Anda di halaman 1dari 5

KONSEP HULUL

A. Definisi Hulul

Kata Hulul sendiri didasarkan pada pemahaman bahasa berasal dari kata
halla,yahullu, serta hululan. Kata ini memiliki arti menempati, misterius,dan bereinkarnasi. 1
Hulul Secara harfiah berarti dewa yang kodrat manusia nya menempati tempat tertentu dalam
tubuh manusia yang telah dikucilkan oleh manusia.2

Istilah fana oleh para sufi untuk menggambarkan hilangnya sifat-sifat licik, dan
“baqo” digunakan untuk menggambarkan munculnya sifat-sifat terpuji. Jika salik tidak
ditemukan di salah satu kelompok sifat ini, maka sifat lainnya harus ditemukan. Siapapun
yang tidak memiliki kualitas “fana” maka kualitas menegur mereka memiliki kualitas terpuji.3

Hulul menurut Abu Nasr al-Tusi dalam al-Luma, beliau memahami bahwa tuhan
memilih tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya, setelah sifat
kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu di lenyapkan. 4

Al-Hallaj adalah seorang ulama sufi yang pertama kali menciptakan konsep Hulul.
Dia mengklaim bahwa Tuhan memiliki dua kualitas dasar (alam), yaitu ketuhanan (lahut) dan
kemanusiaan (nasut). Teori ini dapat ditemukan dalam bukunya yaitu berjudul at-Tawasin,
5
Tuhan hanya melihat dirinya sendiri sebelum menciptakan makhluk. Dalam kesendirian-Nya
ada dialog antara Tuhan dan diri-Nya sendiri, dialog tanpa kata dan huruf. Allah hanya
melihat kemuliaan dan keagungan dzat-Nya. Tuhan melihat sifatnya dan mencinta sifatnya
sendiri, cinta yang tidak dapat dijelaskan, yang merupakan penyebab, penyebab, dan banyak
makhluk. Ia juga menghilangkan wujud (ex nihilo) yang tidak ada (copy) dan dirinya sendiri
dengan segala atribut dan namanya. Bentuk salinannya adalah Adam. Setelah menciptakan
Adam dengan cara ini, Dia memuji dan memuliakan Adam. Dia mencintai pada diri Adam.
Pada diri Adamlah Allah muncul dalam wujudnya. 6

Sebaliknya menurut Al-Hallaj mengetahui Penciptaan Adam (Q.S.2:34).


1
Depag RI, Ensiklopedi Islam, Jakarta, 1993, hal. 339
2
Abdu Qadir Mahmud, al-falsafah al-Sufiyah fi al-Islam, Beirut: Dar al-Fikr, 1996, hal.337
3
Al Qusyairiyah, Op.Cit, hlm. 76
4
Abu Nasr al-Tusi, al-Luma‟, al-Qahirah, Dar al-Kitabah al-Haditsah, 1960. Lihat Harun
Nasution
5
Lihat Harun Nasution, Filsafat dan mistisisme dalam Islam. Bulan Bintang 2006, hal. 71
6
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Bulan Bintang 2006, hal. 72

1
34. Ingatlah ketika kita berkata kepada para malaikat. Mereka menyerahkan diri
kepada Adam dan menyembah mereka kecuali Iblis. Dia segan, sombong, dan termasuk
orang kafir.

Tafsiran al-Hallaj atas ayat ini adalah bahwa Allah memerintahkan kepada para
malaikat untuk sujud di hadapan Adam karena di dalam diri Adam Allah menjelma
sebagaimana Ia menjelma dalam diri Isa. a.s. Fahami bahwa Allah menjadikan Adam
menurut bentuk-Nya dapat dilihat dalam hadits yang sangat berpengaruh dalam kaum sufi.

‫ق اَ َد َم َعلَى ص ُْو َرتِ ِه‬


َ َ‫اِ َّن هللاَ َخل‬
“Tuhan menciptakan Adam dengan gambarnya sendiri”

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat al-Hallaj adalah bahwa manusia
memiliki sifat-sifat ketuhanan dan Tuhan memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Oleh karena itu,
terjadi kesatuan antara Tuhan dan manusia, dan kesatuan ini masuk ke dalam falsafat al-
Hallaj mengambil bentuk hulul’ (mengambil tempat). Untuk bersatu dengan Tuhan,
seseorang harus terlebih dahulu menghilangkan sifat kemanusiaanya dengan fana, kalau sifat
manusia ini telah hilang dan yang tinggal sifat ketuhanan yang ada dalam dirinya, maka
Tuhan bisa mengambil tempat dalam dirinya, dan ketika itulah roh Tuhan dan manusia
bersatu dalam tubuh manusia.7

B. Bentuk-Bentuk Al- Hulul


1. Al-Hulul Al-Jawari adalah situasi di mana satu esensi dapat muncul di esensi yang
lain (tanpa keterikatan), seperti yang bisa dilihat dalam kendi air.
2. Al-Hulul Al-Sayorani ialah menggabungkan dua esensi sehingga hanya ada satu
esensi, seperti cairan yang mengalir melalui bunga. Rupanya Al Hallaj telah
mengembangkan pemahaman kedua ini.8

C. Tujuan Hulul

Sebenarnya, hulul itu sendiri adalah istilah lain dari ittihad. Adapun tujuan dari hulul
adalah untuk mencapai kesatuan batin. Maka dari itu hamka mengatakan bahwa “Al-
Hulul adalah keilahian (lahut) yang diwujudkan dalam diri manusia (nasut), dan hal

7
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisme dalam Islam, 2006. Cet. 12, Bulan Bintang, hal. 73
8
Nurnaning Nawawi. “Pemikiran Sufi Al-Hallaj Tentang Nasut dan Lahut”. Al-Fikr Vol 17, No 3, 2013,  hlm 580

2
ini terjadi pada saat pikiran manusia menjadi murni bersih dalam menempuh
perjalanan hidup yang misterius.9

9
Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, (Jakarta : Pustaka Panjimas), 1984,hlm. 120

3
KESIMPULAN

Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan materi di atas :

 Kata Hulul sendiri berasal dari kata halla,yahullu, serta hululan. Berdasarkan arti
bahasanya. Kata ini memiliki arti menempati, misterius, dan bereinkarnasi.
 Hulul sendiri adalah paham yang menyatakan bahwa Tuhan mengambil tempat dalam
tubuh manusia tertentu, manusia yang sifatnya bisa dihilangkan dengan kematian.
 Manusia memiliki sifat ketuhanan (lahut), dan Tuhan juga memiliki sifat manusia
(nasut). Hulul bisa terjadi apabila sifat ketuhanan yang ada dalam diri manusia bersatu
dengan sifat kemanusiaan yang ada dalam diri Tuhan.

4
DAFTAR PUSTAKA.

Devi Umi Solehah, H. P. (2021). Konsep Pemikiran Tasawuf Falsafi (Ittihad, Hulul Dan
Wihdatul Wujud). Islam & Contemporary Issues , 1-8.

Dr. Muniron, M. (2013). ITTIHAD & HULUL. Jl. Jumat Mangli 94 Mangli Jember: STAIN
Jember Press.

MUKARROMAH, O. (2015). ITTIHAD, HULUL,DAN WAHDAT AL-WUJUD. TAZKIYA


Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan , 129-146.

Subandi, D. A. (2011, Maret 22). HULUL DAN ITTIHAD. Retrieved Maret 07, 2022, from
agoessoebandhi: http://agoessoebandhi.blogspot.com/

Zarkasi, M. (2019, maret 22). Pemikiran Tasawuf Falsafi Abu Mansyur Al-Hallaj. Retrieved
maret 09, 2022, from Tasawuf Dan Psikoterapi:
http://tp.iainsurakarta.ac.id/2019/03/22/pemikiran-al-hulul-abu-mansyur-al-hallaj/

Anda mungkin juga menyukai