Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TEORI PEMBENTUKAN BUMI

DISUSUN OLEH

SMA NEGERI 2 MALUKU TENGAH


TAHUN PELAJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Mahaesa, yang atas rahmat
dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“ Teori Pembentukan Bumi”.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada guru mata pelajaran
Geografi yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti pelajaran maupun dalam menyelesaikan
makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan karya tulis ini.

Tamilouw, November 2019


DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Batasan Masalah

C. Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bumi

B. Teori Pembentukan Bumi

C. Perkembangan Kehidupan dibumi

D. Dampak Rotasi dan Revolusi Bumi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi,
bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak
diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi)
sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang
malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak
terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari
Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar.
Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah
dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus
mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah
mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-
planet yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk
susunan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
dan Neptunus.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan sejarah terbentuknya bumi
2. Teori-teori penyebab terbentuknya bumi
3. Menjelaskan perkembangan terbentuknya bumi
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami hal-hal yang tertuang dalam
rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-
kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu
massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta
tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur;
dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian
Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah,
hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak
diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi)
sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang
malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak
terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

B. Teori terbentuknya muka bumi

Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli
antara lain:

1. Teori Kontraksi oleh Descrates

Teori ini menyatakan bumi semakin lama semakin susut dan


mengkerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di
bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.

2. Teori Dua Benua oleh Edward Zuees


Teori ini menyatakan bahwa awalnya bumi terdiri atas dua benua
yang sangat besar, yaitu Laurasia dan Gondwana yang bergerak kea rah
equator, sehingga terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.
Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Gondwana
pecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.

3. Teori Pengapungan Benua oleh Alfred Wegener

Teori ini menyatakan bahwa di bumi hanya ada satu benua super
besar yaitu Pangea.Kemudian benua ini terpecah-pecah dan terus bergerak
ke arah equator. Teori ini dapat dibuktikan adanya persamaan yang
mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan
Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika, serta adanya
kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.

4. Teori Konveksi

Teori ini menyatakan bahwa di alam bumi ini masih dalam keadaan
panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang
berada di atasnya.

5. Teori Lempeng Tektonik

Kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng yang berada
di atas lapisan astenosfer. Lempeng ini terdiri dari atas lempeng benua dan
lempeng samudera. Lempeng-lempeng ini bergerak dan mendesak satu
sama lain. Bertemunya antara dua benua lempeng disebut tumbukan
(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempeng-
lempeng disebut subduction zone.

6. Teori Kabut(Nebula)

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses


terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De
Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu:

 Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang


begitu pekat dan besar.
 Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan
terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada
saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang
lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak
mengelilingi matahari.
 Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan
gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang
tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

7. Teori Planetisimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli


astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang
ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada
suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan
matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi
tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua
bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada
bagian tepi.

Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar


meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi
yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang
disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan
padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi
matahari.

8. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam
jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk
semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.

Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan


membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa
matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.Dalam lidah yang panas
ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

9. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton.


Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah
satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena
bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat,
maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang
tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.

10. Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal


dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut
raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan
kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang
4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar
ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan
itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

 Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses


secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga
tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
 Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum
mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan
terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar
akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan
bergerak ke permukaan.
 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar,
mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium
di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi
hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis
konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala,
maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima


oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai
ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan
sempurna tanpa cacat .

11. Teori Buffon

Ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.


Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa
matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.

12. Teori Kuiper atau teori kondensasi

Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula


besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet.Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat
panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut
menguap dan menggumpal menjadi planet – planet.Dalam teorinya beliau
juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa.
Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada
porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan
bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai
menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah,
akhirnya terbentuklah matahari.

13. Teori Weizsaecker

Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi


Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri
atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini
akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan
selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.

14. Teori Whipple

Seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan


pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi
membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan
terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat
saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.

C. Perkembangan Kehidupan dibumi

kehidupan dimuka bumi ini tidak lepas dari sejarah bumi itu sendiri. Para
ahli telah membagi urutan sejarah bumi dan kehidupan dalam skala waktu geologi,
yang dibedakan dlam pembagian skala besar hingga kecil, mulai dari kurun, masa,
zaman dan kala. Berdasarkan ada dan belum adanya kehidupan yang nyata,
dibedakan menjadi dua kurun yaitu :
1. Kriptozoikum (kurun belum dijumpai kehidupan nyata), dibedakan menjadi
dua masa yaitu :
a. Arkean/Arkeozoikum (masa kehidupan purba)
b. Proterozoikum (masa kehidupan terdahulu), kedua masa ini lebih dikenal
sebagai Prakambrium.
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata), dibedakan menjadi tiga masa
yaitu :
a. Paleozoikum (masa kehidupan tua)
b. Mesozoikum (masa kehidupan tengah)
c. Kenozoikum (masa kehidupan baru)
Selanjutnya tiap-tiap masa dapat dibagi lagi menjadi beberpa zaman dan
tiap-tiap zaman dapat dibagi lagi menjadi beberapa kala. Secara umum, kehidupan
diawali oleh orgnisme yang sederhana kemudian berkembang menjadi organisme
yang lebih kompleks. Perkembangan kehidupan dri zman kw zaman dirangkum
dalam sekala waktu waktu geologi dan ciri kehidupan dari zaman ke zaman.
Tahapan waktu sejarah kehidupan pada kurun kriptozoikum dijelaskan dari masa ke
masa, pada masa paleozoikum dan mesozoikum dijelaskan dari zaman ke zaman,
sedangkan pada masa kenozoikum yang terdiri dari zaman tersier dan kuarter
dijelaskan dari kala ke kala.
1. Masa Prakambrium
Masa Arkeozoikum (masa kehidupan purba) : 4,6 milyar-2,5 milyar tahun
lalu, dibedakan menjadi dua tahap yaitu:
a. Masa priscoan atau Hadean (4,6-4 milyar tahun lalu), merupakan masa
persiapan bumi untuk dihuni oleh kehidupan dengan pembentukan lapisan
lithosfer, hidrosfer dan atmosfer.
b. Masa arkeozoikum atau arkean (4-2,5 milyar tahu lalu), merupakan masa
pemunculan kehidupan palig primitif (purba) yang bermula di dalam
samudra berupa mikroorganisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil
tertua yang ditemukan adalah stromatolites dan Cyanobacteria.
Masa Proterozoikum (Masa Kehidupan Awal) : 2,5 milyar-540 juta
tahun lalu, disebut juga masa Algonkin adalah masa perkembangan kehidupan
dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (eukariotik dan
prokariotik), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang
akhir masa ini, organisme yang lebih kompleks sejenis invertebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal da
bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Fosil-fosil yang terkenal
adalah stromtolit alga Jacutophyton, cacing beruas Spriggina, cacing beludru
Hallucigenia, cacing gilig Dickinsonia dan ubur-ubur Mawsonites. Pada akhir
masa Pra-Kambrium, benua-benua yang yang semula berpencar mulai menyatu
menjadi satu daratan yang dinamakan Rodinia dengan samudranya Panthalassa.
Adanya kehidupan purba di muka bumi ini, dapat diketahui dari
penemuan bukti-bukti kehidupan masa lalu yang dikenal sebagai fosil. Fosil
merupakan sisa, bekas atau jejak kehidupan masa lampau baik tumbuhan,
hewan, maupun manusia yang telah terawetkan secara alami dan pada
umumnya telah berubah menjadi batu. Fosil tertua yang ditemukan di dalam
batuan berumur sekitar 600 juta tahun lalu, namun sekarang diketahui bahw
kehidupan telah muncul sekitar 3,5 milyar tahun lalu, dimana umur bumi masih
cukup muda. Kehidupan sangat sederhana yang muncul pertama kali di
permukaan bumi adalah mikroorganisme bersel satu sejenis bakteri ayau
ganggang. Bukti adanya kehidupan sangat primitif ini adalah ditemukannya
fosil jejak stromatolit yang terbentuk leh aktivitas bakteri atau ganggang biru-
hijau (Cyanobacteria). Stromatolit hingga saat ini masih dapat dijumpai di
pantai-pantai laguna dan sekitar pulau akarang (atol).
2. Masa Paleozoikum (masa kehidupan tua)
540 juta – 245 juta tahun yang lalu. Masa ini merupakan masa
perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata,
khususnya ikan dan reptilia. Ganggang laut dan tumbuhan berspora juga
berkembang pesat pada masa ini.
a. Zaman Kambrium (540 jta-510 juta tahun lalu)
Pada zaman ini mulai banyak muncul kelompok hewan invertebrata
yang mempunyai kerangka luar dan bercangkang sebagai pelindung,
sehingga kehadirannya sebagai fosil diakui sejak lama sebagai bukti
adanya kehidupan yang nyata. Fosil yang umum dijumpai dengan
penyebaran yang luas adalah Alga, Cacing, Spons, Koral, Molusca,
Echinodermata, Brakiopoda dan Antropoda. Fosil penunjuk untuk zaman
ini adalah Trilobita (kelompok antropoda yang kini telah punah). Pada
kambrium akhir, sebuah daratan luas yang disebut Gondwana
(sebelumnya Pannotia) mulai terbentuk sebagai cikal bakal antartika,
Afrika, India, Australia, serta sebagian Asia dan Amerika Selatan.
Sedangkan Eropa, Amerika Utara, Greenland masih berupa benua-benua
kecil yang terpisah.
b. Zaman Ordovisium (510 juta-439 juta tahun lalu)
Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata dan
pemunculan invertebrata lain seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinod
(landak laut), asteroid (bintang laut), Krinoid (lilia laut) dan Bryozoa.
Koral dan alga yang berkembang membentuk karang laut, Graptolit dan
Trilobit melimpah sedangkan Ekinodermata dan Brakoipoda mulai
menyebar. Pada zaman ini juga mulai muncul vertebrata dari jenis tanpa
rahang. Meluapnya samudra dan zaman es merupakan bagian peristiwa
pada zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup
celah samudra yang berada diantaranya.
c. Zaman Silur (439 juta – 408 juta thun yang lalu)
Pada zaman ini mulai terjadi peralihan kehidupan dari air ke darat.
Tumbuhan darat mulai muncul untuk pertama kalinya termasuk
pterodofita (tumbuhan paku), sedangkan di dalam laut hidup
kalajengking raksasa (Eurypterid) dan ikan berahang, serta ikan yang
berprisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman ii deretan pegunungan
mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlndinavia dan Pantai
Amerika Utara.
d. Zaman Devon (408 juta-362 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran
jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan hiu semakin aktif
sebagai pemangsa di lautan. Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan
amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat
semakin umum dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya.
Sementar samudra mulai menyempit, benua raksasa Gondwana
melingkupi Eropa, amerika Utara dan Tanah Hijau.
e. Zaman Karbon (362 juta-290 juta tahun lalu)
Zaman ini merupakan zaman perkembangan amfibi dan tumbuhan
hutan. Reptilia dan serangga raksasa muncul pertama kali. pohon pertama
yang muncul adalah jmur klab, tumbuhan fern dan paku ekor kuda yang
tumbuh di rawa-rawa. Saat itu benua-benua mulai menyatu membentuk
suatu masa daratan yang sangat luas disebut pangea. Bumi mulai
mengalami perubahan lingkungan serta berbagai bentuk kehidupan. iklim
tropis menghasilkan secara besar-besaran rawa-rawa yang terisi
pepohonan dan sekarang tersimapan sebagai batubara.
f. Zaman Perm (290 juta-245 juta tahun lalu)
Pada zaman ini perkembangan reptilia yang mirip mamalia mulai
meningkat dan munculnya serangga modern, begitu juga tumbuhan
konifer dan Ginko primitif. Zaman ini diakhiri dengan kepunahan masal
dalam skala besar, dimana Trilobita , koral dan ikan menjadi punah.
Lapisan es menutupi amerika Selatan, antartika, Australia dan Afrika
membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yangh kering
dengn kondisi gurun pasir mulai terbentuk dibagian bumi utara.
D. Dampak Rotasi & Revolusi Bumi Bagi Kehidupan
1. Dampak Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah salah satu peristiwa harian yang dilakukan oleh
bumi. Tidak hanya bumi, namun juga planet- planet di tata surya yang
lainnya. Setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh benda- benda
langit pastilah menimbulkan dampak atau akibat yang dapat dirasakan.
Demikian dengan rotasi bumi. Adanya rotasi bumi, dapat menimbulkan
berbagai macam dampak atau akibat yang nantinya bisa kita rasakan.
Bahkan beberapa dampak dari rotasi bumi ini akan menjadi peristiwa harian
di bumi.
Jika revolusi bumi memberikan dampak berupa penanggalan masehi
dan dalam bentuk tahunan, maka rotasi bumi mengakibatkan terjadinya
waktu harian. Maksudnya, rotasi bumi ini menyebabkan terjadinya siang dan
malam sehingga akan terbentuk satu waktu harian. Rotasi bumi memakan
waktu kurang lebih 23 jam 46 menit 4,901 detik, dan masa itu dibulatkan
menjadi 24 jam. Maka dari itulah waktu satu hari satu malam terdiri dari 24
jam. Selain terjadinya siang dan malam, rotasi bumi juga menimbulkan
banyak sekali akibat. Akibat- akibat yang ditimbulkan dari rotasi bumi
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya siang dan malam
Salah satu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari
adalah adanya siang dan malam hari. bahkan terjadinya siang dan malam
hari ini pasti banyak orang yang tidak menyadari bahwa ini adalah suatu
fenomena .
Siang merupakan satu kondisi dimana sinar matahari dapat kita
tangkap secara bebas. Di siang hari pula kita dapat melihat berbagai benda-
benda yang ada di bumi dengan tanpa bantuan benda apapun sebagai
penyinaran, karena matahari sudah mencukupi dalam penerangannya. Di
siang hari pula kita merasakan suhu udara yang hangat, dan bahkan panas.
Hal ini tanpa kita sadari merupakan fenomena alam yang terjadi akibat
aktivitas tertentu. sementara malam hari adalah kebalikan dari siang hari.
pada malam hari kita tidak dapat melihat benda- benda yang ada di bumi
tanpa bantuan alat penerangan. Ya, tentu saja kondisi bumi saat itu sedang
gelap dan tanpa penerangan cahaya matahari.
Nah, pergantian siang dan malam ini tentu bukanlah karena tidak
adanya suatu hal. Munculnya siang dan malam adalah akibat dari rotasi
bumi, yakni gerakan bumi berputar pada porosnya. Ketika bumi berputar,
bagian bumi atau belahan bumi yang menghadap ke arah matahari ini
mengalami kondisi siang hari. sementara belahan bumi satunya, yakni sisi
sebaliknya tidak mendapatkan sinar matahari dan sedang dalam kondisi
malam hari. porsi antara siang dan malam pada masing- masing wilayah
bumi ini sama, yakni masing- masing 12 jam. Dengan demikian, kita bisa
mendapatkan sinar matahari yang seimbang dan melakukan istirahan dengan
waktu yang cukup juga. Adanya siang dan malam hari ini juga
mendatangkan manfaat bagi manusia.

b. Terjadinya perubahan waktu

Dampak selanjutnya dari adanya rotasi bumi adalah terjadinya


perubahan waktu. Pernahkah kita menelfon atau berkomunikasi dengan
seseorang yang berada di wilayah sangat jauh, Amerika misalnya. Ketika
kita menelfon pada siang hari, mungkin di Amerika masih malam hari. hal
ini membuktikan adanya perbedaan waktu yang sangat signifikan antara
Indonesia dengan Amerika. Tidak hanya itu, bahkan di Indonesia saja kita
mengenal pembagian tiga daerah waktu, yakni Waktu Indonesia Timur,
Waktu Indonesia Tengah, dan Waktu Indonesia Barat. Hal ini meliputi
beberapa daerah di Indonesia. Meski masih dalam suatu negara, namun
letak- letak wilayah Indonesia tersebut saling berjauhan, sehingga sangat
memungkinkan terjadinya perbedaan waktu. Perbedaan waktu di berbagai
daerah di dunia ini diakibatkan adanya rotasi bumi, yakni gerakan bumi yang
berputar pada porosnya. Sebenarnya pembagian waktu di dunia ini adalah
berdasar pada garis bujur nol derajat. Di daerah yang dilewati oleh garis
bujur nol derajat ini dibangun sebuah tuku peringatan waktu, yakni terletak
di kota Greenwich

c. Bentuk bumi menjadi bulat dengan pepat di kedua kutubnya


Pergerakan bumi yang berputar pada porosnya tenyata tidak hanya
memberikan pengaruh bagi mkhluk hidup dan juga kondisi kehidupan di
bumi. Rotasi bumi yang selalu berlangsung ini teryata juga mempengaruhi
bentuk dari planet bumi itu sendiri. salah satunya adalah menyebabkan
bentuk planet bumi tidak bulat sempurna. Namun bentuk planet bumi yang
ada adalah bulat dengan pepat di kedua kutubnya. Hal ini tidak lain dan tidak
bukan karena gaya- gaya yang dihasilkan dari rotasi bumi ini. bahkan tidak
hanya bumi saja, namun planet lain pun juga demikian. Bagaimanapun
kecepatan berotasi mereka sangat mempengaruhi bentuk planet. Misalnya
adalah planet Saturnut. Karena kala rotasi (waktu rotasi) nya yang sangat
cepat, yakni sekitar 10 jam lebih sedikit, maka bentuk planet Saturnus
sampai seperti datar di permukaannya. Hal ini tidak bisa kita amati apabila
kita tidak melihatnya secara utuh sebagai sebuah planet.
d. Terjadinya pembelokan arah angina

Rotasi bumi yang merupakan pergerakan bumi pada porosnya, juga


menimbulkan dampak salah satunya adalah menyebabkan pembelokan arah
angin. Angin merupakan hal yang tidak bisa dihindari di Bumi. Hal ini
karena angina. adalah udara yang bergerak. Setiap daerah dengan daerah
lainnya mempunyai tekanan dan massa udara yang berbeda, maka dari itulah
keberadaan angin sangat sulit untuk dihindari. Angin yang mergerak lurus
tanpa mengalami pembelokan akan membawa sifat yang kurang baik.
Dengan adanya rotasi bumi, maka arah angin bisa dibelokkan sehingga tidak
hanya satu daerah saja yang dapat terkena angin, namun juga daerah lainnya
juga dapat merasakan adanya angin. Terutama bila angin yang terjadi adalah
angin yang bersifat merugikan. Angin yang dibelokkan akan mempunyai
tingkat kecepatan yang berkurang, sehingga dapat mengurangi resiko
kerusakan yang ada.

e. Terjadinya gerak semu harian matahari

Masih ingatkah kita dengan materi tentang revolusi bumi? Di dalam


artikel tersebut, kita membicarakan mengenai dampak atau akibat yang
dapat ditimbulkan oleh revolusi bumi. Dari beberapa akibat yang bisa
ditimbulkan, salah satunya kita dapat menjumpai terjadinya gerak semu
tahunan matahari. Dalam gerak semu tahunan matahari, kita mendapati
posisi matahari yanf berbeda- beda pada tanggal dan bulan tertentu. dengan
demikian hal tersebut berpengaruh pada kelangsungan musim di dunia,
sehingga terjadilah pergantian musim. Sebenarnya hal tersebut bukanlah
matahari yang berpidah tempat, namun justru bumilah yang berpindah
tempat karena mengelilingi matahari.

Ternyata tidak hanya gerak revolusi saja yang mendatangkan dampak


gerak semu matahari. Namun rotasi bumi ternyata juga dapat mendatangkan
dampak gerakan semu matahari. Namun gerak semu matahari akibat adanya
rotasi bumi ini disebut dengan gerak semu harian matahari. Hal ini karena
gerak semu matahari akibat rotasi bumi ini berlangsung setiap hari. yang
dimaksud dengan gerak semu harian matahari ini posisi matahari yang selalu
berubah- ubah. Misalnya ketika pagi hari matahari berada di sebelah timur,
ketika siang hari matahari berada di tengah- tengah atau atas kepala, dan
ketika sore hari matahari berada di sebelah barat. Posisi matahari . yang
berbeda- beda tersebut juga mengakibatkan bayangan benda berbeda- beda.
Gerakan ini dinamakan gerakan semu karena sebenarnya bukanlah matahari
yang berpindah- pindah tempat, namun karena rotasi bumi.

f. Kalender Masehi

Masih ingatkah kita pada pembahasan yang membahas mengenai


dampak dari adanya revolusi bumi? Salah satunya disebutkan mengenai
penanggalam tahun Masehi. Ternyata mengenai penanggalan Masehi bukan
saja karena revolusi bumi saja, namun juga karena adanya rotasi Bumi.
Mengapa bisa demikian? Ya, karena penanggalan yang sangat rinci juga
menyertakan waktu yang sangat spesifik, seperti satuan jam, menit dan detik.
Jadi, hal ini juga berhubungan dengan rotasi bumi.

g. Pembagian waktu dunia

Pembagian waktu ini tentunya juga menyangkut daerah- daerah yang


tidak terletak pada garis bujur atau garis meridian. Daerah- daerah yang tidak
dilewati oleh garis bujur atau garis meridian. tentu saja akan memiliki waktu
yang berbeda. Hal ini sebagai akibat dari adanya rotasi bumi. Contohny
adalah daerah yang berada di belahan bumi kanan akan mengalami pasi lebih
dahulu daripada daerah yang berada di belahan bumi kiri.
h. Terjadinya perbedaan ketebalan atmosfer

Rotasi bumi juga berdampak pada ketebalan lapisan atmosfer.


Sehingga atmosfer yang ada di bumi mempunyai ketebalan berbeda beda di
setiap daerahnya.

i. Terjadinya perubahan arah angina

Seperti yang sudah diterangkan di atas mengenai terjadinya pembelokan


angin. Rotasi bumi membuat arah angin mengalami perubahan.

j. Adanya perbedaan percepatan gravitasi

Rotasi bumi ternyata juga menyebabkan terjadinya perbedaan


percepatan gravitasi. Percepatan gaya gravitasi ini akan berpengaruh pada
berbagai hal, misalnya pasang surut air laut.

k. Terjadinya gaya Coriolis

Rotasi bumi juga dapat menimbulkan berbagai gaya, seperti gaya Coriolis.

l. Berfungsinya satelit buatan

Rotasi bumi juga dapat membuat satelit buatan menjadi berfungsi


dengan semestinya. Satelit- satelit buatan manusia dibuat dengan tujuan
untuk bidang komunikasi dan informasi. Sehingga ketika bumi berputar
maka daerah yang dijangkau satelit bisa berganti- ganti, dan satelit bisa
menyampaikan informasi kepada berbagai daerah.

m. Terdapatnya jetlag apabila kita naik pesawat

Terdapatnya jet lag yang kita lihat ketika naik pesawat adalah akibat dari
adanya rotasi bumi.

Nah itulah beberapa macam dampak yang dapat dimunculkan dari


adanya rotasi bumi, banyak sekali bukan? dampak- dampak tersebut
merupakan hal- hal yang dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari- hari.
melihat banyak dampak yang dapat ditimbulkan, maka kita mengetahui
bahwa rotasi bumi megandung banyak manfaat. Beberapa manfaat dari
rotasi bumi akan dibahas selanjutnya.

2. Dampak Revolusi Bumi

Revolusi Bumi merupakan peristiwa tata surya yang sangat berpengaruh


bagi kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi. Ada banyak sekali
akibat yang ditimbulkan dari peristiwa revolusi bumi yang tentu saja sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. beberapa akibat revolusi bumi antara lain
adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya gerak semu matahari

Revolusi bumi yang merupakan gerakan bumi mengelilingi


matahari, menyebabkan timbulnya gerak semu matahari. Gerak semu
matahari merupakan posisi matahari yang berubah- ubah karena
posisinya yang berganti. Gerak semu matahari juga disebut sebagai
gerak semu tahunan matahari. Sebenarnya, gerak semu tahunan matahari
merupakan pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara yang
umumnya terjadi pada tanggal 22 Desember hinga 21 Juni. Serta dari
belahan bumi utara menuju ke belahan bumi selatan, yang terjadi pada
tanggal 21 Juni hingga 21 Desember. Peristiwa ini dinamakan sebagai
gerak semu matahari, karena sebenarnya yang bergerak bukanlan
matahari, melainkan Bumi yang melakukan revolusi dengan sumbu
rotasi yang miring.

b. Terjadinya perbedaan waktu siang dan malam

Akibat dari adanya revolusi bumi adalah terjadinya perbedaan


waktu antara siang dan malam. Sebenarnya terjadinya siang dan malam
ini adalah akibat rotasi Bumi (yakni perputaran Bumi pada porosnya),
namun revolusi bumi juga berpengaruh terhadap perbedaan waktu atau
lamanya siang dan juga malam. Perbedaan lama waktu siang dan malam
ini terjadi sebagai akibat dari kombinasi antara revolusi bumi dan
kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika. Keadaan yang
demikian ini sangat jelas terlihat ketika kita berada di sekitar kutub
bumi, yakni kutub utara maupun kutub selatan. Perbedaan waktu atau
lamanya siang dan malam ini dibagi menjadi tiga bagian waktu atau
periode, yakni 21 Maret – 23 Desember, 23 Seotember – 21 Maret, dan
21 Maret – 23 September.

c. Terjadinya perubahan musim di Bumi

Dampak atau kibat dari revolusi bumi yang selanjutnya adalah


terjadinya perubahan musim di bumi. Jadi, adanya musim yang berbeda-
beda di bumi ini tidak lain adalah akibat adanya revolusi Bumi. Kita tahu
bahwa di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan mempunyai
empat musim, yakni musim panas, musim gugur, musim dingin dan
musim semi. Keempat musim tersebut datang silih berganti secara
beraturan.

 Pada tanggal 21 Maret, belahan bumi utara dan selatan


mendapatkan penyinaran matahari dalam jumlah yang sebanding.
Artinya, porsi sinar matahari di kedua belahan bumi adalah sama.
Selanjutnya matahari seolah- oleh bergerak ke arah utara, sehingga
belahan bumi utara mendapatkan penyinaran yang lebih banyak.
Sebaliknnya, belahan bumi selatan mendapatkan penyinaran yang
lebih sedikit. pada saat inilah, di belahan bumi selatan terjadi musim
gugur, dan peristiwa ini terjadi hingga tanggal 21 Juni.
 Ketika tanggal 21 Juni, matahari tepat berada di utara dan kemudian
berangsur- angsur bergerak ke arah selatan. Akibatnya belahan
bumi utara mendapatkan penyinaran matahari yang berkurang dan
mengakibatkan musim panas. Sementara belahan bumi selatan
mulai mendapatkan penyinaran yang lebih sehingga terjadilah
musim dingin. Peristiwa ini berlangsung hingga tanggal 23
September.
 Pada tanggal 23 September ini matahari sudah mencapai
khatulistiwa lagi, akibatnya belahan bumi utara hanya memperoleh
sedikit penyinaran. Hal ini mengakibatkan belahan bumi utara
mengalami musim gugur. Dan belahan bumi selatan mengalami
musim semi, karena sinar matahari yang diterima semakin banyak.
 Ketika tanggal 22 Desember, matahari berada pada kedudukan
paling selatan dan sekarang mulai bergerak ke arah utara. Daerah di
bagian bumi utara mulai mendapatkan sinar matahari yang
bertambah, dan sebaliknya di belahan bumi selatan mulai berkurang
sinar mataharar matahari yang bertambah, dan sebaliknya di
belahan bumi selatan mulai mendapatkan sinya. Akibatnya di
belahan bumi selatan mengalami musim panas dan belahan bumi
utara mengalami musim dingin

Nah, inilah siklus pergantian musim di permukaan Bumi. Namun


khusus di wilayah khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, maka
tidak menjumpai empat musim yang demikian melainkan hanya
dua musim saja, yakni musim penghujan dan kemarau seperti di
Indonesia

d. Adanya rasi bitang yang tampak berbeda di setiap bulannya


Dampak atau akibat adanya revolusi bumi yang selanjutya adalah
terlihatnya rasi bitang yang berbeda- beda setiap bulannya. Rasi bintang
inilah yang akrab kita sebut sebagai zodiak. Rasi bintang kerap kali
dikaitkan dengan nasib seseorang. ilmu yang mempelajari hal demikian
itu disebut dengan astrologi. Ada sebagain manusia yang percaya dengan
astrologi, namun sebagian orang tidak mempercayai astrologi karena
bertentangan dengan ilmu agama. Perbedaan bentuk atau kenampakan
rasi bintang ini sebenarnya karena posisi kita adalah sebagai pengamat
di Bumi. Sehingga ketika bumi mengalami pergerakan atau pergeseran
posisi, maka kenampakan rasi bitang pun juga akan berbeda. Seperti
halnya kita mengamati benda yang sama namun dari titik sudut yang
berbeda, maka benda tersebut akan tampak berbeda.
e. Penetapan kalender masehi
Dampak atau akibat adanya revolusi bumi yang selanjutnya
adalah adanya penetapan kalender masehi. Revolusi bumi akan
berpengaruh pada penetapan kalender masehi. Berdasar pada pembagian
bujur, yakni bujur barat dan bujur timur, maka ditetapan bahwa batas
penanggalan internasional adalah bujur 180 derajat. Hal ini berakibat
bahwa apabila di belahan timur bujur 180 derajat tanggal 10 maka di
belahan barat bujur 180 derajat masing tanggal 9, seperti meloncat satu
hari. perhitungan kalender masehi mengacu pada periode revolusi bumi
yang mana satu tahun sama dengan 362, 25 hari.
Nah, itulah beberapa dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh
revolusi Bumi. Revolusi bumi memegang peranan yang sangat penting
sehingga banyak hal yang berdampak pada bumi yang akan
mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup yang tinggal di
Bumi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai
proses terbentuknya bumi, yaitu :
1. Bumi berasal dari duatu gumpalan kabut raksasa yang meledak
dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula
membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya. Bumi
terbentuk dari bagian kecil yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut
raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah
bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi
terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa
zona atau lapisan, yaitu inti dlam inti luar, mantel dalam, mentel luar,
dan kerak bumi.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga
sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta
beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari
koridor keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 2006. GEOGRAFI SMA. Jakarta : Erlangga.

Sutamar, Mustafa. 2006. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya. Jakarta :


Percetakan Offcet.

Anda mungkin juga menyukai