Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab


karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu
untuk menyelesaikan makalah saya dengan judul “Terbentuknya
kepulauan Indonesia dan asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk


junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan


saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat
saya revisi kembali. Karena saya sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap


supaya makalah yang telah saya buat ini mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembacanya.

Makassar, 29 Agustus 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii

BAB I TERBENTUKNYA KEPULAUAN INDONESIA ……………….………….. 1

 A. Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia …………………………………… 2


 B. Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia ……………………………………… 4
 C. Geografi Kepulauan Indonesia ……………………………………………………… 5
 D. Faktor Latar Belakang Kepulauan Indonesia…………………………………… 7

BAB II Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia …………………………. 9

 A. TEORI ASAL USUSL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA………….………………………… 10


 B. KEDATANGAN DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA……………..………… 11
 C. BANGSA AUSTRONESIA SEBAGAI NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA..…………….……… 13

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 15

 A. Simpulan …………………………………………………… 15
 B. Saran ………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..17


BAB I
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai terbentuk sekitar 50


juta tahun lalu (Mya).Pada Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu-
sekarang) itulah proses utama pembentukan kepulauan Indonesia.

sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung Asia, disebut
dengan “Paparan Sunda”.

Indonesia dengan luas wilayah 1.990.250 Km2 yang secara geografis


terletak diantara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) dan dua Samudra
(samudra Hindia dan samudra Pasifik).Indonesia juga merupakan Negara
kepulauan yang memiliki 13.478 buah pulau, jumlah tersebut adalah jumlah yang
didaftarkan ke PBB, yang diidentifikasi berdasarkan metode dan definisi
konvensi PBB.

Secara zoogeografi, Indonesia dipisahkan oleh garis Wallace, garis ini


memisahkan bagian barat (Oriental region; Indo-malayan sub region) dan bagian
timur (Australian region; Austro-malayan subregion).

Sedangkan secara fitogeografi, Indonesia termasuk ke dalam


Paleotropical kingdom; Indo-malaysian subkingdom; Malaysian region (Lincoln et
al, 1998).Perbedaan penyebaran fauna dan flora secara geografis ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing dalam melakukan pemencaran
dan barriernya.

Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak


di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi
tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi.

Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi. Pada suhu yang
tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi
selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus menerus bergejolak
mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar,
cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.

Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis


Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini
masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir
seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar
65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan
lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.

Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa laramy), sehingga


menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau
yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan
membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau
di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.

A. Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai terbentuk sekitar 50


juta tahun lalu (Mya).Pada Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu-
sekarang) itulah proses utama pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta
tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo
masih menyatu dengan Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.

Paparan sunda ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari
20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan permukaan air laut yang
naik/turun karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier, beberapa kali pulalah
Paparan sunda ini terpisah menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali,
dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai kita lihat pada saat
sekarang ini.

Proses terbentuknya kepulauan di Indonesia, Berdasarkan pulau-pulau


besar di Indonesia
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di provinsi NTT dan
NTB Pulau-pulau tersebut terbentuk. Karena adanya aktivitas vulkanisme di
bawah permukaan bumi, makahasil yang dapat dirasakan di permukaan Bumi
adalah adanya lava. Lama kelamaan lava tersebutmemadat bertambah besar
membentuk sebuah gunung deretan pegunungan busur pulau.

- Proses seperti ini kita kenal sebagai Island Arc dalam istilah geologi .

 Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng


Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
Oleh karenanya, pulau Sulawesi bentuknya anehgitu.

 Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan proses


terbentuknya, merekaterbentuk dari pecahan super benua pada awal
terbentuknya permukaan bumi,

sesuai teori Plate Tectonic yang menyebutkan bahwa dahulu seluruh


daratab di muka bumi ini adalah satu daratan yang maha luas bernama
Pangea lalu terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan
Laurasia(diUtara).

Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah


kembali menjadipecahan benua-benua seperti sekarang ini, Asia, Afrika,
Amerika, Australia, dulunya adalah satupualu besar.

 Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses terbentuknya pulau-


pulau ini, sangatsederhana dibanding yang lain. Mereka berasal dari
endapan pecahan kerang, koral dan binatang lautlainnya. Semakin lama
semakin besar, dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.

B. Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia


Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia Ada banyak teori dan penjelasan
tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos sampai kepada penjelasan agama dan
ilmu pengetahuan.

Kali ini kamu belajar sejarah sebagai cabang keilmuan, pembahasannya


adalah pendekatan ilmu pengetahuan, yakni asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya
juga tidak perlu bertentangan dengan ajaran agama.Salah satu di antara teori
ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah Teori “Dentuman Besar” (Big Bang),
seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan dan yang mutakhir seperti ilmuwan
besar Inggris, Stephen Hawking.

Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan


gas yang mengisi seluruh ruang jagad raya. Jika digunakan teleskop besar Mount
Wilson untuk mengamatinya akan terlihat ruang jagad raya itu luasnya mencapai
radius 500.000.000 tahun cahaya.

Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman yang amat
dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu
sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya
tersisa energi berupa proton, neutron dan elektron, yang bertebaran ke seluruh
arah.

Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta


yang menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru, sehingga membentuk
galaksi-galaksi bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan
meteorit.
Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di antara tata surya yang
mengisi jagad semesta. Di samping itu banyak planet lain termasuk bintang-
bintang yang menghiasi langit yang tak terhitung jumlahnya.

Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet bumi.Bintang-bintang


berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antarbintang berjauhan letaknya di
angkasa.Ada juga ilmuwan astronomi yang mengibaratkan galaksi bintang-
bintang itu tak ubahnya seperti sekumpulan anak ayam, yang tak mungkin
dipisahkan dari induknya.Jadi di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya.

1. Azoicum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu zaman sebelum adanya


kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif
tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.
2. Palaezoicum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan
fosil flora dan fauna. Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.
3. Mesozoicum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia
(menyusui), hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada.
Lamanya kira-kira 140.000.000 tahun.
4. Neozoicum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak 60.000.000 tahun
yang lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan
Quarter), zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggi dan
manusia mulai hidup.

Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di


atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi
tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi.Makin ke dalam tekanan dan
suhunya semakin tinggi.

Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di
bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terusmenerus
bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu.Ketika ada celah
lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.

Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan
derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava
akan membeku membentuk batuan beku atau kerak.

Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudra selalu bergerak secara
dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi.Pergerakan unsur-unsur
geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga
lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan
Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempenglempeng tersebut dapat berupa
subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah)
dan kolisi (tumbukan lempeng).

Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis


Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini.Di kala itu wilayah ini
masih merupakan bagian dari samudra yang sangat luas, meliputi hampir seluruh
bumi.

Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta
tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan
lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai
fase tektonis (orogenesa larami), sehingga menyebabkan daratan terpecah-
pecah.Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya.

Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang
dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen.Kegiatan tektonis ini
berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia. Gunung api aktif dan rangkaian
perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut
ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta
Kepulauan Banda.

Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung api


membuatnya menjadi daerah dengan tingkat keanekaragaman flora dan fauna
yang sangat tinggi. Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah mendorong
lahirnya penelitian dari bangsabangsa lain.

Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur, Paparan Sunda di


sebelah barat.Zona di antara paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah
Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang membentang dari Selat Lombok
hingga Selat Makassar ke arah utara.Fauna-fauna yang berada di sebelah barat
garis pembatas itu disebut dengan Indo-Malayan region.Disebelah timur disebut
dengan Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita kenal dengan
Garis Wallacea.

C. Geografis Kepulauan Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga
memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini
dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua
benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan
internasional.
Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan laut dan darat secara
langsung dengan sepuluh negara di kawasan. Keadaan ini menjadikan Indonesia
rentan terhadap sengketa perbatasan dan ancaman keamanan yang
menyebabkan instabilitas dalam negeri dan di kawasan.

Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa


depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan internasional. Meski untuk
sementara waktu sedang diacuhkan, kondisi geografis suatu negara akan
menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara global.

Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara luas akan menjadi


determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa lebih dari pada yang pernah
terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09). Di masa yang akan datang,
keberadaan Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya.
Maka tata kelola sumber daya alam, wilayah perbatasan dan pertahanan yang
mumpuni sangat diperlukan.

Dikarenakan letaknya yang strategis semenjak dulu Indonesia telah menjadi


arena perebutan pengaruh oleh pihak asing. Negara ini telah melalui beberapa
periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh, mulai dari Portugal, Belanda,
hingga Amerika Serikat dan Uni Soviet ketika Perang Dingin.

Secara ringkas, hubungan antara posisi geografis yang strategis dan


keberadaan negara Indonesia di masa mendatang akan ditentukan oleh dua hal.
Pertama, seberapa baik negara ini menyelesaikan proses perundingan
perbatasan.

Hasil dari perundingan perbatasan dengan negara lain akan menentukan


strategi pengelolaan perbatasan dan pertahanan. Kedua, strategi yang akan
dilakukan Indonesia dalam mengantisipasi pengaruh China dan negara besar
lainnya di kawasan Asia Timur.

Penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa letak dan kondisi
geografis negara ini sangat mempengaruhi keberadaanya di masa depan.
Masyarakat juga perlu untuk menyadari bahwa menyandarkan pemerintah
seorang diri untuk mengahadapi tantangan atas fakta geografis dari negara ini
adalah hal yang keliru.

Pemerintah memiliki keterbatasan untuk mengatasi dan menginisiasi


tantangan di masa depan seorang diri. Kita juga perlu untuk mendukung
pemerintah dikarenakan masa depan masyarakat Indonesia dipertaruhkan di sini.
Sudah saatnya masyarakat melihat kembali atlas wilayah Indonesia untuk
setidaknya mengetahui dimana letak Palau berada dan pulau-pulau terluar negara
ini.
Geografi akan menjadi determinan yang menentukan masa depan
Indonesia adalah hal yang tidak dapat dipungkiri lagi. Namun perlu untuk digaris
bawahi bahwa keberadaan Indonesia di masa mendatang terletak pada seberapa
jauh masyarakat mengenali dan memahami wilayah yang kita tinggali saat
ini.Terakhir, ada baiknya wawasan nusantara tidak lagi dilihat sebagai hafalan
ketika ujian kewarganegaraan

Secara konsepsional wawasan nusantara (Wasantara) merupakan


wawasan nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa
Indonesia yang selanjtnya disebut Wawasan Nusantara itu merupakan salah satu
konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.

Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau
kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak anatara dua unsur.
Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu
benua Asia dan Australia dan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri


dan lingkungannya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam. Atau cara pandang dan sikap bangsa Indonesia menganai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayahh dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi adalah


keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan.
Visi bangsa Indonesia sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi
bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

D. Faktor Latar Belakang Kepulauan Indonesia


Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara
adalah sebagai berikut :

 Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :

1. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah,
kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan,
kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri
bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang
Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan
penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.

2. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah


Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini
masih terpisah0pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut
territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya ordonansi
tersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan
bebas dan berlaku sebagai perairan internasional.

Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas merupakan
kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendudkung kita
dalam mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa
keluar dari keadaan tersebut kita membutuhkan semangat kebangsaan yang
melahirkan visi bangsa yang bersatu.

Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh


tidak lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu
ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya
disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari
deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3
mili melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939.

Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang


perairan Indonesia yang berisi :

1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman


Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi
dalam dari garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana laut tidak
lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional. Melalui
perjuangan panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April menerima “ The
United Nation Convention On The Law Of the Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan
Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara dengan
asas Negara Kepulauan (Archipelago State).
BAB II
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Kalau kita menengok ke belakang untuk mencoba merunut asal mula
nenek moyang bangsa Indonesia, kita akan mendapatkan berbagai
gambaran yang cukup beragam. Sebagian besar teori tentang Kebudayaan
Prasejarah Indonesia yang datang dari Barat menjelaskan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia datang dari Asia Tenggara (Indochina/Yunnan).
Diduga mereka datang dalam dua gelombang migrasi besar yang
diperkirakan terjadi sekitar tahun 5000 SM dan tahun 2000 SM. Mereka
menyeberang ke kepulauan di Samudera India, kemudian menyebar dari
Madagaskar hingga ke Filipina dan Melanesia, yang akhirnya hidup menyatu
dengan penduduk asli setempat. Inilah yang disebut sebagai nenek moyang
bangsa Indonesia.
Salah satu pendukung teori nenek moyang bangsa Indonesia di atas
adalah von Heine Geldern. Menurut beliau, nenek moyang bangsa
Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini berasal
dari benua Asia (Yunnan, Cina Selatan). Pendapat Geldern didukung bukti
berupa kesamaan peninggalan benda-benda antara daerah Yunnan dan
Indonesia. Benda-benda yang sama itu, antara lain kapak lonjong dan kapak
persegi. Nenek moyang yang berasal dari Yunnan migrasi ke kepulauan
Nusantara karena terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat. Selain itu,
mereka hidup di alam yang tidak banyak memberikan kesejahteraan hidup.
Nenek Moyang Indonesia Golongan Deutro Melayu
Nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan Melayu Muda
(Deutro Melayu)tiba di kepulauan Indonesia sekitar tahun 500 SM. Nenek
moyang tersebut datang sambil membawa kebudayaan logam yang berasal
dari Dongson, Vietnam Utara. Kebudayaan logam tersebut antara lain;
candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. Jalur
penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan ini dimulai dari
daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, dan berlanjut ke tempat-tempat di
Indonesia. Gelombang terakhir nenek moyang ini masih tergolong ras
Austronesia. Selanjutnya, semakin berkembang ras Papua-Melanesoid,
Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid melahirkan bermacam-macam
suku bangsa yang tersebut di seluruh pelosok Indonesia.

A. TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Selaian munculnya teoro-teori yang lahir dari hasil penemuan fosil-fosil manusia
purba yang telah di temukan, berkembang pula teori-teori lainnya mengenai asal usul
nenek moyang bangsa Indonesia. Teori tersebut di kemukakan oleh beberapa ahli,
antara lain sebagai berikut :

a) Brandes
Berdasarkan perbandingan bahasa, Berandes menyimpulkan bahwa bahasa yang
di gunakan bangsa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa yang di
gunakan bangsa-bagsa yang emndiami pulau Formosa (Taiwan) di bagian utara , pulau
jawa dan bali sebelah selatan, dan pulau madagaskar di sebelah barat sampai dengan
daerah tepi barat pantai amerika di sebelah timur.

b) William smith
Sama seperti Brandes, William smith mengemukkan pendapat dengan
membandingkan kesamaan bahasa. Ia mengemukakan bahwa bangsa Indonesia berasal
dari bangsa Melanesia, dan Polinesia.

c) Von heine geldren


Berdasarkan artefak yang di temukan di Indonesia, yang mirip dengan artefak
yang di temukan di Asia daratan, maka von heine geldren berpendapat bahwa bangsa
Indonesia berasal dari Asia daratan.

d) Mohamad yamin
Salah seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal
dari daerah Indonesia itu sendiri. Pendapat ini ia kemukakan berdasarkan banyaknya
fosil dan artefak tertua di temukan di Indonesia. Misalnya pethecantropus erectus,
meganthropus paleojavanicus, homo soloensis, dan homo wajakensis.

e) H. kern
Menurut H. kern bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kamboja.
Berdasarkan penelitiannya tentang perbandingan bahasa , ditemukan bahwa bahasa
yang di pakai di daerah tersebut sama dengan bahasa yan g di pakai di Nusantara.
B. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa
Indonesia
1) Proses kedatangan nenek moyang
Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang pertama kali ke Nusantara adalah
bangsa proto melayu yang membawa kebudayaan neolitikum menggunakan perahu
bercadik satu. Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur barat dan timur.
Migrasi jalur barat di lakukan dari Yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju
Jawa dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi. Penyebaran
jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia timur menuju Taiwan ,
Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga ke Papua, sampai Australia dengan membawa
kebudayaan kapak lonjong. Kebudayaan kapak lonjong yang di sebut Neolitikum papua
ini banyak di temukan di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua. Gelombang ke dua
kedatangan nenek moyang bnagsa Indonesia terjadi sekitar 500 SM yang di bawa oleh
rumpun bangsa Deutro melayu menggunakan perahu bercadik dua. kebudayaan Deutro
melayu relative lebih maju daridi bandingkan dengan kebudayaan bangsa Proto melayu
karena sudah mengenal benda-benda dari perunggu seperti kapak corong , nekara, dan
perhiasan perunggu. Bangsa Deutro melayu akhirnya dapat mendesak bangsa Proto
melayu yang lebih dulu menetap di Indonesia. Bangsa Deutro melayu memilih tinggal di
pesisir, muara, dan sungai karena letaknya strategis, subur, memiliki persediaan bahan
makanan yang melimpah, dan mudah dilalui. Selanjutnya ras Deutro melayu menjadi
nenek moyang sebagian besar bangsa Indonesia saat ini. Menurut Von heine geldren,
nenek moyang bangsa Indonesia merupakan campuran antara bangsa pendatang dari
Yunan di Tiongkok selatan dengan penduduk asli Indonesia

2. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia
sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.
Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di
Samudera Pasifik.
Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan
menjadi dua yaitu
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

 Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)


Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang
datang kali pertama di Indonesia sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa
Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan Timur
2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur


- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan
membawa kebudayaan kapak lonjong.
- Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.
2. Jalur Barat dan Selatan
- Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa
Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.
- Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)


Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang
datang di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa
Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk
Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat
Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia.
Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di
indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan
zaman perundagian.

Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin,
vietnam, melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa
melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina,
orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)


Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto
melayu) dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina,
dan formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan
kapak lonjong.

Zaman perundagian
Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero
melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam,
termasuk indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong
nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut
kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin)

C. Bangsa Austronesia Sebagai Nenek Moyang Bangsa


Indonesia
Menurut pakar sejarah, setelah kepunahan manusia jenis Meganthropus,
Pithecantropus, dan Homo, Kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dan ras
Austromelanosoid. Belum dapat dipastikan apakah mereka penduduk asli atau
pendatang. Berdasarkan keserupaan artefak mesolithikum yang digunakan dengan
artefak di Bacson-Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa mereka berasal dan Teluk Tonldn.
(Bacson Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).

1. Kedatangan Proto-Melayu
Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin
bermigrasi ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu
Tua. Kedatangan mereka itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke
pedalaman, bahkan ke Indonesia bagian timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang
menduduk Papua sekarang.
Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai
dengan jenis kebudayaan yang dibawa.
a. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu
yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong.
Itulah sebabnya, di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum
berupa kapak lonjong. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain
masyarakat Toraja.

b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum
berupa beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak ditemukan
artefak
c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur
ini antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak.
2. Kedatangan Deutero-Melayu
Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu
Austronesia dan Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutero-
Melayu atau Melayu Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-
Melayu yang telah lebih dahulu menetap.
Memasuki Kepulauan Indonesia, masyarakat Deuto-Melayu menyebar ke sepanjang
pesisir. Ada juga di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-
Melayu antara lain masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis.
Masyarakat Deutero-Melayu membawa kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan
sebutan Kebudayaan Dong Son. Donon son adalah tempat di Teluk Tonkin tempat asal
kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia
serupa dengan artefak perunggu dan Dong Son.
Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras
Mongoloid mempunyai 3 subras yaitu:
 1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
 2. Malayan Mongoloid (Melayu)
 3. American Mongoloid (Suku Indian)
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. - Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya
dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan
Indonesia. Dimana cara pembentukan pulau-satu dengan lainya berbeda-beda.
-Pembentukan pulau-pulau di Indonesia diantaranya sebagai berikut:
 Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di provinsi NTT dan NTB : Pulau-pulau
tersebut terbentuk Karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi
 Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
 Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya, keduanya
terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi,
 Pulau-pulau kecil : Proses terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya

2. Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur
barat dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia,
Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari
Teluk Tonkin menyusuru pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi,
Maluku, papua, sampai australia . Mereka datang secara bergelombang, gelombang
pertama adalah bangsa prota melayu yang datang membawa kebudayaan kapak
persegi dan kapal bercadik satu. Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu
yang datang membawa kebudayaan kapak lonjong dan kapal bercadik dua.
Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku
primitive yang sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.
Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan
proses kawin mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih
dahulu. Karna itu bangsa Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro melayu,
prota melau, bangsa Melanesia dan bangsa primitive yang dulu mendiami nusantara.
Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka untuk
tinggal terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga mereka hidup
sacara terisolasi dari suku bangsa yang lain.
3. - Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya
dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan
Indonesia. Dimana cara pembentukan pulau-satu dengan lainya berbeda-beda.
-Pembentukan pulau-pulau di Indonesia diantaranya sebagai berikut:
 Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di provinsi NTT dan NTB : Pulau-pulau
tersebut terbentuk Karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi
 Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
 Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya, keduanya
terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi,
 Pulau-pulau kecil : Proses terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya

B. SARAN
1. Sebagai warga negara yang baik dan khususnya kita sebagai mahasiswa harus
bisamengetahui sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia maupun sejarah bangsa. Agar
tidak punah oleh waktu.
2. Demikianlah makalah ini saya susun dengan baik. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA
.
http://smileosman.blogspot.com/2014/09/makalah-asal-usul-nenek-moyang-
indonesia.html

http://smileosman.blogspot.com/2014/09/makalah-asal-usul-nenek-moyang-
indonesia.html
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-kepulauan-indonesia/
https://www.academia.edu/8360058/PROSES_TERBENTUKNYA_KEPULAUAN_INDONESI
A
https://www.gurusejarah.com/2017/07/terbentuknya-kepulauan-indonesia.html
http://sejarahdanmanusiapurba.blogspot.com/2014/11/sejarah-terbentuknya-
kepulauan-indonesia.html
https://www.ilmusiana.com/2015/07/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia.html
https://santinorice.com/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia/
https://medium.com/@freakhumanthink/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia-
f47c051ae64c
https://greatedu.co.id/greatpedia/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia.
https://greatedu.co.id/greatpedia/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia
Mustafa Shodiq . 2006. Wawasan Sejarah 1 Indonesia dan Dunia. Solo : Tiga Serangkai
Mustopo Habib. 2007. Sejarah 1. Jakarta : Yudhistira
http://www.sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/penduduk-indonesia-tertua-
dan-persebaran-bangsa-bangsa-dalam-zaman-prehistori/
http://fitrinuraenialhafidza.wordpress.com/2013/02/19/makalah-asal-usul-
penyebaran-dan-pengaruh-nenek-moyang-bangsa-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai