Anda di halaman 1dari 18

GEOLOGI KUARTER

ANNISA FORTUNA MEI


MASA KENOZOIKUM

Sesudah selesai pembentukan Masa Mesozoikum segera disusul dengan Masa Kenozoikum. Seperti
telah diketahui bahwa Masa Mesozoikum diakhiri oleh Zaman Kapur.

Giovani Arduino seorang ahli geologi Italia pada tahun 1959 mempelajari geologi daerah pegunungan
Alpen dan daerah dataran Italia. Dari hasil penelitiannya tersebut Giovani Arduino berhasil
menyimpulkan pembagian waktu geologi dalam bentuk lain, yaitu: Primer untuk Prakambrium dan
Paleozoikum, Sekunder untuk Mesozoikum, Tersier dan Kwarter untuk Kenozoikum. Pembagian yang
demikian ini ternyata mengakibatkan terurainya waktu geologi dalam bagian-bagian yang sangat
besar selisihnya. Primer meliputi lebih dari 300 juta tahun, Sekunder 100juta tahun, Tersier 70 juta
tahun, sedang Kwarter hanya 1 juta tahun.

Pada saat pertama kalinya Lyell (1797—1875) mengusulkan pembagian kala Eosen; Miosen dan
Pliosen saja, sedang kala-kala yang Iain diusulkan kemudian. Cara pembagian ini yang untuk
pertama kalinya diusulkan oleh Lyell mempunyai kelemahan yang sulit diterima; dianggap
pengetahuan mengenai fauna telah lengkap khususnya untuk fauna yang hidup pada saat ini.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka metode penentuan umur dengan metode prosentase mulai
ditinggalkan walaupun kalanya tetap digunakan
Zaman Tersier

Kala Paleosen
Tidak terlalu banyak data tentang kehidupan pada Paleosen ini. Daratan/Benua semakin terpisah-
pisah sehingga banyak fauna yang menjadi terisolir. Kehidupan yang utama di darat adalah Burung,
Mamalia dan Reptilia Kehidupan di laut seperti Gastropoda dan Pelecypoda sudah mirip dengan yang
ada sekarang Pembagian Jenjang dalam Kala Paleosen. Banyak terdapat hutan lebat sampai daerah
lintang tinggi (banyak hewan pengerat atau rodents dan jenis marsupialia) akibat iklim yang lembab
karena penurunan muka laut di awal Paleogen.
Gambar 2. illustrasi dari Robert T. Bakker, "The Need for Endothermic Archosaurs", dalam
R.D.K.Thomas and E.C.Olson, eds, A Cold Look at the Warm Blooded Dinosaurs, AAAS Selected
Symposium 28, p.366.
Kala Eosen

• Pada kala ini terjadi genangan laut, dan pada saat ini awal terjadinya cekungan pengendapan
tersier.

• Di Sulawesi endapan yang usianya sama tersebar di banyak tempat, baik di Jasirah Tangan Timur,
Jasirah Utara, Jasirah Sulawesi Selatan yang semuanya berkembang sebagai sedimen klastik dari
yang berbutir kasar sampai yang berbutir halus dengan fosil Asilina, Camerina dan Discocyclina
yang menunjukkan umur Eosen. Di Pulau Buton endapan Eosen terdapat di Pegunungan Tobelo
sepanjang Sungai Wani, yang dikenal sebagai Formasi Wani.

• Iklim secara umum adalah hangat dan sejuk secara global. Terdapatnya percampuran antara
elemen tropis dan sub-tropis pada daerah lintang tinggi pada Kala Eosen mengindikasikan bahwa
rata-rata suhu tahunan tidak setinggi di daerah tropis sekarang.
Gambar 3. Cekungan Sedimentasi Kala Eosen (Sartono, 1970)
Kala Oligosen.

• Apabila Eosen merupakan kala dengan genang laut, maka Oligosen akan dicirikan oleh
adanya susut laut yang di beberapa daerah berhubungan dengan pengangkatan dan
pembentukan pegunungan yang terjadi di seluruh dunia
• Di sulawesi bagian timur pengendapan gampingan yang mulai dalam eosen berlangsung
terus selama kala Oligosen walupun tebalnya tidak seberapa. Di sulawesi tenggara tidak
terdapat endapan kala Oligosen dan mungkin pada waktu itu merupakan daerah yang
terangkat. Demikian pula daerah seulawesi tengah. Di sulawesi selatan pengendapan
gampingan yang mulai dalam kala eosen berlangsung terus. Formasi Wani di Buton utara
mungkin sebagian berumur Oligosen. Sifat konglomerat pada formasi ini menunjukkan
adanya daratan yang ada di dekatnya. Daerah Sulawesi Utara mungkin juga merupakan
daratan yang terangkat.
• Iklim Kala Oligosen menandai dimulainya pendinginan, dengan gletser terbentuk di Antartika
untuk pertama kalinya selama berlangsungnya Zaman Kenozoikum. Kenaikan lapisan es
menyebabkan turunnya permukaan laut. Daerah tropis berkurang, membuka jalan ke lahan
hutan dan padang rumput yang lebih dingin. Meskipun ada sedikit masa pemanasan di
Oligosen Akhir, tren pendinginan secara keseluruhan berlanjut, yang berpuncak pada Zaman
Es Pleistosen.
Gambar 4. Cekungan Sedimentasi Kala Oligosen (Sartono, 1970)
Kala Miosen

• Genangan laut yang telah mulai sejak kala Miosen Bawah mencapai Puncaknya pada Kala Miosen
Tengah. Keadaan tersebut akan mengakibatkan proses sedimentasi di semua cekungan mengalami
perubahan-perubahan yang nyata.
• Di Sulawesi Terutama di bagian timurnya terjadilah peristiwa genang laut, sehingga terbentuk suatu
cekungan dengan pembentukan sedimen molassa. Di Sulawesi Utara terjadi kegiatan volkanik yang
hebat dengan intrusi-intrusi yang mengakibatkan cebakan-cebakan bijih. Di Sulawesi Tengah
mungkin masih merupakan laut dangkal sedang di Sulawesi Selatan pengendapan batugamping
berjalan terus.
Gambar 5. Cekungan Sedimentasi Kala Miosen (Sartono, 1970)
Kala Pliosen

• Apabila pada Kala Miosen dicirikan dengan adanya genang laut di samping makin bertambahnya
kegiatan volkanisme maka pada Kala Pliosen dicirikan oleh adanya susut laut. Hal ini menyebabkan
makin menyempitnya luas lautan pada Kala Pliosen dan terjadilah perluasan daratan di Sulawesi,
Irian, Jawa Timur bagian selatan serta melebarnya luas daratan,

• Kala Pliosen melanjutkan pendinginan iklim yang dimulai pada Miosen, dengan daerah subtropis
yang mundur sampai khatulistiwa, awal dari lapisan es besar, terutama di Antartika, dan belahan
bumi utara dan pendinginan laut juga demikian Antartika belum sepenuhnya beku. Di belahan bumi
utara migrasi invertebrata laut secara bertahap. Mencerminkan tren pendinginan, spesies Arktik
muncul di Inggris, dan kemudian, di Laut Tengah.

• Di Sulawesi terjadi perubahan-perubahan yang nyata. Pengendapan molassa di cabang timur


Sulawesi berlangsung terus. Cekungan makin bergeser ke arah timur dan meliputi terutama
Kepulauan Banggai dengan pembentukan batugamping koral. Di Sulawesi Utara terjadi kegiatan
volkanisme yang lebih lanjut, meskipun lautan agaknya lebih luas bila dibanding dengan sekarang.
Endapan-endapan laut Kala Pliosen dijumpai di tempat lain di Indonesia kecuali di Gunung Muria di
pantai utara Jawa.
Gambar 6. Cekungan Sedimentasi Kala Pliosen (Sartono, 1970)
Zaman Kwarter
Setelah Zaman Tersier maka disusul dengan Zaman Kwarter yang diawali dengan Kala Pliestosen dan
berakhir dengan Kala Holosen.

Kala Pliestosen
Kala Pleistosen Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan sama dengan yang
hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8 hingga 0,01 juta tahun lalu. Ciri kala pleitosen:
1. Berlangsung sekitar 18.000.000 tahun yang lalu.
2. Mulai muncul kehidupan.
3. Silih bergantinya zaman Glasial dan Interglasial. Zaman glasial adalah zaman meluasnya lapisan
es di kutub utara dan daerah yang jauh dari kutub mengalami hujan lebat. Permukaan air laut turun
dan naiknya daratan. Zaman Interglasial adalah zaman zaman antara zaman glasial. Temperatur
naik sehingga lapisan di kutub utara mencair.
4. Hanya hewan berbulu tebal yang mampu bertahan dan hewan berbulu tipis pindah ke daerah
tropis.
5. Terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia.
Gambar 7. Cekungan Sedimentasi Kala Pliestosen (Sartono, 1970)
Gambar 8. Rekonstruksi Perubahan Muka Air laut 240.000 tahun yang lalu (Chappell dan
Shackleton, 1986).
Kala Holosen
Kala Holosen adalah kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung mulai sekitar 10.000 tahun
radiokarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender yang lalu (antara 9560 hingga 9300 SM).

Ciri kala holosen:


1. Sebagian besar es di kutub lenyap dan permukaan air laut naik.
2. Daerah-daerah dataran rendah tergenang air dan menjadi laut transgresi dan munculah pulau-
pulau di Nusantara.
3. Hewan-hewan besar seperti mastodon, mammoth, sabre-tooth, glyptodon, badak berbulu, dan
giant sloth mulai menghilang.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi, 1992, Geologi Sejarah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia.

Hantoro, W.S., 1995, The Sunda and Sahul Continental Platform: Lost Land of the Lanst Glacial
Continent in S.E. Asia. Quartenary International, Britania.

Anda mungkin juga menyukai