Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SEJARAH

Terbentuknya Kepulauan Indonesia

ANGGOTA KELOMPOK:
1. Azyza Tian Yustisiningrum (09)
2. Elmira Ardelia (16)
3. Maheswari Widyaningsih (22)
4. Nadiva Salsabila Rustandi (28)
5. Pharidisya Rachmi Sativa (30)
6. Syafira Rahmadani Farianda (34)

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Terbentuknya Kepulauan Indonesia” ini. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
sejarah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Jakarta, Agustus 2018


Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………1
Daftar Isi………………………………………………………………………….….2
Bab 1
Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
B. Terbentuknya Kepulauan di Indonesia………………………….3
 Proses Evolusi Bumi
 Kegiatan Tektonis dan Vulkanis
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….9

2
BAB 1
MENELUSURI PERADABAN AWAL DI
KEPULAUAN INDONESIA

B. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia


Fenomena alam yang terjadi di bumi merupakan bagian tak terpisahkan
dari aktivitas panjang bumi kita sejak proses terjadinya alam semesta ratusan
tahun yang lalu. Proses tersebut secara geologis mengalami beberapa tahapan
atau pembabakan waktu.
Ada banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari
mitos sampai kepada penjelasan agama dan ilmu pengetahuan. Salah satu
diantara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah Teori “Dentumah Besar”
(Big Bang), yang dikemukakan oleh salah satu ilmuwan besar Inggris, Stephen
Hawking, yang menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan
gas yang mengisi seluruh ruang jagat raya.

 Proses Evolusi Bumi


Proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:

1. Azoikum
Yaitu zaman sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini suhu relatif
tinggi. Dan waktunya terjadi 1 milliar tahun yang lalu.

3
2. Palaezoikum
Zaman purba tertua. Pada zaman ini suhu bumi mulai dingin dan
terbentuk kutub, dan meninggalkan fosil flora dan fauna. Terjadi pada 350
tahun yang lalu.

3. Mesozoikum
Zaman purba tengah. Zaman ini ditandai dengan iklim yang mulai stabil.
Serta pada masa ini hewan mamalia, amfibi, burung, mulai ada. Terjadi
pada 140 tahun yang lalu.

4. Neozoikum
Zaman purba baru, dimana binatang-binatang reptil berukuran besar
mulai punah dan mulai berkembangnya binatang menyusui seperti kera. Di
zaman ini, dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu Tersier dan Kuarter.

Zaman Tersier adalah zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun


yang ditandai dengan munculnya beragam jenis binatang menyusui
(mamalia) termasuk primata seperti kera, sedangkan jenis reptile raksasa
lambat laun lenyap.

Zaman kuarter adalah zaman dimana awal kemunculan manusia.


Zaman ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu:
× Zaman Pleistosen, terjadi sekitar 600.000 tahun yang lalu, dan mulai
muncul manusia purba. Pada zaman ini, kondisi bumi masih belum
stabil dikarenakan zaman es yang berganti-ganti.
× Zaman Holosen, kondisi bumi sudah stabil dan punahnya manusia
purba dan munculnya manusia modern seperti manusia sekarang.

4
 Kegiatan Tektonis dan Vulkanis
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia
terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi
berbentuk cairan panas. Ketika ada celah lubang keluar, cairan panas keluar
berbentuk lava cair. Ketika lava sampai mencapai permukaan bumi, suhunya
menjadi lebih dingin. Pada suhu ini lava akan membeku membentuk batuan
beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudra selalu
bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan
unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonisme.

× Sebagian wilayah Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga


lempeng, yaitu:
1) Lempeng Indo-Australia di selatan
2) Lempeng Eurasia di utara
3) Lempeng Pasifik di timur.

× Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa:


o subduksi (pergerakan lempeng ke atas),
o obduksi (pergerakan lempeng ke bawah),
o kolisi (tumbukan lempeng),
o pemisahan atau divergensi (tabrakan lempeng-lempeng).

Pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan


tektonisme menjadi sangat aktif menggerakkan lempeng-lempeng Indo-
Australia, Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis
orogenesa larami, sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua
Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya.

5
Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara
Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada Benua Australia.
Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timora,
Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara.

Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah membentuk rangkain
Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu. Sebagian
besar daratan Sumatra, Kalimantan, dan Jawa telah tenggelam menjadi laut
dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau
transgesi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua
sudah mulai bergeser ke utara.

Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan
tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses
pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini yang menimbulkan
tumbuhnya rangkaian perbukitan struktural seperti perbukitan besar
(gunung), dan perbukitan liptan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang
gugusan perbukitan itu.

Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen,
yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini
berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia.

Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan structural tersebar di


sepanjang bagian barat pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke
arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda.
Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

6
Pembentukkan daratan yang semakin luas itu telah membentuk
Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal itu
telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun
yang lalu).

Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus


bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih sering terjadi gempa,
baik vulkanis maupun tektonis.

Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung api


membuatnya menjadi daerah dengan tingkat keanekaragaman flora dan fauna
yang sangat tinggi. Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah mendorong
lahirnya penelitian dari bangsa-bangsa lain.

Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan fauna tersebut, yang
paling terkenal di antara nya adalah penelitian Alfred Russel Wallace yang
membagi Indonesia dalam dua wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus
baik fauna maupun floranya.
Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah Timur, Paparan Sunda
di sebelah barat.

Zona di antara paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah


Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang membentang dari Selat
Lombok hingga Selat Makassar ke arah utara.

Fauna-fauna yang berada di sebelah barat garis pembatas Wallacea


disebut dengan Indo-Malayan region. Di sebelah timur disebut dengan
Australia-Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita kenal dengan Garis
Wallacea.

7
Merujuk pada tarikh bumi di atas, keberadaan manusia di muka bumi
dimulai pada zaman kuarter sekitar 600.000 tahun yang lalu atau disebut juga
zaman es. Peristiwa itu terjadi karena panas bumi tidak tetap, adakalanya naik
dan ada kalanya turun. Jika ukuran panas bumi turun drastis maka es akan
mencapai luas yang sebesar besarnya dan air laut akan turun atau disebut
dengan zaman glasial. Sebaliknya jika ukuran panas bumi naik, maka es akan
mencair dan air laut akan naik atau yang disebut dengan zaman interglasial.

Zaman glasial dan interglasial berlangsung silih berganti selama zaman


diluvium (pleistosen). Hal ini menimbulkan berbagai perubahan iklim di
seluruh dunia, yang kemudian mempengaruhi keadaan bumi serta kehidupan
yang ada di atasnya, termasuk manusia.

Zaman aluvium (holosen) berlangsung kira-kira 200.000 tahun yang lalu


hingga sekarang ini. Tanah-tanah rendah di daerah paparan Sunda dan
paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi.

Sejak zaman ini mulai terlihat secara nyata adanya perkembangan


kehidupan manusia, meskipun dalam taraf yang sangat sederhana, baik fisik
maupun kemampuan berfikirnya. Namun demikian dalam rangka
mempertahankan diri dan keberlangsungan kehidupannya, secara lambat laun
manusia mulai mengembangkan kebudayaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Restu dkk. 2016. Sejarah Indonesia Edisi Revisi 2016.


Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai