NPM : 2001081008
Kelas :A
Kata Pangea berasal dari bahasa Yunani kuno “pan” yang artinya seluruh dan “Gaia”
yang artinya bumi. Pangea sendiri merupakan super benua yang ada pada selama era akhir
Paleozoikum dan awal Mesozoikum. Kata pertama kali muncul dalam sebuah buku karya
Alfred Lothar Wegener seorang ilmuwan geofisika asal Jerman yang berjudul “Die
Enstehungder Kontinente “ (Asal Mula Benua dan Samudera). Alfred Wegener dalam
bukunya menuliskan teori pergeseran/perpindahan benua (Continental drift theory). Teori ini
menyatakan bahwa dulunya jutaan tahun yang lampau semua benua bergabung dalam saru
daratan besar yang disebut Pangea.
Kemudian untuk membuktikan atau mendukung kebenaran dari teorinya Alfred wegener
mencari beberapa bukti-bukti penguat yaitu :
Pemisahan Pangea :
Sekitar 225 juta tahun yang lalu bumi hanya memiliki satu benua dan satu
smudera yang sangat luas. Benua raksasa ini dinamakan pangea sedang lautan
yang mengapitnya dinamakan Phantalassa.
Sekitar 135 juta tahun yang lalu benua raksasa ini akhirnya terpecah menjadi 2
bagian, yaitu: Laurasia (pecahan benua di sebelah utara) dan Gondwana (pecahan
benua bagian selatan).
Kemudian sekitar 65 juta tahun yang lalu Laurasia dan Gondwana terpecah lagi
menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Laurasia terpecah menjadi → Eurasia dan Amerika Utara
Gondwana terpecah menjadi → Amerika Selatan, Afrika, Australia dan Antartika.
Nah, perpecahan benua-benua ini salah satunya disebabkan oleh adanya arus konveksi di
mantel bumi. Diamana magma buni yang terus berputar dan mengakibatkan pergeseraan atau
pergerakan lempeng. Contoh pergerakan lempeng yang terjadi adalah pada akhir zaman
Mesozoikum. Dimana terjadi pergerakan lempeng Indo-Austrakia, lempeng Eurasia dan
lempeng Pasifik. Pergerakan ini terus terjadi hingga sekarang dan terus bergerak 7-9
cm/tahun.
Kemudian ada proses geologis yang terjadi saat pembentukan alam, yaitu proses endogen dan
eksogen.
Sejarah terbentuknya kepulauan di Indoonesia: ada hipotesis yang menyatakan bahwa
Indonesia terbentuk sebagian berasal dari Gondwana dan sebgian lagi berasal dari Laurasia.
Berikut urutan peristiwa nya :
Pada zaman plestosen atau zaman es yang terjadi sekitar 3 juta tahun yang lalu beberapa
pulau-pulau besar di Indonesia seperti Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo
masih menyatu dengan Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”. Paparan sunda ini
terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai sekarang,
dengan permukaan air laut yang naik/turun karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier.
Kemudian pulau Papua dengan Australia masih bersatu yang disebut dengan “Paparan
Sahul”.
Penjelasan ringkas ini, menggambarkan bahwa asal dari pulau-pulau yang terdapat di
Indonesia berbeda-beda. Pulau Papua yang berasal 10 dari craton Australia dahulunya, dan
telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia. Pulau
Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian
akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia.
Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa melihat darimana asal Fauna dan Flora yang terdapat
di Indonesia. sehingga Fauna yang terdapat pad pulau Sumatra, Jawa dan Borneo memiliki
karakter yang sama dengan yang terdapat di benua Asia, begitu juga denga pulau Papua yang
berasal dari craton Australia. Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan
beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan
pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.
Biogeografi :
Biogeografi merupakan cabang ilmu dari biologi yang mempelajari makhluk hidup
dan juga geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk
asal dan cara penyebarannya.
Di dunia ini diketahui terdapat 6 daerah biogeografi untuk hewan dan tumbuhan,
beserta masing-masing daerah yang memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu di dalam
kelompokkelompoknya. Daerah biogeografi ini adalah Australia, Oriental, Ethiopia,
Neotropika, Paleartik, dan Neartik.
Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah atau spesies tumbuhan yang ada
di daerah tersebut. Seperti contohnya salah satu komponen iklim yaitu kelembaban.
Kelembapan ini umumnya juga bergantung pada cahaya matahari dan temperatur. Curah
hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar
sebagai habitat dari hewan-hewan msupun jenis tumbuhan yang lain. Contohnya hutan hujan
tropis yang memiliki perdu yang banyak. Sedangkan curah hujan yang sedikit membantu
komunitas makhluk hidup yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, kaktus
dan tumbuhan gurun lainnya.
Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi besar,
yakni daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian. Berdasarkan sejarah
asal wilayah nusantara maka beberapa pakar membagi wilayah Indonesia menjadi beberapa
kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kawasan Indonesia Barat: meliputi Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Hewan-
hewannya menyerupai hewan daerah oriental seperti gajah, harimau, orang utan, dan
lain-lain.
2) Kawasan Indonesia Timur: meliputi Irian Jaya dan sekitarnya. Hewanhewannya
menyerupai hewan di daerah Australia.
3) Kawasan Wallacea: meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Sumba,
Sumbawa, Lombok, dan Timor. Kawasan ini memiliki hewan-hewan khas (terutama
di Pulau Sulawesi) yang tidak sama dengan hewan Oriental dan hewan Australia.
Hewan dalam kawasan ini adalah anoa, burung macaw, dan kera hitam.
Pada tahun 1854 hingga 1862 Alfred Russel Wallace melakukan penjelajahan di
Nusantara. Beliau meneliti mengenai persebaran flora dan Fauna yang ada disana. Ia
menulis suatu essay berjudul “On the zoological geography 14 of the Malay Archipelago”
yang diterbitkan dalam Journal of Linnaean Society di London tahun 1860. Tulisannya ini
merupakan representasi dari classical zoogeography, yang telah mengubah cara pandang
terhadap persebaran hewan di bumi.
Kemudian muncul pula konsep alternatif yang melahirkan garis zoogeografi yang
dikenal dengan Garis Weber yang diusulkan oleh Pelseneer (1904). Nama Weber diambil
dari Max Weber yang memimpin Ekspedisi Siboga (1899-1900). Garis Weber dibuat
berdasarkan hasil-hasil Ekspedisi Siboga mengenai kedalaman laut yang paling mungkin
untuk memberikan peluang yang sama untuk kehadiran fauna Asia dan Australia.
Jadi, di sebelah barat Garis Weber faunanya 17 lebih 50% mempunyai peluang ciri
fauna Asia, sedangkan di sebelah timur garis itu, lebih 50% mempunyai ciri fauna
Australia. Hingga akhirnya sekarang banyak dipahami, bahwa sesungguhnya batas
zoogeografi berupa garis yang sangat tegas itu tidak pernah ada. Yang ada itu lebih
merupakan kawasan transisi.
Kawasan yang terletak antara Garis Wallace dan Garis Leydekker kini dianggap lebih
cocok sebagai kawasan transisi antara fauna Asia dan Australia. Dengan beberapa
penyesuaian, kawasan ini kini dikenal sebagai kawasan Wallacea atau Daerah Peralihan.
Kawasan Wallacea ini banyak terdapat tingkat endemisitas fauna yang tinggi (hanya
terdapat di kawasan ini), dan merupakan hot spot, lokasi berbagai biota langka yang
kelestariannya semakin terancam,seperti komodo, babi rusa, anoa, kuda poni, rangkong,
dan burung maleo.