Anda di halaman 1dari 25

Makalah

ILMU ALAMIAH DASAR

OLEH :

Nama : 1. Andika Harmain

2. Masni Hulopi

3. Sri Asta Nini

Jurusan/Kelas : MP/ I.A

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang hanya kepadanya tempat bergantung seluruh
mahluk. Dia yang awal dan yang akhir, Atas limpahan kedermawanan-Nyalah sehingga upaya
maksimal dalam merampungkan karya tulis ini dapat terlaksana. Salawat dan salam kepada
tokoh revolusioner islam Rasulullah Muhammad SAW. Dialah perangkat canggih yang
diturunkan Allah sebagai teladan dan pelita hidup bagi manusia dan rahmat bagi alam semesta.

Penyusunan MAKALAH ini tidak luput dari berbagai hambatan dan tantangan, namun,
berkat ketekunan, ketabahan dan kesabaran disertai bantuan, bimbingan dari semua pihak,
Alhamdulillah kesulitan tersebut dapat diatasi.

Semoga MAKALAH ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan selanjutnya atas segala
bantuan, bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis Insya
Allah beroleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga Allah SWT melimpahkan Taufik-
Nya pada kita semua. Amin……………..

Gorontalo, Oktober 2013

Penyusun

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata Surya, setelah planet
Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada Tata Surya ini yang
dihuni mahluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Atmosfer Bumi terdiri
dari beberapa unsur zat, yang secara tersusun unsur zat yang ada pada lapiasan bumi, sebagai
berikut: Zat lemas 78%, Oksigen 21%, Orgon 0,9%, dan unsur lainya seperti karbon dioksida,
dan ozon yang jumlahnya sangat sedikit Bumi terbungkus oleh lapisan atmosfer,dan permukaan
Bumi tertutup oleh 71% lapisan air dan 29% terdiri dari daratan.

Ukuran besar bumi hampir sama dengan venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara
bumi dengan matahari adalah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi =
24 jam. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, ada pun revolusi bumi setiap tahunnya
adalah 365,25 hari yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu
di Irian Barat dari pada di Jawa.

Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga
pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra
atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam.
Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut biosfer.
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan
mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan
jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan
jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya
berupa dongeng atau mitos belaka. Berikut ini dikemukakan beberapa teori-teori awal mula
makhluk hidup di dunia, sebagai bahan kajian kita untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula
kehidupan di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bumi sebagai planet dalam tata surya ?
2. Bagaimana kelahiran bumi ?
3. Berikan penjelasan tentang struktur bumi ?
4. Bagaimana proses pembentukan benua dan samudra ?

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi pengertian bumi sebagai planet dalam tata surya.


2. Memberikan penjelasan tentang kelahiran bumi.
3. Mengenali struktur bentuk bumi dan lapisan-lapisan bumi.
4. Memeberikan penjelasan tentang proses pembentukan benua dan samudera.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BUMI

2.1.1 Pengertian Bumi sebagai Planet

Bumi adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata Surya, setelah planet
Mercurius dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada Tata Surya ini yang
dihuni mahluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149 km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam,
berarti hari bumi = 24 jam. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, ada pun revolusi
bumi setiap tahunnya adalah 365, 25 hari yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa
matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa. Bumi kita berdiameter 12.756 km di
equator dan 12.712 km pada arah Kutub, oleh sebab itu bumi tidak bulat melainkan lonjong.
Luas permukaan bumi 510 juta km2 dimana 75% terdiri dari lautan. Beratnya diperkirakan 5,976
x 1021. Lingkaran khatulistiwa 40.000 km. Dengan demikian ketika berotasi kecepatanya
1.673km/jam (464,82 meter/detik) pada khatulistiwa, karena berotasi sekali dalam 24 jam.
Sedangkan ketika berevolusi kecepatannya 30.2567km/detik.

Peneliti terus berupaya menyibak asal usul kehidupan paling awal. Baru-baru ini, ahli
genetika dari Amerika Serikat mengungkapkan kemungkinan adanya kehidupan sebelum Bumi
terbentuk yang berasal dari luar Tata Surya. Dailymail melansir, Senin 22 April 2012, hasil
penelitian menunjukkan kehidupan pertama muncul sekitar 10 miliar tahun yang lalu, jauh
sebelum munculnya Bumi. Sebagaimana diketahui, usia Bumi diperkirakan 4,5 miliar tahun.

Sejumlah ilmuwan yang melakukan studi ini adalah Alexei Sharov dari National Institute
on Ageing Baltimore dan Richard Gordon dari Gulf Specimen Marine Laboratory Florida.
Keduanya mengadopsi Hukum Moore, salah satu hukum dalam komputer, untuk mengungkap
kehidupan terawal di muka Bumi.n Hukum ini menjelaskan tingkat pertumbuhan kecepatan
mikroprosesor yang mengikuti rumusan eksponensial. Hukum Moore menyatakan kompleksitas
sebuah mikroprosesor akan meningkat dua kali lipat tiap 18 bulan sekali.

Lantas kedua ilmuwan berpendapat hukum Moore dapat digunakan untuk mengukur
kompleksitas dan tingkat kehidupan dari prokariota (makhluk hidup tak punya membran inti
sel), eukariota (mahluk hidup dengan membran inti sel) sampai makhluk yang lebih kompleks
seperti cacing, ikan, dan mamalia.

"Regresi linear kompleksitas genetik kemungkinan mengarah ke satu pasangan dasar


yang menunjukkan waktu asal usul kehidupan yaitu 9,7 ± 2,5 miliar tahun lalu," paparnya dalam
sebuah makalah yang diterbitkan jurnal online Arxiv.

Teori itu mendukung gagasan panspermia, teori yang menyatakan bahwa bentuk
kehidupan yang dapat bertahan dari dampak ruang angkasa atau extremophile (organisme yang
hidup dalam kondisi ekstrim). Organisme ini terperangkap pada puing-puing luar angkasa setelah
tabrakan antara asteroid dan planet-planet. Bentuk kehidupan itu diperkirakan terhenti selama
beberapa waktu sebelum adanya tabrakan secara acak dengan planet lain atau pembauran dengan
piringan proto planet.

Setelah itu, ketika bertemu dengan kondisi ideal pada permukaan sebuah planet baru,
bakteri jadi aktif. Dan, proses evolusi dimulai.

"Memang ada banyak unsur hipotetis, tapi untuk membuat pandangan yang lebih luas,
Anda membutuhkan beberapa elemen hipotetis," kata Sharov.

"Kontaminasi dengan spora bakteri datang dari luar angkasa memunculkan hipotesis
yang paling masuk akal untuk menjelaskan bagaimana kehidupan awal di Bumi terbentuk," jelas
keduanya.

Banyak ilmuwan yang percaya bahwa Bumi terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
Tata Surya. Umur Bumi diperkirakan sekitar 4,5 Milyar tahun, batu tertua yang pernah
ditemukan berusia 4,3 milyard tahun. Sistim Tata surya kita berasal dari spiral awan nebula
(awan gas dan debu batuan dan metalik) yang sangat besar. Matahari terbentuk dari bagian
tengah awan nebula. Pada saat awan ini berputar mengelilingi Matahari, awan ini secara perlahan
menjadi rata. Beberapa bagian dari awan ini berputar seperti pusaran arus.

Gas dan debu yang berada di sekitar pusaran ini ikut bergabung. Kumpulan dari gas dan
debu ini semakin tumbuh besar dengan menarik berbagai partikel-partikel yang berada di
dekatnya. Secara lambat laun kumpulan berbagai partikel yang berputar ini membentuk planet-
planet yang mengelilingi Matahari. Salah satu teori menyebutkan bahwa Bumi pada awalnya
berupa gas kemudian berubah menjadi cairan dan akhirnya menjadi lebih dingin sehingga kerak
Bumi (kulit luar) menjadi padat mengeras. Banyak ilmuwan yang mendukung teori bahwa awan
Nebula yang membentuk Tata Surya kita berasal dari ledakan sebuah bintang.

Bumi yang terbentuk berupa materi padat tanpa air dan dikelilingi awan gas. Radiasi
berbagai material dan meningkatnya tekanan di dalam Bumi secara bertahap menghasilkan panas
yang sanggup mencairkan bagian dalam Bumi. Berbagai material berat seperti besi menjadi
tenggelam, sedangkan material ringan seperti Silika (batuan yang terdiri dari silikon dan
oksigen) muncul ke permukaan Bumi dan membentuk lapisan keras kuli Bumi yang pertama.

Panasnya perut Bumi juga menyebabkan zat-zat kimia di dalam Bumi muncul ke
permukaan. Beberapa zat kimia membentuk air, dan ada juga yang menjadi gas-gas yang
membentuk atmosfere. Selama lebih dari jutaan tahun secara perlahan-lahan air terkumpul di
tempat-tempat yang rendah dan membentuk lautan. Daratan berkembang di Bumi, air hujan dan
sungai melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan dan membawanya ke lautan,
sehingga membuat lautan menjadi asin. Atmosfere awal Bumi mungkin terdiri dari hidrogen,
helium, metan, dan amonia sama seperti atmosfere Jupiter saat ini. Barangkali sebagian besar
terdiri dari karbon dioksida seperti atmosfer Venus saat ini.

Selama sekitar satu milyar tahun yang pertama Bumi tak mengandung kehidupan.
Kemudian beberapa unsur kimia bergabung di atmosfer dan memperoleh energinya dari sumber-
sumber seperti petir, menghasilkan asam amino dan asam nukleat, yakni bahan pembangun
molekul semua mahluk hidup. Bumi pada awalnya mengandung sedikit sekali oksigen. Oksigen
di Bumi terutama berasal dari tanaman-tanaman yang menggunakan karbon dioksida untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Dengan semakin banyaknya tanaman yang terbentuk
di Bumi maka jumlah oksigen menjadi semakin banyak. Untuk lebih jelasnya lihat

Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangea dan dikelilingi satu
samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni
Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk benua afrika,
antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi
Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul
di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang
seperti sekarang ini. Bumi terdiri dari beberapa lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere
dan terdiri dari 30 lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras dan mantel
bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan batu yang sangat panas di dalam
lapisan mantel yang disebut asthenosphere. Pada saat lapisan-lapisan ini bergerak mereka juga
membawa benua-benua dan lantai dasar samudera bergerak bersamanya.

Sharov bahkan sangat yakin dan berani bertaruh. "99 persen benar bahwa memang sudah
ada kehidupan sebelum Bumi. Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak dengan tiga cara; pertama
saling menjauh, kedua saling mendekat dan ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi bergerak
saling menjauh di suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling mendekat di tempat yang lain
bila dua buah Lapisan saling bertubrukan maka salah satu lapisan akan terangkat dan membentuk
pegunungan. Pegunungan Himalaya dengan puncak Gunung Everestnya mulai terbentuk 60 juta
tahun yang lalu, ketika lapisan Bumi yang mengangkut India bertabrakan dengan lapisan Bumi
yang mengangkut Eurasia.
Ketika bertabrakan salah satu lapisan mungkin tertekan ke bawah ke dalam mantel di
bawah lapisan yang lain, membentuk sebuah jurang yang sangat dalam di dasar samudera. Panas
di dalam perut Bumi mencairkan material-material dan mencari jalan keluar ke permukaan Bumi
membentuk Gunung Berapi. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di
Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus
juta tahun yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu
Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan bagian
Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.

Interpretasi yang terbaru didasar kan pada distribusi berbagai pecahan yang disebut
"terranes", yang memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk menentukan letak Jawa dan Bali
dengan tepat pada peta Pangea hampir mustahil. Pertama, karena penanggalan terhadap batuan
sangat sedikit. Kedua karena mungkin bentuk jawa tidak ada sebelum Kala Miosen, dan Bali
barangkali baru muncul di atas permukaan laut kira-kira tiga juta tahun yang lalu. Kira-kira 250
km ke arah selatan jawa dan Bali adalah Palung jawa yang sangat dalam. Di bagian selatan
palung ini merupakan bagian dan suatu dangkalan yang dikenal sebagai Dangkalan Indo-
Australia, yang terbentuk di bagian dalam samudera di sebelah selatan India dan Australia, dan
membentuk pecahan antara Antartika dan Australia.

Pergerakan dangkalan ini ke arah utara terus berlangsung sampai sekarang dengan laju 6
cm/tahun. Pergerakan ini mendesak Dangkalan Sunda dimana Asia Tenggara berada, dan selama
berjuta-juta tahun daya yang dihasilkan oleh gerakan ini melipat lapisan-lapisan sedimen tua
membentuk deretan pegunungan. Dangkalan Indo-Australia masuk ke bawah Dangkalan Sunda
di sepanjang Palung Jawa, dan selip mendadak yang kadang-kadang terjadi akibat gesekan antara
dua dangkalan ini menimbulkan gempa bumi, sedangkan panas yang dihasilkan dari gesekan dua
dangkalan ini membentuk kantung-kantung batuan yang mencair di bawah tekanan tinggi.
Kantung-kantung ini dapat bocor ke permukaan dan membentuk gunung berapi.

Walaupun batuan vulkanik cukup dominan, daerah sedimentasi juga cukup luas. Luas
utama bagian utara dan selatan sedimen moderen yang berasal dari erosi gunung-gunung baru
mengendap di atas sedimen tua yang terangkat ke atas karena gerakan yang dahsyat di bawah
batuan yang meleleh. Namun tidak semua batuan sedimen merupakan hasil erosi, karena terdapat
daerah batu kapur yang berasal dari suatu masa ketika organisme pembentuk terumbu karang
tumbuh subur yang kemudian terangkat ke atas. Misalnya daerah perbukitan kapur di Padalarang
Bandung.

Seluruh dataran aluvial di bagian utara Jawa sudah terbentuk dalam waktu 8.000 tahun
terakhir, yaitu ketika permukaan laut turun 5-6 m. Dataran ini terbentuk, sebagian karena kipas-
kipas aluvial dari limpahan gunung berapi dan sebagian karena dataran pasca-Pliosen yang
terangkat ke atas. Proses-proses ini terus berlangsung sampai sekarang. Salah satu temuan
mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan adalah apa yang disebut
prinsip antropis. Prinsip ini mengungkapkan bahwa setiap detail yang terdapat di alam semesta
telah dirancang dengan ketepatan yang sempurna untuk memungkinkan manusia hidup. Contoh
kecil dari prinsip antropis ini dapat kita temukan pada fakta-fakta yang berkaitan dengan
keberadaan bumi.

2.1.2 Kelahiran Bumi

Kelahiran Bumi kita. Banyak teori-teori yang mencoba menjawab mengenai persoalan
tersebut. Asal-usul bumi seperti asal-usul planet lain yang telah di kemukakan. Banyak teori
yang mengemukakan tentang lahirnya bumi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Teori Sedimen
Pengukuran usia bumi yang didasarkan pada tebal lapisan sedimen yang membentuk
batuan, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi. Berdasarkan perhitungan
ini, diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
b. Teori Kadar Garam
Pengukuran usia bumi berdasar pada perhitungan kadar garam di laut. Dengan
mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun yang dibandingkan dengan kadar garam
pada saat ini yaitu kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah
terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
c. Teori Termal
Pengukuran usia bumi berdasar pada perhitungan suhu bumi. Dengan mengetahui masa
dan suhu bumi saat ini, maka ahli fisika bangsa Inggris yang bernama Elfin
memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti saat ini dari
batuan yang sangat panas pada permulaan memerlukan waktu 20.000 juta tahun.
d. Teori Radioktivita
Pengukuran usia bumi yang dianggap paling benar adalah berdasar waktu peluruhan
unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini diperlukan pengetahuan tentang waktu
paroh unsur-unsur radioaktif. Waktu paroh adalah waktu yang dibutuhkan unsur
radioaktif untuk seluruh atau mengurai sehingga massanya tinggal separoh.
Dengan mengetahui perbandingan kadar unsur radioaktif dengan unsur hasil peluruhan
dalam suatu batuan dapat dihitung umur batuan tersebut. Berdasarkan perhitungan ini dapat
disimpulkan bahwa usia bumi berkisar antara 5 sampai 7 ribu juta tahun.

2.1.3 Struktur Bumi

1.Bentuk Planet Bumi


Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan
yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian
khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa
43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan
bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya
didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris,
Perancis. Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada
skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17%
dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan
toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung
Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan
laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi
sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi.
Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal
dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam
relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri
atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-
bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan
tersebut dikenal sebagai relief bumi.

2. Komposisi Kimia Bumi


Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%),
oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium
(1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka.
Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi
(88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari
oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah
oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan
biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur,
magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini
adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan
perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22%
batuan terdiri dari 11 oksida. Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.

3. Lapisan Lapisan Bumi


Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi diselimuti oleh gas yang disebut
atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air yang disebut hidrosfer. Bagian bumi yang
padat terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer dan bagian inti yang disebut centrosfer.

1) Litosfer

Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang
berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan
sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa
disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya
akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan
dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira
65% atau 2/3 bagian). Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
 Terdapat dua tipe litosfer:
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura.
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua.
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-
200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.

 Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu :


a. Inti Bumi (Barisfer atau Centrosfer)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife
(niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km. Inti bumi dari kedalaman 6370 km kea rah
luar, terdiri dari dua bagian yaitu inti dalam yang tebalnya 1320 km, dan inti luar 2160 km. Disebut
barisfer karena ini bumi mempunyai massa jenis yang besar (berat) yaitu 10,7 gram/cc, yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan kulit bumi (litosfer). Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari
30000C. Adanya bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang
luar biasa.
b. Selimut (Mantel)
Lapisan ini mempunyai 3 bagian berturut-turut :
 Mesosfer : Lapisan ini dikedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat terletak dibawah atenosfer
dengan ketebalan 2400-2750 km.
 Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agak kental tebalnya 100-400km. Diduga
lapisan ini tempat formasi magma.
 Lithosfer : Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 50-100 km, dengan masa jenis
rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
c. Kerak Bumi
Lapisan ini merupakan bagian paling atas dari permukaan bumi dengan ketebalan rata-rata 10-50 km.
Ketebalan di atas benua antara 20-50 km, sedangkan dibawah permukaan laut berkisar 10-12 km.

2) Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros
yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai,
laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Hampir tiga per empat
bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi
karena air mengalami siklus yang disebut daur idrologi atau water cycle. Bentangan air yang terdapat di
daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan ddipelajari dalam ilmu
oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari
dalam ilmu meteorology dan klimatologi.
3) Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan
yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi
agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan
angkasa luar.

 Lapisan Atmosfer Bumi

1) Troposfer

Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di


atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa,
ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.

Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata


54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C.
Lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80%
dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini. Ciri khas yang
terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu (temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan
ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun
sebesar ± 0,5°C.
Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas antara troposfer dan
stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap, walaupan ada
pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara -55°C sampai -60°C. Ketebalan lapisan tropopause
± 2 km.
Troposfer terdiri atas:
a) Lapisan planetair : 0-1 km
b) Lapisan konveksi : 1-8 km
c) Lapisan tropopause : 8-12 km.
2) Stratosfer

Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini
ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan
kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai
terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar
0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak pada
ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu,
lapisan isotermis, lapisan panas dan lapisan campuran teratas.

Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu − 70 oF
atau sekitar − 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi
di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan
ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan
ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18 oC
pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya.

3) Mesosfer

Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan
pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49
- 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan
meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan
pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi.
Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini. Lapisan mesosfer ini
ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan
suhu (temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang
negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C. Bahkan di puncak mesosfer yang
disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya
diperkirakan mencapai sekitar -100°C.

4) Termosfer

Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai
pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari
permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan
tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada
perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan
reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,
yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna
untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.

5) Eksosfer

Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara 800 - 1000
km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom
secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat
meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering
disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena
merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.

2.1.4 Pembentukan Benua dan Samudra

 Proses Terbentuknya Benua dan Samudra

Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu
bentuk benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang panjang maka
terbentuklah benua seperti pada saat ini. Bagaimanakah benua dan samudra terbentuk? Ada seorang
ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan
benua. Menurut Alfred Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang lalu), semua benua
yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang disebut Benua Pangea. Benua Pangea kemudian
terpecah menjadi dua benua, yaitu Benua Laurasia (di bagian utara) dan Benua Gondwana (di bagian
selatan). Proses pecahnya benua Pangea ini terjadi sekitar 135 juta tahun lalu. Selanjutnya Benua Laurasia
bagian barat bergerak ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk benua Benua
Amerika Utara. Sedangkan Benua Gondwana di selatan terpecah menjadi beberapa benua, yaitu sebagai
berikut :

1. Bagian barat bergeser terus ke arah barat menjadi Benua Amerika Selatan.

2. Bagian timur bergerak ke timur menjadi Benua Afrika.

3. Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak ke arah timur laut dan menjadi India.

4. Satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak ke arah timur laut, dan
pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan. Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara
bergabung menjadi satu dengan Amerika Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia.
Bagian paling selatan yang bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dari bagian
selatan yang bergerak ke timur laut menjadi Benua Australia.

Teori Wagener disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didasarkan pada fakta-fakta
sebagai berikut.

a. Lekukan atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika Utara, dan Amerika Selatan dengan pantai
barat Eropa dan Afrika hampir sama.
b. Daratan Tanah Hijau (Greenland) menjauh dari Eropa sejauh +- 36 centimeter setiap tahun.
c. Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika menunjukkan persamaan sifat.
d. Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.
2. 2 ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUIMI

Kita tentu telah memahami bahwa bumi kita ini dahulu kala terbentuk dalam keadaan
sangat panas dan pijar. Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih
dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair
membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk
padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup
yang beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut
biosfer. Maka pertanyaan yang timbul adalah dari mana dan kapankah makhluk-makhluk hidup
itu datang atau timbul di bumi kita ini? bagaimana pula ia dapat menjadi begitu banyak dan
beraneka ragam? Bahkan pertanyaan sampai kepada asal-usul manusia,benarkah manusia berasal
dari monyet? Marilah kita kaji bagaimana pandangan ilmu pengetahuan alam atas masalah
tersebut di atas.

a. Kapan mulai ada kehidupan di bumi?

Seperti telah di uraikan , umur dari suatu batuan ditentukan dengan cara analisis
perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil luruhannya. Dengan metode tersebut dapat
diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari
penelitian berbagai batuan ternyata terdapat batuan yang berumur 3,5 ribu juta tahun yang
menunjukan tanda-tanda sisa kehidupan atau fosil. Ini berarti pada saat itu telah ada kehidupan di
bumi.

b. Dari mana asal mula kehidupan di bumi?

Ada berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan tersebut.

 Generatio Spontanea Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu
terbentuksecara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.Contoh : Ulat timbul
dengan sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan sendirinya dari dalam
lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus. Faham ini disebut juga
abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari
lumpur timbul cacing. faham ini antara lain dipelopori oleh Aristoteles.
 Cosmoza Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar
bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk
spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembang biak. Pendapat atau hipotesis ini
terlalu lemah karena tidak didukung oleh fakta-fakta dan juga tidak menjawab asal
mula kehidupan itu sendiri.
 Omne Vivum Ex Ovo Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia dapat
membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan
telurnya dengan sengaja di situ. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia
memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu adalah
telur atau omne vivum ex ovo.
 Omne Ovo Ex Vivo Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799) juga ahli bangsa Italia
dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau
mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu
ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil
kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka
muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
 Omne Vivum Ex Vivo Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan
percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme. akhirnya ia
berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan yang
baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini disebut juga teori Biogenesis dengan
konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang hidup juga. Dengan teori
biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan orang. Akan tetapi dengan
demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi masalah yang belum
terungkap, namun hampir semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu
timbul di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar.
 Teori Urey Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat
mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana
(CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-
unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Diduga karena adanya
energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos unsur-unsur itu
mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula
terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu
berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.

Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga
pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra
atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam.
Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut biosfer. Banyak terdapat
teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal mula
kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya
sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap awal mula
kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos
belaka. Berikut ini dikemukakan beberapa teori-teori awal mula makhluk hidup di dunia, sebagai
bahan kajian kita untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di dunia.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari 243rd National Meeting
& Exposition of the American Chemical Society (ACS) pada tanggal 27 Maret kemarin
mengemukakan suatu fakta yang mengejutkan. Mereka mengungkapkan bahwa, jutaan tahun
lalu, bumi telah dibombardir oleh ribuan meteor dan juga komet. Menurut penelitian mereka,
seperti yang dikutip oleh Sciencedaily.com, komet yang jatuh ke bumi membawa air sebagai
awal muasal munculnya kehidupan di bumi.
Bukti lain yang memperkuat bahwa jutaan tahun lalu bumi telah dibombardir oleh komet
adalah banyaknya ceruk-ceruk di permukaan bulan. Seperti yand diketahui bulan memiliki jarak
yang tidak begitu jauh dari bumi, dan tentu saja, apabila bumi terkena hantaman beribu-ribu
komet, maka tidak menutup kemungkinan bulan juga terkena imbasnya. Sebelum komet
menghajar bumi, planet ini merupakan planet yang memiliki suhu yang amat sangat panas dan
sangat mustahil bagi makhluk hidup untuk mendiami tempat panas seperti bumi.
Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad kedua puluh adalah pakar
biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu
paling pertama, yang menurut teori evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk
hidup, dapat terbentuk.
Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana
sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja,
atau secara kebetulan. Namun, usahanya berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus
mengakui. Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan yang ternyata menjadi bagian
paling gelap dari keseluruhan teori evolusi. (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936)
NewYork: Dover Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)
Para evolusionis setelah Oparin melakukan percobaan untuk menemukan penjelasan
evolusionis tentang asal-usul kehidupan. Yang terkenal di antaranya dilakukan oleh ahli kimia
Amerika, Stanley Miller, pada tahun 1953. Miller berhasil mendapatkan sedikit senyawa organik
sederhana dengan mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat pada atmosfer bumi purba.

Teori Asal-usul Kehidupan di Bumi

 Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa
kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit
yang jatuh.
 Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian
dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa
tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein
pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
 Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari
bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks
dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
 Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon,
hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang
difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
 Teori Transendental
Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super
Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
BAB.III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bumi adalah planet yang menempati urutan ketiga dalam Tata Surya, setelah planet Mercurius
dan Venus, dan planet Bumi merupakan satu-satunya planet pada Tata Surya ini yang dihuni mahluk
hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
2. Banyak teori-teori yang mencoba menjawab mengenai persoalan tersebut. Asal-usul bumi seperti
asal-usul planet lain yang telah di kemukakan. Banyak teori yang mengemukakan tentang lahirnya bumi,
diantaranya adalah sebagai berikut: Teori Sedimen, Teori Kadar Garam, Teori Termal, Teori
Radioktivitas. Dengan mengetahui perbandingan kadar unsur radioaktif dengan unsur hasil peluruhan
dalam suatu batuan dapat dihitung umur batuan tersebut. Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan
bahwa usia bumi berkisar antara 5 sampai 7 ribu juta tahun.
3. Struktur Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang
tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Yang
tersusun dengan lapisan-lapisan di antaranya: Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer.
4. Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang, Setelah melalui proses yang
panjang maka terbentuklah benua seperti pada saat ini. Ada seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama
Alfred Wagener yang mengemukakan teori tentang pembentukan benua. Menurut Alfred Wagener,
sebelum zaman Carbon (+ - 300 juta tahun yang lalu), semua benua yang ada sekarang ini tergabung
menjadi satu yang disebut Benua Pangea.

Teori Asal-usul Kehidupan di Bumi

 Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa
kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit
yang jatuh.
 Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian
dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa
tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein
pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
 Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari
bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks
dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
 Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon,
hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang
difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
 Teori Transendental
Teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super
Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
DAFTAR PUSTAKA

 Asim Gunarwan,dkk, Ilmu Pengetahuan Populer, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2000

 Dyayadi, Alam Semesta Bertawaf, Yogyakarta: Lingkaran, 2008

 al-Jawisy,Muhammad, Maha Besar Allah atas Semua Ciptaan-Nya, Jogjakarta: Garailmu, 2009

 Kerrod, Robin, Bengkel Ilmu Astronomi, Jakarta: Erlangga, 1999

 Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta: Gaung Persada(GP Press), 2009

 Purnama, Heri, Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008

 Tjaksyono, Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009

 http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya (14-04-2010

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2158609-asal-mula-kehidupan-di-bumi/
http://faktagila.blogspot.com/2012/06/inilah-awal-mula-kehidupan-di-muka bumi.html
http://duniabaca.com/teori-teori-awal-mula-kehidupan-di-dunia.html
http://thoharianwar.wordpress.com/tag/teori-asal-mula-kehidupan-di-bumi/
http://elasgary.wordpress.com/2012/01/25/asal-mula-kehidupan/
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bumi

2. 2 Asal Mula Kehidupan di Bumi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai