Anda di halaman 1dari 13

KERAJAAN MUGHAL

Makalah

dibuat untuk melengkapi tugas-tugas selama


proses perkuliahan mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam

oleh

DIAN NOFRIADI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-
Nya serta kasih dan suritauladan baginda Rasulullah Muhammad SAW akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerajaan Mughal”.

Dengan segala kerendahan hati,penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, semua kekurangan yang terdapat di dalamnya semata-mata
dikarenakan keterbatasan yang ada pada diri penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dalam aktivitas keseharian kita, Amin.

Banda Aceh, 23 Februari 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................... Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 4

1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5

1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.4. Tujuan ................................................................................................................. 5

1.5. Manfaat ............................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

2.1 Kerajaan Mughal .........................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12

3.2 Saran ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

LAMPIRAN.......................................................................... Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang unik dan berlaku.
Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Oleh karena itu, ada pandangan
bahwa masa silam tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu ”kuburan”. Pandangan
ini tentu saja sangat subyektif dan cenderung apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang
kuat. Tapi bagaimanapun sebuah perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk
kehidupan yang akan datang agar lebih baik.
Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini. Mengalami masa
pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan mengalami masa kemunduran
dan bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang berputar.

Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di Persia dan
Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban
islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-
Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih
kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan
Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M).

Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti dengan
kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan
tersebut. Setelah pemerintahan yang gilang gemilang dibawah kepemimpinan tiga raja itu,
masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran
tersebut berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Demikian pula yang terjadi pada
Kerajaan Mughal (India) yang telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan
peradaban Islam. Kemunduran-kemunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini.
Karena pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara keseluruhan.

Sejak Islam masuk ke India pada masa Khalifah al-Walid dari Dinasti Bani Umayyah melalui
ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim peradaban Islam mulai tumbuh
dan menyebar di anak benua India. Kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan
seluruh kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan sebagian masyarakatnya India pada tahun
1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India
ini, seperti Dinasti Mamluk, Khalji, Tuglug, dan yang terakhir Dinasti Lodi yang didirikan
Bahlul Khan Lody.
Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah tersebut dimana pada
saat itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam
mampu membangkitkan semangat ummat Islam di India.

Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika
pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru
bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai
masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

1.2.Identifikasi Masalah
1. Kerajaan Mughal

2.Kejayaan kerajaan Mughal

3. Kemunduran kerajaan Mughal

1.3.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asal – usul berdirinya Kerajaan Islam Mughal di India?
2. Bagaimana masa kemajuan Kerajaan Mughal?
3. Bagaimana masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal?
4. Apa saja hasil – hasil kebudayaan Kerajaan Mughal?

1.4.Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui asal – usul kerajaan Islam Mughal di India..
2.Untuk mengetahui masa kemajuan kerajaaan Mughal.
. 3. Untuk mengetahui masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal.
4.Untuk mengetahui hasil kebudayaan kerajaan Mughal.

1.5.Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebudayaan dan kejayaan
kerajaan islam tumbuh dan berkembang di India, selain itu manfaat lain dengan adanya makalah
ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada generasi penerus bangsa agar tetap menjaga dan
mempelajari sejarah – sejarah yang ada di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Asal – usul Berdirinya Kerajaan Islam Mughal di India

Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak
perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada
sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16
hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan
Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, Ia lahir pada hari Jum’at 24
Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi Amir di Fergana, turunan langsung dari
Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk, sedangkan Ibunya berasal dari keturunan Jengkuai,
anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus
menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. Meski Babur berusia
sangat muda, namun Ia sangat berani sehingga terlihat usianya lebih matang, Ia bercita-cita
menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Untuk
Pertama kalinya ia mengalami kekalahan dalam mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat
bantuan Ismail I, Raja Safawi, maka pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan kota
Samarkand dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan.
Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang saat itu diperintah oleh Ibrahim Lodi.
Ketika itu pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan pertahanannya mulai
melemah sehingga Babur dengan mudah berhasil mengalahkannya. Dalam upaya menguasai
wilayah India, Babur juga berhasil menaklukkan Punjab tahun 1525. Kemudian pada tahun 1526
dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh kemenangan sehingga pasukannya memasuki
kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan
Babur di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526.
Dalam berdirinya kerajaan Mughal di India ini mengalami pertentangan terutama dari
kalangan Hindu yang tidak menyetujui berdirinya kerajaan Mughal dan segera menyusun
kekuatan gabungan untuk menghancurkan kerajaan Mughal.
Namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti
Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad
Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun
1529. Setelah pertempuran itu setahun kemudian Babur meninggal dunia.
Sepeninggalan Babur, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun yang ternyata tetap
saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah,
penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Tahun 1450 Humayun mengalami
kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri
ke Persia dan menyususun kekuatan di tempat perasingannya. Ketika itu Persia dipimpin oleh
penguasa Safawiyyah yang bernama Tahmasp.
Setelah 15 tahun menyusun kekuatan dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil
menegakkan kembali kekuasaan Mughal di delhi pada tahun 1555. Ia mengalahkan kekuasaan
Khan Syah dan setahun kemudian ia meninggal dunia.
Sepeninggal Humayun, kerajaan Mughal dipimpin oleh anaknya yang berusia 14 tahun
yakni Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar yang lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dan
dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M, memerintah pada tahun 1556 – 1605 M. Pada masa
pemerintahan Akbar inilah kerajaan Mughal mengalami puncak kejayaannya baik di bidang
politik, ekonomi, militer, dll. Kemajuan yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan
oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan
Aurangzeb (1658-1707 M).
Namun, setelah masa pemerintahan ketiga sultan tersebut masa kejayaan kerajaan Mughal
tidak dapat diteruskan. Adapun rincian Raja – Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mughal
adalah :
a) 1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
b) 1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
c) 1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
d) 1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
e) 1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
f) 1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
g) 1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
h) 1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
i) 1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
j) 1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
k) 1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
l) 1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
m) 1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
n) 1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o) 1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II

2.2. Masa Kemajuan Kerajaan Mughal


Dalam perkembangannya kerajaan Mughal mempunyai masa kejayaan, yang dimulai pada
pemerintahan Akbar (1556-1506 M), dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M),
Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuaan kerajaan Mughal
tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
Kemajuan – kemajuan kerajaan Mughal dapat dilihat dari berbagai bidang antara lain :
1. Politik dan Pemerintahan
a. Akbar membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut,
pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang wilayah
listrik dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang
kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan kemiliteran.
b. Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran
bahwa semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis dan
agama. Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam.
c. Untuk undang-undang kerajaan, Sultan Akbar membuat Din Ilahi yaitu suatu pandangan dan
sikap keagamaan resmi kerajaan yaitu unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan
sebagainya yang harus dianut oleh setiap orang.
d. Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan kerjasama dengan negara-negara
Islam diluar India. Sejumlah penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka
ke Delhi, misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para gubernur
Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja Arbesinia.

2. Bidang ekonomi dan perdagangan


Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang organisasi pertanian.
Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam,
yang mana kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab menyetorkan
penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak kepemilikan tanah
dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal maka pejabat lokal berhak menyitanya.

3. Bidang Pendidikan dan Iptek


Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk tempat pengajian
ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para ulama dengan menghibahkan sejumlah madrasah
dan perpustakaan.

4. Bidang Seni dan Budaya


a. Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah Jahan yang ditandai
dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang
merupakan bangunan indah, yang dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta
Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang peradaban
dan kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah membangun
Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat dari
emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
b. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa
Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang
sastrawan sufi menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya yang mengandung
pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan yang bernama
Abu Fadl dengan karyanya bernama Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah
kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.
Akbar mensponsori ajaran Din Illahi, yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan
Hindu dan tasawuf dari unsur syi’ah.

2.3. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal


Kemunduran dan kehancuran Kerajaan dimulai setelah satu setengah abad, tepatnya setelah
masa pemerintahan Aurangzeb. Para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan
kebesaran yang telah dicapai oleh pendahulu – pendahulunya. Kejayaan Mughal hilang diawali
dengan kematian Aurangzeb, dan satu persatu penguasa daerah mulai melepaskan diri dari
pemerintahan pusat di Delhi.
Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam, setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya
Azhim al-syah. Akan tetapi di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan. Azaim al-syah
meninggal tahun 1712 M. Ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia disingkirkan oleh
adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713 M. Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi empat
kali pergantian sultan.
Konflik - konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah.
Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan
cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.
Pada saat tiga sultan berkuasa yaitu, Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris diberi
kepercayaan untuk mengembangkan usahanya tetapi dengan jaminan memberikan fasilitas
kehidupan Istana dan keluarganya. Pada saat terjadi krisis, EIC mengalami kerugian dan Inggris
pun mulai mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar.
Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat dibawah pimpinan sultan
Bahadur Syah pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan
dari beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam
kepada pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan,
dan Bahadur Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M) maka berakhirlah sejarah
kekuasaaan kerajaan Mughal di India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkab kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada satu
setengah abad terakhir, dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak
terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3. Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar
diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
4. Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan. Serangan ini
mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada
1622 M, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi
menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang dikirim
olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad Syah,
kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada
1748 Ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana, Hindu yang merupakan mayoritas di
sana, tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan Islam yang menjadi warga kelas satu
padahal jumlahnya minoritas. Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat
repot kerajaan Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.
Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik
negeri ini sangat menguntungkan bangsa - bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan.
Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat
pengaruhnya, mendirikan EIC (East India Company). Dengan mendatangkan pasukan kerajaan
inggris untuk mengamankan dan mestabilkan wilayahnya. Menyadari kekuatan Mughal semakin
menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh,
Bengal dan Orisa kepada inggris.
Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang
muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan, tetapi dapat dikalahkan
walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat
umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai
hukumannya, inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang
selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi
sasaran penghancuran. Bahdaur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu
berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.

2.4. Hasil – hasil Kebudayaan Kerajaan Mughal


Hasil – hasil kebudayaan pada masa Kerajaan Mughal juga terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan, yakni :

A. Bidang Politik dan Militer


Sistem yang menonjol adalah politik Sulh-E-Kul atau toleransi universal. Sistem ini sangat
tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah Islam. Disisi
lain terdapat juga ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang menaungi dari
Sistim ini adalah Din-I-Ilahi dan Mansabhadari.
Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka terdiri dari
pasukan gajah berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi distrik-distrik. Setiap distrik dikepalai
oleh sipah salar dan sub distrik di kepalai oleh faudjar.
Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil menaklukan daerah – daerah di sekitarnya.
B. Bidang Ekonomi
Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agraris, mengingat keadaan Geografi
dan Geologi wilayah India yang sangat cocok menjadi wilayah agraris. Hasil pertanian kerajaan
Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-
rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika,
Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain
tipis bahan gordin yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan
produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik
pengolahan hasil pertanian di Surat.
C. Bidang Seni dan Arsitektur
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang.
Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa
Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi,
seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris
yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia.
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang
dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada
masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid-masjid yang indah. Pada masa
Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan
Istana Indah di Lahor.

D. Bidang Ilmu Pengetahuan


Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak
berdirinya, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan
Istana Mughal juga menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini terjadi karena adanya dukungan
dari penguasa dan bangsawan serta Ulama. Misalnya Aurangzeb yang memberikan sejumlah
uang yang besar dan tanah untuk membangun sarana pendidikan.
Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada
masa Shah Jahan didirikan sebuah Perguruan Tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah
ketika pemerintah di pegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil dikondifikasikan
hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa-I-Alamgiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan berdirinya kerajaan Mughal di India membawa pengaruh yang besar bagi perubahan
peradaban kuno di India yang awalnya merupakan peradaban Hindu menjadi peradaban Islam.
Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak benua India, mempunyai ibu
kota yang bernama Delhi. Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan dari
peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah menjadi motivasi untuk
membangkitkan kembali peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam dan
hilang. India merupakan tempat atau wilayah tumbuh dan berkembangnya agama Hindu, maka
dengan munculnya Kerajaan Islam di India menyebabkan tenggelamnya peradaban hindu yang
memang sudah lama berdiri.
Pendiri kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan Timur
Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M. Kerajaan Mughal
membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik, militer, seni, dan juga
dalam bidang ekonomi. Peninggalan yang dikenal sampai sekarang dari kerajaan Mughal yang
menjadi salah satu keajaiban dunia adalah Taj Mahal.
Kemunduran dari Kerajaan Mughal terjadi setelah Aurangzeb meninggal dunia, dikarenakan
lemahnya pemerintahan para pengganti Aurangzeb. Kehancuran dari kerajaan Mughal juga
dikarenakan faktor – faktor internal dan eksternal hingga pada tahun 1858 M Kerajaan Mughal
benar – benar hancur.
Hancurnya kerajaan Mughal bukan berarti tidak meninggalkan apa – apa, kerajaan Mughal
meninggalkan kebudayaan – kebudayaan yang hingga saat ini dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat dunia, mulai dari bidang politiknya hingga budaya.

3.2 Saran
Dengan adanya kerajaan Islam Mughal di India yang muncul ditengah peradaban kuno
yang sangat kental dengan Agama hindu, dan kemudian berangsur – agsur menggantikannya
dengan agama Islam, maka sudah sepatutnya sebagai generasi penerus bangsa untuk tetap
menjaga dan terus menyebarkan peradaban Islam hingga saat ini.
Sebaiknya sebagai mahasiswa untuk terus memperdalam ilmunya terutama tentang sejarah
dunia, agar generasi – generasi selanjutnya tidak pernah lupa bagaimana sejarah dunia ini ada
hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nuriah Erwin Tuti. , 1990. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
http://usman-wwwmaal-khidmah.blogspot.com/p/srikipsi.html
http://sejarahcoy.blogspot.com/2013/05/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan_15.html
http://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/kerajaan-mughal/
http://fahrurrozi.com/kerajaan-mughal-di-india/

Anda mungkin juga menyukai