Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syahrul

NIM : 21201200100092
Materi : Islamic Thought
Aqidah Huliliyah

Pemahaman HUlulilayah atau yang di kenal dengan Wihdatul wujud atau yang masyhur
di tanah jawa dengan ajaran Manunggaling Kuwala gusti, adalah keyakinan bahwa
Allah ta’ala menyatu dengan alam semesta. Tidak terpisah antara makhluk dan Khaliq
(Sang Pencipta). Karena itu, wujud alam semesta ini hakekatnya merupakan wujud
Allah sendiri. Sehingga dzat makhluk adalah Dzat Allah itu sendiri.

Mukadimah keyakinan ini adalah aqidah hulul, yaitu keyakinan ittihad jismain ( ‫اتحاد‬
‫)جسمين‬, bersatunya dua benda.

Dari kata halla-yahullu (‫)ح َّل – يَحُل‬,


َ yang artinya masuk atau menempati. Dalam aqidah
hulul, diyakini bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya. Terutama makhluk-Nya
yang khusus, yaitu para wali.

Pencetus aqidah ini adalah seorang tokoh sufi, Husain bin Manshur, yang terkenal
dengan sebutan al-Hallaj. Dia memiliki prinsip bahwa Allah ibarat ruh yang bertempat
di setiap benda, dan tidak ada pemisah antara al-Khaliq (Sang Pencipta) dengan
Makhluk.

Dalam bait syairnya, al-Hallaj mengatakan,

‫أنا من أهوى ومن أهوى أنا … نحن روحان حللنا بدنا‬

‫فإذا أبصرتني أبصرته … وإذا أبصرته أبصرتني‬

Saya orang yang menggerakkan dan orang yang menggerakkan adalah saya

Kami dua ruh yang menetap di satu jasad

Jika Engkau melihatku, akupun melihat-Nya

Dan jika aku melihat-Nya, Engkau melihatku.

Manusia yang paling berjasa dalam menyebarkan Wihdatul Wujud adalah Ibnu Arabi
(mati 638 H). Nama lengkapnya Muhammad bin Ali al-Arabi, at-Tha’i, dari Andalusia.
Salah satu tokoh besar sufi. Dulunya, Ibnu Arabi adalah tukang tulis para pejabat. Di
usia 30 tahun, dia berpindah ke Tunisia, kemudian melakukan perjalanan lagi ke Kairo
dan Mekah. Di tahun 598 H, dia mulai menulis buku tebalnya, al-Futuhat al-Makiyah.

Kemudian dia berpindah ke Damaskus Suriah. Di kota ini, dia mendapatkan fasilitas
dari keluarga Ibnu az-Zakki dan beberapa anggota keluarga Daulah Ayubiyah – Daulah
Salahudin Al-Ayubi –. Di sinilah, Ibnu Arabi mulai menulis kitabnya Fushus al-Hikam
serta menyempurnakan kitabnya, al-Futuhat al-makiyah.

Dua buku ini, selanjutnya menjadi pijakan dasar bagi aqidah wihdatul wujud.

Menurut adz Dzahabi, Ibnu ‘Arabi merupakan kiblat bagi para penganut paham aqidah
wihdatul wujud.

Keyakinan ini melahirkan doktrin yang bertentangan dengan akal dan naluri. Membaca
komentar mereka akan membuat kita terheran-heran. Berikut beberapa komentar
mereka tentang tuhan.

1.Ahallaj menyatakan dirinya bersatu dengantuhan

‫ُمزجت روحي في روحك كما — تُمز ُج الخمرة بالماء الزالل‬

‫فـإذا مسّــك شـــي ٌء مسّـني — فإذا أنت أنا في ك ّل حال‬

Ruhku bercampur dengan ruh-Mu … sebagaimana khamr bercampur dengan air bening

Jika ada sesuatu yang menyentuh-Mu, diapun menyentuhku … ternyata aku dan Kamu
selalu bersama

Dengan pernyataan ini Alhallaj pada masanya di hukum mati sebagaimana yang di
kabarkan oleh imam Adzahabi:

Al-Hallaj yang dihukum mati karena kemunafikannya, tidak menyampaikan ilmu


sedikitpun – alhamdulillah –. Dulunya dia orang baik-baik, beribadah kemudian menjadi
sufi, kemudian dia menyimpang dari agama, mempelajari sihir dan beberapa kesaktian.
Para ulama menilai halal darahnya, hingga dia dibunuh.

2.Beberapa pernyataan Ibnu Arabi

ُ‫ْريْ َم ِن ْال ُم َكلَّف‬


ِ ‫ يَا لَيْتَ ِشع‬.… ‫ْل َع ْب ُد َربٌّ َوالرَّبُّ َع ْب ٌد‬
ُ‫ك َربٌّ … أَو قُ ْلتَ َربٌّ فَأَنّى يُ َكلَّف‬
َ ‫إِ ْن قُ ْلتَ َع ْب ٌد فَ َذا‬

“Hamba adalah Tuhan dan Tuhan adalah hamba.

Duhai, siapakah yang diberi kewajiban beramal?

Jika engkau katakan hamba, maka ia adalah Rabb.

Atau engkau katakan Rabb, kalau begitu siapa yang diberi kewajiban?”

pernyataan kedua :

‫فَيحمدُني وأحمدُه ويعبدُني وأعبدُه‬

“Maka Allah memujiku dan aku pun memuji-Nya. Dia menyembahku dan aku pun
menyembah-Nya.”

Diantara dampak dari pemahaman Hulilayah/Wihdatul Wujud yaitu wihdatul Adyan


(semua agama sama)

beberapa ungkapan ibnu arabi tentang hal tersebut dalam bukunya Futuhat Makkiyah :

“Sebelumnya aku mengingkari kawanku yang berbeda agama denganku.

Kini hatiku bisa menerima semua keadaan, tempat gembala rusa dan gereja pendeta…

Tempat berhala dan Ka’bah, lembaran-lembaran Taurat dan Mushaf Al Qur’an.”

Ibnu Arabi juga mengungkapan di nukil dari fatawa ibnu taimiyah :

“Semua makhluk berkeyakinan tentang ilah (sesembahan) dengan berbagai keyakinan.


Dan aku berkeyakinan (tentang ilah) dengan seluruh yang mereka yakini itu.

Anda mungkin juga menyukai