Oleh:
Indah Dianis Asriy Fitratuddiniy (20384012004)
Alfian Aulia R.M. (20384011001)
Milfin Zainal Azikin (20384011041)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya makalah ini yang berjudul
“Kewafatan Nabi dan Suksesi Kepemimpinan” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tidak lupa selawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw. keluarga, sahabat, serta kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini penulis buat guna melengkapi tugas kelompok mata kuliah
Sirah Nabawiyah. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan penulis juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan sebagai referensi dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Sampul .......................................................................................................................
Kata Pengantar .........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan ......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq .................................................4
2.2 Kepemimpinan Umar bin Khattab ...........................................................7
2.3 Kepemimpinan Utsman bin ‘Affan .........................................................8
2.4 Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ........................................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................16
3.2 Saran .......................................................................................................16
Daftar Pustaka ........................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Abu Bakar Ash-
Shiddiq.
2. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab.
3. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Utsman bin ‘Affan.
4. Untuk mengetahui kondisi kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-
suska.ac.id/5719/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwj8ssHkoLz0AhXlTGwGHVGbD_wQFnoE
CCMQAQ&usg=AOvVaw10ps0-kuiRI9v_CWi1EIc9 diakses pada tanggal 29 November 2021
pukul 07.11 WIB.
2
Kementerian Agama RI, Sejarah Kebudayaan Islam, 2014, Jakarta: Kementerian Agama, 106.
4
Khulafaur Rasyidin bahwasanya alasan beliau dijuluki gelar tersebut
karena ketika terjadi peristiwa Isra’ Mi’raj, Abu Bakar justru langsung
membenarkannya disaat orang-orang mendustakannya kala itu.3
3
Urip Widodo, Kisah Teladan Khulafaur Rasyidin, 2
4
Kementerian Agama RI, Sejarah Kebudayaan Islam, 118.
5
Abu bakar juga selalu menyediakan peluang bagi kaum muslimin untuk
berunding dan menentukan pilihan.
Adapun kebijakan politik yang dihadirkan oleh seorang Abu Bakar,
yakni:5
1. Memerangi kemunafikan dan kemurtadan
Langkah yang diambilnya guna menstabilkan politik dalam
negeri, yaitu dengan mengirim 11 panglima. Diantaranya: Khalid
bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin
Hasanah, Thuraifah bin Hajir, Amr bin Al-Ash, Al-Ala’ bin Al-
Hadhar, Hudzaifah bin Muhsin Al-Ghalfa’I, Urfajah bin Hartsimah,
dan Muhajir bin Abu Umayyah. Sehingga meskipun kaum murtad
tersebut berjumlah besar, tetapi hal itu mampu diatasi dalam jangka
waktu tidak lebih dari tiga bulan.
2. Penghimpunan Al-Qur’an
Karena kekhawatiran Umar terhadap banyaknya penghafal
Qur’an yang gugur, maka ia segera menemui Abu Bakar dan
menyampaikan akan perlunya mengumpulkan semua ayat-ayat suci
Al-Qur’an. Kemudian pendapat tersebut diterima oleh Abu Bakar
dan segera dijalankan.
3. Awal Perluasan Wilayah Islam
Usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan
ini, Abu Bakar melakukannya ke luar wilayah Jazirah Arab ( Irak
dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan
Islam).
Jika dilihat dari hitungan waktu, masa pemerintahan Abu Bakar ini
memang sangat singkat. Namun, apa yang telah dicapainya jauh
melampaui masa yang tersedia. Hingga di suatu waktu, beliau sakit.
Pada detik-detik sebelum kewafatannya, beliau tampak mewasiatkan
terkait kepemimpinan selanjutnya untuk diberikan kepada Umar bin
5
Ibid, 125.
6
Khattab. Jumadil Akhir 13 Hijriyah, berakhirlah kepemimpinannya.
Beliau dimakamkan berdampingan dengan makam Rasulullah saw.
2.1.3 Prestasi
Beberapa tindakannya yang memberikan kontribusi terhadap umat
Islam, diantaranya:
1. Memerangi kelompok pembangkang
2. Kodifikasi Al-Qur’an
3. Perluasan wilayah Islam
7
wafatnya Nabi Muhammad saw. Sehingga ketika Abu Bakar wafat,
Umar bin Khattab segera mengambil alih kepemimpin umat Islam.
Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau memproklamirkan
Amirulmukminin. Beliau memprioritaskan perluasan Islam yang telah
mencapai sepertiga dunia. Sehingga Islam bisa tersebar sampai ke
daratan Eropa. Ketegasan dan kebijkasanaannya membawa Islam
menjadi kekuatan yang patut diperhitungankan. Posisi Islam di
masanya, menyamai kekuatan besar (Romawi dan Persia). Beliau
menerapkan sistem administrasi pemerintahan yang diadopsi dari Persia
yang mana pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi (Mekkah,
Madinah, Syiria, Jazirah, Bazrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir).6
Hingga suatu ketika, Umar mengalami sakit keras karena tertikam
oleh budak Persia. Yang kemudian beliau membentuk tim formatur
untuk proses peralihan kepemimpian. Cara yang digunakannya ini
berbeda dengan Abu Bakar. Beliau lebih memilih tim formatur yang
terdiri dari enam orang Sahabat Nabi. Tugasnya untuk memilih diantara
mereka sebagai penggantinya. Melalui proses persidangan tim formatur,
terpilihlah Usman bin Affan sebagai Khalifah.
2.2.3 Prestasi
Beberapa prestasi yang telah dicapainya, yakni:
1. Perluasan daerah Islam
2. Mengatur administrasi dan keuangan Pemerintahan
3. Menetapkan kalender Hijriyah
6
Ibid, 118.
8
Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‟addu bin Adnan lahir pada tahun
kelima sesudah tahun gajah Ia pada tahun 573 M di Mekkah.
Nama Ayah beliau adalah Abu Amr dan Ani Abdullah, al-Quraisy
al-Umawi, Amirul Mukminin dzun nurain yang telah berhijrah dua
kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah saw. Dan ibunya
bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi‟ah bin Hubaib bin Abdusy
Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim al-Baidha binti Abdul
Muththalib, bibi Rasulullah dari pihak bapak. Beliau adalah sepuluh
dari sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota
dari enam anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat
Khalifah dan akhirnya terpilih menjadi Khalifah sesuai dengan
kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar, juga merupakan
khulafaurrasyidin yang ketiga, dan salah seorang pemimpin yang
mendapat petunjuk yang mana kita diperintahkan untuk mengikuti
jejak mereka.7
Beliau adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot
yang lebat, berperawakan sedang, berambut lebat, bentuk mulutnya
bagus, kulitnya berwarna sawo matang. Dikatakan bahwa pada wajah
beliau terdapat bekas cacar. Dari az-Zuhri berkata, “beliau (Utsman)
memiliki wajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang,
berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar. Beliau
memliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat.
Beliau mengutamakan keluarga dan kerabatnya yang di jalan Allah,
sebagai suatu bentuk menjinakkan hati mereka dengan harta benda
dunia yang fana, dengan harapan hal itu dapat mendorong mereka
untuk mendahulukan yang abadi dari yang fana, sebagaimana yang
dilakukan Rasulullah di mana terkadang beliau memberikan harta
kepada suatu kaum dan tidak memberi kaum yang lain karena
khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka. Ia
memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang
7
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, (Jakarta: Darul
Haq, 2014).
9
sahabat dekat Nabi saw. Ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana, dan
sebagian besar kekayaannya di gunakan untuk kepentingan Islam. Ia
mendapatkan julukan zun nurain, artinya yang memiliki dua cahaya
karena menikahi dua putri Nabi SAW secara berurutan setelah yang
satu meninggal. Ia juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh
tekanan kaum Quraisy terhadap kaum muslimin di Mekkah, dan ikut
hijrah ke Abenasia beserta istrinya.8
8
Munir Amin Samsul, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Cet. Ke-10, h.
9
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 56.
10
memperburuk situasi politik setelah meninggalnya Khalifah Utsman
bin Affan di usia 83 tahun.10
2.3.3 Prestasi
Setelah Utsman bin Affan resmi diangkat menjadi khalifah, maka
ada beberapa hal yang dilakukan yang tercatat dalam sejarah yang
menjadi prestasi dalam masa pemerintahannya antara lain, yaitu:
1. Kodifikasi mushaf Al-Qur’an
2. Renovasi masjid Nabawi
3. Pembentukan angkatan laut
4. Perluasan wilayah Islam
Pendaratan Romawi di Iskandariah itu jatuh pada bulan-
bulan pertama tahun 25 H (664 M), yakni selang setahun dan
beberapa bulan sesudah pelantikan Utsman. Hampir semua sumber
sepakat tentang tahun ini. Kesepakatan ini menunjukkan bahwa
terbunuhnya Umar telah membuat kota Konstantinopel berani
cepat-cepat menyambut permintaan penduduk Romawi di
Iskandariah itu, dengan perkiraan bahwa dengan kematian Umar,
kaum muslimin sudah kehilangan sang guru dan menamatkan era
pembebasan yang pada masanya telah membuat Romawi dan
Persia mati akal.11
Rupanya pihak Arab dalam menghadapi situasi ini serba
bingung dan tidak menentu. Mereka meminta pendapat dan
bantuan Amirul mukminin di Madinah. Para pemuka di Madinah
sependapat, begitu juga kaum muslimin di Mesir, bahwa orang
yang akan menghadapi situasi yang begitu penting itu hanya Amr
bin Ash. Namanya saja sudah dapat menggetarkan hati pihak
Romawi. Kebijakannya memang sudah mendapat tempat dalam
hati rakyat Mesir dan mendapat dukungan. Pasukan Romawi
sedang menjelajah seluruh Mesir Hilir tanpa menemui perlawanan.
Kendati begitu mereka tidak membiarkan orang-orang Mesir
10
Ibid, 57.
11
M. Dahlan M, Jurnal al Hikmah, Vol. XXI No. 2/2019 40.
11
hidup damai. Kebalikannya, segala yang ada pada mereka
dirampas paksa dan mereka diperlakukan dengan penghinaan yang
sangat keji. Pada itu Amr bin Ash sedang mengatur pasukan dan
persiapan perangnya di Babilon. Setelah diketahui bahwa pasukan
Romawi sudah mendekati Naqyus ia keluar dan sudah siap hendak
menghadang mereka. Ia memimpin pasukan 15.000 orang dengan
kepercayaan bahwa jika mereka tak dapat mengalahkan pasukan
Romawi mereka akan terpukul mundur kembali ke Semenanjung
Arab dengan membawa malu yang tercoreng di kening karena
lari.12
Tercatat dalam sejarah bahwa Amr bin Ash menang dan
mampu membebaskan Mesir, dengan begitu Amr telah
membebaskan kembali Iskandariah, dan selesailah sudah
pengusiran pasukan Romawi dari mesir untuk kedua kalinya.
Antara kedatangan mereka ke Iskandariah sampai kaburnya
mereka dari kota itu, sekali ini hanya selang beberapa bulan.
Dalam waktu yang begitu singkat Amr telah mampu mencapai
tujuannya. Dengan kembalinya muslimin dan pemerintahannya
itu, sekali lagi rakyat Mesir merasa lega. Sekarang mereka merasa
senang dan tentram sekali setelah sebelum itu mereka melihat
pihak Romawi menjarah harta mereka. Sebaliknya sekarang, yang
mereka lihat justru pasukan Muslimin mengembalikan harta
mereka yang dirampas itu kepada mereka, setelah berhasil
merampas kembali harta itu dari pasukan Romawi.13
Daerah front Timur, Usman dapat kembali menguasai
wilayah Kabul, Gaznah, balk, dan Turkistan bagian timur,
selanjutnya sebagian wilayah Hurasan seperti Naisabur, Tus dan
Marw, didaerah Utara Muawiyah bin Abi sufyan, gubernur Syria
menaklukkan Asia kecil sampai Emmrebut Pualu Cyprus. Wilayah
front Barat Abdullah bin Sa‟ad, Gubernur Mesir menerobos ke
Tripoli dan menaklukkan sebahagian Afrika utara kota cartago
12
Ibid, 41
13
Ibid.
12
terpaksa membayar upeti kepada khalifah umat islam di
Madinah.14
14
Ibid, 42.
15
Faisal Ismail, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M), (Yogyakarta:
IRCISOD, 2017).
13
mengajak Ali untuk memusyawarahkan masalah-masalah penting.
Begitu pula Umar bin Khattab tidak mengambil kebijaksanaan atau
melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan Ali. Utsman pun pada
masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu mengajak Ali
dalam permusyawaratan.16
16
Ibid, 234-235.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 40.
14
kelompok Ali dinamai sebagai kelompok Khawarij (orang-orang yang
keluar).
Pada 24 Januari 661, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju
masjid Kuffah, ia terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang
tersebut yang mengenai otaknya, diayunkan oleh seorang pengikut
kelompok Khawarij, Abd al-Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas
dendam atas kematian keluarga seorang wanita, temannya, yang
terbunuh di Nahrawan.18
2.4.3 Prestasi
Diantaranya, yakni:
1. Mengganti pejabat yang kurang cakap
2. Membenahi keuangan negara (Baitul Mal)
3. Memajukan ilmu Bahasa
4. Bidang pembangunan
18
Philip K. Hitti, History Of The Arabs, 227.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pemerintah Islam banyak mengalami cobaan yang dapat
mengancam kelestarian agama Islam. Beberapa diantaranya, yakni
kemurtadan, munculnya nabi-nabi palsu, serta tak sedikit yang ingkar
dalam pembayaran zakat, dan sebagainya.
2. Kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab
Beliau memprioritaskan perluasan Islam yang telah mencapai
sepertiga dunia. Sehingga Islam bisa tersebar sampai ke daratan Eropa.
Ketegasan dan kebijkasanaannya membawa Islam menjadi kekuatan
yang patut diperhitungankan. Posisi Islam di masanya, menyamai
kekuatan besar (Romawi dan Persia). Beliau menerapkan sistem
administrasi pemerintahan yang diadopsi dari Persia yang mana
pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi (Mekkah, Madinah,
Syiria, Jazirah, Bazrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir).
3. Kepemimpinan pada masa Utsman bin ‘Affan
Kebijakannya yang paling disorot ialah pada pengangkatan kerabat
keluarganya menduduki jabatan penting. Seperti, gubernur-gubernur di
daerah kekuasaan Islam, perluasan Islam, serta memperhatikan juga
pembangunan dalam kota.
4. Kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib
Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dikatakan
stabil. Persoalan yang dihadapi, yakni pemberontakan yang dilakukan
oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah.
3.2 Saran
Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita mengetahui akan sejarah dari
perkembangan agama yang kita anut. Bukan tanpa sebab kita
16
mempelajarinya. Namun, dengan kita mengetahui sejarah bagaimana
kehidupan kala itu lebih-lebih terkait sikap terpuji yang dicontohkan, maka
hal itu dapat membuat kecintaan kita sebagai umatnya semakin menggelora.
17
DAFTAR PUSTAKA
18