Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERADABAN ISLAM MASA UMAR IBN KHATTHAB


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Eka Yudha W, M.A.

Disusun oleh:
Kelompok 1:

1. Alviatun Rizqi Eka Fitriana (216111043)


2. Zahra Setia Putri (216111049)
3. Muhammad Fikri Asysyamil (216111057)
4. Salsabila Farah (216111073)

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Pertama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Yang dengan Rahmat, Hidayah, dan Inayahnya kelompok kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Selanjutnya,
sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung
Muhammad SAW, yang mana dengan usaha dan semangat beliau mendakwahkan
Islam, kita dapat menikmati nikmat Islam di zaman sekarang ini.
Makalah yang kami susun ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam. Disamping itu, tugas ini juga bertujuan untuk membuka
wawasan kami sebagai mahasiswa Prodi Sastra Inggris.
Dalam proses mengerjakan sampai penyelesaian makalah ini kelompok kami
mendapatkan hal-hal Positif, Tidak hanya wawasan dan ilmu tetapi juga banyak
mendapatkan nilai moral pentingnya belajar ilmu agama serta kecakapan dalam
mengerjakan tugas secara berkelompok. Oleh karena itu kelompok kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak. Eka Yudha W, M.A Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam.
2. Rekan-rekan kelompok yang bekerjasama menyelesaikan makalah ini
3. Serta semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam menyusun dan membuat makalah ini masih banyak
kekurangan dan jaih dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat berarti bagi kami demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk
selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.
Waassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Surakarta, 27 Februari 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1 Terpilihnya Umar Ibn Khattab sebagai Khalifah dan Permasalahan yang
Dihadapi. ................................................................................................................... 3

2.2 Perkembangan Peradaban Islam dalam Bidang Keilmuan Pada Masa Umar
Ibn Khattab ................................................................................................................ 5

2.3 Perkembangan Peradaban Islam Dalam Bidang Ekonomi Pada Masa


Khalifah Umar Bin Khattab....................................................................................... 7

2.4 Perkembangan Peradaban Islam dalam Bidang Hukum dan Sistem


Pemerintahan Pada Masa Khalifah Umar Ibn Khattab............................................ 11

2.5 Perkembangan atau Ekspansi Wilayah Peradaban Islam Pada Masa Umar
Ibn Khattab .............................................................................................................. 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan peradaban Islam tidak hanya pada masa Rasulullah saw, melainkan
terus dilanjutkan dan dikembangkan melalui berbagai masa hingga Islam dapat tersebar
ke seluruh dunia. Setiap masa atau zaman akan menghadapi permasalahan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, berbagai inovasi atau perkembangan dalam peradaban
Islam terus bermunculan untuk bias mengatasi dan menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Setelah Rasulullah saw meninggal dunia, masa peradaban Islam dilanjutkan
oleh para Khulafaur Rasyidin. Masa ini disebut juga masa kekhalifahan sepeninggal
Rasulullah. Para Khalifah yang melanjutkan peradaban Islam ini merupakan sahabat-
sahabat dekat Rasulullah yang senantiasa setia mendampingi. Para Khalifah ini telah
terjamin keimanannya, akhlaknya yang terpuji, wibawa dan kemampuan
memimpinnya, serta kecerdasan dan rasa tanggung jawab yang besar.
Masa khalifah sepeninggal Rasulullah ini diawali dengan masa khalifah Abu
Bakar. Khalifah Abu Bakar berhasil melanjutkan estafet peradaban Islam dengan
sangat baik. Peradaban Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat dan dibawah
kepemimpinan khalifah Abu bakar segala permasalahan yang muncu sepeninggal
Rasulullah dapat teratasi dengan baik.
Setelah khalifah Abu Bakar meninggal dunia, estafet peradaban Islam ini
dilanjutkan oleh khalifah Umar ibn Khattab. Khalifah yang dikenal bijaksana,
berwibawa, dan tegas. Khalifah Umar telah membawa peradaban islam menuju tangga
perkembangan berikutnya dengan berbagai upaya dan ketetapan baru. Perkembangan
peradaban Islam pada masa khalifah Umar ini juga menjadi dasar atau anak tangga
penuntun untuk masa-masa selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Khalifah Umar ibn Khattab terpilih?
2. Apa saja peristiwa atau masalah yang terjadi pada masa Khalifah Umar ibn

1
Khattab?
3. Bagaimana peradaban Islam dalam bidang keilmuan pada masa Khalifah
Umar Ibn Khattab?
4. Bagaimana peradaban Islam dalam bidang ekonomi pada masa Khalifah Umar
ibn Khattab?
5. Bagaimana peradaban Islam dalam bidang hukum dan sistem pemerintahan
pada masa Khalifah Umar ibn Khattab?
6. Bagaimana perkembangan atau ekspansi wilayah islam pada masa Khalifah
Umar Ibn Khattab?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terpilihnya Umar Ibn Khattab sebagai Khalifah dan Permasalahan yang
Dihadapi.
Umar Ibn Khatthab (583-644) nama lengkapnya adalah Umar bin Khatthab bin
Nufail keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi. Umar dilahirkan di Mekah
empat tahun sebelum kelahiran NabivMuhammad. Umar masuk Islam pada tahun
kelima setelah kenabian, dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad
serta menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Setelah masuk Islam,
Umar mempertaruhkan seluruh sisa hidupnya untuk membela dakwah Rasul. Umar
menjadi benteng dan pilar ajaran Islam yang paling kukuh. Ia menjadi orang
kepercayaan Rasulullah sekaligus penasihat utamanya. Umar juga berperan besar bagi
perkembangan dan kejayaan Islam di kemudian hari.
Umar memiliki postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, pemberani dan
tidak mengenal gentar, tutur bahasanya halus dan bicaranya fasih. Umar ibn Khatthab
adalah salah satu sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW.
Peranan umar dalam sejarah Islam masa permulaan merupakan yang paling menonjol
kerena perluasan wilayahnya, disamping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain.
Adanya penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan khalifah Umar merupakan
fakta yang diakui kebenarannya oleh para sejarahwan.
Khalifah Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi
rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya.
Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian
berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Dalam banyak hal khalifah Umar
dikenal sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif, bahkan genius. Beberapa
keunggulan yang dimiliki khalifah Umar membuat kedudukannya semakin dihormati
di kalangan masyarakat Arab, sehingga kaum Qurais memberi gelar ”Singa padang
pasir”, dan karena kecerdasan dan kecepatan dalam berfikirnya, ia dijuluki ”Abu Faiz”.
Umar bin Khattab merupakan Khulafaur Rasyidin kedua, yang memimpin setelah
khalifah Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya, umat Islam muncul sebagai

3
kekuatan baru di wilayah Timur Tengah. Umar bin Khattab menjadi khalifah selama
sepuluh tahun, yakni antara 634 M hingga tahun 644 M. Ia resmi menjadi Khulafaur
Rasyidin kedua menggantikan Khalifah Abu Bakar, yang meninggal pada 634 M.
Berikut ini proses terpilihnya Umar bin Khattab menjadi Khalifah Khulafaur Rasyidin.
Terpilih berdasarkan wasiat Abu Bakar
Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada 632, Abu Bakar resmi menjadi
khalifah umat Islam saat itu. Ketika Abu Bakar menjadi Khulafaur Rasyidin pertama,
Umar ibn Khattab berperan sebagai penasihat kepala. Begitu Abu Bakar meninggal,
Umar ditunjuk untuk menggantikan posisinya menjadi Khulafaur Rasyidin kedua.
Ditunjuknya Umar sebagai khalifah kedua merupakan peristiwa yang sangat penting
dalam sejarah Islam.
Dalam riwayat, disebutkan bahwa Umar diangkat menjadi khalifah pada
Jumadilakhir (bulan keenam) tahun 13 Hijriah. Umar menjadi Khulafaur Rasyidin
melalui wasiat yang diberikan oleh Khalifah Abu Bakar sebelum meninggal pada 8
Jumadilakhir tahun 13 H. Sebelum meninggal, Abu Bakar sempat terbaring sakit di
kediamannya. Ia kemudian memanggil sejumlah sahabat untuk menentukan khalifah
yang akan memimpin umat Islam selanjutnya.
Sebenarnya, khalifah Abu Bakar telah yakin akan memilih Umar sebagai
penggantinya. Akan tetapi, ia tetap meminta pertimbangan kepada para sahabat, seperti
Abdurrahman ibn Auf, Utsman ibn Affan, dan Thalhah ibn Ubaidillah. Setelah
musyawarah, semua sahabat sepakat bahwa Umar bin Khattab akan ditunjuk sebagai
khalifah selanjutnya, menggantikan khalifah Abu Bakar.
Khalifah Abu Bakar kemudian meminta Utsman bin Affan menulis surat wasiat
tentang penunjukan Umar, lalu disegel dan disimpan sebagai dokumen negara.
Sebelum disegel dan disimpan sebagai dokumen negara, Khalifah Abu Bakar juga
meminta untuk membacakan surat wasiat tersebut di hadapan kaum muslim.
Pembacaan wasiat tersebut sekaligus sebagai pembaiatan Umar sebagai khalifah
pengganti Abu Bakar. Abu Bakar juga berpesan Umar untuk senantiasa menegakkan
agama Islam dan meneruskan perjuangannya.
Di bawah kepemimpinan khalifah Umar ibn Khattab, umat Islam mampu

4
memperluas wilayahnya hingga ke Mesopotamia, Persia, Syam, Mesir, Afrika Utara,
dan Armenia. Umat Islam juga menguasai Yerusalem pada 637, setelah Khalifah Umar
diberikan kunci kota oleh Pendeta Sophronius.
Selama menjadi khalifah, berikut adalah beberapa kebijakan yang diterapkan oleh
Umar.
1. Mentapkan kalender Hijriah, dimulai saat Nabi SAW hijrah ke Madinah
2. Membebaskan Baitul Maqdis
3. Menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah Islam
4. Merenovasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
5. Menetapkan Jumat sebagai hari libur
6. Salat tarawih berjemaah
7. Menyelenggarakan pendidikan dan lembaga kajian Al Quran

2.2 Perkembangan Peradaban Islam dalam Bidang Keilmuan Pada Masa Umar
Ibn Khattab
Masa pemerintahan khalifah Umar Ibn Khattab yang lebih panjang dan berlangsung
selama 10 tahun (13-23 H / 634-644 M), tetapi dalam waktu yang relatif singkat Umar
menunjukkan kesanggupan yang luar biasa yang tidak ada pada pemimpin Islam
lainnya. Pada tahap awal, pengembangan sarana pendidikan ini dilakukan dengan
membuat tempat khusus di samping bangunan masjid, yang digunakan untuk
melakukan kajian-kajian tersebut. Tempat khusus ini kemudian dikenal sebagai
maktab. Maktab inilah yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal institusi pendidikan
Islam. Di setiap desa yang berada di dalam wilayah kekuasaan Islam saat itu memiliki
minimal satu buah maktab.
Tuntutan untuk belajar bahasa Arab juga sudah nampak dalam pendidikan
Islam pada masa Khalifah Umar ibn Khattab. Dikuasainya wilayah-wilayah baru oleh
Islam, menyebabkan munculnya keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai bahasa
pengantar diwilayah wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk Islam dari
daerah-daerah yang baru ditaklukan harus belajar Bahasa Arab jika mereka ingin
belajar dan mendalami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, masa ini sudah terdapat

5
pengajaran Bahasa Arab. Khalifah Umar ibn khattab menerapkan pendidikan di
masjid-masjid dan pasar pasar serta menunjuk guru-guru dari daerah yang ditaklukan
untuk menjadi guru tempat belajar. Adapun metode yang mereka gunakan adalah
dengan membuat halaqah yaitu guru duduk di ruang mesjid sedangkan murid
melingkarinya. Sang guru menyampaikan pelajaran kata demi kata serta artinya
kemudian menjelaskan kandungannya, sementara murid menyimak, mencatat, dan
mengulanginya apa yang dijelaskan oleh gurunya, serta berdiskusi (Abudin Nata, 2011:
123).
Biasanya setiap halaqah terdiri dari dua puluh pelajar. Selain itu khalifah Umar
ibn Khattab adalah seorang yang dipandang sebagai penggagas terbentuknya ilmu
pemerintahan Islam. mata pelajaran yang diajarkan adalah membaca dan menulis Al
Qur’an serta menghafalkannya dan belajar mengenai pokok-pokok ajaran islam. Pada
masa itu pusat pendidikan berada di kota Madinah.
Pada masa Umar bin Khattab ia menginstruksikan kepada penduduk kota agar
anak anak diajarkam pendidikan ketrampilan, hal ini termaktub dalam intruksi khalifah
Umar ibn Khattab kepada penduduk-penduduk kota supaya diajarkan kepada anak-
anak berenang, mengendarai kuda, memanah, serta membaca dan menghafal syair-
syair yang mudah dan pribahasa.
Berikut ini Ulama-ulama (ahli ilmu-ilmu agama Islam) pada masa Umar Ibn
Khattab:
a. Ulama-ulama ahli tafsir
1) Ali bin Abu Talib
2) Abdullah bin Abbas.
3) Abdullah bib Mas’ud
4) Ubaiya bin Ka’b

b. Ulama-ulama sahabat yang banyak meriwayatkan hadis-hadis ialah:


1) Abu Hurairah (5374 hadis)
2) Aisyah (2210 hadis)
3) Abdullah bin Umar (-+ 2210 hadis)

6
4) Jabir bin Abbas (-+ 1500 hadis)
5) Anas bin Malik (-+ 2210 hadis)
6) Umar bin Khattab (-+ 537 hadis).
c. Ulama ahli fiqih
1) Abu Bakar.
2) Umar bin ‘Affan
3) Ali bin Abi Talib.
4) Ubaiyabin Ka’b.
5) Mu’az bin Jabal.
6) Abdullah bin Mas’ud.
7) Abu Musa bin Al-Asy’ari.
8) Abdullah bin Abbas

2.3 Perkembangan Peradaban Islam Dalam Bidang Ekonomi Pada Masa Khalifah
Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab adalah seorang tokoh Islam yang dikagumi dan dipuji oleh banyak
orang. Ketika Umar memegang kekuasaan kekhalifahan yang kedua, beliau telah menjadi
pemimpin besar yang mempunyai otoritas paling akhir terhadap lahirnya prinsip-prinsip
keuangan Islam melalui keputusan-keputusannya. Sistem ekonomi yang dikembangkan
beliau dibangun atas dasar keadilan dan kebersamaan.
Beberapa pemikiran yang merupakan kebijakan Khalifah Umar terhadap system
perekonomian pada masa ini, antara lain:
a) Tanah dan Hak Milik
Mengenai kepemilikan tanah, Khalifah Umar ternyata dapat memberikan
keterangan yang memuaskan, bahwa faktor-faktor produksi tidak boleh menjadi
milik pribadi dengan mengingat tiga sifatnya. Tanah merupakan faktor produksi
paling penting dan kepemilikannya dianggap suatu tipe kepemilikan yang
istimewa. Namun, faktor-faktor produksi ini menurut beliau tidak boleh menjadi
milik pribadi dengan mengingat 3 sifatnya yaitu: (1) dapat memenuhi kebutuhan
pokok dan permanen bagi manusia, (2) kuantitasnya terbatas, dan (3) bersifat tetap

7
ditambah dengan sifat khusus lainnya, bahwa tanah bukan produk tenaga kerja
bumi yang akan memberikan hasil yang baik jika digarap dengan baik pula.
Tanah subur yang terdapat di daerah-daerah taklukan kekuasaan di zaman ini
seperti: Irak, Syiria, dan Mesir menjadi satu persolan dan merupakan tugas
mendesak untuk dikembangkan dengan sistem peraturan baru. Dalam hal ini
Khalifah Umar mengambil langkah berani dengan menghapuskan hak kepemilikan
tanah bagi penduduk yang tidak berasal dari daerah setempat dan mengubah secara
menyeluruh pola sistem pertanahanan di setiap wilayah kekuasaan Islam. Dengan
tidak membagi-bagikan tanah rampasan kepada kelompok-kelompok tertentu.
Khalifah Umar menetukan bahwa negara mewakili kepentingan masyarakat, secara
keseluruhan pendapatan yang melimpah menjadi penghasilan utama negara yang
memungkinkan penghapusan pajak. Terkait dengan masalah ini Khalifah Umar
menerapkan peraturan/undang-undang perubahan kepemilikan tanah yang
ditafsirkan beliau ketika memahami hadits yang menginginkan agar tanah-tanah
yang dikuasai kaum muslimin haruslah dipikirkan pemanfaatannya di masa depan.
Di samping itu, Khalifah Umar juga memperhatikan tentang ganti rugi terhadap
tanah yang sudah bertuan (Sebagai perbendaharaan guna memenuhi kebutuhan
negara).
b) Masalah Keuangan dan Perdagangan
Dalam kaitan dengan perdagangan ini, Khalifah Umar mengurangi beban pajak
terhadap beberapa barang, seperti pajak perdagangan nabati dan kurma orang Syiria
sebesar 50%. Ini dilakukan untuk memperlancar arus pasokan barang pangan ke
kota-kota. Pada saat yang sama juga dibangun pasar-pasar agar tercipta suasana
persaingan bebas. Namun, masalah banting harga, penumpukan barang serta
pengambilan keuntungan yang berlebihan selalu dipantau oleh beliau. Sehingga,
selaku kepala negara dengan ketelitian dan kehati-hatian beliau sering melakukan
inspeksi pasar.
c) Sumber-Sumber Pendapatan
Dalam usaha menghimpun dana negara, Khalifah Umar mengambil kebijakan yang
jelas di bidang perpajakan dengan mengandalkan sistem perpajakan tunggal.

8
Praktis dengannya hanya ada beban pajak bagi penduduk desa yang dikenal dengan
zakat serta pajak atas tanah. Namun, pengenaan pajak dan hasilnya berbeda
menurut klasifikasi tanah-tanah yang ada. Perbedaan itu dikenal dengan istilah
‘ushr dan kharaj. Dalam sistem ini tidak dikenal adanya pajak pengecualiaan dan
tarif berlaku bagi setiap warga tanpa perbedaan. Yang ada hanya karena perbedaan
agama, baik karena sifat dasarnya maupun hal ini disebabkan adanya persesuaian
dengan klasifikasi negara Islam. Jadi, sasaran pajak pada saat itu bersumber pada
pendapatan religius dan sekuler.
Terkait dengan masalah zakat yang merupakan pajak yang paling penting yang
diwajibkan pada muslim, salah satunya adalah pajak terhadap modal perdagangan.
Dalam hal ini khalifah Umar memerintahkan para pedagang kulit supaya
membayar zakatnya sesuai dengan perhitungan jualnya. Binatang baik yang sedang
digembala maupun yang akan dijual wajib pula dibayarkan zakatnya sebesar 2,5%.
Tapi, binatang yang dipelihara untuk tujuan lain selain yang disebutkan tersebut
tidaklah dikenakan zakat. Sehingga, pada masanya ini beliau memasukkan kuda-
kuda sebagai yang diwajibkan penarikan pajaknya, jika binatang itu dipelihara
untuk diperjualbelikan. Sebab menurut beliau pada masa pemerintahannya kuda
menjadi binatang yang diperdagangkan.
Konteks dengan masalah perpajakan ini, istilah ‘ushr yang berarti persepuluh atas
pajak tanah yang dibebankan pada kaum muslimin dan oleh pakar hukum Islam
tidak membedakannya dengan zakat. Beberapa istilah seperti 'ushr dan fa’i, jizyah
(pajak perlindungan), kharaj (pajak hasil bumi), ghanimah (rampasan perang) juga
menjadi bagian dari sistem perekonomian di masa pemerintahannya. Selain
masalah pengumpulan pajak yang menjadi tanggung jawab para gubernur atau
pejabat-pejabatnya untuk mengumpulkannya baik dalam bentuk barang hasil bumi
ataupun uang kontan. Kemudian dihimpun dalm sub perbendaharaan provinsi.
d) Baitul Maal
Walaupun terjadi kontroversi mengenai siapa yang pertama mempraktekkan sistem
baitul maal ini, namun yang jelas Khalifah Umarlah yang menjadikannya sebagai
satu lembaga perekonomian Islam. Diilhami dari banyaknya daerah-daerah

9
taklukkan yang menjadi kekuasaan Islam pada saat itu beserta ghanimah, jizyah,
kharaj dan lainnya yang berlimpah mendorong beliau untuk berpikir serius tentang
bagaimana cara pemanfaatan harta tersebut secara benar. Pada akhirnya, tahun 16
H dimulailah pembentukan pertama baitul maal. Atas hasil pengumpulan yang
telah dilakukan Abu Hurairah selaku gubernur Bahrain yang kemudian dibawa ke
Madinah menimbulkan inisiatif Khalifah Umar untuk mengumpulkan seluruh
kabinetnya (shura-nya) untuk bersidang membicarakan dan minta pendapat tentang
penggunaan uang tersebut. Kemudian, atas usul dari Walid bin Hisyam akhirnya
beliau menyetujui bahwa penyimpanan harta benda harus dilakukan secara terpisah
dari badan eksekutif. Sehingga, terbentuklah kas perbendaharaan pada saat itu yang
berpusat di ibu kota Madinah. Sebagai bendaharawan pertama ditunjuklah
Abdullah bin Arqam dan Abdurrahman bin Ubaid sebagai wakilnya.
e) Distribusi Harta
Berlimpah ruahnya harta yang datang dari Syiria, Persia, Irak, dan Mesir ke
Madinah juga menjadi perhatian Khalifah Umar untuk mencari dan menciptakan
sebuah lembaga yang dapat memberikan dasar sistem ekonomi di Jazirah Arab dan
pada akhirnya mendorong beliau mempraktikkan sistem diwan yang berarti daftar
yang didalamnya terdapat catatan nama-nama prajurit untuk pembayaran gaji dan
pensiunan yang sebelumnya didahului oleh beliau dengan mengkonsultasikan pada
sejumlah tokoh muslim terkemuka tentang cara-cara pendistribusiannya. Ali pada
saat itu hadir dan menyatakan pendapatnya, begitu juga Utsman bin Affan, Wahid
bin Hisyam bin Mughirah. Ternyata, atas dasar saran yang terakhir ini kemudian
Khalifah Umar meminta Aqil bin Abu Thalib, Mahzamah bin Naufal dan Jabir bin
Mu’tim (ahli nasab pada saat itu) untuk menyiapkan laporan sensus penduduk
berdasarkan kepentingan dan kelasnya. Jadi, sistem tunjangan dan gaji dalam Islam
sebenarnya telah lama dimulai, namun sistem ini pun mengalami kemajuan dan
kemundurannya. Pembagian tunjangan didasarkan pada orang-orang yang sudah
ditentukan dengan masing-masing urusan/jumlah dirham pertahunnya.

10
2.4 Perkembangan Peradaban Islam dalam Bidang Hukum dan Sistem
Pemerintahan Pada Masa Khalifah Umar Ibn Khattab
Khalifah Umar Ibn Khattab sangat dikenal dengan kewibawaannya. Sikap
Khalifah umar yang tegas dan penuh keberanian sudah menjadi ciri khasnya. Tidak
hanya itu, khalifah umar juga dikenal sebagai pemimpin yang penuh perhatian,
bijaksana, kreatif, dan penuh tanggung jawab. Dengan tetap mengutamakan Al Quran
dan Sunnah sebagai landasan, khalifah Umar Ibn Khattab membuka halaman baru
dalam sejarah dan kenegaraan islam dengan segala upaya serta kebijakan yang
ditetapkan, seperti membentuk pemerintahan dengan menyusun dewan-dewan,
melandasi keputusan dengan musyawarah, serta mengatur peradilan dan administrasi.
Ketika agama Islam semakin tersebar ke berbagai wilayah dan wilayah
kekuasaan pada masa khalifah Umar juga semakin meluas, maka berbagai masalah
juga terus bermunculan. Dalam memecahkan atau menyelesaikan permasalahan,
khalifah umar melandasi segala keputusan dengan bermusyawarah. Khalifah Umar
akan mengumpulkan para sahabat, lalu mengadakan musyawarah dimana khalifah
Umar beserta sahabat akan memberikan usul serta pemikiran mengenai masalah yang
dibahas. Dalam bermusyawarah tentunya khalifah Umar tetap menjadikan Al Quran
serta Sunnah sebagai prinsip atau dasar utama. Sebelum bermusyawarah khalifah Umar
akan bertanya kepada para sahabat apakah permasalahan atau kasus yang dibahas
serupa atau pernah terjadi di masa khalifah Abu Bakar dan telah diputuskan segala
sesuatu mengenai permasalahan atau kasus tersebut. Jika permasalahan tersebut serupa
dan telah ada keputusan khalifah Abu Bakar mengenai hal itu, maka khalifah Umar
akan mengikuti keputusan tersebut. Namun, apabila belum ada keputusan dan
permasalahan atau kasus serupa, maka khalifah Umar akan mengadakan musyawarah
dengan para sahabat (Umar Sulaiman Al Asyqar, 1991: 75).
Dalam upaya memaksimalkan pemerintahan yang mencakup seluruh urusan
agama Islam, kenegaraan, dan kerakyatan, khalifah Umar menerapkan Daulah
Islamiyah atau Negara Modern. Khalifah Umar membentuk sistem pemerintahan
desentralisasi, yaitu dengan membagi administrasi pemerintahan negara atau wilayah

11
kekuasaan yang semakin meluas dengan provinsi-provinsi yang berotonomi penuh.
Setiap provinsi tetap bisa memberlakukan adat atau kebiasaan setempat selama hal itu
tidak menyimpang atau bertentangan dengan aturan pusat. Lalu, melalui sebuah
pemilihan setiap provinsi akan dipimpin oleh kepala pemerintahan provinsi yang diberi
gelar Amir.1
Khalifah Umar mengatur administrasi pemerintahan menjadi delapan wilayah
provinsi, diantaranya:
1. Makkah
2. Madinah
3. Syiria
4. Jazirah
5. Basrah
6. Kufah
7. Palestina
8. Mesir
Dalam penataan administrasi pemerintahan, khalifah Umar juga membentuk
lembaga pengadilan. Lalu, dalam hal ini kekuasaan seorang qadhi/hakim (yudikatif)
terlepas dari pengaruh pemerintahan (eksekutif). Khalifah Umar menunjuk hakim atau
qadhi dengan memperhatikan reputasi, integritas, dan kepribadiannya. Hakim yang
ditunjuk oleh khalifah Umar antara lain, Zaid ibn Tsabit yang ditetapkan sebagai Qadhi
Madinah, Ka’bah ibn Sur al-Azdi sebagai Qadhi Basrah, Ubadah ibn Shamit sebagai
Qadhi Palestina, Abdullah ibn mas’ud sebagai Qadhi kufah.
Dalam menjalankan lembaga pengadilan, khalifah Umar membuat ar-Risalah
al‐Qadha’ (surat khalifah Umar Ibn Khattab kepada Musa Al-Asyari yang pada saat
itu menjabat sebagai qodhi di khufah) yang berisi tentang landasan pokok dalam
peradilan, prinsip huku, tugas hakim dan lain sebagainya.
Sistem administrasi pemerintahan pada masa khalifah Umar memiliki
perkembangan yang sangat pesat. Tata kelola administrasi pemerintahan khalifah

1 Maman A Maliky, Sejarah Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN, 2005), hlm.87

12
Umar juga mencontoh dari Persia dan Romawi. Kebijakan dan pembentukan lembaga-
lembaga pemerintahan menjadi salah satu prestasi khalifah Umar sebagai pemimpin
atau khalifah sepeninggalan Rasulullah saw dan khalifah Abu Bakar. Prestasi khalifah
Umar dalam sistem administrasi pemerintahan tersebut, diantaranya:
1. Membentuk lembaga logistik yang bertugas menngatur ketersediaan pangan
dan kebutuhan masyarakat, serta perbekalan prajurit.
2. Membentuk lembaga kepolisian dan lembaga pekerja umum untuk menjaga
keamanan serta ketertiban umum
3. Membentuk beberapa organisasi atau lembaga pemerintahan lain yang
diantaranya adalah:
a) An Nidham As Siyasi (Lembaga Politik), yang terdiri dari:
1) Al Khilafat, lembaga yang bertugas terkait sistem pemilihan
khilafah.
2) Al Wizariyat, lembaga yang menaungi para menteri atau orang
yang membantu khilafah dalam pemerintahan.
3) Al Kitabat, lembaga yang berkaitan dengan pengangkatan
pejabat atau sekertariat negara.
b) An Nidham Al Idasy (Lembaga Tata Usaha atau Administrasi Negara)
c) An Nidham Al Harby (Lembaga Ketentaraan atau Pertahanan Negara)
d) An Nidham Al Maly (Lembaga Keuangan Negara)
e) Am Nidham AL Qadla’I (Lembaga Kehakiman), meliputi masalah
pengadilan banding dan pengadilan damai.
4. Membuat kebijakan yang melarang para Amir atau gubernur untuk terlibat
dalam perdagangan atau bisnis.
5. Membuat kebijakan pembangunan kanal sebagai penyaluran air untuk minum
dan irigasi.
6. Sebagai bentuk perhatian dan pengawasan, khalifah Umar membuat kebijakan
yang mewajibkan para pekerja dan pejabat pemerintahan untuk melaporkan
asset atau harta benda secara berkala. Serta meminta laporan mengenai para
prajurit dan kondisinya kepada pos-pos militer diberbagai wilayah.

13
Upaya dan kebijakan yang ditetapkan oleh khalifah Umar merupakan
perkembangan peradaban Islam yang menjadi dasar-dasar yang dapat menjadi tuntunan
bagi masa-masa selanjutnya. Khalifah Umar juga mengajarkan bahwa hukum dan
pemerintahan islam tidaklah kaku, keras, dan harus dimaknai sama pada setiap masa.
Artinya, hukum dan pemerintahan islam bersifat fleksibel dimana dapat disesuaikan
kembali sesuai dengan keadaan suatu masa serta mengambil jalan yang terbaik dalam
menyelesaikan permasalahan yang mencakup kesejahteraan dan kepentingan
masyarakat serta negara. Dan dalam hal itu, dalam menjalankan pemerintahan dan
hukum islam dapat dilakukan ijtihad sebagaimana yang sering dilakukan oleh khalfah
Umar. Tentunya ijtihad yang dilakukan tidak menyalahi atau menyimpang dari Al
Quran dan Sunnah.

2.5 Perkembangan atau Ekspansi Wilayah Peradaban Islam Pada Masa Umar Ibn
Khattab
Ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan dalam islam memiliki istilah
tersendiri yaitu Futuhat. Futuhat bisa diartikan pembebasan atau pembukaan.
Pembukaan, maksudnya membuka akal manusia yang selama ini tertutup oleh kabut
kekufuran. Sedangkan pembebasan, maksudnya adalah membebaskan wilayah yang
ditaklukkan dari penjajahan pihak lain. Berbeda dengan Penjajahan yang cenderung
bertujuan mengeksploitasi atas pihak yang dijajah.
Dalam ekspansi atau futuhat, apabila suatu wilayah yang sebelumnya telah
diberi ajakan untuk memasuki islam (dakwah) atau telah diberi pilihan untuk
bergabung dalam naungan kekuasaan islam dan membayar jizyah (pajak), lalu suatu
wilayah tersebut menolak atau memberikan perlawanan maka barulah terjadi
perperangan. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam ekspansi wilayah kekuasaan
islam, perang merupakan jalan yang terakhir.
Khalifah Umar Ibn Khattab memimpin kekuasaan Islam ketika ekspansi
semakin gencar dilakukan semenjak khalifah Abu Bakar memimpin. Masa khalifah
Umar Ibn Khattab berlangsung sealama sekitar 10 tahun (634-644 H). Selama itu,
khalifah Umar telah melakukan berbagai ekspansi dan penaklukan wilayah dengan

14
cukup cepat. Hal ini membuat kekuasaan atau negara Islam sepeninggal Rasulullah
telah menyebar dan meluas ke berbagai wilayah.
Luas wilayah kekuasaan yang ada pada masa khalifah Umar adalah sekitar
1.500.000 km², dengan rincian sebagai berikut:2
1. Yarrnuk atau Wacusa, 5 Rajab, 13 H. (Sept. 634 M);
2. Pertempuran Qadisiyah, Ramadan, 14 H. (Nov. 635 M);
3. Ba'albak, 25 RabI' I, 15 H. (636 M.);
4. Hims and Qjnnasrm, ditaklukan pada 15 H. (636 M);
5. Palestine and Quds (Jerusalem) in RabI' II, 16 H. (637 M);
6. Madian, 15-16 H. (636-637 M);
7. Jazrra (Ruha, Raqqa, Nasibain, Harran, Mardien), mayoritas didiami
oleh kaum Nasrani pada 18-20 H. (639-640 M);
8. Persia: Nehavand, 19-20 H. (640 M);
9. Mesir (tidak termasuk Alexandria) 20 H. (640 M)
10. Alexandria, 21 H. (641 M)
11. Barqa (Libya), 22 H. (642 M)
12. Tripoli (Libya, 23 H. (643 M)

2Muhammad Mustafa Al-Azami, The History Of The Qur'anic Text From Revelation To Compilation (A
Comparative Study With The Old And New Testaments), UK ISLAMIC ACADEMY LEICESTER, tt, pg. 37 and
38.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Khalifah Umar ibn Khattab terpilih menjadi pengganti khalifah Abu Bakar dengan
cara dipilih oleh para sahabat melalui musyawarah bersama, serta rekomendasi dari
khalifah Abu Bakar sebelum meninggal dunia. Khalifah Umar ibn Khattab melanjutkan
peradaban Islam dengan sangat baik dan berkembang dengan pesat.

Khalifah Umar ibn Khattab menciptakan berbagai upaya dan kebijakan baru yang
membuat peradaban Islam semakin berkembang. Perkembangan yang terjadi meliputi
berbagai bidang hingga menciptakan lembaran sejarah baru dalam perdaban Islam.
Tidak hanya perkembangan dalam berbagai bidang yang ada, wilayah peradaban Islam
pun mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dapat tersebar semakin luas
diluar jazirah arab. Perkembangan dalam berbagai bidang hingga kewilayahan ini juga
menjadi pijakan awal dalam tersebarnya agama Islam ke seluruh dunia.

16
Daftar Pustaka
 Admin. 22 Oktober 2018. Administrasi Negara DIbawah Khalifah Umar Bin
Khatab. https://www.historyofcirebon.id/2018/10/administrasi-negara-
dibawah-khalifah.html. Diakses pada 27 Februari 2022.
 Koordinator PTAIS Wilayah XI Kalimantan. 2011. Ittihad. Vol.9 (18): 35-38.
Tersedia: http://digilib.uinsby.ac.id/9195/9/Daftar%20Pustaka.pdf. Diakses 27
Februari 2022.
 Laila, Mutiara. 12 November 2020. Kepemimpinan Pada Masa Umar Bin
Khattab. https://www.pusatilmupengetahuan.com/kepemimpinan-islam-masa-
umar-bin-
khattab/#2_Pembentukan_lembaga_atau_departemen_pemerintahan. Diakses
pada 27 Februari 2022.
 Mubin, F. 12 Juni 2020. Khalifatur Rasyidin.
https://doi.org/10.31219/osf.io/8tfzy. Diakses pada 27 Februari 2022.
 Nofrianti, Mami. 2018. Perkembangan Hukum Islam Pada Masa Umar Ibn
Khattab (634-644 M). Jurnal Ilmiah Syari’ah. Vol.17 (2): 270-281. Tersedia:
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/Juris/article/download/1173/11
51. Diakses pada 24 Februari 2022.
 Pratama, M. Al Qautsar dan Budi Sejati. 2018. Kepemimpinan dan Konsep
Ketatanegaraan. Vol.2 (1): 60-68. Tersedia:
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/download/1496/1426. Diakses
pada 24 Februari 2022.
 Rini. Pendidikan Islam Pada Masa Umar Khattab. PDFCOFFEE.
https://pdfcoffee.com/pendidikan-islam-pada-masa-umar-khattab-pdf-
free.html. Diakses 28 Februari 2022
 Subroto, Lukman. 16 Februari 2022. Proses Terpilihnya Umar bin Khattab
Menjadi Khalifah. Kompas.com.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/16/160000679/proses-
terpilihnya-umar-bin-khattab-menjadi-khalifah. Diakses 27 Februari 2022
 Wahyudi, Dedi. Eds. 2014. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam: Dari Masa

17
Klasik, Tengah, Hingga Modern. Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Qoulun Pustaka. Tersedia:
https://www.academia.edu/31738248/Sejarah_Pemikiran_dan_Peradaban_Isla
m_Dari_Masa_Klasik_Tengah_Hingga_Modern?auto=citations&from=cover
_page. Diakses pada 24 Februari 2022.

18

Anda mungkin juga menyukai