Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SEJARAH KERAJAAN MUGAHAL ( INDIA )

Disusun Oleh:
Mas Azist
( BanyuGroup Warnet dan Celluler )

FORUM PELAJAR
BanyuGroup Warnet Dan Celluler
Jln. Wonoharjo-Sidomulyo No. 25 Pangandaran 46396
Phone : +6287826456567, +6287826673789, +6285310252853.
Home : ( 0265 ) 631 375
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini di menyajikan rangkuman materi tentang SEJARAH


KERAJAAN MUGHAL .Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan
peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi
kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam

Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-oarang yang


ikut membantu terutama orang tua dalam segi materi dan pada guru yang telah
membimbing kami.

Dan juga kami mohon maaf sebesar-besarnya karena sebaik-baiknya kami


mengerjakan makalah ini pasti ada kesalahan tapi kami sudah berusaha
semaksimal mungkin.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang membaca


khususnya kami yang mwmbuatnya. Amin.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan . 1
1.3 Tujuan Penelitian .. 2
1.4 Pembahasan .. 2

BAB II PEMBAHASAN . 3
2.1 Asal-usul Kerajaan Mughal 3
2.2 Raja Yang Memimpin Kerajaan Mughal .. 4
2.3 Perkembangan Kerajaan Mughal 7
2.4 Ilmu Pengetahuan Dari Kerajaan Mughal . 11
2.5 Bukti dan Karya Budaya Sejarah dari Kerajaan Mughal 17

BAB III PENUTUP . 19


3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran .. 19

DAFTAR PUSTAKA . 20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa


yang unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua
kalinya. Oleh karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu
dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu kuburan. Pandangan ini tentu
saja sangat subyektif dan cenderung apriori sekaligus tidak memiliki
argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah perirtiwa pada masa silam
bisa dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan datang agar lebih baik.

Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di


daerah tersebut dimana pada saat itu mengalami kemunduran dan
keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu
membangkitkan semangat ummat Islam di India.

Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam


pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum
menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya.
Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa
kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti
Abbasiyah.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka


dapatlah dirumuskan pokok permasalahan, antara lain :
a. Asal-usul Kerajaan Mughal.
b. Raja yang memimpin Kerajaan Mughal.
c. Perkembangan Kerajaan Mughal.
d. Ilmu pengetahuan dari Kerajaan Mughal.
e. Bukti dan Karya Budaya Sejarah dari Kerajaan Mughal.
1.3 Tujuan Penelitian

Dengan di buatnya karya tulis ini, saya mempunyai tujuan pokok yang
ingin di capai adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Agama.
b. Mengetahui Sejarah Kerajaan Mughal.
c. Menambah Wawasan Kita Tentang Sejarah Kerajaan Mughal.

1.4 Pembahasan

Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban Islam di


India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi
peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam. Sebagaimana
diketahui, India adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya
peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India
dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.

Di kalangan masyarakat Arab, India dikenali sebagai Sind atau Hind.


Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan
dengan masyarakat Arab. Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan
antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan
bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban
Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam.
Oleh sebab itu menjadi penting untuk menulis secara ringkas eksistensi
Kerajaan Mughal di India yang identik dengan Hindu.

Makalah ini selain menggambarkan secara ringkas bagian-bagian


penting (highlights) tentang asal-usul, tumbuh, berkembang serta mundurnya
peradaban yang dibina Kerajaan Mughal, juga mengulas faktor-faktor yang
mendorong timbul hingga tenggelamnya kerajaan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk mengambil pelajaran, bagaimana membalikkan (reverse)
gelombang peradaban di anak benua India tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal-usul Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia


menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium
India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa
Persia dan bangsa India. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama
di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan
kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan
kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan
kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

Kerajaan Mogul (Mughal-pen) ini didirikan oleh Zahiruddin


Muhammad Babur (1526-1530M) salah satu dari cucu Timor Lenk. Ayahnya
Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang
tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekat akan
menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada
masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat
bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand
pada tahun 1494 M.

Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan. Setelah


Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu
Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan
menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat
Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur
untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody di Delhi. Permohonan itu
langung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab
dengan ibu kota Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi.
Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat.
Ibrahim Lody beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu
Babur memaski kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan
pemerintahannya di sana. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di
India.

Dari pendapat di atas, sesuatu yang dapat disepakati bahwa Kerajaan


Mughal merupakan warisan kebesaran Timur Lenk, dan bukan warisan
keturunan India yang asli. Meskipun demikian, Dinasti Mughal telah
memberi warna tersendiri bagi peradaban orang-orang India yang sebelumnya
identik dengan agama Hindu.

Babur bukanlah orang India. Syed Mahmudunnasir menulis, Dia


bukan orang Mughal. Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang
Turki. Akan tetapi, cukup aneh, dinasti yang didirikannya dikenal sebagai
dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi sebutan umum bagi para
petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah, dan meskipun Timur
(Timur Lenk) dan semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai nama
musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu,
dan sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu.

2.2 Raja Yang Memimpin Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan


Safawi. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua
India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah al-
Walid, dari Dinasti Bani Umayyah. Penaklukkan wilayah ini dilakukan oleh
tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim
(Mahmudunnasir, 1981:163).

Setelah Dinasti Ghaznawi hancur, muncul Dinasti-Dinasti kecil seperti


Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M), Tuglug (1320-1412 M) dan
Dinasti-Dinasti lain (Nasution, 1985:82). Adapun urutan raja yang memimpin
kerajaan Mughal adalah :
A. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530)
Adalah Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal. Masa
kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan.
Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak
musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya
Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu segera menyusun kekuatan
gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu
pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali
menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada
pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada
tahun 1529. Setahun kemudian yakni pada tahun 1530 Babur meninggal
dunia.

B. Humayun (1530-1556),
Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya
yang bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari
seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan
sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil
mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja
menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan
Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari
Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam
peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia
melarikan diri ke Persia.

C. Akbar Syah I (1556-1605)


Pengganti Humayun adalah raja Mughal paling kontroversial. Masa
pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal
sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India. Ketika menerima tahta
kerajaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan
pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut
Syiah.
D. Jahangir (1605-1627)
Kepemimpinan Jihangir yang didukung oleh kekuatan militer yang
besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil
dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada
masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala (1612
M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta
penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi
dari ayahnya yaitu Akbar.

E. Syah Jihan (1628-1658)


Tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh
pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik
toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali
pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh
Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil
dipadamkan. Raja Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan
yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang
gubernur dari provinsi bagian Selatan. Pemberontakan ini cukup
menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan
dan Khan Jahan dihukum mati.

F. Aurangzeb (1658-1707)
Menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas
Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa
pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat
Islam. Penulis menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan
Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb
berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat
kebijakan politik keagamaan Akbar.
G. Muazzam (Bahadur Syah I) (1707-1712),
Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah
sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-
raja sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran
Kerajaan Mughal.

H. Jehandar (1712-1713)
Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760-1806) Kerajaan Mughal
diserang oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan
Durrani. Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal
ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di
Delhi dengan jabatan sebagai sultan.

I. Akbar Syah II (1806-1837 M)


Pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC untuk
mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan
oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus
menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi
awal masuknya pengaruh Inggris di India.

2.3 Perkembangan Kerajaan Mughal

Perkembangan yang dicapai Kerajaan Mughal mencakup beberapa


bidang, antara lain :
A. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
1) Perluasan wilayah. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor,
Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa,
Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah.[18] dan
konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa
pemerintahan Aurangzeb.
2) Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik.
3) Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala
komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan).
Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak
kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan
kemiliteran
4) Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan
politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak
dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.[19] Politik ini dinilai
sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa
Islam.
5) Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi
kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik
yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran,
Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai
seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad.
6) Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk
menghindarkan mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah
wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi
pejabat yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang
diperuntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak milik pejabat,
kecuali hanya hak pakai.
7) Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik
yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan
pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah
penyalahgunaan oleh kaum petani.

B. Bidang Ekonomi
1) Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
2) Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk
mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap
perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang
dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang
dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya
untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan.
Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak
mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.
3) Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi
utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system
zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah
dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan
pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil
pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para pejabat
lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting
dalam pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal
dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak
lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar,
dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari
zamindar.
4) Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang.
Pada asa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British
East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur- untuk
menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka
mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa,
nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam
jumlah yang besar.

C. Bidang Agama
1) Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal
mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar
memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep
Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai
lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada
prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.
2) Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat
beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan
kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang
di kedepankan[22]. Umar Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru
Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyamakan
konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya
menyimpulkan, Din-i-llahi itu merupakan (semacam Ideologi/dasar
pemerintahan Akbar) dan Pancasilanya bagi bangsa Indonesia.[23]
3) Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap
pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung
disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta
rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya
Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan
digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa
dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya
India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan
oleh Dinasti Mughal.
4) Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti
Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik[24]. Tetapi
penguasa Mughal memberi tempat bagi Syiah untuk mengembangkan
pengaruhnya.
5) Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan
persekutuan terhadap mazhab hukum, tariqat Sufi, persekutuan
terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari
warga Sunni dan Syii.
6) Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam
atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fatwa Alamgiri.
Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan
menjaga syariat Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan
Din-i- Ilahi.
D. Bidang Seni dan Budaya
1) Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang
mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi,
seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini
Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
2) Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal
di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh
Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di
Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan
Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul
Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305),
Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2
(1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char
Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala
(1405).
3) Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang
harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

2.4 Ilmu Pengetahuan Dari Kerajaan Mughal

Mengkaji kekuasaan para dinasti Islam di India sangat menarik, selain


kekhasan sifat politik para dinasti Islam di India, juga akan ditemukan
berbagai ilmu pengatahuan diberbagai bidang dari kerajaan Mughal yang
dapat kita pelajari, antara lain.
A. Bidang Sistem Politik Dan Ekonomi.
1) India Sebagai Negara Merdeka
Kebesaran dinasti Moghul tidak hanya ditunjukkan luasnya daerah
yang disatukan dalam satu imperium, tetapi juga berbagai
pembaharuan sistem politik. Apabila dicermati, penetrasi politik Islam
pada masa sebelum dinasti Moghul masih memiliki ikatan kuat dengan
dinasti Islam di Asia Barat. Dinasti Moghul dengan raja pertamanya
Kutbuddin Aibak telah mendirikan dasar pemerintahan Islam secara
merdeka di India, lepas dari kesultanan di Asia Barat. Hal ini sebagai
hal yang unik mengingat wilayah Asia Selatan (India) bergan dengan
langsung dengan wilayah Asia Barat, walaupun secara geografis
dipisahkan oleh pegunungan yang sulit dilalui. Sebagai sebuah negara,
wilayah kesultanan Moghul mencapai wilayah terluas di India
sepanjang sejarah sejajar dengan masa pemerintahan Ashoka.

2) Pembagian wilayah kerajaan


Kerajaan Moghul memiliki pemerintah pusat yang beribukota di
Delhi, sedangkan wilayah-wilayah di bawahnya identik dengan sistem
propinsi dengan raja muda yang mengepalainya. Hal ini sebagai
bentuk langsung pengaruh sistem pemeintahan Islam di Asia Barat.
Gelar Sultan juga sebagai bentuk nyata pengaruh sistem politik Islam
di Asia Barat. Walaupun secara politik kerajaan Moghul tidak
memiliki ikatan secara langsung, tetapi hukum Islam yang diterapkan
di berbagai kerajaan Islam memiliki peran kuat dalam sistem
pemerintahan Moghul. Sebagai bentuk dinasti, kerajaan Moghul
memiliki kelemahan seperti halnya sistem kedinastian lain. Dalam
kerajaan berbentuk dinasti, penguasa tertinggi dilakukan turun-
temurun. Akibatnya keadaan kerajaan sangat tergantung pada
kecakapan seorang raja dalam memerintah. Hal ini dapat dilihat dalam
perjalanan sejarah kerajaan Moghul. Sultan Akabar dapat dinilai
sebagai raja yang cakap dalam memantapkan stabilitas pemerintahan
dan melakukan akomodasi berbagai kekuatan politik yang
menyebabkan perpecahan.

3) Sumber Pendapatan Negara


Pajak merupakan salah satu sumber utama keuangan kerajaan.
Pada masa pemerintahan Islam di India jizya diterapkan sejak
pemerintahan Dinasti Taghluk (1321 1388). Jizya adalah pajak
kepala untuk orang-orang non muslim. Sementara untuk orang Islam
zakat merupakan bentuk pajak menurut syariat Islam. Dengan
demikian pada dasarnya baik muslim maupun non muslim memiliki
tanggungjawab sama dalam masalah pajak. Kaum non muslim tetap
mendapat perlindungan dari kerajaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari maupun dalam menjalankan ibadahnya. Pada masa Sultan
Akbar, jizya ini dihapuskan dan digantikan dengan pajak tanah.
Dengan dibantu seorang Hindu bernama Raja Todar Mall Sultan
Akbar menerapkan pajak tanah yang nilainya disesuaikan dengan
tingkat kesuburan dan luas tanah13. Pada masa Aurangzib jizya
kembali diberlakukan.

B. Bidang Sosial
Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama
adalah masalah penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan
tahun lamanya. Islam tidak mengenal kasta, sehingga oleh sebagian
masyarakat Islam di India terutama pada kasta rendah, kedatangan Islam
disambut dengan senang hati. Dampaknya adalah terjadinya transformasi
sosial karena kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan
untuk bagian tertentu adalah menjadi pegawai pemerintah dan tentara.
Perubahan menonjol lainnya adalah masalah kesetaraan gender.
Keberadaan kaum wanita yang selama ratusan tahun menjadi kelompok
kelas dua terangkat oleh masuknya Islam di India. Upacara Sati
(menceburkan diri ke api seorang perempuan dalam pembakaran mayat
suaminya) terus terkikis oleh pengaruh Islam di India. Namun demikian
bukan berarti upacara Sati ini terhapus begitu saja di India. Sampai dengan
abad XX upacara Sati masih dilakukan oleh sebagian masyarakat India.
Kisah yang cukup menarik adalah munculnya empat ratu (raja
perempuan) di kerajaan Bhopal yang melepaskan diri dari Mohul abad
XIX. Salah satu dari keempat ratu tersebut adalah Syahjihan Begum
(1868-1901) yang menikah dengan seorang ulama besar Maulvi Sayid
Muhammad Shadieq Hasan Kan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh Islam di India telah
mengangkat jutaan kaum tertindas dari kasta rendah. Namun di sisi lain
kedatangan Islam menyebabkan kemunduran kebudayaan Hindu yang
telah berlangsung berabad-abad sebelum Masehi. Bahkan beberapa sikap
raja Muslim kadang menyakitkan sebagian masyarakat Hindu.
Hal ini tentu bukan disebabkan oleh ajaran Islam itu sendiri, tetapi
oleh sikap dan karakter individu raja tersebut. Sebagai contoh adalah
kebijakan yang dilakukan Aurangzib dalam memperlakukan masyarakat
Hindu. Misalnya ia melarang pembangunan kuil-kuil untuk orang
Hindu dan pemberlakuan pajak lebih berat pada masyarakat Hindu.16
Hal ini sebagai salah satu penyebab semakin memudarnya kewibawaan
kesultanan Moghul.

C. Bidang Seni dan Bangunan


1) Karya Sastra
Berbagai karya sastra banyak muncul di India pada masa Dinasti
Moghul. Dalam syariat Islam tidak ada pemisahan antara politik dan
ibadah, antara imam dan pemimpin pemerintahan. Tiap sendi
kehidupan manusia terintegrasi dalam nilai-nilai agama. Pemimpin
kerajaan bukan sekedar melaksanakan roda pemerintahan, tetapi
sekaligus sebagai imam yang berpengetahuan keagamaan tinggi dan
pantas diteladani. Tidak heran bila karya seni dan sastra yang muncul
tidak sebatas ditulis para ulama, tetapi juga para raja.
Pada masa raja Akbar riwayat dan pemikiran Sultan Akbar ditulis
oleh filosof Abul Fazl dengan judul Aini Akbari dan Akbar-nama.
Dua kitab tersebut ditulis dalam bahasa Persi dan kini juga telah
diterjemahkan dalam Bahasa Inggris. Akbar adalah sosok pemimpin
yang berusaha menyatukan dua kekuatan penting di India yakni Islam
dan Hindu. Maka beliau terkenal dengan ajarannya Din-Illahi yang
hendak dijadikan agama kerajaan. Beliau juga mengambil permaisuri
seorang Hindu sehingga sebagian ada yang menyangsikan kehidupan
Islam Sultan Akbar. Toleransinya sangat dikenal bahkan memberi
kebebasan para misionaris Barat untuk menyebarkan agama Kristen di
India.
2) Bangunan
Sultan Akbar tidak hanya terkenal sebagai raja yang disegani
karena keberaniannya dalam peperangan. Pemerintahan beliau juga
meninggalkan berbagai bangunan penting seperti bangunan masjid dan
istana di kota Agra.
Pada tahun 1636 Sultan Shah Jahan berhasil menguasai dua
kerajaan penting berhasil dikuasai yakni Ahmadnagar dan Bijabur.
Pada saat perluasan kekuasaan tersebut permaisurinya Mumtaz-i-
Mahal meninggal tahun 1631. Begitu cintanya pada istrinya, Shah
Jahan mengenangnya dengan membuat mega proyek makam Mumtaz
Mahal yang artinya mutiara istana yang dibangun tahun 1631-1648
dengan melibatkan 20.000 pekerja17.
Bangunan makam tersebut dilengkapi dengan masjid dan taman
dengan arsitek tinggi. Kemashurannya sampai di penjuru benua, dan
saat ini merupakan salah satu keajaiban dunia.
Shah Jahan juga telah membuat rencana bangunan makam untuk
dirinya yang rencananya tidak kalah indahnya dengan Mumtaz Mahal.
Tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan penggantinya Aurangzib yang
tidak menyukai kemegahan bangunan. Jenazah Shah Jahan
dimakamkan berdampingan dengan istri tercintanya Mumtaz Mahal.
Shah Jahan juga meninggalkan berbagai bangunan indah dan
megah lainnya seperti Masjid Jami, Istana Shah Jahanabad, Masjid
Mutiara di Agra, Dewan di Delhi, Agra, dan Lahore merupakan
kekhasan bangunan dengan kreasi tinggi perpaduan arsitek Persia dan
India. Aurangzib, walaupun tidak meninggalkan bangunan sebesar
masa Shah Jahan, tetapi juga membangun masjid Badshahi di Lahor
dan Pearl Mosque di Delhi, walaupun kecil tetapi berninai arsitek
tinggi dan kemewahan bangunan.
D. Perkembangan kepercayaan dan aliran keagamaan
Masuknya Islam di India bukan tidak menimbulkan masalah konflik
kepercayaan. Hal ini sangat wajar mengingat di wilayah tersebut
berkembang dua agama besar terutama Hindu dan Islam. Sikap para
penguasa Islam yang berusaha membuat keadilan dalam menjalankan
ibadah kadang sulit dilakukan oleh munculnya berbagai kecurigaan dan
kesalahpahaman politik. Upaya melakukan akomodasi kedua agama ini
pernah dilakukan oleh Sultan Akbar dengan melahirkan ajaran baru Din
Illahi tahun 158219, namun tidak mendapat respon positif dari para ulama
Islam. Akbar juga memperistri seorang Hindu dengan maksud
menghilangkan pertentangan dua pemeluk agama terbesar di India
tersebut.
Islam dan Hindu yang kadang memunculkan pertentangan tersebut
kemudian mendorong munculnya aliran kepercayaan baru yang kemudian
berkembang menjadi salah satu agama besar di India. Pada abad XV
muncul agama Sikh yang merupakan sinkritisme Islam dan Hindu dengan
pemimpinnya yang terkenal dengan sebutan Guru Nanak (1469-1539).
Sikh (artinya murid) terus berkembang, dan guru Nanak laksana sebagai
Rasul yang kemudian dilanjutkan oleh guru-guru selanjutnya sampai guru
ke sepuluh yakni Guru Govind Singh (1675-1708). Agama Sikh terus
berkembang dan mendapat tentangan baik umat Islam maupun Hindu.
Lambat laun penganut Sikh membuat kelompok tersendiri dan berhasil
membangun kekuatan baru di Asia Selatan.
2.5 Bukti dan Karya Budaya Sejarah dari Kerajaan Mughal

Seperti halnya daulah Islamiyah lainnya yang pernah berkuasa, Dinasti


Mughal juga menorehkan banyak kemajuan dalam berbagai bidang. Berbagai
kemajuan yang telah ditorehkan kerajaan Islam tersebut hingga kini masih
bisa disaksikan dalam wujud bangunan-bangunan peninggalan Dinasti
Mughal.
A. Fatehpur Sikri
Adalah sebuah kota yang dibangun oleh Sultan Akbar pada tahun
1569 untuk mengenang seorang sufi dan wali Allah bernama Hazrat Salim
Christi. Di kota ini, terdapat sebuah masjid agung dan Pintu Tinggi
(Buland Darwaza) yang dikenal sangat indah

B. Taj Mahal
Merupakan salah satu keajaiban dunia di bidang seni bangunan. Di
Taj Mahal inilah, istri Syah Jehan. Mumtaz Mahal, dimakamkan.
Bangunan makam yang terletak di pinggir Sungai Jamuna di Agra ini
dibangun selama dua belas tahun, dari 1631 hingga 1643.
Untuk melaksanakan pembangunan Taj Mahal, Syah Jehan
mengundang sejumlah ahli bangunan dari Iran, Arab, dan Turki.
Sementara itu, yang menyiapkan gambar rancang sekaligus pengawas
pembangunan ialah Ustad Isa Irani.

C. Lal Qila atau Benteng Merah.


Pada tahun 1638, Syah Jehan mulai membangun Benteng Merah,
sebuah kompleks yang dia fungsikan sebagai benteng, Istana, dan taman.
Sejarah mencatat, kompleks Benteng Merah ini pernah difungsikan
sebagai kamp militer oleh pemerintah kolonial Inggris hingga
kemerdekaan India pada tahun 1947. Kini, kompleks Benteng Merah
menjadi salah satu bangunan monumen kuno terbesar dan tujuan wisata
paling populer di kota tua Delhi. Pada tahun 2007, bangunan bersejarah ini
juga ditetapkan sebagai salah situs warisan dunia yang dilindungi oleh
UNESCO.
Di dalam kompleks benteng yang tahun 1857 sempat dirusak
pasukan Inggris dan direstorasi pada 1903 itu, terdapat bangunan istana
raja yang berhiaskan aneka lukisan dan ornamen kaca, paviliun, jalanan
lebar, pasar, tempat ibadah, tempat tinggal istri serta selir raja, tempat
pemandian anggota keluarga raja, dan taman.

D. Masjid Moti
Masjid Moti atau Masjid Mutiara adalah bangunan tempat ibadah
yang terletak di dalam kompleks Benteng Merah. Masjid ini dibangun
pada tahun 1659 oleh Aurangzeb, penerus Syah Jehan, untuk dirinya
sendiri. Masjid Moti memiliki tiga buah kubah berukuran kecil berhiaskan
marmer putih. Arsitektur lain yang menonjol dari bangunan masjid ini
adalah desain lengkung yang menghiasi tiga buah lorong yang
menghubungkan bagian ruang utama masjid dengan halaman.

E. Masjid Badshahl
Bangunan tempat ibadah peninggalan Aurangzeb lainnya adalah
Masjid Badsyahi. Masjid ini terletak di sebelah barat Benteng Lahore.
Pintu besarnya terletak di bagian timur yang terbuat dari batu merah.
Untuk mencapai pintu ini, harus melalui 22 anak tangga.
Di setiap sudut masjid terdapat empat menara. Di dalam setiap
menara, terdapat 204 anak tangga. Masjid terbesar yang kini berada di
Pakistan itu mampu menampung sekitar 75 ribu orang untuk
melaksanakan shalat. Namun, setelah Aurangzeb mangkat, tidak ada lagi
bangunan-bangunan baru yang dibangun oleh Kerajaan Mughal di anak
benua India.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Toynbee menyatakan setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat


tahap hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Kerajaan Mughal telah
melewati konsepsi itu. karena kerajaan ini merupakan warisan dua peradaban
besar tersebut. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :

a. Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan terhadap khazanah


kebudayaan India. Sepertinya tepat yang ditulis oleh Roger Garaudy
bahwa "Islam telah membawakan kepada manusia suatu dimensi
transenden (ketuhanan) dan dimensi masyarakat (umat) .
b. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan
peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
c. Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi
perkembangan peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan
sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system pengelolaan
pajak, seni arsitektur dan sebagainya.
d. Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk sebuah kosmopolitan Islam-
India daripada membentuk sebuah kultur Muslim secara eksklusif.
e. Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit
penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu
masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu diwaspadai.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini ditulis, semoga dapat menghantarkan kepada


pemahaman yang lebih baik tentang Kerajaan Mughal sebagai warisan
terpenting peradaban Islam. Penulis juga mengharapkan saran untuk
perbaikan makalah ini. Terima kasih, Wallahu A'lam bi al shawab.
DAFTAR PUSTAKA

1. Http://Muhlis.Files.Wordpress.Com/2007/08/Kerajaan-Islam-Mughal-Di-
India.Pdf
2. Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/Files/132304486/4.Pengaruh%20isla
m%20di%20asia%20selatan.Pdf
3. Http://Mashajirismail.Wordpress.Com/2011/02/02/Sejarah-Peradaban-
Islam-Pada-Kerajaan-Mughal-India/
4. Http://Nasirsalo.Blogspot.Com/2008/09/Kerajaan-Mughal-Di-India-Asal-
Usul.Html
5. Http://Bataviase.Co.Id/Node/Bukti-Sejarah-Kerajaan-Islam-Mughal-
India.Pdf

Anda mungkin juga menyukai