Anda di halaman 1dari 8

NUR AISYAH

SALMIATI
MUH. RIDWAN NURASMI
RAHMAT
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha Esa. Dimana, atas
rahmat dan bimbingan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Shalawat serta salam tak lupa pula kita
kirimkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Sebagai suri tauladan bagi kita
semua.

Pada kesempatan kali ini saya juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan
Pak Muhammad Naim S.Pd, M.Pd selaku Dosen Akhlak Tasawuf yang memberikan saya
tugas makalah ini yang berjudul “ HULUL’’.

Saya berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca serta dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Sekian

Assalamualaikum Wr. Wb.

Lambepada, 4 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hulul ...............................................................................................
B. Tujuan Dan Kedudukan Hulul ..........................................................................
C. Tokoh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lain. Sejak
lahir, manusia telah dibekali dengan berbagai kemampuan. Kemampuan untuk mendengarkan, melihat
dan memahami berbagai fenomena alam berdasarkan kecerdasan dengan sarana pancaindera yang
sempurna. Bahkan dalam kronologi penciptaannya, sengaja Allah memilihkan dengan prosedur (cara)
yang berbeda.

Secara umum, dalam diri manusia terdapat dua dimensi yang antara keduanya saling
mendukung. Pertama, dimensi jasmaniyah (jasad) yang dalam kronologi penciptaannya berasal dari
tanah. Fenomena ini membangun sebuah argumentsi yang kokoh bahwa secara jasmaniyah manusia
berasal dari tanah dan yang memuaskannya, semua berasal dari tanah serta ketika matipun, jasad
dikembalikan ke tanah. Kedua, dimensi ruhani (ruh) yang berasal dari Allah. Konsekuensi logisnya,
bahwa ruh berasal dari Allah dan yang bisa memuaskannya juga sesuatu yang berasal dari Allah serta
ketika manusia dinyatakan mati, maka ruh kembali kepada Allah. Dimensi jasad, mengantarkan
manusia memiliki fitrah (kecenderungan) membutuhkan sesuatu yang bersifat materi. Sebaliknya,
dimensi ruh mengantarkan manusia memiliki fitrah insting keberagama, yang cenderung bernuansa
spiritualis. Antara keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam diri manusia.

Manusia yang mampu memahami dirinya secara utuh, maka akan sampai pada pengetahuan
kedekatannya tentang Tuhan. Artinya, manusia yang mampu mengenal dirinya sendiri, maka sungguh
ia telah mengetahui dan mengenal Tuhannya. Pada tataran ini, tidak ada batas dan tidak ada sesuatu
yang dapat menghalangi hubungan langsung antara manusia dengan Allah. Manshural-Hallaj dalam
pengalaman spiritualnya, menemukan sebuah formulasi komunikasi ideal antara manusia dengan
Tuhannya. Formulasi ini dibangun berdasarkan persepsinya yang utuh bahwa antara manusia dan Tuhan
memiliki dua sifat yang sama, yaitu al-Lahut dan al-Nasut. Apabila kedua sifat ini melebur jadi satu,
maka berarti antar manusia dengan Allah sebagai Tuhannya bisa menyatu. Momentum menyatunya
antara al-Lahut dan al-Nusut ini dalam teori tasawufnya Mansur al-Hallaj disebut al-Hullul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Hulul ?
2. Apa tujuan dari Hulul ?
3. Apa kedudukan Hulul dalam akhlak tasawuf ?
4. Siapa tokoh yang mencetuskan Hulul ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian Hulul.
2. Agar mengetahui tujuan dari Hulul.
3. Agar mengetahui kedudukan Hulul dalam akhlak tasawuf.
4. Agar mengetahui tokoh yang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hulul
Doktrin al-Hulul adalah salah satu tipe dari aliran tasawuf falsafi dan merupakan
perkembangan lanjut dari paham al-Ittihad. Konsepsi al-Hulul pertama kali ditampilkan
oleh Husein IbnMasural-Hallaj yang meninggal karena dihukum mati di Baghdad pada
tahun 308 H, karena paham yang ia sebarkan itu dipandang sesat oleh penguasa pada masa
itu.

Hulul secara etimologis berasal dari kata hall-yahull-hulul berarti berhenti atau diam.
Adapun secara harfiah dapat didefinisikan Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia
tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifatsifat kemanusiaannya melalui
fana.

Menurut Abu Nasral-Tusi dalam Al- Luma’ sebagai dikutip Harun Nasution, adalah
paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk
mengambil tempat didalamnya setelah kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.
Kalimat utuhnya: “Sesungguhnya Allah memilih jasad (tertentu) dan menempatinya
dengan makna ketuhanan (setelah menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan.”. Ini bertolak
dari dasar pemikiran al-Hallaj.

Menurut Abu Manshural-Hallaj dalam tasawuf filosofis menyatakan bahwa hulul


adalah pengalaman spiritual seorang sufi sehingga ia dekat dengan Allah, lalu Allah
memilih kemudian menempati dan menjelma padanya. Konsep hulul dibangun di atas
landasan teori lahut dan nasut. Lahut berasal dari perkataan Ilah yang berarti tuhan,
sedangkan lahut berarti sifat ketuhanan. Nasut berasal dari perkatan nas yang berarti
manusia; sedangkan nasut berarti sifat kemanusiaan. Ini dapat dilihat dari teorinya mengenai
kejadian manusia dalam bukunya atthawasin.

Menurut Al-Hamdany (Sanggahan Terhadap Tasawuf dan Ahli Sufi. 1969, Hal : 19)
menyebutkan bahwa, hulul merupakan kepercayaan manusia bahwa Allah bersemayam
ditubuh salah seorang yang kiranya bersedia untuk ditempati, karena kemurnian jiwanya
dan kesulitan ruhnya. Di antara orang-orang yang menganut aqidah dan kepercayaan itu
ialah al-Hallaj yang telah dihalalkan darahnya oleh para alim ulama hingga ia terbunuh.

B. Tujuan dan Kedudukan Hulul


Al-Hulul berkedudukan paling tinggi dalam bertasawuf karena untuk melalui ini seorang
yang bertasawuf harus terlebih dahulu melaui beberapa tingkatan atau tahapan sebelumnya yaitu:
1. Syariat (dengan menjalankan hukum-hukum agama seperti sholat, zakat dll);

2. Tarekat, dengan melakukan amalan-amalan seperti wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan
tertentu;

3. Hakekat, dimanahakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan; dan

4. Ma'rifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Jika seseorang merasa
mengalami wahdatul wujud (al-Hulul) dengan tanpa melalui tingkatan-tingkatan sebelumnya
maka orang tersebut akan mendapat kesesatan.

Al-Hallaj mengambil teori hulul dari kaum Nasrani yang menyatakan bahwa Allah memilih
tubuh Nabi Isa, menempati, dan menjelma pada diri Isa putra Maryam. Nabi Isa menjadi Tuhan, karena
nilai kemanusiaannya telah hilang. Hulul Allah pada diri Nabi Isa bersifat fundamental dan permanen.
Sedangkan hulul Allah pada diri al-Hallaj bersifat sementara, melibatkan emosi dan spiritual serta tidak
fundamental dan permanen.

Al-Hallaj tidak menjadi Tuhan dan tidak menyatakan Tuhan, kecuali ucapan yang tidak
disadarinya (syathahat). Al-Hallaj tidak kehilangan nilai kemanusiannya. Ia hanya tidak menyadarinya
selama syathahat. Adapun tazkiyatal-nafs adalah langkah untuk membersihkan jiwa melalui tahapan
maqâmât hingga merasakan kedekatan dengan Allah dan mengalami al-fana' dan al- nafs. Output dari
tazkiyatal-nafs adalah lahut manusia menjadi bening, sehingga bisa menerima hulul dari nasut Allah.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka al-Hulul dapat dikatakan sebagai suatu tahap
dimana manusia dan Tuhan bersatu secara rohaniah. Tujuan dari hulul adalah mencapai
persatuan secara batin. Untuk itu, Hamka mengatakan, bahwa alHulul adalah ketuhanan (lahut)
menjelma kedalamdiri insan (nasut), dan hal ini terjadi pada saat kebatinan seorang insan telah
suci bersih dalam menempuh perjalanan hidup kebatinan.

C. Tokoh Pencetus Al – Hulul


Manshural-Hallaj adalah tokoh pencetus dan pengfembang al – hulul. Dia lahir di Persia (Iran)
pada tahun 224 H/858 M. Nama lengkapnya adalah Abu al-Mughistal-Husain ibn Mansur
ibnMahmaal-Baidlawial-Hallaj. Ayahnya bekerja sebagai pemital kapas. Kakeknya yang bernama
Mahma adalah seorang Majusi.

Ketika masih kecil, ayahnya pindah ke Tustar, kota kecil dikawasan Wasith, dekat Baghdad.
Masa kecilnya banyak dihabiskan untuk belajar ilmu keagamaan. Sejak kecil, al-Hallaj mulai belajar
membaca al-Qur’an, sehingga berhasil menjadi penghafal al-Qur’an (hafidz). Pemahaman tasawuf
pertama kali ia kenal dan pelajari dari seorang sufi yang bernama Sahlal-Tustari.

Karena pengembaraannya yang intens, maka ia dikenal sebagai seorang sufi yang berkelana
ke berbagai daerah. Berkelananya ke berbagai daerah, mengantarkan ia dapat berkelana, bertemu,
berteman dan bahkan berguru kepada para sufi kenamaan pada masa itu.

Menginjak usia 20 tahun, al-Hallaj meninggalkan Tustar menuju kota Basra dan berguru
kepada Amr Makki. Untuk memperdalam keilmuannya, seterusnya pindah ke kota Bagdad untuk
menemui sekaligus berguru kepada tokoh sufi modern yang termasyhur, yaitu al-Junaid alBaghdadi.
Ia digelari al-Hallaj karena penghidupannya yang dia peroleh dari memintal wol. Dalam sumber lain
dijelaskan, bahwa disebut alHallaj karena dapat membaca pikiran-pikiran manusia yang rahasia,
maka terkenal dengan Hallajal-Asror, penenun ilmu ghaib.
Selanjutnya, al-Hallaj muda pergi ke kota Makkah. Di kota suci ini, ia menetap selama kurang
lebih satu tahun. Selama di kota suci ini ia tinggal dan bermukim di pelataran Masjid al-Haram
sambil melakukan praktek kesufiannya. Pada situasi dan kondisi seperti inilah, ia mengalami dan
merasakan sebuah pengalaman spiritual yang tiada tara bandingannya. Dalam sebuah
pengakuannya, ia telah mengalami pengalaman mistik yang luar biasa, yang pada wacana berikutnya
kemudian terkenal dengan istilah hulul.

Pada ujung proses merasakan dan mengalami pengalaman spiritual yang luar bisa tersebut, al-
Hallaj memutuskan untuk kembali ke kota Baghdad dan menetap di kota ini sambil terus
menyebarkan ajaran tasawufnya. Namun demikian, keadaan menentukan lain dan memaksanya
menjadi rakyat yang tertindas dari kekejaman penguasa saat itu. Pada tanggal 18 Dzulkaidah 309 H
/ 922 M ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pengusa Dinasti Abbasiyah (Khalifah Al-
Muktadir Billah). Motive dan latar belakang penangkapan dan vonis hukuman mati ini adalah
bermuara dari tuduhan membawa paham hulul yang dianggap menyesatkan ummat. Sisi lain, al-
Hallaj juga dituduh mempunyai hubungan dengan Syiah Qaramitah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
Hulul secara etimologis berasal dari kata hall-yahull-hulul berarti berhenti atau
diam. Adapun secara harfiah dapat didefinisikan Tuhan mengambil tempat dalam tubuh
manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifatsifat
kemanusiaannya melalui fana. Al – Hallaj adalah tokoh yang mencetuskan dan
mengembangkan pemahaman al-Hulul Seiring dengan berkembangnya filsafat tasawuf tentang
Ittihad dari pemahaman Abu Yazid. Al-Hulul berkedudukan paling tinggi dalam bertasawuf
karena untuk melalui ini seorang yang bertasawuf harus terlebih dahulu melaui beberapa
tingkatan atau tahapan sebelumnya. Tujuan dari hulul adalah mencapai persatuan secara
batin. Untuk itu, Hamka mengatakan, bahwa alHulul adalah ketuhanan (lahut)
menjelma kedalamdiri insan (nasut), dan hal ini terjadi pada saat kebatinan seorang
insan telah suci bersih dalam menempuh perjalanan hidup kebatinan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Kami
mengharapkan saran dan kritik untuk makalah ini agar kedepannya makalah yang kami
buat dapat lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai