Anda di halaman 1dari 13

BAB II PE.

“ BAHASAN

2.1 Keadaan Bumi pada Kala Pleistosen

Manusia pertama kali muncul di dunia adalah pada tahap zaman Neozoikum. yaitu kala Pleistosen
sekitar 3 juta tahun yang lalu. Kala Pleistosen merupakan aman termuda dari keseluruhan tahapan
zaman dari terbentuknya bumi. dan di perkirakan berproses dalam waktu yang cukup singkat. yaltu dari
3 juta sampal dengan 10 000 tahun yang lalu.

Meskipun sudah di anggap stabil. kala Pleistosen masih diwarnai sejumlah peristiwa alam yang besar
yang dapat mengubah kehidupan manusia sewaktu waktu. seperti :

l. Meluasnya es ke sebagian permukaan bumi

2. Munculnya daratan daratan baru dan dasar laut karena permukaan air laut yang turun

3.Adanya pembahan iklim

4.Letusan gunung berapi yang sangat besar

5.Muncul dan tenggelamnya sungai sungai dan danau Kerasnya fenomena alam ikut mengembangkan
otak manusia purba.

Alam memang menyediakan cukup makanan pada masa ini seperti air. hewan, umbi umbian, dan
tumbuh tumbuhan yang bermanfaat bagi tubuh. tetapi manusia harus berupaya untuk memperolehnya.

Mereka lalu membuat alat-alar dan batu sepem kapak genggam dengan berbagai bentuk. alat-alat dari
kayu. alat alat dari tulang binatang seperti flakes (alat serpih). pisau. sena pancung utuk menangkap
ikan.

Dari bentuk awal yang sederhana sampai ke bentuk yang leblh rumil. Dengan demikian. manusia
menjadi terlatih dan selalu mengembangkan akalnya dan mengasah kemampuan otaknya. Tidak
mengherankan. volume otak manusia mengalami perubahan tens menerus ke arah yang lebih sempurna
sebagaimana tercermin dari hasil hasrl budaya mereka.

Masa berikutnya adalah kala Holosen. yang berlangsung sekitar [0.000 tahun yang lalu sampai sekarang.
Pada masa ini tingkat kecerdasan manusia sudah mengalami kemajuan. Hal ini lerllhal dari
perkembangan kemampuan dan hasrlhasil budayanya hingga pada akhirnya mendukung mereka

menerapkan pola hidup menetap. bercocok tanam. dan membuat barang barang dari logam.

2.1.1 lndohesi
Pada ribuan tahun yang lalu. Kondisi alam Indonesia berbeda dibanding dengan masa sekarang.
Memasuki kala pletstosen. secara umum kondisi alam sudah stabil. kecuali lndonesta bagian tunur.
Selama kala pleistosen berlangsung jaman es (Glasial), dimana es di kutub serlng meluas. Hal ini berarti
daratan di bumi mencapai wilayah yang paling luas. Jaman es terjadi empat kali yaitu Gunz. Mmdel. Risz
dan Wurm. Sedangkan jamn interglasia] teljadi sebanyak tiga kali. Jaman lnterglasml merupakan jaman
diantara dua jaman es. dimana es di kutub yang mencair menyebabkan sebagian besar permukaan bumi
dillputi perairan.

Jaman es timbul karena suhu bumi tidak tetap. Suhu yang turun mendadak membawa akibat permukaan
es meluas. sehingga bagian barat lndonesia bersatu dengan ASia. Sedangkan bagian timur bersatu
dengan Australia. Sebaliknya jika suhu naik. es akan mencair yang berakibat daratan penghubung
tenggelam dan terbentuk paparan Sahul dan paparan Sunda. Perubahan geografis mi akan
mempengamhi perkembangan flom dan fauna dl Wllayah lndonesia. Adapun perubahan bentuk
kepulauan lndoneSIa disebabkan oleh gerakan pengangkatan, kegiatan gunung berapi dan turunnya
permukaan air laut pada masa glasial.

Kepulauan lndonesia terletak dl daerah tropis. Pada masa plestosen. telah dikenal musim hujan dan
kemarau. Musim hujan pertama berlangsung dan diikuti dengan terbentuknya hutan di daerah
semenanjung Malaya. Kalimantan. Philipina dan Sulawesi Utara. Julllus Schuster menyelldiki Iaplsan
bumi di trinil dan menemukan fosd tumbuhan. Dan fOSIl tersebut. ternyata ada yang masuh hldup
sampai sekarang di Jawa. Oleh karena itu dapat diSimpulkan bahwa pada jaman pleistosen di Jawa
memiliki temperatur 6 8 ° C lebih rendah dibanding masa sekarang.

istilah proto sejarah atau sejarah awal senng digunakan dalam literatur lama yang berkaitan dengan
periodisasi sejarah. Proto sejarah mencakup kurun waktu sejak adanya manusia sampai dltemukannya
bukti tertulis. Penggunaan konsep pra sejarah menimbulkan kesan bahwa bangsa Indonesm tidak
memlllki sejarah. Padahal sejak adanya manusia, sejarah manusia sudah mulai berlangsung. Oleh karena
itu. penggunaan konsep proto sejarah sebagai ganti konsep prasejarah dimaksudkan untuk menghindari
kesan demikian.

Berdasarkan geologi yaitu Ilmu yang mempelajari tartkh / lapisan kulit bumi. maka jaman sejarah awal
dibedakan atas empat masa yaitu:

1.Arkhatkum

Arkhalkum atau jaman tertua berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun. Jaman im ditandai kondm kulit
bumi masuh panas sekali. sehingga tidak ada kehidupan scdlkitpun. Baru pada akhlr jaman Ini mulai
nampak ada kehidupan yang sangat lamban perkembangannya.

2.Palaeozotkum ( primer)

Palaeozmkum atau jantan hidup tua berlangsung selama kurang lebuh 340 juta tahun. Kondisi bumi
masuh belum stabil. dimana iklim masih berubah-ubah dan curah hujan yang tinggi. Jaman ini ditandai
dengan munculnya kehldupan yang dimulai dengan tumbuhan tingkat rendah (mlsal ganggang dan
lumut). makhluk hidup bersel satu. hewan kecil tidak benulang belakang sampai Jenis ikan dan
permulaan amphibt dan reptil.

3.Mesozmkum (sekunder)

Mesozotkum atau Jaman kehidupan tengah berlangsung sekitar 140 juta tahun. Kondisi bumi ditandai
dengan iklim dan curah hujan yang mulai stabil. namun temperatur masth sering berubah.
Perkembangan kehidupan makin pesat. Jumlah dan jenis ikan. amfibi dan reptil bertambah. Bahkan
pada pertengahan jaman int. jenls reptll mencapai bentuk yang sangat besar. misal dinosaurus
panjangnya l2 meter. atlantosaurus lebih dari 30 meter. Juga ditemukan jenis brontosaurus dan
peteramdon. Oleh karena itu jaman mesozotkum sering disebut jaman reptil. Pada masa ini juga mulai
nampak jenis burung dan berbagai macam hewan mamalia tlngkat rendah.

4. Neozmkum (Kenozotkum)

Neozonkum akau jaman hidup baru berlangsung kurang lebuh 60juta tahun sampai sekarang Kmdaan
bumi makin membaik dan perubahan lkllm yang stabil memungkinkan berbagai jenis kehidupan dapat
berkembang pesat. Bmatang ukuran besar secara lambat laun berkurang dan hewan mamalia mulai
berkembang pesat. Jaman neozmkum dibedakan atas :

a. Tersier

Jaman lemer sering dxscbul Jaman ketiga yang ditandai dengan jenis hewan menyusui mengalami
perkembangan pesat. Scbahknya jcn's reptll raksasa secara perlahan berkurang Kcludupan jems prima!
mulai nampak yanu kera dan kera manusia. Jaman tersner dapal dlbcdakan alas masa Pallcosen. Eosen.
Oligosen, Mlosen dan Pliosen. Pada masa pllosen. IO juta tahun yang lalu telah hidup hewan
Gigantropus (kera manusia raksasa). Hewan mi ditemukan dl buklt Slwallk. kaki Humlaya dan di dekat
Slmla (India Utara). Disamping itu hidup pula kera manusia dari selatan (Austroloplthecus) yang
ditemukan di Afnka Selatan dan Afnka Timur, D1 Indonesia. di daerah Kallmantan Barat dllcmukan
hewan vertebrata yanu Anthraoolercum dan Choeromeus (sejenis babi purba). Perkembangan mi
berlangsung pada masa Eosen.

b. Kuarter

Kuarter atau jaman keempat merupakan jaman yang sangat pcnung dimana para ahh berpendapat
bahwa jaman ini dllanchi adanya manusna. Jaman ini dimulai sejak 600.000 tahun yang lalu dan dapat
dibedakan atas :

l) d1lluv1um (jaman Plclsloscn)


Jaman plclstoscn berlangsung kira-kira 600.000 tahun. Selama jaman plelslosen. es dari kmub utara
sering meluas sehingga menutupi daerah Eropa Utara, Asna Utara dan Amerlka Utara Qanun glasnal).
Hal ini dlscbabkan ukuran pams bumi yang ndak map; .Ilka ukuran panas turun drastis, es mencapai
bentangan yang sangat luas. Sebaliknya. jlka ukuran panas naik. maka es mencair dan permukaan air
laut naik (jaman inlcrglaSIal). Perkembangan demikian dl lndoncsm akan memunculkan paparan Sunda
dan paparan Sahul. Jawa, Sumatra. Kalimantan dan Malaysm Bam bergabung dengan bcnua Asna.
Kalimantan Utara. Philipina dan Formosa bergabung dengan benua Asna. Sedangkan Sulawes: yaitu
Minahasa. Sangir. Philipina bergabung ke Asna. Antara Sulawesi dan Jawa Timur berhubungan melalui
Nusa Tenggara. Pada jaman Ini ditandai dengan munculnya kehidupan manusna sejarah awal.

Selain manusua. Juga berkembang hewan bcrbulu tebal. misal gajah purba (mamouth). Hewan berbulu
tipis mengadakan m|grasi ke daerah tropis. Perpindahan ini menyebabkan hewan dengan cu'i tertentu
akan mengelompok di daerah tertentu Garis Wallace merupakan garis yang membentang amara selat
Makasar dan Lombok sebagai batas hewanbercm Asiatis dan Australis. M|grasi manusia awal juga
berlangsung. dari Asna kc Indonesia sampai Australia

2) alluvuum (Jaman holoscn) Jaman holosen berlangsung sejak 20.000 tahun yang lalu sampai sekarang.
Kondisi bumi ditandai dengan sebagian besar es di kutub mencair. sehingga permukaan laut naik.
Dataran rendah sudah tensi air kembali dan berubah menjadi lam dangkal. Di Indonma dltandai dengan
terpisahnya Sumatra. Jawa dan Kallmantan dlpisahkan laut dangkal (laut Jawa). Wilayah Indonesia
berubah menjadi kepulauan. DI bagian barat terbentuk paparan Sunda dan daerah timur terbentuk
paparan Sahul. Selama holosen, ditandai dengan munculnya nenek moyang manuSIa sekarang. Jenis
manusianya sebangsa dengan kita yang dinamakan homo sapiens atau manusia yang cerdas.

2.1.2 Iklim

Pada tahun I839. Charles Lyell memberikan nama plerstosen untuk jaman geologi yang mcngrkuli jaman
pllosen. Jaman lm dimulai dari awal kuaner hingga krra-kira ] |.000 tahun yang lalu. Jaman plellosen
didefimSIkan dengan dasar bahwa lapisan sedimen mengandung 90% hingga 100% dari fauna yang
masrh hidup. Gunung tengah atlantik masrh terus mekar dengan kecepatan 2 cm pertahun pada jama
ini. Karena pendeknya waktu plerstosen, tektonik yang terjadi belum banyak merubah morfologi dan
struktur bumi, Namun demikian perubahan tektonik yang terjadi yang terkait dengan perkembangan
dan pencairan lempeng es dl daerah kutub telah sangat berpengaruh pada pcmbahan muka laut yang
mcnycnamya.

Pada kala plelstosen. zona penujaman jawa pindah ke selatan. kearah samudera indra. Mulal terbentuk
gunung api kuarter. lennasuk merapi. merbabu. lawu. ungaran, yang sebagian masrh hingga holoscn.
Susut laut yang mula| teqad: sejak phosen terus berlangsung hingga pertengahan plerstosen awal.
Drjawa tengan susut laut ini disertai dengan pengangkatan dari pegunungan kendeng. Akibatnya laut
yang terletak diantara kendeng dan pegunungan selatan ( yang telah terangkat sejak plrosen ) dimana
daerah sangiran terletak berubah menjadi lautan tertutup dan kemudian menjadi daerah rawa.
Pengangkatan yang terus bedangung segera dukuti oleh erosi. dan hasrl erosi tersebuut masuk ke
cekungan rawa tersebut diatas yang kemudian menghadllkan endapan lempung hitam ( formasi
pucangan ). Pengisian terus menerus dari rawa tersebut berakibat daerah tersebut menjadi daratan
dengan sungai yang mengalir diatasnya (Sartono. I976). Pengangkatan kendeng tersebut jug
berakiballcrbentuknya endapan teras yang berlingkat-tingkat sepanjang lembah sungai. misalnya aliran
Bengawan Solo diantara Ngawi dan Cepu (Sartono. I976).

Pada masa jaman es, karena suhu udara rata-rata lebih rendah dari sebelumnya. hal ini mengakibatkan
bahwa zona vegetasi bumi belahan utara berpindah keselatan lebih dari 2000 km dari posisi pra jaman
es. Di empa selatan. daerah tundra yang sangat luas yang dlalasi permafrost ( tanah yang beku secara
permanen). melempar jauh kearah selatan lempengan es hmgga sejauh tepian dari laut tengah. Pada
daerah seperti Itu berkembang pesat fauna daerah dmgin sepertl rusa kutub (remdeer). mammoth dan
badak berbulu lebat.

Selama Pleistosen, perkembangan golongan mamalia sangat pesat, mungkin aklbat tersedianya relubg
ekologi yang tepat. Muncul golongan baru misalnya mammoth, badak berbulu tebal dan harimau berglgi
pedang. Satu hal yang sangat pennng adalah bahwa muncul golongan homrmd yang terwaklll oleh homo
erectus. homo habllls dan akhlrnya homo sapxens. Kondlsi M… yang tidak terlalu basah pada pleistosen
menyukarkan pertumbuhan hutan lebat. Hutan yang ada bukan merupakan hutan rimba, tetapi steppa.

Kondlsr scpcm lm bemklbal berkembang pesatnya marmlia darat golongan gajah yang berukuran besar
sepertl Stegodon trigonocephalus. mastodon. mammoth. Golongan homrmd mulai menggunakan
peralatan batu. mulal berburu dan berakibat punahya beberapa hewan perburuan.

l. Proses glasnst. chkrhat pendangkalan) arr laut sehmgga menjadl daratan dan menjadt jembatan
perpindahan hewan untuk bermrgrasi karena perubahan musrm.

2. Proses mtcrglasrasi / post glasiasi (pencalran kembah air laut) Beraklbat naiknya permukaan alr laut
daerah tropis menjad! lembab. penyempitan Wllayah jelajah fauna sehmgga terjadr pengkerdllan fauna
tertentu

3.Proses pembentukan daratan karena tenaga endogen dan eksogen

4.Aktifitas vulkanisme Beraklbat terbentuknya daratan-daralaan baru dan dapat merubah keadaan alam
sebelumnya.

Pada kala plerstuscn sebagian besar daratan dnutupi oleh es (dmllum jaman es). Akrbatnya banyak
fauna yang bermrgrasi. lnllah pembatasan amara jaman tersrer ke kala plelstosen ditandai dengan
banyaknya fauna dan flora tertentu dan digantikan dengan varietas baru yang disebabkan evolusi akibat
penyesuaian dlri.

Dengan lewatnya Jaman wurm, maka berakhirlah jaman divillum dan mulatlah jaman holosen (post
glacml) tanda-tanda penmggalan jaman es dapat dilihat dari ditemukannya fauna vertebrata Ngandong
serta Pnhccanthmrupus Soloensis dalam undak-undakan dl Bengawan Solo. Pada jaman post glasial cs
mencair kembali dan Paparan Sunda tergenang kembali oleh laut Jawa serta laut Cina Selatan. Paparan
Sahul juga tergenang oleh laut Arafura dan semakin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demlkian
pada Jaman wurm daratan lndonesia terbagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post glacial schinnga
terbentuklah kepulau

2.2 Manusia

2.3.1 Penelitian Manusia Purba

Sesungguhnya. kna bangsa Indonesia boleh bangga karena temuan-temuan manusra-manusia purba di
Indonesia. Dengan dltemukannya manusia-manusia purba dl Indonesia (khusunya dl Jawa), membuat
Indonesia menjad: terkenal dan pennng bagi penelnlan sejarah kehidupan dan perkembangan manusia
dl masa lampau. Oleh karena banyaknya temuan fosil manusia purba di Indonesra. maka Indonesia
sering mendapat julukan museum manusra purba dunia.

Penelm penama yang datang d1 lndoncsna Ialah seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubms. DI
Jawa, ia berhasil menemukan fosrl tengkorak manusia purba di dekat desa Tnnll. Ngawi. Jawa Timur
(tahun 1889) yang diberi nama Pilhecantrupls Erectus. Penelman Eugene Dubois ml sanga!
menggemparkan dunia llmu pengetahuan. khususnya paleoanlmpologi dan blologi. Hasrl penelman
tersebut kemudlan dipubhkaSIkan ke luar negeri. sehingga mengakibatkan studi tentang manusia purba
lebuh banyak lagi dilakukan oleh para ahli untuk menemukan fosil manusra purba di Indonesm.

Benkulnya GHR. Von Koemgswald, pada tahun 1931-1933 berhasrl menemukan manusia purba dl
Ngandong (Kabupaten Blora) yang duberi nama Homo Soloensis. Pada tahun 1936 Von Koemgswald
berhasul menemukan fosnl tengkorak kanak-kanak dl desa Peming dekat Mojokeno yang diberi nama
Homo Mojokertensis. Selanjutnya. pada tahun 1941 Von Koemgswald berhasrl menemukan fosrl rahang
bawah yang sangat besar yang kemudlan duberi nama Megantmprs Paleoiavanlcus.

2.3.2 Megan Tmpus

Mcgamropus Paleo Jar amcus. berasal dari kata mega : besar, Paleo : tua dan Java : Jawa. yang berarn
manusia besar raksasa yang duperklrakan manusia pertama yang hidup di Jawa. Megantropus
diketemukan di Sangiran pada lapisan plelstosen bawah pada tahun 1941 oleh Von Koemngswald.

Ciri yang menonjol pada Meganthropus ralah rahangnya kuat dan gerahamnya besar-besar dengan
badan yang tegap. Rahangnya menunjukkan bahwa ia mempunyai otot-otol kunyah yang sangat kukuh,
dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang menyolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam
dan besar untuk otot-otot tengkuk yang kuat. Dagu tidak ada pada Meganthropus. Makanan
dimungkinkan terutama tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Hidupnya antara 2 hingga 1 juta tahun
yang lalu.
2.3.3 Phitekan Tropus

Fosil jenis Pithecantropus ini ternyata paling banyak ditemukan di Indonesia, sehingga dapat dikatakan
bahwa kala pleistosen di Indonesia didominasi oleh manusia Pithecantropus. Pithecantropus hidup di
kala pleistosen awal, tengah. dan akhir. Sisa-sisanya dapat ditemukan di Mojokerto, chungbrubus, Trinil,
Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Hidupnya di lembah-Iembah atau di kaki pegunungan dekat
perairan darat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang mungkin merupakan padang rumput dengan
pohon-pohon yang jarang.

Pithecantropus mempunyai ciri-ciri antara lain tinggi tubuh berkisar antara 165 - 180 cm dengan badan
dan anggota badan yang tegap. tetapi tidak setegap Meganthropus. Alat pengunyahnya juga tidak
sehebat Mcganthropus. Dagu belum ada dan hidungnya lebar. Volume otaknya berkisar antara 750 -
1300 cc. Pithecantropus hidup antara 2 juta - 200.000 tahun yang lalu. Jenis-jenisnya antara lain:

Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto, ditemukan oleh Von Koenigswald
di Mojokerto tahun 1936 pada lapisan pleistosen bawah.

Pithecantropus Robustus. artinya manusia kera yang perkasa; ditemukan oleh Von Koenigswald dan
F.Weidenrich pada tahun 1939 ada pada lapisan pleistosen tengah di lembah Bengawan Solo. Sangiran,
Jawa Tengah.

Pithecantropus Erectus. (pithecos = kera: Erectus = berdiri tegak: manusia kera berjalan tegak). artinya
manusia kera yang berjalan tegak, yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Kedung
Brubus, Trinil, Ngawi di tepi sungai Bengawan Solo yang ada pada lapisan pleistosen tengah. Jenis
manusia ini mempunyai isi atau volume otak 900 cc. Duduk kepalanya di atas leher, tulang keningnya
menonjol ke muka, bagian hidung bergandeng menjadi satu. Ciri-ciri lainnya,

tulang dahinya lurus ke belakang. tulang kakinya sudah cukup besar, gerahamnya masih besar.Tinggi
berkisar antara 165 170 cm dan berat badannya sekitar 100 kg.

Di daratan Asia. jenis Pithecantropus ini ditemukan di gua-gua di Chuokoutien, Peking. Cina; maka
dikenal dengan nama Pithecantropus/ Sinanthropus Pekinensis (manusia kera dari Peking). Di Afrika
ditemukan di Kenya dan dikenal dengan sebutan Austrolopithecus Africanus. Pithecantropus masih
hidup berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka belum dapat memasak, jadi makanan dimakan
tanpa terlebih dahulu dimasak. Mereka tinggal di tempat-tempat terbuka dan selalu hidup
berkelompok.

2.3.4 Homo Erektus

Jenis manusia Homo berasal dari lapisan pleistosen atas. lebih muda dari jenis-jenis manusia
sebelumnya. Homo mempunyai ciri-ciri yang lebih progresif dari pada Pithecanthropus. Isi otaknya
antara 10001200 cc, dengan rata-rala 1350-1450 cc. Tinggi tubuhnya juga bervariasi antara 130-150 cm.
demikian pula beratnya antara 350-150 kg. Otaknya lebih berkembang. terutama kulit otaknya. Bagian
belakang tengkorak, juga membulat dan tinggi. otak kecilnya sudah berkembang dan otot-otot tengkuk
sudah banyak mengalami reduksi. lni disebabkan oleh alat pengunyahnya yang menyusut lebih lanjut.
gigi mengecil demikian pula rahang, serta otot-otot kunyahnya dan muka tidak begitu menonjol lagi ke
depan. Letak tengkorak di atas tulang belakang sudah lebih seimbang. Berjalan dan berdiri lebih
sempurna dan koordinasi otot sudah jauh lebih sempurna. Jenis ini antara lain:

Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo, yang ditemukan di Ngandong lembah sungai Bengawan Solo
oleh Von Koenigswald pada tahun 1931 - 1934.

Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak, yang ditemukan di lembah sungai Brantas, Wajak,
Tulungagung, Jawa Timur oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Homo Wajakensis hidup antara 25.000 -
40.000 tahun yang lalu.

2.3 Kemampuan Membuat Alat

2.4.1 Kapak Perimbas

A. Kapak Perimbas di Asia Tenggara

Dalam budaya kapak perimbas dikenal istilah Oldowan, sebuah istilah para arkeolog untuk menyebut
kelompok alat-alat batu yang digunakan selama periode 2.6 Juta tahun yang lalu hingga 1,7 juta tahun
yang lalu.

Apa yang di sebut kelompok budaya oldowan ini diketemukan paling banyak di Afrika. Asia. Timur
Tengah. dan Eropa.

Wilayah Afrika merupakan gudang data bagi budaya kapak perimbas. Banyak negara-negara di Afrika
sebagai tempat diketemukan kapak perimbas seperti Wilayah mesir, Ethiopia, Kenya, Tanzania, dan di
Afrika Selatan.

Eropa juga telah menjadi rumah bagi kapak perimbas. Alat batu ini diketemukan di Swedia, Portugal,
Georgia, Bulgaria, Rusia, Spanyol, Itali, Perancis, Jerman, Hungaria, Ceko, dan Inggris.

Di Kawasan Asia dan Timur Tengah, negara tempat diketemukan kapak perimbas ini adalah Cina,
Pakistan. Israel, Iran. Thailand. lndoneisa. Myanmar. dan Malaysia.

Meskipun kapak perimbas banyak diketemukan di hampir seluruh bagian dunia, ini tidak berarti bahwa
alat batu ini memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Perbedaan antara bentuk dan bahan dapat
menunjukan variasi antar budaya.
Lebih lanjut, kapak perimbas yang diketemukan itu dapat juga memperlihatkan bagaimana setiap
kebutuhan secara spesifik dipenuhi dengan penggunaan alat yang mereka punya berhadapan dengan
kondisi dan kekayaan alam yang berbeda

Paleolitik; berhubungan dengan penamaan tingkat tradisi kebudayaan atas dasar teknik pembuatan alat
batu dan' masa berburu dan mengumpulkan makanan.

Movius berpendapat bahwa di kawasan Asia Tenggara dan wilayah Asia Timur memiliki perkembangan
kebudayaan Paleolitik yang berbeda dengan corak kebudayaan yang berkembang di bagian barat seperti
di wilayah Eropa, di Afrika, di Asia Barat, dan sebagian wilayah India, jika dilihat dari segi bentuk dan
teknik pembuatan alat-alat batunya.

Begitu pula dengan jenis batuan yang digunakan untuk pembuatan kapak perimbas, antara satu tempat
dengan tempat lainnya berbeda-beda. Misalnya. menggunakan fosil kayu banyak digunakan di
Myanmar, batuan kuarsa di Punjab, Cina. dan juga Malaysia. Sedangkan batuan kapur kersikan dan tufa
kersikan sering ditemukan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kapak perimbas di Indonesia.

B. Kapak Perimbas di lndonesia

Penelitian awal yang berkenaan langsung dengan tradisi paleolitik di Nusantara dimulai pada tahun
1935. ketika Koenigsswald mendapati alat-alat batu prasejarah di wilayah Punung (Pacitan), di daerah
Kali Baksoko. AIat-alat batu tersebut masih kasar dan teknik pembuatannya tergolong sederhana.

Koenigswald juga beranggapan kebudayaan batu pada masa Paleolitik yang tersebar di wilayah Pacitan
hampir sama dengan kebudayaan batu tua yang berkembang di wilayah Eropa pada awal masa
Paleolitik.

Temuan kapak perimbas di Pacitan ini membuat perhatian dan juga penelitian terhadap ancfak batu
terutama kapak dari zaman Paleolitik di wilayah Indonesia mulai bermunculan.

Tempat temuan-temuan kapak perimbas di Indonesia eperti; di wilayah Lahat (Sumatra Selatan),
Kalianda (Lampung), Awangbangkal (Kalimantan Selatan). C abbege (Sulawesi Selatan), wilayah
Sembiran dan Trunyan (Bali), di Batutring (Sumbawa), di Wangka, Maumere, dan di Ruteng (Flores), dan
di wilayah Atambua. chanmanu. Noelbaki (NTT).

Dari semua tempat temuan kapak perimbas di nusantara, Punung (Pacitan) merupakan daerah terkaya
dan terpenting sebagai tempat diketemukannya kapak perimbas di Indonesia.

Kapak perimbas dari budaya Pacitan bahkan oleh Heekeren dibagi dalam beberapa jenis atas dasar ciri-
ciri pokok yang sudah digolongkan Movious. Diantaranya:
a. lron-heater Chopper (tipe setrika). Tipe ini bentuknya menyerupai setrika, berpenampang cembung,
dan memperlihatkan penyerpihan yang tegas.

b. Tortoise (tipe kura-kura). Tipe ini mempunyai penampang yang membulat dengan permukaan bagian
atas yang cembung dan meninggi.

c. Side scraper (tipe serut samping). Tipe ini bentuknya tidak teratur. tajamnya dibuat pada sebelah sisi.

2.4.2 Alat Serpih

Alat serpih memiliki bentuk sangat sederhana dan berdasarkan bentuknya itu diduga digunakan sebagai
pisau, gurdi. dan alat penusuk. Dengan alat ini manusia purba mengupas, memotong, dan juga menggali
makanan. Alat serpih ini juga ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun I934 di daerah Sangiran
(Surakarta). Tempattempat penemuan lainnya di lndonesia antara lain: Cabbenge (Sulawesi Selatan).
Maumere (Flores) dan Timor. Alat-alat serpih sangat kecil dan berukuran antara 10-20 cm serta banyak
ditemukan pada goa-goa tempat tinggal mereka pada waktu itu.

Pada umumnya goa-goa tidak terganggu keadaannya. maka apa yang ditinggalkan oleh manusia purba
masih dapat ditemukan dalam keadaan seperti ditinggalkan oleh penghuninya, sehingga goa-goa
menjadi salah satu sasaran para ahli untuk penelitian.

2.4 Kehidupan Sosial

2.5.1 Kehidupan Berkelompok

Kehidupan Manusia Purba pada masa bercocok tanam kadang lebih di kenal dengan bahasa inggris yakni
Food Producing, Setelah berlangsungnya kehidupan masa berburu dan meramu lambat laun pola pikir
manusia purba pun berubah, dari yang dahulunya Food Gathering atau yang di kenal dengan Proses
Mengumpulkan makanan mengalami perubahan pola hidup menjadi Food Producing atau penghasil
makanan. Lalu manusia purba melakukan kegiatan Pertanian dan Juga perternakan setelah mereka
tinggal di kampung kecil yang biasanya dekat dengan Sumber air. (Baca Juga : Kehidupan Masyarakat
Prasejarah lndonesia).

Manusia purba pada saat itu sudah tidak lagi hidup dengan cara berpindah-pindah tempat, akan tetapi
sudah mulai menetap(Semi Nomaden). Masyarakat purba pertanian ini di perkirakan oleh para ahli
Muncul pada zaman Mesolitikum dan manusia pendukungnya merupakan homo sapiens yang berasal
dari rumpun proto melayu yang terlah bemiigrasi atau pindah di indonesia. Sistem irigrasi ladang
mereka masih sangatlah sederhana dan juga masih bergantung dari kesuburan tanah dan air hujan. bila
tanah pertanian sudah di anggap tidak subur maka mereka akan mencari tempat yang masih subur
untuk melakukan pertanian. Tradisi seperti ini masih banyak kita jumpai sampai saat ini di Indonesia,
seperti contoh nya di wilayah pedalaman sumatra. kalimantan dan juga papua.

Dari kampung kampung kecil itulah kemudian lambat laun terbentuklah desa-desa yang masih sangat
sederhana dengan pertanian sebagai basis perekonomianya. pada masa ini sudah adanya pemimpin
yang di pilih untuk memimpin suatu desa tersebut, pemimpin pada masa itu biasanya di pilih
berdasarkan kekuatan Fisik. kewibawaan dan juga di segani serta mempunyai kemampuan dalam
memecahkan masalah dengan baik. pada masa bercocok tanam tingkat lanjut manusia purba yang
sebelumnya masih semi-menctap sudah berubah menjadi menetap(sedenter), tinggal berkelompok dii
suatu tempat menyerupai kampung dan mempunyai kemampuan untuk membuat peralatan untuk
menggosok-gosok sampai halus alat-alat yang di buatnya dari batu. Mereka juga sudah memiliki
kemampuan untuk membuat tembikar dan juga tentun yang sudah semakin maju. Sebagian penemuan
tembikar oleh para ahli, jika tembikar atau gerabah pada beberapa tempat di gunakan sebagai bekal
kubur. an juga sebagian lagi di temukan warna hitam bekas api di bagian bawah tembikar, hal ini tentu
saja menunjukan bahwa manusia purba pada masa itu suah mengenal memasak makanan dengan
menggunakan tembikar.

Sementara itu alat-alat batu pada masa itu yang sering di gunakan pada masa itu adalah beliung persegi.
belincung. Beliung persegi di gunakan untuk melubangi kayu dan membuat ukiran. para ahli
memperkirakan bahwa belincung di gunakan untuk membuat perahu dari batang pohon. tiga alat
tersebut di temukan di situs buni bekasi, Jawa Barat.

Di akhir masa Manusia purba juga terlihat sudah ada kepercayaan terhadap kekuatan yang melebihi
kekuatan manusia. mereka sudah percaya terhadap hal-hal ghaib ataupun Roh-roh orang yang telah
meinggal dunia bisa mempengaruhi kehidupan mereka. hal ini dapat kita lihat dari posisi tengkorak yang
menghadap ke suatu Gunung di dekat makan tersebut. Manusia purba pada saat itu percaya bahwa
gunung di anggap sebagai tempat tinggal para roh. agar roh-roh atau kekuatan tersebut melindungi
mereka dan tidak mendatangkan bahaya mereka melakukan peroses pemujaan atau upacara.

Manusia Purba pada masa itu juga telah membuat bangunan-bangunan besar di tempat-tempat yang di
yakini sebagai tempat tinggal Roh. Misalnya di Gunung Gunung atau di Daratan Tinggi.

2.5.2 Perkembangan Budaya Masyarakat Pemburu

Masyarakat pemburu dan peramu (hunters and gathers) telah ada dipermukaan bumi ini semenjak
manusia ada. Mereka hidup tergantung kepada hasil alam. Hasil alam itu berupa binatang buruan dan
hasil hutan. Kehidupan masyarakat pemburu dan peramu terbagi ke dalam kelompok-kelompok kecil
sekitar 25 50 orang. dan terpencar satu kelompok dengan kelompok lainnya. Pembagian kelompok kecil
ini bertujuan untuk memudahkan berpindah tempat yang sejalan dengan migrasi binatang buruannya.
"Berburu" adalah aktivitas masyarakat untuk mendapatkan binatang-binatang liar dengan menggunakan
tombak. pelempar lembing, busur dan panah. jaring dan perangkap. Sedangkan "meramu" adalah
aktivitas mengumpulkan bahan makanan dari tanaman liar. baik berupa buji-bijian, buah-buahan. daun-
daunan ataupun umbi-umbian. Kedua aktivitas tersebut cenderung dilakukan secara bersama-sama
pada kelompok masyarakat yang kehidupannya masih sangat sederhana. Karena itu, mereka disebut
masyarakat pemburu dan peramu (hunters and gathers).

Pekerjaan berburu dominan dilakukan oleh laki-laki. Hal itu karena kegiatan berbum memerlukan
ketahanan fisik Misalnya seperti perjalanan mencari binatang buruan. berlari mengejar binatang buruan,
melempar tombak atau memanah. atau membawa hasil buruan. Sedangkan kaum wanita banyak
menunggu kaum laki-laki di perkampungan. mengurus anak. memasak, atau mengumpulkan bahan
makanan di hutan sekitar perkampungan.

Pendidikan masyarakat dilakukan oleh keluarga masing-masing. Anak laki-laki dididik untuk mengikuti
jejak ayahnya yaitu keterampilan berburu (menggunakan panah dan tombak). mengenali, dan
mengincar binatang buruan dan sebagainya. Anak perempuan mengikuti jejak ibunya seperti
keterampilan membersihkan bahan makanan. memasak. memilih bahan makanan di hutan dsb.

Karakteristik perekonomian masyarakat pembum dan meramu bertumpu pada asas timbal balik dengan
kerjasama intensif dari seluruh anggota. Prinsip hak milik barang-barang yang digunakan untuk
keperluan hidup merupakan milik bersama (masyarakat). Hak istimewa bagi seseorang dalam kehidupan
bersama hampir tidak ada. sedangkan individu hanya dapat memanfaatkan sumberdaya alam saja untuk
kepentingannya. Pada masyarakat tanpa stratifikasi ini bukan berarti tidak ada perbedaan
(ketidaksamaan) diantara mereka. Perbedaan yang ada tampak dalam bentuk perseorangan berupa
prestise atau pengaruh sosial yang disebabkan faktor umur. jenis kelamin. dan ciri pribadi menonjol
yang dapat menaikan status sosial. Sebagai contoh misalnya:

(1) Laki-laki cenderung mendapat kedudukan (status) lebih tinggi dibandingkan wanita:

(2) Anggota masyarakat yang telah berusia lanjut akan mendapat penghematan dan penghargaan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan anggota yang muda:

(3) Ciri pribadi yang menonjol seperti, kemahiran berburu, kebijaksanaan, kegagahan, keberanian.
Mereka akan menjadi panutan masyarakat dan sebagai calon pemimpin kelompok.

Turunnya status sosial dalam kehidupan masyarakat ini, dapat dialami seseorang berupa seringnya
mengalami kegagalan berburu, dan berkurangnya keberanian atau kegagahan. Jika status seseorang
turun, ia akan digantikan oleh orang lain yang mendapat status baru. Setiap individu di masyarakat
pemburu-peramu senantiasa akan mempertahankan statusnya. Sedangkan yang belum mendapat status
tinggi akan berusaha memperbaiki kemampuan dirinya untuk mendapat pengakuan masyarakat. Status
dalam kehidupan mereka merupakan prestise tersendiri dan merupakan kebanggaan khusus. Naik atau
turunnya status seseorang mudah mengalami perubahan. Hal itu tidak terjadi seperti halnya pada
masyarakat yang memiliki stratifikasi sosial yang lebih jelas dan kompleks

Anda mungkin juga menyukai