NIM: 20384011009
Semester: 6
3
Ibid., 11.
4
Ibid., 12-13.
5
Adam Balwi, “Kemampuan Ulama dalam Mengungkapkan Tujuan-tujuan dan Tema-tema Al-
Qur’an dari abad pertama Hijriyah sampai Abad Sembilan Hijriyah (Tafsir Center Qur’anic
Studies)”. Hal. 37.
Pertama: Al-Imam Ghazali membuka pintu penelitian dalam Al-Qur’an dan
topik-topik Al-Qur’an.
6
Ibid., 39.
b. Bagian kedua dari tujuan yang keenam yaitu bagian belakang dan
pengikut yang saling melengkapi dan memperkaya.
A. Mengenal Allah
Bagian ini berisi penjelasan tentang makrifat atau mengenal Allah.
Inilah yang dikenal dengan kibrit atau belerang merah. Mengenal Allah
sendiri terbagi tiga tingkatan: 1) mengenal Dzat-Nya, 2)mengenal sifat-
sifat-Nya, 3) mengenal perbuatan-perbuatan-Nya. Tingkatan yang paling
tinggi adalah mengenal Dzat-Nya atau berada dalam tingkatan Yakut
merah.7
B. Mengetahui Jalan Menuju Allah
Caranya adalah tekun dan bersungguh-sungguh, sebagaimana firman
Allah, Dan beribadahlah kepada Allah dengan penuh ketekunan (al-
Muzammil (73): 8). Maksudnya adalah menghadap kepada-Nya dan berpaling
dari selain-Nya. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah al-
Muzammil ayat 9 dimana mempunyai arti sebagai berikut:
“Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia (Allah), maka ambillah
Dia sebagai pelindung.”8
C. Mengetahui Keadaan Hamba Setelah Sampai Tujuan
Bagian ini mencakup penjelasan tentang ketenangan dan
kenikmatan yang ditemui mereka yang telah sampai pada tujuan. Bahkan
diantara kenikmatan yang didapatkannya adalah surga dimana kenikmatan
tertingginya adalah melihat wajah Allah swt. Disebutkan juga pada bagian
ini adalah bagaimana kehinaan dan kesiksaan yang akan diterima oleh
mereka yang terhalang akibat mengabaikan pendakian menuju-Nya.
Diantara sekian banyak siksaan yang ditimpakan kepada mereka adalah
neraka Jahim, yang siksaan terberatnya adalah dihalangi dan dijauhkan
dari segala nikmat. Na‘ūẓu Billāh. 9
D. Keadaan Orang Yang Menempuh dan Meninggalkan Jalan Allah
Untuk mengetahui keadaan para hamba yang telah menempuh jalan Allah
lihatlah para kisah Nabi dan para kekasih Allah seperti kisah Nabi Adam, Nabi
Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Yahya, Nabi Isa, Siti
7
M. Tatam Wijaya, Jawāhirul Qur’ān.........,36.
8
Ibid., 40-41.
9
Ibid., 44.
Maryam, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Yunus, Nabi Luth, Nabi Idris,
Nabi Khidir, Nabi Syuaib, Nabi Ilyas dan Nabi Muhammad saw, Malaikat
Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat-malaikat yang lainnya. Adapun keadaan
orang-orang yang kufur atau menyimpang dari jalan Allah, lihatlah kisah Raja
Namrud, Raja Fir’aun, Kaum ‘Ad, Kaum Nabi Luth, Kaum Tuba’, Ashabul
Aikah.10
E. Penolakan dan Penentangan Orang-orang Kafir: Penjelasan atas
Penghinaan mereka atas Dalil Allah: Pengungkapan atas Angan-
angan dan Kebatilan mereka.
Kekufuran mereka dibagi menjadi tiga bentuk:
1. Menyebut Allah dengan sebut-sebutan yang tidak layak, contohnya
menyebut para malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah.
2. Mengata-ngatai Rasulullah saw sebagai penyihir, paranormal, dan
pembohong.
3. Mengingkari hari akhir, menolak konsep kebangkitan, dan
penghimpunan seluruh makhluk setelah kematian, tidak mengakui
surga dan neraka, mengingkari akibat ketaatan dan kemaksiatan.11
10
Ibid., 45-46.
11
Ibid., 46.