Presentasi kelompok 7
PEMBERITAHUAN
Materi kali ini merupakan materi yang cukup berat, diperlukan pengetahuan,
pemikiran, dan keimanan untuk memahami sepenuhnya materi ini.
Terimakasih.
#Madhan
• Nama lengkapnya • Cerita singkat
BIOGRAPH adalah Abu al-Mughits al- Ayahnya adalah seorang
Husein bin Mansur bin
Y Muhammad al-Baidawi
penyortir wool (hallaj), oleh
karena itu beliau diberi gelar
al-Hallaj.
• Lahir pada tahun 244 H Kakeknya, Muhammad
(858 M) di kota Thur di adalah seorang penyembah
Kawasan Baidhah, Persia api, pemeluk agama Majusi
(Iran Tenggara). sebelum ia masuk Islam. Ada
yang mengatakan bahwa al
Hallaj berasal dari keturunan
Abu Ayyub, sahabat
Rasulullah.
• Ibnu nadim seorang ahli riwayat ternama, yang
banyak sekali membicarakan al-Hallaj dan
menentang pendiriannya, mencatat bahwa karya-
karya al-Hallaj tidak kurang dari 47 buah banyaknya.
KARYA- Diantaranya adalah:
KARYA •
•
Al Ahruful muhaddasah, wal azaliyah, wal asmaul kulliyah.
Kitab Al Ushul wal Furu’.
• Kitab Sirrul ‘Alam wal mab’uts.
• Kitab Al ‘Adlu wat Tauhid.
• Kitab ‘Ilmul Baqa dan Fana.
• Kitab Madhun Nabi wal Masaul A’laa.
• Kitab “Hua, Hua”.
• Kitab At Thawasin.
PEMIKIRAN
Inti ajaran al-Hallaj telah dinyatakan dalam
bentuk syair (Tawasin) dan juga kadang
dalam prosa (Natsar), dalam susunan kata-
kata yang mendalam di sekililing tiga hal,
yaitu :
Cara ibadah bisa berbeda warnanya, namun isinya hanya satu. Paham
Wahdah al-Adyan ini muncul sebagai konsekuensi logis dari pahamnya
tentang Nur Muhammad. Yakni pahamnya al-Hallaj tentang qadimnya
Nur Muhammad telah mendorongnya untuk berkesimpulan tentang
kesatuan agama.
Wahdah al adyan (Kesatuan agama-agama)
Lalu dia berkata: wahai sahabatku, semua agama adalah milik Allah.
Setiap golongan menganut suatu agama tanpa adanya pilihan, bahkan
dipilihkan bagi mereka. Kerena itu, barangsiapa menyalahkan apa
yang dianut golongan itu sama saja halnya dia telah menghukumi
golongan tersebut menganut agama atas upayanya sendiri. Ketahuilah
! agama-agama yahudi, islam dan yang lain-lainya adalah sebutan
serta nama yang beraneka ragam dan berbeda. Akan tetapi tujuan
tujuan semuanya tidak berbeda”.
Wahdah al adyan (Kesatuan agama-agama)
Oleh karena itu Ibn at Taymiyah, Ibn al Qayyim, Ibn an Nadim dan lain-lain
berpendapat bahwa hukuman mati yang ditimpakan kepada Al Hallaj memang
patut diterimanya. Tetapi ulama-ulama fiqih yang lain seperti Ibnu Syuraih seorang
ulama yang sangat terkemuka dari mazhab Malik, memberikan komentar: "Ilmuku
tidak mendalam tentang dirinya, karena itu saya tidak bisa berkata apa-apa".
Pembela-pembela Al Hallaj menjernihkan ajarannya dari apa yang dituduhkan orang
kepadanya. Syaikh Abdurrahman As Saqqaf salah seorang Syaikh tarikat Alawiyah,
mengatakan bahwa dia sebelumnya menyangka pada diri Al Hallaj ada keretakan karena
sikapnya, seperti keretakan pada kaca, tetapi setelah sampai pada maqam al qutbiyyah dia
melihat bahwa Al Hallaj telah mencapai tingkat bila diandaikan buah dia telah matang.
Imam Al Ghazali ketika ditanyai bagaimana pendapatnya tentang perkataan "ana al haq?".
Beliau menjawab,"Perkataan demikian yang keluar dari mulutnya adalah karena sangat
cintanya kepada Allah. Apabila cinta sudah demikian mendalamnya, tidak ada lagi rasa
berpisah antara diri seseorang dengan seseorang yang dicintainya". Sehingga beliau,
Jalaludin Rumi, dan Fariduddin al Attar memberinya julukan "Syahidul Haq" (seorang
syahid yang benar).
Meninggalnya al-
Hallaj
Dalam perjalanan dan pengembaraan serta
pertemuannya dengan ahli- ahli sufi itulah yang
membentuk pribadi dan pandangan hidup al-Hallaj,
sehingga dalam usia 53 tahun ia telah menjadi pembicara
ulama pada waktu itu karena paham tasawufnya yang
berbeda dengan yang lain. Sampai-sampai seorang
ulama fiqh terkemuka yang bernama Ibn Daud al-Isfahani
mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa paham
dan ajaran al-Hallaj sesat. Atas dasar fatwa ini Al Hallaj
dipenjarakan. Tetapi setelah satu tahun dalam penjara,
dia dapat melarikan diri dengan pertolongan dari seorang
penjaga yang menaruh simpati padanya.
Meninggalnya al-Hallaj
• Dari Baghdad ia melarikan diri ke Sus di wilayah Ahwas. Disana ia
bersembunyi selama empat tahun. Namun pada tahun 301H/903M ia
ditangkap kembali dan dimasukkan lagi ke dalam penjara sampai
delapan tahun lamanya. Akhirnya pada tahun 309/921M diadakanlah
persidangaan ulama di bawah kerajaan Bani Abbas di masa khalifah
al-Muktadirbillah. Pada tanggal 18 Dzulkaidah 309H jatuhlah hukuman
kepadanya. Dia dihukum mati dengan mula-mula dipukul dan
dicambuk dengan cemeti, lalu disalib, sesudah itu dipotong kedua
tangan dan kakinya, dipenggal lehernya dan ditinggalkan tergantung
pecahan-pecahan tubuhnya itu di pintu gerbang kota Baghdad.
Kemudian dibakar tubuhnya dan abunya dihanyutkan di sungai
Dajlah.
Meninggalnya al-Hallaj
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa ketika proses hukuman
mati al-Hallaj, algojo-algojo menaikkan al-Hallaj ke atas menara
yang tinggi, kemudian dikerumuni orang banyak yang datang dari
berbagai penjuru yang diperintahkan untuk melempari batu
kepadanya. Ketika itu dia selalu mengulang-ulang kalimat yang
menyebabkan ia dijebloskan ke dalam penjara dan hukuman
mati, yaitu “Ana Al Haqq” (aku adalah Yang Maha benar). Dan
ketika disuruh untuk membaca syahadat, dia berteriak seraya
berseru kepada Allah: “Sesungguhnya wujud Allah itu telah jelas,
tidak membutuhkan penguat semacam syahadat”.
Meninggalnya al-Hallaj
Ketika dipukul oleh para algojo, al-Hallaj tersenyum. Setelah selesai
memukulnya, mereka memotong tangan dan kakinya, diapun menerimanya
dengan tersenyum, bahkan dia sempat mengoleskan darah potongan
tangannya ke mukanya seakan-akan dia berwudhu dengan darah sucinya
itu. Setelah itu para algojo memotong lidah dan mencukil matanya. Pada
saat itu dia berisyarat, seakan-akan memintakan ampun bagi para algojo
kepada Allah:
“Mereka semua adalah hambaMu, mereka berkumpul untuk membunuhku
karena fanatik terhadap agamaMu dan untuk mendekatkan diri kepadaMu.
Maka ampunilah mereka. Andaikata Kau singkapkan kepada mereka apa
yang Kau singkapkan kepadaku, tentu mereka tidak akan melakukan apa
yang mereka lakukan sekarang ini.”
KESIMPULAN
Al-Hallaj merupakan seorang ahli sufi, filsuf, dan sekaligus wali Allah
yang hidup pada masa khalifah al-muktadir billah dan beliau wafat
karena dihukum mati untuk mempertanggung jawabkan ajarannya
yang dianggap sesat oleh beberapa ulama’ khususnya fuqoha pada
masa itu. Al-Hallaj tidak melakukan dosa terhadap kebenaran, tetapi
beliau dihukum karena tindakannya yang dipandang bertentangan
dengan hukum. Beliau membuka rahasia tentang Tuhan dengan
mengemukakan segala yang dianggap misteri tertinggi yang
selayaknya hanya boleh diketahui oleh orang-orang terpilih saja.
Ajaran al-Hallaj yang mashur adalah hulul (ketuhanan (lahut)
menjelma ke dalam diri insan (nasut)), al-haqiiqah al-
muhammadiyyah (nur Muhammad), dan wahdatul adyan (kesatuan
semua agama). Al-Hallaj mengatakan bahwa tidak ada pemisahan
antara Tuhan dengan makhluk-Nya sebagaimana dengan kesatuan
ilahi yang melingkupi makhluk-Nya. Yang berbicara Ana Al-Haq
bukanlah al-Hallaj pribadi, melainkan Tuhan sendiri melalui mulut al-
Hallaj.
Pertanyaan ada yang mau nanya?