Anda di halaman 1dari 9

Mengenal sosok

Al-Hallaj
Fathurrozi
Irfan Syahputra
Martha Sari
Vina Nurul Aziziah
Sejarah hidup Abu Manshur al - Hallaj
Nama lengkap al-Hallaj adalah Abu al-Mughits al-Husain bin Manshur bin Muhammad al-
Baidhawi, lahir di Baidha (sebuah kota kecil diwilayah Persia), pada tahun 244 H/885 M. Ia
tumbuh dewasa di kota Wasith (dekat Baghdad), pada usia 16 tahun ia belajar pada seorang
sufi terkenal saat itu, yakni Sahl bin Abdullah at-Tusturi di Ahwaz. Dua tahun kemudian ia ke
Basrah dan belajar kepada ‘Amr al-Makki yang juga seorang sufi dan pada tahun 878 M, ia
masuk ke kota Baghdad dan belajar kepada al-Junaid. Setelah itu ia mengembara dan pergi
dari satu negeri ke negeri yang lain, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam ilmu
tasawuf.
Gelar al – hallaj
Ada beberapa hal yang menyangkut ia diberikan gelar al-Hallaj :
1. Dikarenakan penghidupan orang tuanya yang diperoleh dari menggaru kapas (memisahkan kapas dari bijinya),
oleh karena itu anaknya diberikan julukan hallaj (pemintal).
2. Husain (nama kecilnya al-Hallaj) ketika di kota Wasit pernah menggantikan dalam menyelesaikan tugas
pintalan di toko kapas dengan rapi, sehingga pemilik tokoh menjulukinya dengan hallaj.
3. Ia berjuluk hullaju al-asrar (memberitahukan isi hati) dikarenakan mampu membaca isi hati seseorang dan
menjawab berbagai pertanyaan meski belum disampaikan kepadanya.
- Konsep pemikiran al-hallaj-
.> konsep yang paling terkenal kala itu yaitu hulul
Paham al-hulul inilah yang diajarkan al-Hallaj sebagai bentuk tersendiri dalam persatuan Tuhan dengan hamba (ittihad).
Menurutnya bahwa manusia dapat ittihad, bersatu dengan Tuhan, dan Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia
tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiannya melalui fana. Sebab menurut al-Hallaj,
manusia itu mempunyai sifat dasar yang ganda, yaitu sifat ketuhanan dan sifat kemanusiaan (nasut), demikian pula Allah, juga
mempunyai sifat dasar ketuhanan (lahut), inilah kedua sifat saling mengambil tempat. Apabila sifat-sifat kemanusiaan itu telah
dapat dilenyapkan melaui fana dan sifat-sifat ketuhanan dikembangkan, maka akan tercapailah persatuan atau ittihad
(menyatu) dengan Tuhan dengan bentuk hulul.
Namun setelah disampaikannya konsep ini kepada masyarakat, tidak sedikit dari mereka yang menentangnya, mereka ber
anggapan bahwasannya konsep ini termasuk pemikiran yang keluar dari agama yang disebut bid’ah. tetapi al hallaj tetap pada
pendiriannya yaitu menyampaikan dan mengajarkan konsep bertasawufnya kepada masyarakat.
Riwayat pendidikan al - hallaj

1. Sebelum umur 12 tahun ia telah menghafal Al-Quran pendidikan


2. Pada umur 16 th ia mulai pertama menekuni pelajaran Sufisme selama 2 tahun dengan Mursyid yang terkenal, yaitu
bernama Sahl bin Abdullah Al Tusturi
3. ia pergi ke Basrah berguru kepada Amru Bin Usman AI Makki ( 18 bulan)
4. Pada tahun 264/578 M di Bagdad ia belajar pada seorang mursyid "AI-Jumaid Al Bagdadi
5. Di Bashra ia mengawini ummu al-Husain, putra ya’qub al-Aqta'i, seorang sufi Hosein nasr, Ensilfrpedi Tematis
Spirituat Islam
6. Al-Hallaj banyak meninggalkan karya-karyanya dalam beberapa bidang namun semuanya hilang, yang tinggal hanya
kepingan- kepingan prosa dan syair yang berserekah. ibn Nadhim sebagai seorang ahli riwayat telah mencatat karya-
karya tulis (kitab-kitab) diantaranya : Al-Akuf al-Muhaddatsah wal at-Azaliyah wa ai-Asma al-Kulliyah, Kitab At-Thowasin
Al-Azli, Kitab Madh al Nabi wa al Hatsal al-A'la
Reaksi terhadap konsep
al hallaj
Tahun 913M adalah titik balik bagi karya spiritualnya, ia pergi menunaikan ibadah haji untuk ketiga kalinya dan terakhir kali, yang
berlangsung selama dua tahun, dan berakhir dengan diraihnya kesadaran tentang Kebenaran. Di akhir 913M inilah ia merasa bahwa hijab -
hijab ilusi telah terangkat dan tersingkap, yang menyebabkan dirinya bertatap muka dengan sang Kebenaran (Al-Haqq). Di saat inilah ia
mengucapkan, "Akulah Kebenaran" (Ana Al-Haqq). Perjumpaan ini membangkitkan dalam dirinya keinginan dan hasrat untuk menyaksikan
cinta Allah pada menusia.
Di jalan-jalan kota Baghdad, dipasar, dan di masjid-masjid, seruan aneh pun terdengar: "Wahai kaum muslimin, bantulah aku! Selamatkan
aku dari Allah! Wahai manusia, Allah telah menghalalkanmu untuk menumpahkan darahku, bunuhlah aku, kalian semua bakal memperoleh
pahala, dan aku akan datang dengan suka rela. Aku ingin si terkutuk ini (menunjuk pada dirinya sendiri) dibunuh." Kemudian, al-Hallaj
berpaling pada Allah seraya berseru, "Ampunilah mereka, tetapi hukumlah aku atas dosa-dosa mereka.” Tetapi, kata-kata ini justru
mengilhami orang-orang untuk menuntut adanya perbaikan dalam kehidupan dan masyarakat mereka. Lingkungan sosial dan politik waktu
itu menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Orang banyak menuntut agar khalifah menegakkan kewajiban yang
diembannya. Sementara itu, yang lain menuntut adanya pembaruan dan perubahan dalam masyarakat sendiri. Pada akhirnya, keberpihakan
al-Hallaj berikut pandangan-pandangannya tentang agama, menyebabkan dirinya berada dalam posisi berseberangan dengan kelas
penguasa. Pada 918M, ia diawasi, dan pada 923M ia ditangkap.
Hukuman yang dijatuhkan
kepada al- hallaj
Al-Hallaj dipenjara selama hampir sembilan tahun. Selama itu ia terjebak pertikaian antara segenap sahabat dan musuhnya.
Serangkaian pemberontakan pun meletus di Baghdad. Ia dan sahabat-sahabatnya disalahkan dan dituduh sebagai penghasut.
Berbagai peristiwa ini menimbulkan pergulatan kekuasaan yang keras di kalangan istana khalifah. Akhirnya, khalifah wazir musuh
bebuyutan al-Hallaj berada di atas angin, sebagai unjuk kekuasaan atas musuh-musuhnya ia menjatuhkan hukuman mati atas al-Hallaj
dan memerintahkan agar ia dieksekusi.
Akhirnya, al-Hallaj disiksa di hadapan orang banyak dan dihukum di atas tiang gantungan dengan kaki dan tangannya terpotong.
Kepalanya dipenggal sehari kemudian dan sang wazir sendiri hadir dalam peristiwa itu. Sesudah kepalanya terpenggal, tubuhnya
disiram minyak dan dibakar. Debunya kemudian dibawa ke menara di tepi sungai dan diterpa angin serta hanyut di sungai itu.
kesimpulan
Ajaran Al-Hallaj yang terkenal yakni hulul, Sedangkan menurut terminology, al-hulul
merupakan ajaran yang menyatakan bahwa Tuhan telah memilih tubuh-tubuh manusia tertentu
untuk bersemayam di dalamnya dengan sifat-sifat ketuhanannya, setelah sifat-sifat
kemanusiaan dalam tubuhnya dilenyapkan terlebih dahulu. Atau dengan bahasa lain al- hulul
berati Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah
mampu melenyapkan sifat-sifat kemanusiaanya melalui fana. Kehidupan al Hallaj, adalah
perjalanan spiritualitas yang total.
Adapun kalimat “ana al-haq” yang diucapkan al-Hallaj bukanlah bermaksud al-Hallaj sebagai
Tuhan ataupun Dia yang Maha Benar, Tuhan tetaplah Tuhan. Bisa dikatakan ketika al-Hallaj
mengucapkan kalimat “ana al-haq”,merupakan suatu ungkapan cinta yang sangat mendalam
kepada Tuhan sampai kepada titik yang sangat tinggi,
Thanks
Any question ???

Anda mungkin juga menyukai