Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN RESIDU ANTIBIOTIKA

Hari/tanggal : Selasa, 22 oktober 2012

Jenis Sampel : Susu dan Daging Ayam

Asal Sampel : Kuta Baro dan Mireuk

Jenis pemeriksaaan : Pemeriksaan Residu Antibiotik

Antibiotik merupakan senyawa kimia yang sangat penting dalam bidang kedokteran
terutama digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di
dalam tubuh manusia. Menurut definisi, Antibiotik adalah metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh mikroba tertentu yang memliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
bahkan mematikan mikroba lain. Antibiotik jenis bakterisida (membunuh bakteri) umumnya
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dimana penderita biasanya memiliki sistem
kekebalan (immune) yang rendah. Antibiotik yang masuk golongan ini diantaranya B-lactam,
aminoglycoside, ddan fluorouinole. Sedangkan antibiotik jenis bakteriostatik (penghambat
pertumbuhan) dapat digunakan oleh penderita yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang
normal untuk membantu menghancurkan mikroorganisme. Antibiotik golongan ini
diantaranya tetracyclin, sulfonamides, clindamycin, dan chloramphenicol (Jozef, 2007)

Klasifikasi antibiotik berdasarkan mekanisme aksinya

• Inhibisi sintesis dinding sel (penisilin,sefalosporin, glikopeptida)


• Inhibisi sintesis protein (aminoglikosida,tetrasiklin, kloramfenikol, klindamisin)
• Inhibisi sintesis asam nukleat (rifampisin,sulfonamida, trimetoprim)
• Inhibisi fungsi membran sel (amfoterisin B,triazol, imidazol)

Klasifikasi berdasarkan Srukturnya

• Beta laktam • Glikopeptida


• Tetrasiklin • Antifungi antibiotik
• Rifamisin (griseofulvin,poliena)
• Aminoglikosida • Antibiotik sintetik
• Makrolida • Anti virus
• Linkosamida • Kombinasi(sefalosforin‐asam klavulanat)
• Streptogramin • Kloramfenikol
• Polipeptida
Aplikasi atau pemanfaatan antibiotik tidak hanya pada manusia, namun juga
digunakan pada ternak. Pemanfaatan antibiotik pada bidang peternakan juga terkait dengan
mengatasi penyakit pada ternak, misalnya untuk mengatasi penyakit mastistis. Antibiotik
golongan penisilin dan golongan tetrasiklin sering digunakan pada peternakan. Penggunakan
antibiotik yang tidak sesuai dengan aturan maupun tidak sesuai dengan waktu penggunakaan
memiliki dampak negatif, tidak hanya pada ternak (sapi perah) tetapi juga terhadap manusia.
Efek negatif terhadap ternak tersebut adalah menjadi tidak efektifnya antibiotik tersebut
dalam menanggulangi penyakit. Dampak negatif terhadap manusia yang mengkonsumsi
produk peternakan yang mengandung residu antibiotik menyebabkan resistennya bakteri
patogen yang menyerang manusia, dan dapat pula menyebabkan reaksi alergi bagi orang
yang sensitif terhadap antibiotik (Suryani, 2009)

Mengkonsumsi produk peternakan berupa daging, susu, telur yang dihasilkan dari
ternak yang diterapi dengan antibiotik masih bisa dilakukan asal antibiotik tersebut telah
melewati waktu henti (withdrawal time).Waktu henti untuk setiap jenis antibiotikberagam
tergantung jenis antibiotik dan cara pemberian antibiotiknya. Efek residu antibiktik dalam
pangan perternakan mulai kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dimengerti karena
umunya kosentrasi residu sangat rendah, sehingga efek yang ditimbulkan tidak akan terlihat
langsung, gejala klinis yang ditimbulkan ada kalanya tidak nyata. Akan tetapi konsumsi yang
terus menerus dalam dosis yang kecil akan membahayakan kesehatan manusia, hal ini dapat
terjadi pada orang yang setiap hari mengkonsumsi pangan perternakan seperti susu, telur,
ikan dan daging. Residu antibiotik dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergi dan resistensi
HASIL PENGAMATAN

Sampel : Daging Ayam dan Susu segar


Asal : Kuta Baro dan Desa Miruek
Hasil : Negati, tidak di temukan adanya antibiotik pada kedua sampel

PEMBAHASAN

Pengamatan dan pemeriksaan terhadap susu dan daging ayam yang diperiksa hasilnya
negatif, ini berarti tidak mengandung residu antibiotik. Hal ini terlihat dari ckram sampel
zona hambat kecil. Antibiotik yang digunakan dalam pemeriksaan susu dan daging ayam
adalah Streptomycin, Sulphamethoxazole, Penecillin G, Tetrasiclin. Residu antibiotik
diidentifikasi secara mikrobiologi berdasarkan diameter daerah hambat yang diberikan oleh
antibiotik yang terdapat di dalam sampel terhadap bakteri. Antibiotik yang yang berekstrasi
akan berdisfusi melalui kertas cakram ke media yang telah di tanam bakteri.

KESIMPULAN

Penelitian pemerikasaan residu terhadap susu dan daging ayam yang di ambil miruek
dan kota baro dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut tidak mengandung residu
antibiotik terlihat dari zona hambat yang di berikan tidak ada terhadap bakteri Bacillus
subtilis.
DAFTAR PUSTAKA

Jozef V, Kolar, Radza Hromadova,2007, Analysis of Antibiotic Utilization in Hospitalized


Paedatric Patients, Journalof Chinese Medichine, vol.2,no.9, p.496-503.

Suryani, D. 2009. Validasi Metode Analisis Residu Antibiotik Tetr Asiklin Dalam Daging
Ayam Pedaging Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor

Yuningsih. 1995. Analisis Residu Antibiotik. Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai