Anda di halaman 1dari 27

MASA KEJAYAAN ISLAM DAN

PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM


KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA

Agama Islam
Disusun oleh :
1. Annisah Marwiyah
2. Fathanna Khansa Puti Rulya
3. Hanifa Nurul Arsya
4. Mutiara Aulia Rachman
5. Revanny Tri Bintang Utami
6. Zhafira Dyas Faizah

SMA NEGERI 33 JAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menulis makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salamnya semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya, dan juga kepada kita semua selaku
umatnya yang insya Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.

Makalah ini merupakan hasil observasi dan merupakan salah satu persyaratan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran “ Pendidikan Agama Islam “ di SMA NEGERI 33
Jakarta.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, dan jauh dari
sempurna, itu di karenakan keterbatasan yang kami miliki, karena kami masih tahap belajar. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Akhirnya kepada ALLAH lah kami pasrahkan semua,karena
kebenaran hanyalah milik-Nya.

Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca
sekalian Terutama untuk kelas kami tercinta.

Jakarta, 9 Agustus 2018

Penyusun Makalah

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………...……………………………………………………….2


Daftar Isi ……………………………………..…………………………………………………...3

MASA KEJAYAAN ISLAM


Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..….…..4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….….4
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….………4

Bab II Pembahasan
2.1 Sejarah Awal Masa Kejayaan dan Kemajuan Peradaban Islam Masa Kejayaan………………5
2.2 Perkembangan Islam dan Kejayaan Pada Masa Dinasti Abbasiyyah..10
2.3 Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali……………………………………………..11
2.4 Periodisasi Sejarah Islam ………………………………………………………….………….12
2.5 Masa Kejayaan Islam …………………………………………………………………..…….13
2.6 Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam……………………………………………………14

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...……………16

PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………..17
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ …………………………17
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................. …………………………17

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berkompetisi…………………………..………………………………………...18
2.2 Pengertian Kebaikan …………………………………………………………………………18
2.3 Berkompetisi dalam Kebaikan Sesuai Perintah Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah:148 dan
Surat Al Fathir : 32…………………………………………………….………………………….19
2.4. Pentingnya Taat Kepada Aturan Dalam Islam……………………………………………….22
2.5. Perilaku Etos Kerja……………………………………………………………………….…..23
2.6 menerapkan perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja………………………25

BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................. 26
3.2 Saran....................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………27

3
MASA KEJAYAAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti perabadan lain, Islam juga mengalami beberapa periode dalam sejarah. Ada satu
periode dimana Islam bisa menunjukan eksistensinya di Eropa bahkan dunia. Periode tersebut
terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim bisa memberikan banyak konstribusi
terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan. Mereka melakukannya baik dengan menjaga
tradisi yang telah ada maupun dengan menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.

Sebaliknya, bangsa Eropa waktu itu justru sedang berada di zaman kegelapan (dark ages),
dimana dominasi gereja sangatlah besar sehingga setiap kebenaran (ilmu pengetahuan) harus
sesuai dengan paham gereja. Apabila ada yang menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan
gereja, maka akan mendapatkan hukuman bahkan sampai dibunuh. Hal tersebut menyebabkan
terisolasinya ilmu pengetahuan dari manusia. Padahal sekitar tahun 300 SM, peradaban Eropa
sudah dibangun sedemikian rupa oleh bangsa Yunani dan Romawi. Ilmuan-ilmuan Yunani
mengembangkan filsafat, sementara orang Romawi mengembangkan birokrat.

Ketika Eropa sedang berada dalam masa kegelapan, masyarakat Islam justru mengalami
kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Mereka mengambil ilmu-ilmu
yang ada di Yunani dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab. Selain itu,
perkembangan Islam juga dihubungkan dengan letak geografis. Sebelum Islam datang, kota
Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW sendiri juga
berasal dari golongan pedagang. Tradisi Ziarah Mekah membuat kota itu menjadi pusat
pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang muslim dalam jalur
perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal tersebut membuat
peradaban Islam tumbuh, berkembang dan meluas dengan berdasarkan perekonomian dagangnya.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan Masalahnya meliputi :
a. Bagaimana peruses masa kejayaan islam?
b. Bagaimana cara Islam berkembang?
c. Siapa saja tokoh – tokoh pada masa kejayaan islam ?

1.3 Tujuan Penulisan


Ada pun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang bagaimana
masa kejayaan Islam, untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan islam. Dan mengetahui
sederetan tokoh-tokoh masa kejayaan islam dsb.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH AWAL MASA KEJAYAAN DAN KEMAJUAN PERADABAN ISLAM


MASA KEJAYAAN
Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai,
merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai.
Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga
seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan. Kemaharajan Mughal, (Mughal
Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya
memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M.
Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur, pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-
Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M)
di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah
masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan
Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak
terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang
masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada
masa Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan
arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini
memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi
bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda
berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India.
Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang,
mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang
dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur
merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini
dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama
Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang
dijadikan ibukota kerajaan. Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun
(1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-
musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj
mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah),
Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar
Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas
wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik
Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi
universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan
semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri
pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.

5
KEMAJUAN PERADABAN ISLAM MASA KEJAYAAN
Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (606-681 M) adalah pendiri Bani Umayyah (661-750 M) dan
menjabat sebagai khalifah pertama (661-681 M) dari bani ini. Sejak pemerintahan Islam dipimpin
oleh Mu’awiyyah, ibukota kekhilafahan dipindahkan dari Madinah Al-Munawwarah ke kota
Damaskus di wilayah Suriah. Mu’awiyah lahir empat tahun menjelang Nabi Muhammad
menjalankan dakwah di kota Mekah pada tahun 610 M.
Damaskus atau Damsyik adalah ibukota Syiria (penduduk 408.774) yang terletak di bagian
Syiria (Suriah) Selatan, di tepi Sungai Barada. Kota ini sudah terkenal sejak zaman kuno dan
berturut-turut sempat dikuasai oleh bangsa Assyria dan bangsa Persia. Tahun 332 SM kota ini
ditaklukkan Iskandar Dzulkarnain. Setelah Iskandar Dzulkarnain meninggal, kota ini diperebutkan
oleh bangsa Armenia. Pada tahun 64 SM diserahkan kepada Bangsa Romawi, di bawah kekuasaan
Pompejus dan menjadi salah satu kota Decapolis.
Di bawah pemerintahan khalifah-khalifah Bani Umayyah, Damaskus tumbuh makmur dan
terkenal dengan barang-barang logam halus (yang paling istimewa adalah pedang). Tahun 1260M,
Damaskus jatuh ke tangan Mongol di bawah pemerintahan Hulagu Khan, dikuasai Timur Lang
pada abad ke-14 dan pada tahun 1516-1918M berada dibawah pemerintahan Turki Utsmani. Pada
tahun 1918 M kota ini direbut Inggris, kemudian dimasukkan dalam mandat Perancis pada tahun
1920-1941 M dan sekarang menjadi ibu kota Syria.

- Bidang Pemerintahan
Sebelum tahun 1860 M kalangan bangsawan Damaskus pada umumnya adalah ulama
”keturunan ulama” besar abad ke-18 M yang menduduki beberapa jabatan seperti mufti dan
khatib. Mereka mengelola kekayaan wakaf dan mendapat dukungan yang besar dari kalangan
pedagang, pengrajin, jennisari, dan mereka mengelola beberapa wilayah perkotaan.
Pada masa Khulafa’ur Rasyidin, belum ada lambing negara yang ditetapkan secara resmi.
Pada masa Umayyah, ditetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu
menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
Pada masa ini juga, dilakukan pendirian dana pos dengan menyediakan kuda dengan peralatannya
disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata, pencetakan mata uang, dan
pemunculan profesi qodhi yang dilembagakan secara resmi pada masa Mu'awiyah bin abi Sufyan.
Bahasa Arab dijadikan bahasa resmi pada masa Abdul Malik bin Marwan. Pada masa Umar bin
Abdul Aziz pajak di peringan, kedudukan mawali, atau orang Islam bukan Arab, disamakan
kedudukannya dengan orang Arab. Umar bin Abdul Aziz juga menjalin hubungan kembali dengan
golongan Syiah, serta memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan
ibadahnya.
- Bidang Tatakota dan Arsitektur
Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691M, Khalifah Abd Al-Malik
membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame
Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
Perkembangan wilayah yang sedemikian luasnya dan perkembangan kemakmuran yang
sedemikian pesatnya berakibat pada munculnya bangunan-bangunan keagamaan dan kenegaraan.
Pada mulanya menurut seni bangunan Girik dan Bizantium. Tetapi seni ukir dan seni hias lambat
laun memperoleh corak seni yang pada masa belakangan dikenal dengan Arabesque, yakni seni
Arab. Hal itu dapat disaksikan pada Jami-Al-Umawi di Damaskus yang dibangun oleh Khalif

6
Walid I (705-715 M). Pembangunan panti untuk orang cacat, jalan raya, pabrik, masjid, dan
gedung-gedung pemerintah dilakukan pada masa Al-Walid bin Abdul Malik.

2. Baghdad
Baghdad ketika dibangun adalah termasuk salah satu keajaiban dunia yang tiada taranya di
zaman dahulu. Sebelum dibangun oleh al-Mansur, khalifah Abbasiah yang terkenal, Baghdad
adalah daerah yang sempit dan kecil. Di setiap penghujung tahun para pedagang dari daerah-
daerah tetangga berkumpul di situ. Ketika al-Mansur bertekad bulat membangunnya, ia lalu
mendatangkan insinyur-insinyur teknik, para arsitek dan pakar-pakar ilmu ukur. Kemudian ia
melakukan sendiri peletakan batu pertama dalam pembangunan itu seraya berkata,
"Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah dan seluruh bumi milik Allah. Yang
diwariskan kepada orang-orang yang dikehendakiNya dari kalangan hamba-hambaNya, dan
akibat yang baik diperuntukkan bagi orang-orang yang taqwa." Selanjutnya ia berkata lagi,
bangunlah kota ini atas berkah Allah. Seluruh biaya yang dibelanjakan untuk membangun
Baghdad mencapai 4.800.000 dirham, sedang jumlah pekerja yang bekerja di situ mencapai
100.000orang.

- Bidang Pemerintahan
Jika seseorang merasa kesempitan tempat tinggal, ia bisa mendapatkannya yang lebih lagi.
Jika ia melihat sebuah tempat yang lebih disenangi daripada tempatnya semula maka ia tidak
kesulitan untuk pindah ke sana dari sisi manapun yang dikehendakinya dan dari penjuru manapun
yang meringankannya. Bilamana seseorang ingin menyelamatkan diri dari musuhnya maka pasti
ia menjumpai orang yang akan melindunginya, jauh atau dekat. Jika ia kemudian mau mengganti
sebuah rumah dengan rumah yang lain atau sebuah lorong yang lain atau sebuah jalan raya dengan
jalan raya yang lain maka ia dapat dengan mudah melakukannya sesuai dengan keadaan dan
waktu. Lebih dari itu, para pedagang yang sukses, sultan-sultan yang agung dan para penghuni
terhormat di rumah-rumah selalu menebarkan kebaikan dan kemanfaatkan kepada orang-orang
yang kondisinya di bawah mereka.
ini dikalungi rantai dan besi, dan masing-masing ditangani oleh pawang-pawangnya. Maka tidak
aneh apabila utusan raja Romawi itu selalu dicekam rasa takjub dan tercengang ketika
menyaksikan keagungan Darul Khilafah karena memang di dunia pada saat itu tidak ada sebuah
istana pun yang menyamai istana yang dilihatnya itu.
- Bidang Ilmu Pengetahuan
Penduduk Baghdad dan kebanyakkan ulama, sastrawan dan filsuf sudah tak terhitung lagi
jumlahnya. Abu Bakar al Khatib dalam menggambarkan Baghdad mengatakan: “...sampai kita
lalai menyebutkan banyak hal dari kebaikan-kebaikan yang dikhususkan Allah bagi Baghdad di
hadapan seluruh dunia, Timur dan Barat. Di antara kebaikan-kebaikan tersebut ialah akhlak-
akhlak mulia, perangi-perangi menyenangkan, air-air tawar yang melimpah, buah-buah yang
banyak dan segar, keadaan-keadaan yang indah, kecakapan dalam setiap pekerjaan dan
penghimpunan bagi setiap kebutuhan, keamanan dari munculnya bid`ah, kegembiraan terhadap
banyak ulama dan penuntut ilmu, ahli fiqh dan orang yang belajar fiqh, tokoh-tokoh ilmu kalam,
pakar-pakar ilmu hitung dan ilmu nahwu, penyair-penyair piawai, perawi-perawi khabar, nasab
dan seni sastra, berkumpulnya buah-buahan berbagai musim di satu musim yang hal itu tak pernah
ada di negeri manapun di dunia ini kecuali di Baghdad (terutama pada musim gugur).
Pada masa al-Ma’mun ilmu pengetahuan dan kegiatan intelektual mencapai puncaknya.
Ia mendirikan Bait al-Hikmah yang menjadi pusat kegiatanilmiah terutama ilmu pengetahuan
7
nenek moyang eropa(yunani).pada masa itu banyak karya-karya Yunani diterjemahkan ke dalam
bahasa arab. Selanjutnya model inidi kembangkan di dar el-Hikmah, Kairo, kemudian diterima
kembali barat melalui Cordova (Qasar al-Zahra), dan kota-kota lain di Andalusia.

3. Kairo
Kairo yang terletak di delta Sungai Nil telah didiami manusia Mesir Kuno sejak tahun 3500
SM. Mesir Kuno sempat mencapai kemakmuran di bawah penguasa Zoser, Khufu, Khafre,
Menaure, Unas dan lainnya. Di masa itu, ibukota Mesir Kuno itu sudah menjadi salah satu kota
yang berpengaruh di dunia. Sejak 30 SM, Mesir dikuasai bangsa Romawi. Kekuasaan Romawi di
Mesir akhirnya tumbang ketika Islam menjejakkan pengaruhnya pada tahun 641 M. Adalah
pasukan di bawah komando jenderal perang Muslim, Amar bin Al-Ash yang pertama kali
menancapkan pengaruh Islam di Mesir. Saat itu, Amar bin Al-Ash justru menjadikan Fustat - kini
bagian kota Kairo - sebagai pusat pemerintahannya.
Kota Kairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973 M, seiring dengan hijrahnya Khalifah Mu'izz
Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Kota Kairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973, seiring
dengan hijrahnya Khalifah Mu'izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo
mencapai kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Dinasti itu menorehkan
kegemilangan selama 200 tahun. Di masa itu, Mesir menjadi pusat kekuasaan yang mencakup
Afrika Utara, Sisilia, pesisir Laut Merah Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, dan Hijaz. Kairo
tumbuh dan berkembang sebagai pusat perdagangan luas di Laut Tengah dan Samudera Hindia.
Kairo pun menggabungkan Fustat sebagai bagian dari wilayah administratifnya. Tak heran, jika
Kairo tumbuh semakin pesat sebagai salah satu metropolis modern yang diperhitungkan dan
berpengaruh.

- Bidang Pemerintahan
Berdirinya Kairo sebagai ibukota dan pusat pemerintahan diawali gerakan penumpasan
golongan Syiah yang dilancarkan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Kongsi yang dibangun
golongan Syiah dengan Bani Abbas untuk menjatuhkan Bani Umayyah akhirnya pecah. Penguasa
Abbasiyah mencoba meredam perlawanan golongan Syiah Ismailiyah di bawah pimpinan
Ubaidillah Al-Mahdi. Setelah sempat ditahan, Ubadilah akhirnya dibaiat menjadi khalifah
bergelar Al-Mahdi Amir Al-Mu'minin (909 M). Pengganti Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi, Muizz
Lidinillah mulai mengalihkan perhatiannya ke Mesir.Ia menunjuk Panglima Jauhar Al-Katib As-
Siqili untuk menaklukan Mesir. Tahun 969 M, Mesir berada dalam kekuasaan Syiah Ismailiyah.
Sejak itu, mereka membangun kota baru yang diberi nama Al-Qahirah atau Kairo yang berarti
'penaklukan' atau 'kejayaan'. Pada 972 M, di Kairo telah berdiri Masjid Al-Azhar.
Fatimiyah mencapai kemajuan yang pesat dalam administrasi negara. Karena, pada saat
itu, dinasti itu mengutamakan kecakapan dibandingkan keturunan dalam merekrut pegawai.
Toleransi pun dikembangkan. Penganut Sunni yang profesional pun diangkat kedudukannya
laiknya Syiah. Toleransi antarumat beragama pun begitu tinggi. Siapapun yang mampu bisa
duduk di pemerintahan.
Kairo menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan gudang barang-barang dagang untuk
eropa dan dunia timur. Kota seribu menara. Itulah julukan yang disandang Kairo - salah satu kota
penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada abad pertengahan, ibukota Mesir yang berada di
benua Afrika itu memainkan peranan yang hampir sama pentingnya dengan Baghdad di Persia
serta Cordova di Eropa.

8
Diakhir masa kejayaan Fatimiyah, Kairo hampir saja jatuh ke dalam kekuasaan tentara
Perang Salib pada 1167 M. Untunglah panglima perang Salahudin Al-Ayubi berhasil
menghalaunya. Sejak itu, Salahudin kemudian mendeklarasikan kekuasaannya di bawah bendera
Dinasti Ayubiyah - penganut Sunni. Dinasti itu hanya mampu bertahan selama 75 tahun.
Kairo kemudian diambil alih Dinasti Mamluk. Sekitar tiga abad lamanya Mamluk
menjadikan Kairo sebagai pusat pemerintahannya. Ketika Baghdad dihancurkan bangsa Mongol
pada 1258 M, pasukan Hulagu Khan tak mampu menembus benteng pertahanan Kairo. Selama
periode itu, Kairo menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan gudang barang-barang dagang
untuk Eropa dan dunia Timur.
Kairo juga sempat dikuasai Turki. Sejak kekuasaan Turki berakhir pada 1517 M, kota itu sempat
tenggelam. Kairo kembali menggeliat ketika pada awal abad modern, Muhammad Ali memimpin
Mesir. Kota itu pun menjelma sebagai pusat pembaruan Islam zaman modern. Demikianlah
perjalanan panjang kota Kairo.
- Bidang Tatakota dan Arsitektur
Fustat sebagai pusat pemerintahan, didirikan bangunan masjid pertama kali berdiri di daratan
Afrika. Fustat tercatat mengalami pasang-surut sebagai sebuah kota utama di Mesir selama 500
tahun. Penjelajah dari Persia, Nasir-i-Khusron mencatat kemajuan yang dicapai Fustat. Ia melihat
betapa eksotik dan indahnya barang-barang di pasar Fustat, seperti tembikar warna-warni, kristal
dan begitu melimpahnya buah-buahan dan bunga, sekalipun di musim dingin.
Dari tahun 975 sampai 1075 M Fustat menjadi pusat produksi keramik dan karya seni
Islami - sekaligus salah satu kota terkaya di dunia. Ketika Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti
Abbasiyah pada 750 M, pusat pemerintahan Islam di Mesir dipindahkan ke Al-Askar - basis
pendukung Abbasiyah. Kota itu bertahan menjadi ibukota pemerintahan hingga tahun 868 M.
Sekitar 1168 M, Fustat dibumihanguskan agar tak dikuasai tentara Perang Salib.

9
2.2 Perkembangan Islam dan Kejayaan Pada Masa Dinasti
Abbasiyyah
A. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Abbas
Daulah Abbasiyyah didirikan pada tahun 132 / 750 M. Dinamakan Kekalifahan Abbasiyyah,
karena para pendiri penguasa dinasti ini merupakan keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad
SAW.
Luas wilayah kekuasaan islam semakin bertambah, bergerak kewilayah Timur Asia Tengah, dari
perbatasan India hingga ke Cina. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi (158-169 H / 775 –
785 M). Selain itu juga meliputi wilayah antara lain : Hijaz, Yaman Utara, Yaman Selatan, Oman,
Kwait, Iran (Persia) Yordaniya, Palestina, Libanon, Mesir, Tunisia, Al-Jazir, Maroko, Spanyol,
Afganistan, Pakistan.
Pemerintahan Dinasti Abbasiyyah mampu mengembangkan dan memajukan, peradaban islam, hal
ini disebabkan sikap dan kebijaksanaan para penguasanya dalam mengatasi persoalan, termasuk
dalam sikap politik. Dinasti ini bersifat demokratis.

B. Kejayaan Peradaban Islam Pada Massa Bani Abbas


Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan masa kejayaan islam dalam berbagai bidang,
khusunya dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada masa Dinasti ini, dapat di bagi
menjadi beberapa bentuk, seperti :
1. Kota – Kota Pusat Peradaban
Baghdad dan samara. Bagda merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyah didirikan oleh Abu
Ja’far Al-Mansur (754 – 775 M). Kota ini terletak ditepian sungai Tigris, kota berbentuk bundar
dikelilingi tembok yang besar dan tinggi, kota inilah para ahli ilmu pengetahuan datang beramai –
ramai untuk mencari ilmu.
Samarra terletak di timur sungai Tigris yang berjarak ± 60 km dari kota Bagdad, kota ini sejuk
dan nyaman
2. Bangunan Tempat Pendidikan Dan Tempat Pribadatan
Bentuk bangunan yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan adalah madrasah. Madrasah ini
terdapat di kota : Baghdad, Isfahan, Nisabur, Basra, Tabristan, Hara Dan Musol.
Terdapat juga kuttub, sebagi lembaga pendidikan dasar dan menengah majlis madrasah, sebagai
tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan.
Selain itu ada juga tempat peribadatan seperti masjid – masjid yang terkenal adalah Masjid
Cordova, Masjid Ibn Touloun, Mesjid Al-Azhar.

10
2.3 Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan
peradabannya yang tinggi (Jacques C. Reister).
Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses
regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat
bukanlah apa-apa (Montgomery Watt). Peradaban berhutang besar pada Islam (Barack
Obama). Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali Tajmahal Pernyataan tersebut
menggambarkan bahwa siapa pun sesungguhnya tak akan bisa mengelak untuk mengakui
keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat,
yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban
Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.

Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini? Islam masa lalu yang gemilang, yang telah banyak
memengaruhi peradaban umat manusia di dunia ini. Memang merupakan sebuah realitas sejarah.
Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat Islam secara sadar dan
jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus
mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang untuk yang kedua
kalinya.

Karena itu, selain meretrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan ada
upaya untuk memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan Islam di
tengah-tengah hegemoni perabadan Barat sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu sekarang
sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda kemundurannya.

Waktu bergerak maju dan tidak pernah mundur. Begitu juga peristiwa sejarah. Kita
sebagai manusia yang diberi akal, pastinya harus mengingat, apa yang terjadi pada masa lalu dan
bagaimana kejadiannya. Akal bisa memprediksi kejadian yang akan datang dengan belajar dari
masa lalu.

11
2.4 Periodisasi Sejarah Islam
Dikalangan ahli sejarah terdapat perbedaan tentang kapan dimulainya sejarah Islam yang
telah berusia lebih dari empat belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah Islam
(muslim) dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai Rasul, dan berada di Makkah
atau tiga belas tahun sebelum hijrah ke Madinah. Di lain pihak menyatakan, bahwa sejarah Islam
itu dimulai sejak lahirnya negara Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Atau
tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW. Berhijrah ke Madinah yang sebelumnya bernama
Yatsrib.
Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan
tinjauan tentang unit sejarah. Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat.
Masyarakat Muslim telah ada sejak Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan seruannya. Malah
jumlah mereka sedikit atau banyak tidak menjadi soal. Disamping itu, meskipun mereka belum
berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu organisasi yang memiliki corak tersendiri. Sedangkan
pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara, sehingga sejarah Islam mulai dihitung
sejak lahirnya Negara Madinah.
Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian periodisasi sejarah
(kebudayaan) Islam yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan
sejarah Islam pada periode pertama atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang
menyebutkan sebagai periode praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum
disebutkan secara tegas dalam periode klasik tersebut.
Hasjimy menyatakan bahwa para ahli sejarah kebudayaan telah membagi sejarah
kebudayaan Islam kepada sembilan (9) periode, sesuai dengan perubahan-perubahan politik,
ekonomi, dan social dalam masyarakat Islam selama masa-masa itu. Kesembilan periode itu
adalah, sebagai berikut:
1. Masa permulaan Islam, yang dimulai sejak lahirannya Islam pada tanggal 17 Ramadhan 12 tahun
sebelum hijrah sampai tahun 41 Hijriyah, atau 6 Agustus 610 sampai 661 M;
2. Masa Daulah Amawiyah: dari tahun 41-132 H. ( 661-750 M );
3. Masa Daulah Abbasiyah Islam: dari tahun 132-232 H. ( 750-847 M );
4. Masa Daulah Abbasiyah II: dari tahun 232-334 H. ( 847-946 M );
5. Masa Daulah Abbasiyah III: dari tahun 334-467 H. ( 946-1075 M );
6. Masa Daulah Abbasiyah IV: dari tahun 467-656 H. ( 1075-1261 M );
7. Masa Daulah Mungoliyah: dari tahun 656-925 H. ( 1261-1520 M );
8. Masa Daulah Utsmaniyah: dari tahun 925-1213 H. ( 1520-1801 M );
9. Masa Kebangkitan Baru: dari tahun 1213 H. (1801 M ) sampai awal abad 20.
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa periode sejarah kebudayaan Islam dimulai
sejak Nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadi Rasul, pada tahun 12/13 tahun sebelum hijrah.
Hal ini berarti mendukung pendapat pihak pertama sebagaimana uraian terdahulu.
Di lain pihak Harun Nasution juga telah membagi sejarah Islam secara garis besar ke
dalam tiga (3) periode besar, yaitu:
a. Periode klasik (650-1250 M);
Periode klasik merupakan kemajuan Islam dan dibagi ke dalam dua fase, yaitu pertama: fase
ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M); kedua: fase disintegrasi,
b. periode pertengahan (1250-1800 M);
periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase, yaitu; fase kemunduran (1250-1500 M) dan
fase ketiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-1700 M)
dan zaman kemunduran (1700-1800 M),
c. periode modern (1800-dan seterusnya).
Sedang periode modern merupakan zaman kebangkitan umat Islam.

12
2.5 Masa Kejayaan Islam
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode
Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering
disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.
Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan
Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada
masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan,ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan
bidang militer.

Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu
pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah terjadi
tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor internal dan
faktor eksternal.

Faktor internal antara lain:


1. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
2. ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai
kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain seperti berikut.


1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami
perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang
pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu,
terutama filsafat.

2. Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali.
Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam ilmu pengetahuan umum terutama di bidang
astronomi,kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau
etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut antara lain seperti berikut.
1. Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat dalam al-Qur’ān yang
menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.

2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut
ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain
yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan mempelajarai
ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir,
hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-
lain.
4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
13
2.6 Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam
Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu. Di sini akan
dijelaskan sebagian biografi beberapa tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang tidak
dijelaskan biografinya, bisa dicari melalui buku-buku lain yang membahasnya. Berikut ini tokoh-
tokoh muslim yang telah menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat manusia.

1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)


Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu
Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di
Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab,
matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab
Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang
kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi
Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam
tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu
Filsafat.

2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Hamid
al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun
505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan
tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau
menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah
mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10
tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa- jasa beliau terhadap umat
Islam antara lain sebagai berikut.
1. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
2. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
3. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawwuf,
teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya 'Ulum ad-Din, yakni membahas masalah-
masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan al- Qur'an dan hadis. Dalam
bidang filsafat, beliau menulis Tahafut al-Falasifah (tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali
merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul
Islam (bukti kebenaran Islam).

3. AI-Kindi (805‒873 M)

Al-Kindi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Yakub
bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-
Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat,
logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat,
bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang
kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-
Arab (filosof orang Arab).
14
4. AI-Farabi (872‒950 M)

Al-Farabi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu
Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun
872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni
berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam,
teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul al-
Mad3nah wa aI-Fad3lah (pemikiran tentang penduduk negara utama).

5. Ibnu Sina (980‒1037 M)

Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu
Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan
dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam,
teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk
mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara
karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran
dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan
peradabannya yang tinggi. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur
muslim bisa memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan.
Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun dengan menciptakan
penemuan-penemuannya sendiri.

Sekitar 750 M - sek. 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia
Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik
dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi
mereka sendiri. Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dapat dihubungan dengan
geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam, kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah
Arab dan Muhammad sendiri merupakan seorang pedagang.

Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu yaitu: Ibnu Rusyd,
Al-Ghazali, AI-Kindi, AI-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Sina.

16
PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM
KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Allah SWT telah menciptakan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa untuk saling kenal
mengenal. Allah SWT juga telah menurunkan kepada ummat manusia setiap masa seorang Rasul
dengan membawa syari’atnya masing-masing. Kita tahu ada ummat Yahudi, Nasrani, Majusi, dan
Islam, serta ummat yang lain. Setiap ummat pemeluk agama ( Kabilah ) mempunya kiblat sendiri,
Orang Yahudi mempunyia Kiblat sendiri yang mereka menghadap kepadanya. Orang Nasrani
juga mempunyai kiblat sendiri yang mereka menghadap kepadanya. Allah memberi petunjuk
kepada Ummat muhammad kepada Kiblat yang di ridhoi Allah SWT yaitu Ka’bah.

Ummat Islam di perintah oleh Allah SWT untuk berlomba-lomba dengan ummat yang lain dalam
berbuat kebaikan, semua perbuatan akan mendapatkan penilaian dari Allah SWT, amal siapakah
yang dinilai baik oleh Allah SWT? Jawabannya tentu harus di kembalikan kepada Allah SWT.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari berkompetisi ? dan Apa pengertian kebaikan?


2. Bagaimana penjelasan perintah Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah:148 serta Surat
Al Fathir : 32

1.3. Tujuan Penulisan

1. Agar kita mengetahui dan memahami perintah Allah SWT untuk berkompetisi dalam berbuat
kebaikan.
2. Untuk mengingatkan kita agar senantiasa berbuat kebaikan, kapanpun dan dimanapun.

17
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berkompetisi


Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai korban
kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over (atas), atau with
(dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut
versi tertentu.

Menurut Deaux, Dane dan Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan
dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk
bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.

2.2 Pengertian Kebaikan

Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan
manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku tersebut menuju
kesempuranan manusia. Kebaikan disebut nilai(value), apabila kebaikan itu bagi seseorang
menjadi kebaikan yang konkrit.Manusia menentukan tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih
jalanyang ditempuh. Pertama kali yang timbul dalam jiwa adalah tujuan itu, dalampelaksanaanya
yang pertama diperlukan adalah jalan-jalan itu. Jalan yangditempuh mendapatkan nilai dari tujuan
akhir.Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya.

Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila membimbing manusia ke
arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang membuatnya baik sebagai manusia

Berdasarkan norma susila, kebaikan atau keburukan perbuatan manusiadapat dipandang melalui
beberapa cara, yaitu :
a) Objektif, keadaan perseorangan tidak dipandang.
b) Subjektif, keadaan perseorangan diperhitungkan.
c) Batiniah, berasal dari dalam perbuatan sendiri (kebatinan, intrinsic)
d) Lahiriah, berasal dari perintah atau larangan Hukum Positif (ekstrinsik)
Perbuatan yang sendirinya jahat tidak dapat menjadi baik atau netralkarena alasan atau keadaan.
Biarpun mungkin taraf keburukannya dapat berubahsedikit sedikit, orang tidak boleh berbuat jahat
untuk mencapai kebaikan.Perbuatan yang baik, tumbuh dalam kebaikannya, karena kebaikan
alasandan keadaannya. Suatu alasan atau keadaan yang jahat sekali, telah cukup untuk
menjahatkan perbuatan. Kalau kejahatan itu sedikit, maka kebaikan perbuatanhanya akan
dikurangi.Perbuatan netral memproleh kesusilaannya, karena alasan dan keadaannya.Jika ada
beberapa keadaan, baik dan jahat, sedang perbuatan itu sendiri ada baik atau netral dipergunakan.

18
2.3 Berkompetisi dalam Kebaikan Sesuai Perintah Allah SWT dalam
Surat Al-Baqarah:148 dan Surat Al Fathir : 32
Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kepada kita Ummat Islam untuk
berlomba-lomba dengan ummat yang lain dalam berbuat kebaikan. Diantaranya Surah al-Baqarah
ayat 148 dan surah fathir ayat 32 :

A. Surah Al-Baqarah,2: 148

Isi Kandungan

Tiap tiap umat ada kiblatnya masing masing yang dijadikan arah untuk ibadah pada zamanya.
Umat Islam menhadapkan wajahnya dalam beribadah menuju ke arah Masjidil Haram yang di
dalamnya ada bangunan Kakbah. Umat nabi Ibrahim dan Ismail juga menghadap ke arah Kakbah
sedangkan umat Bani Izrail dan umat Nasrani menghadap ke arah Baitul Maqdis. Allah swt
memberikan ketentuan bagi setiap umat manusia dalam beribadah kepadaNya dengan
menunjukkan rah kiblat yang sudah di tentukan. Manusia yang taat dan patuh terhadap apa yang
diperintahkan Allah tentu akan melaksanakan dengan penuh taqwa, sedangkan orang yang ingkar
akan mencari dan membuat arah kiblat sendiri sesuai dengan keinginanya.

Allah swt akan dapat menilai dan melihat hamba hambanya yang patuh dan taat, dapat pula
melihat hambanya yang melanggar serta meninggalkan perintahnya. Manusia yang senantiasa
berbuat baik dan taat pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala berupa Syurga, Sedangkan
manusia yang lalai dan meninggalkan perintah Allah maka tempatnya adalah di Neraka yang
apinya senantiasa menyala nyala.

Hari kiamat sebagi hari pembalasan akan menjadi suatu masa bahwa setiap perbuatan manusia
akan diminta pertanggungjawabanya. Perbuatan baik sekecil appun pasti akan mendapat
balasanya demikian juga perbuatan buruk atau jahat sekecil apapun juga akan mendapat balasan
yang sangat adil dan setimpal. Tak ada satupun manusia di hari kiamat yang akan dapat
meloloskan diri dari pengadilan Allah swt. Kehidupan di akhirat hakekatnya adalah kehidupan
hakiki dan merupakan kehidupan yang sebenarnya,oleh karena itu kehidupan yang sebentar di
dunia ini hendaklah benar benar digunakan dengan sebaik baiknya untuk di isi dengan amal
perbuatan yang baik. Kebahagiaan manusia di akhirat sesungguhnya ditentukan oleh kebahagiaan
di dunia ini dengan satu syarat senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat Allah dengan
sebaik baiknya.

Allah swt sudah memberikan gambaran dan peringatan agar manusia berhati hati dalam hidup ini
sebagaimana banyak tertuang dalam firman Allah yang berisi agar manusia berbuat baik, karena
setiap perbuatan akan kembali kepada manusia itu sendiri. Seperti disebutkan dalam Al quran
surat, Al-baqarah ayat; 25,58,83,195, Al-Maidah : 13, Al-An`am : 84, Al-A`raf : 56, Yunus: 26,
dan Surat Yunus : 7

19
Selain firman Allah tersbut masih banyak surat dalam Al quran yang memerintahkan untuk
berbuat baik. Maka dengan niat penuh keikhlasan hendaklah kita awali dan perbaharui hidup ini
dengan niat untuk senantiasa melakukan amal amal perbuatan yang baik.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

· Kita harus berusaha untuk menjadi pribadi yang selalu berusaha untuk berbuat kebaikan
sebanyak-banyaknya, dan juga meyakini bahwa nantinya akan ada hari kiamat/hari pembalasan.

· Meyakini bahwa setelah hidup di dunia masih ada kehidupan yang selanjutnya yaitu di alam
kubur dan alam akhirat, sehingga di dunia ini kita harus berbuat kebaikan yang sebanyak-
banyaknya untuk bekal di akhirat nanti.

· Sebagai seorang muslim kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, contohnya,
adalah menggunakan waktu luang untuk memperbanyak ibadah kepada Allah swt.

· Memperbanyak berbuat kebaikan karena nantinya akan mendapatkan pembalasan di hari


pembalasan nanti. Ingat, bahwa kebaikan sekecil apapun yang kita kerjakan selama di dunia ini
pasti akan mendapatkan balasan, sebaliknya kejahatan sekecil apapun juga akan mendapatkan
balasan.

· Senang berbuat baik terhadap diri sendiri dan orang lain serta alam sekitarnya sebagai bukti
dari keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt.

· Di sekolah kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan, misalnya dalam belajar, dalam
mengerjakan ulangan secara jujur, sehingga kita bisa mendapatkan nilai yang terbaik dan
memuaskan.

B. Surat Al Fathir : 32

Isi Kandungan :

Berdasarkan surat dan ayat di atas Ibnu Taimiyyah membagi manusia kedalam tiga derajat
kedudukan manusia :

1. Golongan Dholimun Linafsih, ialah golongan yang selalu mendholimi dan menganiaya diri
sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka kepada Allah SWT, dengan meninggalkan
perintaNya dan mengerjakan Larangan laranganNya.

2. Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada
pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan kewajiban dan
menjauhi larangan laranganNya.

3. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam
melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa
melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan
menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.

20
Allah swt mewariskan kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih untuk diamalkan
dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab tersebut. Dalam kenyataanya
manusia memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah
Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan
mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho dan izin Allah,
adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan ajaran
kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri.
Karena manusia yang tidak mau beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal
perbuatan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di
pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.

Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk kebahagiaan di
dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut
maka manusia dituntut untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang
terkandung dalam kitab Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan
dapat membaca Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta
mengamalkan apa yang ada didalamnya.

Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga tingkatan :

1. Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena
senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan.

2. Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih
dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam
kemungkaran.

3. Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani
dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal
shalih.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Kita harus selalu berusaha untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa dengan menjalankan apa-
apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang telah menjadi larangannya.

Selalu berusaha semaksimal mungkin dalam berbuat kebaikan

Bertaubat apabila melakukan suatu kejahat, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi

Menjadikan amal shalih sebagai kebutuhan kita

21
2.4. Pentingnya Taat Kepada Aturan Dalam Islam
· Pengeritan Taat. Taat artinya tunduk, baik kepada Allah Swt., pemerintah, orang tua dan
lain-lain, tidak berlaku curang, dan setia.

· Pengertian aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan
adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah diatur baik oleh Allah Swt., nabi,
pemimpin, atau yang lainnya. Di rumah terdapat aturan, di sekolah terdapat aturan, di lingkungan
masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat dengan
maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan dibuat tanpa adanya tujuan.
Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku. Taat kepada Allah Swt. adalah
hal yang paling utama, namun kita juga harus taat kepada para pemimpin kita selama tidak
bertentangan dengan aturan agama.

· Aturan yang tertinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu aturan-aturan yang
terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad
saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh para pemimpin
(amir), baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk
pemimpin keluarga.

· Peranan para pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu
negara sebagai institusi terbesar, tidak akan stabil tanpa adanya pemimpin. Tanpa adanya seorang
pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah
terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat
kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak melakukan
maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran.

· Ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan dan pimpinan. Dalam
agama Islam, banyak dalil yang menunjukkan perintah untuk mentaati pemerintah, selain dalam
hal maksiat kepada Allah. Diantaranya firman Allah dalam Al-Quran :

َ‫سو ِل إِ أن ُك أنت ُ أم تُؤأ ِمنُون‬


ُ ‫الر‬
َّ ‫َّللاِ َو‬ َ ‫سو َل َوأُو ِلي أاْل َ أم ِر ِم أن ُك أم َفإ ِ أن تَنَازَ أعت ُ أم فِي‬
َّ ‫ش أيءٍ فَ ُردُّوهُ إِلَى‬ َّ ‫َّللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬
‫اَّللِ َو أال َي أو ِم أاْل ِخ ِر‬
َّ ‫ِب‬

· "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu." (QS. An-Nisa: 59)

22
2.5. Perilaku Etos Kerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yangg khas dari suatu
golongan sosial. Jadi, pengertian Etos Kerja adalah semangat kerja yg menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta
persepsi terhadap nilai bekerja. Sedangkan Etos Kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai cara
pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri,
tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.

Etos Kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang,
meyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan
meraih amal yang optimal (high performance).

Etos Kerja Muslim didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang
sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan
kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh. Sehingga bekerja
yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim,
melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan
untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai
manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan tidak
Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, (QS. adz-
Dzaariyat : 56).

Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang
didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim,
tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT.

Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja,
malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam
bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat
identitas dirinya sebagai manusia.

Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar
tidak dianggap sebagai pengangguran. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi
semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau
kepribadian seorang muslim.

Tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk menjadi pengangguran, apalagi menjadi manusii
yang kehilangan semangat inovatif. Karena sikap hidup yang tak memberikan makna, apalagi
menjadi beban dan peminta-minta, pada hakekatnya merupakan tindakan yang tercela. Seorang
muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu
yang penuh manfaat yang merupakan bagian amanah dari Allah. Dan cara pandang untuk

23
melaksanakan sesuatu harus didasarkan kepada tiga dimensi kesadaran, yaitu : dimensi ma’rifat
(aku tahu), dimensi hakikat (aku berharap), dan dimensisyariat (aku berbuat).

Perilaku mulia dalam etos kerja yang perlu dilestarikan adalah:

1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang
diinginkan (“man jada wa jada” – Siapa yang giat, pasti dapat)

2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil,
dan mulai dari sekarang.”

3. Pentang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan.

َ‫ش َهادَةِ فَيُنَبُِئ ُ ُك أم بِ َما ُك أنت ُ أم تَ أع َملُون‬ ِ ‫ست ُ َردُّونَ إِلَ ٰى َعا ِل ِم أالغَ أي‬
َّ ‫ب َوال‬ َ ‫سولُهُ َو أال ُمؤأ ِمنُونَ ۖ َو‬
ُ ‫َّللاُ َع َملَ ُك أم َو َر‬ َ َ‫َوقُ ِل ا أع َملُوا ف‬
َّ ‫سيَ َرى‬

Artinya:

“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-
Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang maha mengetahui
yang gaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepada kamu apa yang telah kemu kerjakan.”
(Q.S. At-Taubah/9 : 105)

Pada Q.S. At-Taubah/9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk
semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai
amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan
membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas
perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka
lakukan selama hidup di dunia.

24
2.6 Menerapkan Perilaku Mulia Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos
Kerja
A. Perilaku mulia (ketaatan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.

1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di
waktu lapang maupun di waktu sempit.

2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-
Nya.

3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.

4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama.

5. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan.

B. Menerapkan Perilaku Mulia Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos KerjaB.
Perilaku mulia (kompetisi dalam kebaikan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.

1. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.

2. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya
maksimal.

3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap riḍa Allah Swt.

4. Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi mencari
titik persamaan.

5. Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia selalu
sportif dan berserah diri kepada Allah Swt. (tawakkal).

C. Perilaku mulia (etos kerja) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.

Menerapkan Perilaku Mulia Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja

1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan (“man
jada wa jada” - Siapa yang giat, pasti dapat).

2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai
dari sekarang.”

3. Pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan.

25
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Suatu nikmat apabila telah disyukuri, Tuhan berjanji akan menambahnya lagi. Dan janganlah
sampai berbudi rendah, tidak mengingat terima kasih. Tidak syukur atas nikmat adalah suatu
kekufuran. Kalau nikmat yang telah dianugerahkan Allah tidak disyukuri, mudah saja bagi Allah
mencabutnya kembali, dan meng-hidupkan kita di dalam gelap.

Meskipun Rasul sudah diutus, ayat sudah diberikan, al-Qura'n sudah diwahyukan, hikmat sudah
diajarkan dan kiblat sudah terang pula, semuanya tidak akan ada artinya kalau tidak ingat kepada
Allah (zikir) dan bersyukur. Orang yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang telah ada, tidaklah
akan rnerasai nikmat Islam itu. Maka zikir dan syukur, adalah dua pegangan teguh yang banyak
diterangkan di dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w.

Dari penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia tak lepas dari sebuah dosa.
Dimanapun kita berada pasti kita sering melakukan dosa setiap harinya ,entah kita sadari atau
tidak.Apabila kita ingin berbuat baik kepada orang lain.Terkadang kita salah mengerti dengan
keadaan orang tersebut sehingga terjadi salah paham diantara sesama.

Dimanapun kaki ini menginjak dan dimanapun nafas ini masih menghembus, jalankanlah perintah
berlomba-lombalah dalam kebaikan sesuai dengan maksud yang ada. Berikanlah yang terbaik
untuk sesama dan pahami bagaimana keadaannya terlebih dahulu agar kita terhindar dari rasa
kesalahpahaman antar sesama serta tidak ada yang dirugikan atas semua tindakan baik kita.

3.2 Saran

Berbuat kebaikan jelas diperintahkan oleh Allah SWT. Perintah untuk berlomba-lomba dalam
berbuat kebaikan, dapat kita temukan dalam Al-Quran maupun Al-Hadist.

26
DAFTAR PUSTAKA
MASAKEJAYAAN ISLAM :

Buku BSE Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
http://id.wikipedia.org/
http://www.google.com/
http://khoiruroji.blogspot.com/
http://pandidikan.blogspot.com/2010/12/periodesasi-sejarah-islam.html

PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA :

http://anandalangkai.blogspot.co.id/2015/09/membangun-bangsa-melalui-perilaku-taat.html
https://mubt4.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-agama-islam-taat-peraturan.html
http://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-konpetisi.html

27

Anda mungkin juga menyukai