Anda di halaman 1dari 19

KEWAFATAN NABI DAN SUKSESI KEPEMIMPINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sirah Nabawiyah


Dosen Pengampu: Delta Yaumin Nahri, Lc., M.Th.I.

Oleh:
Indah Dianis Asriy Fitratuddiniy (20384012004)
Alfian Aulia R.M. (20384011001)
Milfin Zainal Azikin (20384011041)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
DESEMBER 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya makalah ini yang berjudul
“Kewafatan Nabi dan Suksesi Kepemimpinan” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tidak lupa selawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw. keluarga, sahabat, serta kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini penulis buat guna melengkapi tugas kelompok mata kuliah
Sirah Nabawiyah. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan penulis juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan sebagai referensi dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pamekasan, 25 November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Sampul .......................................................................................................................
Kata Pengantar .........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan ......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq .................................................4
2.2 Kepemimpinan Umar bin Khattab ...........................................................7
2.3 Kepemimpinan Utsman bin ‘Affan .........................................................8
2.4 Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ........................................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................16
3.2 Saran .......................................................................................................16
Daftar Pustaka ........................................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


12 Rabiul Awal tahun ke-10 H merupakan hari kelam bagi umat Islam.
Bagaimana tidak, telah sempurnanya kalimat Tuhan (Al-Qur’an) menandakan
telah selesai pula tugasnya (Nabi Muhammad saw.) di dunia. Tak sedikit dari
masyarakat yang tidak percaya akan berita kewafatan beliau. Utamanya Umar
bin Khattab, salah satu sahabat nabi yang mengacungkan pedang bahkan
mengancam akan membunuh siapa pun yang menyebut Rasulullah saw. telah
wafat.
Pasca wafatnya nabi saw., tak sedikit pula dari mereka yang
mempermasalahkan terkait kepemimpinan selanjutnya bahkan hingga
terpecah belah. Namun, hal itu dapat teratasi berkat kebijaksanaan para umat
kala itu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah
ini adalah:
1. Bagaimana kepemimpinan pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq?
2. Bagaimana kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab?
3. Bagaimana kepemimpinan pada masa Utsman bin ‘Affan?
4. Bagaimana kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Abu Bakar Ash-
Shiddiq.
2. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab.
3. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Utsman bin ‘Affan.
4. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq


2.1.1 Profil
Nama asli beliau adalah Abdullah bin Abu Quhafah keturunan
Bani Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Kal Al-Quraisy. Yang
kemudian berubah menjadi Abu Bakar (tatkala masuk Islam),
sedangkan Abdul Ka’bah (sebelum masuk Islam). Lahir di Mekkah
pada tahun 573 M dan wafat pada 13 H. Merupakan putra dari Utsman
bin Amir dan Salma bin Sakhar bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Tayyim bin Murrah (Ummu al-Khair).1

Sebelum masuk Islam, beliau memiliki 2 istri. Yakni, Qatilah binti


al-‘Azy dan Ummu Rumman binti Amir. Dari Qatilah beliau dikarunia
dua anak, yakni Abdullah dan Asma. Begitu pun dengan Ummu
Rumman, yakni Abdurrahman dan Aisyah. Tidak cukup sampai disitu,
setelah masuk Islam dan hijrah ke madinah pun Abu Bakar kembali
menikahi 2 wanita, yakni Habibah binti Kharijah dan Asma’ binti
Umaisy. Dengan habibah, Abu Bakar dikarunia seorang putri bernama
Ummu Kultsum dan dengan Asma’ dikaruniai seorang putra bernama
Muhammad.2

Abu Bakar merupakan seorang pedagang kaya raya yang berbudi


pekerti baik dan terpuji, serta terkenal ulet dan jujur di kalangan
bangsawan Quraisy. Karena sikap jujur inilah yang kemudian banyak
orang tertarik membeli dagangannya, bahkan hingga membawanya
masuk Islam. Lalu kemudian, bagaimana dengan gelar Ash-Shiddiq
yang disandangnya? Jadi, seperti yang dikutip dari buku Kisah Teladan

1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-
suska.ac.id/5719/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwj8ssHkoLz0AhXlTGwGHVGbD_wQFnoE
CCMQAQ&usg=AOvVaw10ps0-kuiRI9v_CWi1EIc9 diakses pada tanggal 29 November 2021
pukul 07.11 WIB.
2
Kementerian Agama RI, Sejarah Kebudayaan Islam, 2014, Jakarta: Kementerian Agama, 106.

4
Khulafaur Rasyidin bahwasanya alasan beliau dijuluki gelar tersebut
karena ketika terjadi peristiwa Isra’ Mi’raj, Abu Bakar justru langsung
membenarkannya disaat orang-orang mendustakannya kala itu.3

2.1.2 Model Kepemimpinan


Pasca wafatnya Nabi saw., kaum muslimin mengalami problema
yang sangat berat kala itu. Yakni, memilih seorang pemimpin. Sebab,
Rasul pun tidak meninggalkan wasiat apapun mengenai kepemimpinan
selanjutnya. Sehingga pada masa ini, setiap golongan dari mereka
saling meninggikan golongannya, merasa calon pemimpin dari
golongannya lebih baik bahkan lebih pantas daripada golongan yang
lain.
Setelah melalui proses musyawarah, akhirnya terpilihlah Abu
Bakar sebagai pemimpin dengan melihat beberapa alasan, yakni:4
a. Orang pertama yang mengakui peristiwa Isra’ Mi’raj.
b. Orang yang menemani Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah.
c. Orang yang sangat gigih dalam melindungi pemeluk agama
Islam.
d. Imam shalat sebagai pengganti Nabi Muhammad saw. ketika
sedang sakit.
Di masa kepemimpinannya, pemerintah Islam banyak mengalami
cobaan yang dapat mengancam kelestarian agama Islam. Beberapa
diantaranya, yakni kemurtadan, munculnya nabi-nabi palsu, serta tak
sedikit yang ingkar dalam pembayaran zakat, dan sebagainya. Namun,
hal itu dapat ia lewati dengan baik. Bentuk kekuasaan yang
dijalankannya sama seperti sebagaimana Nabi memimpin, yakni:
sentral, legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sehingga dalam hal
mengambil keputusan, ia sendiri yang memutuskan hukum diantara
masyarakat Madinah. Sedangkan, para gubernurnya memutuskan
hukum diantara manusia di daerah masig-masing (di luar Madinah).

3
Urip Widodo, Kisah Teladan Khulafaur Rasyidin, 2
4
Kementerian Agama RI, Sejarah Kebudayaan Islam, 118.

5
Abu bakar juga selalu menyediakan peluang bagi kaum muslimin untuk
berunding dan menentukan pilihan.
Adapun kebijakan politik yang dihadirkan oleh seorang Abu Bakar,
yakni:5
1. Memerangi kemunafikan dan kemurtadan
Langkah yang diambilnya guna menstabilkan politik dalam
negeri, yaitu dengan mengirim 11 panglima. Diantaranya: Khalid
bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin
Hasanah, Thuraifah bin Hajir, Amr bin Al-Ash, Al-Ala’ bin Al-
Hadhar, Hudzaifah bin Muhsin Al-Ghalfa’I, Urfajah bin Hartsimah,
dan Muhajir bin Abu Umayyah. Sehingga meskipun kaum murtad
tersebut berjumlah besar, tetapi hal itu mampu diatasi dalam jangka
waktu tidak lebih dari tiga bulan.
2. Penghimpunan Al-Qur’an
Karena kekhawatiran Umar terhadap banyaknya penghafal
Qur’an yang gugur, maka ia segera menemui Abu Bakar dan
menyampaikan akan perlunya mengumpulkan semua ayat-ayat suci
Al-Qur’an. Kemudian pendapat tersebut diterima oleh Abu Bakar
dan segera dijalankan.
3. Awal Perluasan Wilayah Islam
Usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan
ini, Abu Bakar melakukannya ke luar wilayah Jazirah Arab ( Irak
dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan
Islam).

Jika dilihat dari hitungan waktu, masa pemerintahan Abu Bakar ini
memang sangat singkat. Namun, apa yang telah dicapainya jauh
melampaui masa yang tersedia. Hingga di suatu waktu, beliau sakit.
Pada detik-detik sebelum kewafatannya, beliau tampak mewasiatkan
terkait kepemimpinan selanjutnya untuk diberikan kepada Umar bin

5
Ibid, 125.

6
Khattab. Jumadil Akhir 13 Hijriyah, berakhirlah kepemimpinannya.
Beliau dimakamkan berdampingan dengan makam Rasulullah saw.

2.1.3 Prestasi
Beberapa tindakannya yang memberikan kontribusi terhadap umat
Islam, diantaranya:
1. Memerangi kelompok pembangkang
2. Kodifikasi Al-Qur’an
3. Perluasan wilayah Islam

2.2 Kepemimpinan pada Masa Umar bin Khattab


2.2.1 Profil
Umar Bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin
Nufail al-Quraisy. Ibunya Hantamah binti Hasyim. Beliau lahir pada
tahun 581 M di kota Mekkah dari suku Bani Adi. Secara fisik, tubuh
Umar kekar, kulitnya putih kemerah-merahan, dan kumisnya lebat.
Seperti halnya pemuda jahiliyah dahulu, Umar sangat akrab degan
minuman keras, perempuan, dan sangat gigih dalam hal membela
agama nenek moyangnya. Sehingga saat Rasulullah saw. berdakwah di
kala masa awal Islam, Umar dan Abu Hakam bin Hisyam (Abu Jahal)
sangat memusuhi Rasulullah saw. Keduanya sangat ditakuti oleh kaum
muslimin, sebab kekejaman dan perumusuhannya dengan Islam.
Melihat hal tersebut, kemudian doa yang baginda panjatkan terkabul
(dengan masuknya Umar ke dalam Islam). Benar saja, terbukti
keislamannya membawa kemajuan pesat bagi Islam. Karena sifatnya
yang tegas, tak jarang ia juga berdebat dengan Rasulullah saw.

2.2.2 Model Kepemimpinan


Sebelum Abu Bakar wafat, beliau sudah mempersiapkan secara
matang terkait pengganti atas kepemimpinannya. Mengapa demikian?
Agar tidak ada lagi perselisihan sebagaimana yang terjadi pasca

7
wafatnya Nabi Muhammad saw. Sehingga ketika Abu Bakar wafat,
Umar bin Khattab segera mengambil alih kepemimpin umat Islam.
Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau memproklamirkan
Amirulmukminin. Beliau memprioritaskan perluasan Islam yang telah
mencapai sepertiga dunia. Sehingga Islam bisa tersebar sampai ke
daratan Eropa. Ketegasan dan kebijkasanaannya membawa Islam
menjadi kekuatan yang patut diperhitungankan. Posisi Islam di
masanya, menyamai kekuatan besar (Romawi dan Persia). Beliau
menerapkan sistem administrasi pemerintahan yang diadopsi dari Persia
yang mana pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi (Mekkah,
Madinah, Syiria, Jazirah, Bazrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir).6
Hingga suatu ketika, Umar mengalami sakit keras karena tertikam
oleh budak Persia. Yang kemudian beliau membentuk tim formatur
untuk proses peralihan kepemimpian. Cara yang digunakannya ini
berbeda dengan Abu Bakar. Beliau lebih memilih tim formatur yang
terdiri dari enam orang Sahabat Nabi. Tugasnya untuk memilih diantara
mereka sebagai penggantinya. Melalui proses persidangan tim formatur,
terpilihlah Usman bin Affan sebagai Khalifah.

2.2.3 Prestasi
Beberapa prestasi yang telah dicapainya, yakni:
1. Perluasan daerah Islam
2. Mengatur administrasi dan keuangan Pemerintahan
3. Menetapkan kalender Hijriyah

2.3 Kepemimpinan pada Masa Utsman bin Affan


2.3.1 Profil
Nama lengkap Utsman bin Affan ialah Utsman bin Affan bin Abi
al-Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai
bin Kilab bin Murrah bin Ka‟ab bin Lu‟ai bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin

6
Ibid, 118.

8
Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‟addu bin Adnan lahir pada tahun
kelima sesudah tahun gajah Ia pada tahun 573 M di Mekkah.
Nama Ayah beliau adalah Abu Amr dan Ani Abdullah, al-Quraisy
al-Umawi, Amirul Mukminin dzun nurain yang telah berhijrah dua
kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah saw. Dan ibunya
bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi‟ah bin Hubaib bin Abdusy
Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim al-Baidha binti Abdul
Muththalib, bibi Rasulullah dari pihak bapak. Beliau adalah sepuluh
dari sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota
dari enam anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat
Khalifah dan akhirnya terpilih menjadi Khalifah sesuai dengan
kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar, juga merupakan
khulafaurrasyidin yang ketiga, dan salah seorang pemimpin yang
mendapat petunjuk yang mana kita diperintahkan untuk mengikuti
jejak mereka.7
Beliau adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot
yang lebat, berperawakan sedang, berambut lebat, bentuk mulutnya
bagus, kulitnya berwarna sawo matang. Dikatakan bahwa pada wajah
beliau terdapat bekas cacar. Dari az-Zuhri berkata, “beliau (Utsman)
memiliki wajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang,
berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar. Beliau
memliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat.
Beliau mengutamakan keluarga dan kerabatnya yang di jalan Allah,
sebagai suatu bentuk menjinakkan hati mereka dengan harta benda
dunia yang fana, dengan harapan hal itu dapat mendorong mereka
untuk mendahulukan yang abadi dari yang fana, sebagaimana yang
dilakukan Rasulullah di mana terkadang beliau memberikan harta
kepada suatu kaum dan tidak memberi kaum yang lain karena
khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka. Ia
memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang

7
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, (Jakarta: Darul
Haq, 2014).

9
sahabat dekat Nabi saw. Ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana, dan
sebagian besar kekayaannya di gunakan untuk kepentingan Islam. Ia
mendapatkan julukan zun nurain, artinya yang memiliki dua cahaya
karena menikahi dua putri Nabi SAW secara berurutan setelah yang
satu meninggal. Ia juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh
tekanan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin di Mekkah, dan ikut
hijrah ke Abenasia beserta istrinya.8

2.3.2 Model Kepemimpinan


Setelah wafatnya Umar bin Khattab, kemudian kepemimpinan
dilanjutkan oleh Utsman bin Affan. Beliau mengembangkan Islam ke
beberapa daerah yang belum tercapai pada masa Umar bin Khattab.
Perbedaan karakter antara Utsman bin Affan dengan Umar bin
Khattab menimbulkan model kepemimpinan yang berbeda. Hal ini
menimbulkan kekecewaan umat Islam.
Disamping itu, Utsman bin Affan diangkat pada usia 70 tahun.
Sehingga beliau memimpin umat Islam sedikit lemah. Kebijakan yang
paling disorot adalah kebijakannya pada pengangkatan kerabat
keluarganya menduduki jabatan penting. Seperti gubernur-gubernur di
daerah kekuasaan Islam berasal dari kerabat dekat.9
Selain perluasan Islam, Utsman memperhatikan pembangunan
dalam kota. Seperti, membangun bendungan pencegah banjir, jalan-
jalan, jembatan, masjid, dan perluasan masjid nabawi. Beliau
memperluas daya tampung masjid nabawi yang dibangun pada zaman
Nabi Muhammad saw.
Pada masalah suksesi kepemimpinan, Utsman bin Affan tidak
meningggalkan pesan. Beliau meninggal terbunuh dalam peristiwa
berdarah ketika beliau sedang membaca al Qur'an. Hal itulah yang

8
Munir Amin Samsul, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Cet. Ke-10, h.
9
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 56.

10
memperburuk situasi politik setelah meninggalnya Khalifah Utsman
bin Affan di usia 83 tahun.10

2.3.3 Prestasi
Setelah Utsman bin Affan resmi diangkat menjadi khalifah, maka
ada beberapa hal yang dilakukan yang tercatat dalam sejarah yang
menjadi prestasi dalam masa pemerintahannya antara lain, yaitu:
1. Kodifikasi mushaf Al-Qur’an
2. Renovasi masjid Nabawi
3. Pembentukan angkatan laut
4. Perluasan wilayah Islam
Pendaratan Romawi di Iskandariah itu jatuh pada bulan-
bulan pertama tahun 25 H (664 M), yakni selang setahun dan
beberapa bulan sesudah pelantikan Utsman. Hampir semua sumber
sepakat tentang tahun ini. Kesepakatan ini menunjukkan bahwa
terbunuhnya Umar telah membuat kota Konstantinopel berani
cepat-cepat menyambut permintaan penduduk Romawi di
Iskandariah itu, dengan perkiraan bahwa dengan kematian Umar,
kaum muslimin sudah kehilangan sang guru dan menamatkan era
pembebasan yang pada masanya telah membuat Romawi dan
Persia mati akal.11
Rupanya pihak Arab dalam menghadapi situasi ini serba
bingung dan tidak menentu. Mereka meminta pendapat dan
bantuan Amirul mukminin di Madinah. Para pemuka di Madinah
sependapat, begitu juga kaum muslimin di Mesir, bahwa orang
yang akan menghadapi situasi yang begitu penting itu hanya Amr
bin Ash. Namanya saja sudah dapat menggetarkan hati pihak
Romawi. Kebijakannya memang sudah mendapat tempat dalam
hati rakyat Mesir dan mendapat dukungan. Pasukan Romawi
sedang menjelajah seluruh Mesir Hilir tanpa menemui perlawanan.
Kendati begitu mereka tidak membiarkan orang-orang Mesir
10
Ibid, 57.
11
M. Dahlan M, Jurnal al Hikmah, Vol. XXI No. 2/2019 40.

11
hidup damai. Kebalikannya, segala yang ada pada mereka
dirampas paksa dan mereka diperlakukan dengan penghinaan yang
sangat keji. Pada itu Amr bin Ash sedang mengatur pasukan dan
persiapan perangnya di Babilon. Setelah diketahui bahwa pasukan
Romawi sudah mendekati Naqyus ia keluar dan sudah siap hendak
menghadang mereka. Ia memimpin pasukan 15.000 orang dengan
kepercayaan bahwa jika mereka tak dapat mengalahkan pasukan
Romawi mereka akan terpukul mundur kembali ke Semenanjung
Arab dengan membawa malu yang tercoreng di kening karena
lari.12
Tercatat dalam sejarah bahwa Amr bin Ash menang dan
mampu membebaskan Mesir, dengan begitu Amr telah
membebaskan kembali Iskandariah, dan selesailah sudah
pengusiran pasukan Romawi dari mesir untuk kedua kalinya.
Antara kedatangan mereka ke Iskandariah sampai kaburnya
mereka dari kota itu, sekali ini hanya selang beberapa bulan.
Dalam waktu yang begitu singkat Amr telah mampu mencapai
tujuannya. Dengan kembalinya muslimin dan pemerintahannya
itu, sekali lagi rakyat Mesir merasa lega. Sekarang mereka merasa
senang dan tentram sekali setelah sebelum itu mereka melihat
pihak Romawi menjarah harta mereka. Sebaliknya sekarang, yang
mereka lihat justru pasukan Muslimin mengembalikan harta
mereka yang dirampas itu kepada mereka, setelah berhasil
merampas kembali harta itu dari pasukan Romawi.13
Daerah front Timur, Usman dapat kembali menguasai
wilayah Kabul, Gaznah, balk, dan Turkistan bagian timur,
selanjutnya sebagian wilayah Hurasan seperti Naisabur, Tus dan
Marw, didaerah Utara Muawiyah bin Abi sufyan, gubernur Syria
menaklukkan Asia kecil sampai Emmrebut Pualu Cyprus. Wilayah
front Barat Abdullah bin Sa‟ad, Gubernur Mesir menerobos ke
Tripoli dan menaklukkan sebahagian Afrika utara kota cartago
12
Ibid, 41
13
Ibid.

12
terpaksa membayar upeti kepada khalifah umat islam di
Madinah.14

2.4 Kepemimpinan pada MasaAli bin Abi Thalib


2.4.1 Profil
Ali bin Abi Thalib ibnu Abdul Muthalib ibnu Hasyim. Ali adalah
putra Abu Thalib, paman Rasulullah. Nama ibunya adalah Fatimah. Ali
dilahirkan sepuluh tahun sebelum Nabi saw. yang diutus oleh Allah
menjadi rasul. Sejak kecil ia telah dididik dalam rumah tangga Nabi
saw. segala peperangan yang ditempuh oleh Nabi juga diikuti oleh Ali,
kecuali pada peperangan Tabuk sebab ia disuruh menjaga kota
madinah.15 Ketika ditinggalkan menjaga kota madinah, ia kelihatan
agak kecewa. Kemudian, Nabi saw. berkata kepadanya, “Tidaklah
engkau rela wahai Ali agar kedudukanmu di sisiku sebagaimana
kedudukan Harun di sisi Musa?”. Ini telah membuktikannya sendiri
setelah diambilnya Ali menjadi menantunya, suami dari anaknya
Fathimah. Dalam kebanyakan peperangan besar, Ali yang membawa
bendera. Ali termasyhur gagah berani, tangkas dan perwira, amat
pandai bermain pedang. Khalifah Ali bin abi thalib merupakan orang
yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Nabi
Muhammad semenjak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib,
kemudian setelah kakeknya meninggal dia asuh oleh paman nya Abu
Thalib. Karena Rasulullah hendak menolong dan membalas jasa
pamannya, maka Ali diasuh oleh Nabi saw. dan didik. Pengetahuannya
dalam agama Islam sangat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah
beliau termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits Nabi.
Keberaniannya juga masyhur dan hampir seluruh peperangan yang
dipimpin Rasulullah, Ali senantiasa berada di barisan terdepan. Ketika
pada masa Kekhalifahan Abu Bakar, Rasulullah selalu

14
Ibid, 42.
15
Faisal Ismail, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M), (Yogyakarta:
IRCISOD, 2017).

13
mengajak Ali untuk memusyawarahkan masalah-masalah penting.
Begitu pula Umar bin Khattab tidak mengambil kebijaksanaan atau
melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan Ali. Utsman pun pada
masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu mengajak Ali
dalam permusyawaratan.16

2.4.2 Model Kepemimpinan


Peristiwa pembunuhan Utsman mengakibatkan kegentingan di
seluruh dunia islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke
Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu mnguasai
Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi thalib
menjadi khalifah. Waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair Bin
Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah memaksa beliau sehingga akhirnya
Ali menerima baiat mereka. Menjadikan Ali satu-satunya khalifah yang
di baiat secara massal. Karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara
yang berbeda-beda.Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahanyya, ia menghadapi berbagai pergolakan.
Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dikatakan
stabil. Persoalan pertama yang dihadapi Ali adalah pemberontakan yang
dilakukan oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, ali tidak
mau menghukum para pembunuh Utsman dan mereka menuntut bela
terhadap darah Utsman yang telah ditumpahkan secara zalim.
Bersamaan dengan itu, kebijakan-kebijakan Ali juga mengakibatkan
timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus. Muawiyah yang
didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan
kedudukan dan kejayaan. Peristiwa yang terkenal dalam masa Ali
adalah terjadinya perang antara kubu Ali dan kubu Muawiyah. Perang
17
tersebut terjadi di daerah bernama Siffin, sehingga perang ini disebut
sebagai perang Siffin Setelah terjadinya peristiwa tersebut kelompok
Ali pecah menjadi dua bagian, dan kelompok yang keluar dari

16
Ibid, 234-235.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 40.

14
kelompok Ali dinamai sebagai kelompok Khawarij (orang-orang yang
keluar).
Pada 24 Januari 661, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju
masjid Kuffah, ia terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang
tersebut yang mengenai otaknya, diayunkan oleh seorang pengikut
kelompok Khawarij, Abd al-Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas
dendam atas kematian keluarga seorang wanita, temannya, yang
terbunuh di Nahrawan.18

2.4.3 Prestasi
Diantaranya, yakni:
1. Mengganti pejabat yang kurang cakap
2. Membenahi keuangan negara (Baitul Mal)
3. Memajukan ilmu Bahasa
4. Bidang pembangunan

18
Philip K. Hitti, History Of The Arabs, 227.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pemerintah Islam banyak mengalami cobaan yang dapat
mengancam kelestarian agama Islam. Beberapa diantaranya, yakni
kemurtadan, munculnya nabi-nabi palsu, serta tak sedikit yang ingkar
dalam pembayaran zakat, dan sebagainya.
2. Kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab
Beliau memprioritaskan perluasan Islam yang telah mencapai
sepertiga dunia. Sehingga Islam bisa tersebar sampai ke daratan Eropa.
Ketegasan dan kebijkasanaannya membawa Islam menjadi kekuatan
yang patut diperhitungankan. Posisi Islam di masanya, menyamai
kekuatan besar (Romawi dan Persia). Beliau menerapkan sistem
administrasi pemerintahan yang diadopsi dari Persia yang mana
pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi (Mekkah, Madinah,
Syiria, Jazirah, Bazrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir).
3. Kepemimpinan pada masa Utsman bin ‘Affan
Kebijakannya yang paling disorot ialah pada pengangkatan kerabat
keluarganya menduduki jabatan penting. Seperti, gubernur-gubernur di
daerah kekuasaan Islam, perluasan Islam, serta memperhatikan juga
pembangunan dalam kota.
4. Kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib
Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dikatakan
stabil. Persoalan yang dihadapi, yakni pemberontakan yang dilakukan
oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah.

3.2 Saran
Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita mengetahui akan sejarah dari
perkembangan agama yang kita anut. Bukan tanpa sebab kita

16
mempelajarinya. Namun, dengan kita mengetahui sejarah bagaimana
kehidupan kala itu lebih-lebih terkait sikap terpuji yang dicontohkan, maka
hal itu dapat membuat kecintaan kita sebagai umatnya semakin menggelora.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M. Jurnal al Hikmah.


Hitti, Philip K, History Of The Arabs
Ismail, Faisal. 2017. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-
XIII M), (Yogyakarta: IRCISOD)
Katsir, Al-Hadizh Ibnu. 2014. Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang
Agung. Jakarta: Darul Haq
Kementerian Agama RI. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kementerian
Agama.
Samsul, Munir Amin. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah
Sou’yb, Joesoef. 1979. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan
Bintang.
Widodo, Urip. Kisah Teladan Khulafaur Rasyidin.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam
http://repository.uin-suska.ac.id/5719/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 29
November 2021 pukul 07.11 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai