5). (www.sindonews.com. Diakses 23 mei 2018)

Sebagai sesama negara yang berdaulat alangkah baiknya apabila kita saling
menghargai dan menciptakan hubungan yang harmonis agar tidak terjadinya
gesekan gesekan yang dapat memicu konflik, terutama dalam skala negara seperti
kasus diatas yang akan berdampak besar terhadap kelangsungan hidup banyak
orang apabila konflik yang timbul tidak dapat diatasi dengan benar dan bijak.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sewenang-wenang adalah berbuat sekehendak hati tanpa mempedulikan hak


orang lain. Di sini kesewenang-wenangan dapat diartikan sebagai perbuatan
seseorang yang menggunakan kelebihan yang ada pada dirinya, baik itu kedudukan,
kekayaan, kekuasaan, pengaruh, kekuatan, kepandaian, atau apa saja, untuk
memenuhi segala keinginannya dengan mengabaikan segala aturan yang ada.

Vandalisme dalam materi penulis kali ini dapat digambarkan sebagai tembok
yang telah ada sebelumnya kemudian ada pihak yang tidak bertanggung jawab tiba-
tiba datang untuk mengotori menggunakan cat dan bisa juga bertujuan
menghancurkan tembok yang telah ada sebelumnya, hal ini juga dapat dikaitkan
dengan perilaku kesewenang wenangan yang dilakukan pihak asing terhadap apa
yang telah ada sebelumnya dan menjadi haknya untuk dijaga keasliannya tanpa ada
intervensi dari pihak asing atau pihak diluar kepentingan.

Sikap negara Amerika yang menggunakan “image” sebagai negara adidaya


digunakan untuk ikut campur dalam pemerintahan negara Iran, negara iran yang
secara fakta telah berdaulat seharusnya tidak boleh dicampuri urusannya oleh
negara lain kecuali apabila mendapat persetujuan dari negara yang bersangkutan.
Dalam informasi diatas amerika yang tidak memiliki hak atas keikut campurannya
untuk mengintervensi negara iran merupakan sikap “vandalisme” yang dapat
dikatakan sewenang wenang dan tidak sopan.

Anda mungkin juga menyukai