DHIRARIYAH
OLEH
AGUS YUNIF ANWARUDDIN, ST.
A. IDENTITAS BUKU
Cetakan :I
BAB XI
PRINSIP-PRINSIP DASAR (AJARAN) KULLABIYAH
Sering kita dengar pengaku Salafi yang berkata bahwa Asy'ariyah sejatinya mengikuti mazhab Ibnu
Kullab. Mereka menyebut fase Kullabiyah ini sebagai fase kedua dari perjalanan hidup Imam Abu
Hasan al-Asy'ari sebelum akhirnya berpindah lagi ke akidah salaf di fase ketiga.
Dalam tulisan-tulisan yang dilestarikan oleh para pengaku Salafi, akidah Ibnu Kullab dikesankan
sebagai akidah jahmiyah, menolak sifat-sifat Allah, akal-akalan, terpengaruh filsafat dan
seterusnya. Faktanya, akidah beliau jauh dari itu semua. Imam Abu Hasan al-Asy'ari meriwayatkan
tentang akidah Ibnu Kullab itu dalam kitabnya yang berjudul Maqalat al-Islamiyyin sebagai berikut:
ك ارً ي جاً اا اا اا ي اا بهللاً اا مس ً اا رار اا ًاا ع هللا اال م مل اا نا اا بع اا:ً اً ك ي اب
اًً اال اً اا اا ًاد اا ا اا اعا اا ً ي اا
اإن اا معر اا ن ً اا ا هللا اا ملب رً اًلأ ت مإم اا ًإامي نمي اً أ ملعي ناع ااي سا ً اا ج مب رً اًلأ
ت ناع اا ًإامي نمي اً أ ملعي مإم ااي ًك اا منًا اا م انهللا اا مًاا اب اا اال م هرا ر اأ مسً ً و ً ياو
ً ر ًدو ًب ع ًمس رص ً رو ً ًمة ًع الً ً بء ا ًبعر ًمسقاء ًإا ااو ًبعاًة ً ا
ً ب ًمس ًض ًم الو ًم ًاااو ً ً ً ر ً مح ة ً اًل أ مي ك ا رً مسأا س را أ
ً ص فات أي ًنمي ر ق ً اًمي اً س رء ي ً ص فات أ ذلات أ ال يه ي ًال يه
ً فات ص فاتي ًنمي ر ق غ ًي ً اًهن ا امئ ة ًهلل ًال جي ز اًمي ت ق ر ًن
ًال ً غًي ًً صفة ً ه ر اي ً هللاهلأ ًمسرصي صفات ال يه اًمي ًع أ ي ال ً ي
ً ًال غًي ً اًمي هلاتأ يه ً ًلفوأ يه ً ً اًلأ م ا ال مس ا ً ء ال ًت نمي و ه ااي ًنمي
ا رمع اًمي ص فات ان كا ئ ال ت ت ًاا ع ً اًمي ان ً ال ً ان ق و ًال غ ًًا ً ه
ًلك ص فة مب ص فات اذلات ال يه ان فة ا.اً عى ًال غ ًًا
"Abdullah bin Kullab berkata: Allah senantiasa Maha Mengetahui, Maha Berkuasa, Maha Hidup,
Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Agung, Maha Mulia, Maha Sombong, Maha
Berkuasa Mutlak, Maha Mulia, Maha Pemurah, Maha Esa, Maha Sendiri, Maha Kekal, tak berawal,
Sebagai Pencipta/Perawat, Sebagai Tuhan yang disembah, Maha berkehendak, Tidak suka,
Ridha/merelakan orang yang diketahuinya akan mati sebagai mukmin meskipun kebanyakan
umurnya sebagai orang kafir. Marah terhadap orang yang diketahuinya akan mati kafir meskipun
kebanyakan umurnya sebagai orang mukmin, Mencintai, Memarahi, Mengasihi, Memusuhi,
Berfirman, Mempunyai Kalam. Maha Rahman dengan sifat: Ilmu, Kekuasaan, Hidup, Mendengar,
Melihat, Mulia, Agung, Mulia, Sombong, Pengasih, Terhormat, Kekal, Kehendak, Ketidak sukaan,
Kerelaan, Kemarahan, Cinta, Kemarahan, Kasih, Permusuhan, Firman, Kalam dan Rahmat.
Allah juga Maha Qadim (ada tanpa awal mula) dengan semua nama dan sifat-Nya. Nama-nama dan
sifat-sifat Allah itu milik Dzat-Nya, bukan Dzat itu sendiri dan juga tak terlepas dari Dzat itu. Sifat-
sifat itu melekat pada Allah dan sifat-sifat itu tak boleh punya sifat-sifat lain.
Wajah Allah bukanlah Allah itu sendiri tapi bukan pula selain Allah, melainkan sifat Allah. Demikian
juga kedua Yad-nya (tangan), 'ain-nya (mata) dan Bashar-nya (penglihatan) adalah sifat-sifat bagi
Allah. Itu semua bukan Dzat tapi juga tak terpisah dari Dzat. Dan bahwasanya Dzat-Nya adalah Dia
sendiri dan Dirinya adalah Dia sendiri.
Allah itu maujud (ada) tanpa berasal dari keberadaan yang lain. Dia adalah Syai'un (sesuatu) tanpa
makna yang harus dimiliki sesuatu agar menjadi sesuatu.
Sifat-sifat Allah itu tak ada yang berubah. Sifat Ilmu Allah bukanlah sifat Qudrah atau sifat lainnya.
Begitu pula masing-masing sifat bagi Dzat-Nya bukanlah sifat-sifat lainnya (kesemuanya adalah sifat
yang berbeda) dan bukan pula selain sifat".
Begitulah akidah Ibnu Kullab yang sebenarnya. Beliau menetapkan semua sifat Allah sebagaimana
yang warid dalam al-Qur'an dan Sunnah. Sama sekali tak ada sifat yang dinafikan keberadaannya
seperti yang dituduhkan.
Intinya, Ibnu Kullab itu seorang Ahli Itsbat (orang yang menetapkan adanya sifat-sifat Allah), tak
terkecuali sifat marah, ridha, yad (tangan), 'ain (mata) dan seterusnya. Dia sama sekali bukan
mu'atthilah yang mengingkari keberadaan semua sifat itu.
Bahkan, Ibnu Kullab adalah tokoh yang diikuti oleh Imam Bukhari dalam bab Akidah seperti yang
dinyatakan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berikut:
رب ال ي َما ر َ ُهل يق ي يَج َ ُب ًًَ نُب َهل ن َه انُ َف نب َ ََ نل ي َك ُهللا َ َو ًَانهلي ُ ن ُا نب ًَ يمي انُ يكهَا ن ين ن َ نُلهللاع ن َما ر ي ن يا يي نم ُب تَ ُف نو نً انُ ًَ نع ن
و ا ي ََّ ُهللا وب ًَانُ َف يعا نء ًَغَ ُ نً ن ُع ًَ ًَ يما اًكا ا انفق هللاأ اًاهبلا موهي و مب ي
اناا نا نًم ًَ اًل كهللا ًَ ًَ ُما َا ن ن َما ًَ ًَ يم
ًَ ًَ ًاب ن َ و انُ َم َواان يب ُان َ َِ نميي ية اَأَ ُ َ يأًَا نم َب ُان َمل َعا نمس ن ن: َ ُ ن ن َا (ا ب انكا ن الاب ِع1/ 243)
"Sesungguhnya Imam Bukhari dalam semua yang ia sampaikan berupa tafsir kata-kata yang asing,
tak lain hanyalah ia nukil dari orang yang ahli dalam bidangnya seperti Abi Ubaidah dan Nadlr bin
Syumail, al-Farra' dan lainnya. Adapun tentang pembahasan-pembahasan fiqhiyah maka sebagian
besar bersandar dari Imam Syafi'i, Abu Ubaid dan semisal keduanya. Adapun DALAM MASALAH
ILMU KALAM, MAKA KEBANYAKAN BERASAL DARI AL-KARABISI, IBNU KULLAB DAN YANG
SEPERTI KEDUANYA."
Dalam kitab-kitab profil, kita dapati profil Ibnu Kullab sendiri memang terkenal sebagai pakar ilmu
kalam dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah. Qadhi Syuhbah menerangkan profilnya sebagai
berikut:
"Abdullah bin Said Abu Muhammad yang dikenal sebagai Ibnu kullab adalah tokoh besar para ahli
kalam dan termasuk Ahlussunnah. Jalannya adalah jalan yang ditempuh oleh Al Haris Al muhasibi.
Abu Al Hasan Al Asy'ari juga mengikutinya. Dia telah menulis banyak kitab dalam tauhid dan sifat".
Senada dengan itu, Imam ad-Dzahabi juga menulis profilnya sebagai berikut:
: ً ً اً مس ًض مب ال ر... زم ال أ اا ب ً اًس اً ت هم ني ًن ك رصو
م ت هلاي ًإال أ اً ر اً أ اإل أ امس ت ع ما امس ت ج أ ن هللا س اا ب ان هل ا ى
ً مس هي ًً ا ًل بي ًان ععب اً عً اً ت هم ني اإىل ان وه هلةي مس ب
/11 : م اظ عهي م ( س ً اًج الر ان هل كالء174)
"Ibnu kullab adalah ketua dari para ahli kalam Di Basrah di masanya... Sebagian orang yang tidak
tahu berkata bahwa dia sudah membuat buat bid'ah nasrani untuk disusupkan dalam agama kita
dan bahwasanya dia merelakan saudarinya untuk hal itu. Ini adalah kebohongan. Laki-laki itu adalah
ahli kalam yang paling dekat kepada sunnah, bahkan dia termasuk ahli debat mereka".
Dengan demikian, maka kalau ada yang mengatakan bahwa Imam Abu Hasan al-Asy'ari mengikuti
Ibnu Kullab, maka berarti beliau mengikuti orang yang benar. Demikian pula bila ada yang
menisbatkan para ulama Asy'ariyah para Kullabiyah, berarti itu bentuk pujian. Adapun bila ada yang
mengesankan Kullabiyah sebagai muatthilah, jahmiyah atau apapun yang sesat, maka dia adalanya
orang tak tahu yang merasa sudah tahu atau memang dia tipikal penyebar hoax.
Kalau pun ada perbedaan antara Ibnu Kullab dengan tokoh lain seperti Imam Ahmad misalnya,
maka itu dalam masalah ijtihadiyah saja, bukan masalah pokok. Sama seperti perbedaan antara
Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad soal iman, antara at-Thabary dengan Imam Ahmad soal
kalamullah dan perbedaan antar tokoh dalam masalah lain-lain. Kita menghormati mereka semua
sebagai mujtahid yang banyak benarnya tapi bisa juga salah dalam beberapa poin. Tak ada yang
maksum selain Rasulullah.
BAB XII
DOKTRIN-DOKTRIN UMUM
Tentang sifat Alloh mendengar dan melihat sebagian besar Mu’tazilah, Khawarij, Murji’ah, Syiah
Zaidiyyah dan Kullabiyah beranggapan Alloh selalu bersifat mendengar dan melihat.
Secara umum di Bab XII metode penyusunannya tidak ditulis secara runtut, sesuai dengan ciri-ciri
pendapat masing-masing firqoh, sehingga bisa dibaca dan dipahami secara utuh. Pendapat yang
beliau lebih condong seperti soal ini dengan kelompok pertama
BAB XIII
Soal Apakah Allah bersemayam di suatu tempat tertentu?, apakah para malaikat pembawa Arsy itu
membawa DiriNya arau membawa Arsy saja? Apakah para malaikat terdiri dari delapan malaikat
saja atau delapan golongan malaikat? Pendapatnya terbagi 7 golongan.
Ini sebuah bahasan saja dalam bab ini yang memberikan ruang debat dan diskusi yang cukup
hangat dan sekarang muncul kembali. Salah satunya pendapat Ahli sunah dan Hadist beranggapan
bahwa Alloh itu jism, bahkan Dia tidak menyerupai sesuatu. Dia bersemayam diatas ‘Arsy
sebagaimana firman-Nya :
Dengan mengemukakan dalil yang cukup banyak di pandangan ini menunjukkan seolah-olah Imam
Al As’ary memberikan pesan tentang kecondongan beliau untuk sependapat, adapun dalil-dalil yang
beliau kemukakan :
1. Thaha :5
3. An-Nur : 35
4. Ar-Rahman:27
5. As-Shad :75
6. Al Qamar :54
7. Al-Fajr:22
Ajaran yang di dasarkan pada Jaham ibn Shafwan ialah 1. Syurga dan neraka itu kekal selama-
lamanya 2. Keimanan mengenal Alloh dan kekufuran yaitu bodoh atas Nya 3. Perbuatan
manusia(majazi) hakikatnya perbuatan Alloh sendiri 4. Mengajak Kebaikan dan mencegah
kemungkaran, dari ke empat pokok ajarannya hanya ajaran yang ke2 dan ke 3 yang bertentangan
dengan prinsip Ahlus Sunnah waljamaah .
Judul Bab ini memang mencatat prinsip-prinsip Dasar ajaran Jahmiyah tetapi penulisannya juga
belum lengkap, sehingga masih bisa ditemui ajaran dan prinsipnya di bahasan dalam bab lain buku
ini
BAB XV
Prinsip dan ajaran Dhirar Ibn Umar yaitu 1. Perbuatan manusia itu sebenarnya diciptakan Allah 2.
Adanya kemampuan itu sebelum perbuatan 3.Manusia terdiri dari beberapa jisim bisa berupa warna,
rasa, bau, panas, dingin 4. Perbuatan yang terjadi karena perbuatan lainnya 5. Mengingkari
anggapan Ibn Mas’ud dan Ubay ibn ka’ab RA yang menyatakan huruf-huruf Al Qur’an diturunkan
Alloh.
Termasuk ajarab aliran Dhirariyah menganggap di hari kiamat kelak Alloh akan menciptakan indera
keenam khusus untuk orang-orang beriman agar dapat melihat Nya, sedangkan dalam pemahaman
umum Ahlussunnah cara melihat orang mukmin kepadaNya seperti melihatnya mereka di dunia.