DISUSUN OLEH
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Mahaesa, yang atas rahmat
dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“ Teori Pembentukan Bumi”.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada guru mata pelajaran
Geografi yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti pelajaran maupun dalam menyelesaikan
makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan karya tulis ini.
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi,
bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak
diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi)
sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang
malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak
terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari
Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar.
Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah
dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus
mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah
mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-
planet yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk
susunan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
dan Neptunus.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan sejarah terbentuknya bumi
2. Teori-teori penyebab terbentuknya bumi
3. Menjelaskan perkembangan terbentuknya bumi
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami hal-hal yang tertuang dalam
rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-
kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu
massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta
tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur;
dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian
Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah,
hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak
diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan
perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi)
sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang
malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak
terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli
antara lain:
Teori ini menyatakan bahwa di bumi hanya ada satu benua super
besar yaitu Pangea.Kemudian benua ini terpecah-pecah dan terus bergerak
ke arah equator. Teori ini dapat dibuktikan adanya persamaan yang
mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan
Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika, serta adanya
kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.
4. Teori Konveksi
Teori ini menyatakan bahwa di alam bumi ini masih dalam keadaan
panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang
berada di atasnya.
Kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng yang berada
di atas lapisan astenosfer. Lempeng ini terdiri dari atas lempeng benua dan
lempeng samudera. Lempeng-lempeng ini bergerak dan mendesak satu
sama lain. Bertemunya antara dua benua lempeng disebut tumbukan
(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempeng-
lempeng disebut subduction zone.
6. Teori Kabut(Nebula)
7. Teori Planetisimal
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam
jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk
semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium
di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi
hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis
konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala,
maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
kehidupan dimuka bumi ini tidak lepas dari sejarah bumi itu sendiri. Para
ahli telah membagi urutan sejarah bumi dan kehidupan dalam skala waktu geologi,
yang dibedakan dlam pembagian skala besar hingga kecil, mulai dari kurun, masa,
zaman dan kala. Berdasarkan ada dan belum adanya kehidupan yang nyata,
dibedakan menjadi dua kurun yaitu :
1. Kriptozoikum (kurun belum dijumpai kehidupan nyata), dibedakan menjadi
dua masa yaitu :
a. Arkean/Arkeozoikum (masa kehidupan purba)
b. Proterozoikum (masa kehidupan terdahulu), kedua masa ini lebih dikenal
sebagai Prakambrium.
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata), dibedakan menjadi tiga masa
yaitu :
a. Paleozoikum (masa kehidupan tua)
b. Mesozoikum (masa kehidupan tengah)
c. Kenozoikum (masa kehidupan baru)
Selanjutnya tiap-tiap masa dapat dibagi lagi menjadi beberpa zaman dan
tiap-tiap zaman dapat dibagi lagi menjadi beberapa kala. Secara umum, kehidupan
diawali oleh orgnisme yang sederhana kemudian berkembang menjadi organisme
yang lebih kompleks. Perkembangan kehidupan dri zman kw zaman dirangkum
dalam sekala waktu waktu geologi dan ciri kehidupan dari zaman ke zaman.
Tahapan waktu sejarah kehidupan pada kurun kriptozoikum dijelaskan dari masa ke
masa, pada masa paleozoikum dan mesozoikum dijelaskan dari zaman ke zaman,
sedangkan pada masa kenozoikum yang terdiri dari zaman tersier dan kuarter
dijelaskan dari kala ke kala.
1. Masa Prakambrium
Masa Arkeozoikum (masa kehidupan purba) : 4,6 milyar-2,5 milyar tahun
lalu, dibedakan menjadi dua tahap yaitu:
a. Masa priscoan atau Hadean (4,6-4 milyar tahun lalu), merupakan masa
persiapan bumi untuk dihuni oleh kehidupan dengan pembentukan lapisan
lithosfer, hidrosfer dan atmosfer.
b. Masa arkeozoikum atau arkean (4-2,5 milyar tahu lalu), merupakan masa
pemunculan kehidupan palig primitif (purba) yang bermula di dalam
samudra berupa mikroorganisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil
tertua yang ditemukan adalah stromatolites dan Cyanobacteria.
Masa Proterozoikum (Masa Kehidupan Awal) : 2,5 milyar-540 juta
tahun lalu, disebut juga masa Algonkin adalah masa perkembangan kehidupan
dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (eukariotik dan
prokariotik), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang
akhir masa ini, organisme yang lebih kompleks sejenis invertebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal da
bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Fosil-fosil yang terkenal
adalah stromtolit alga Jacutophyton, cacing beruas Spriggina, cacing beludru
Hallucigenia, cacing gilig Dickinsonia dan ubur-ubur Mawsonites. Pada akhir
masa Pra-Kambrium, benua-benua yang yang semula berpencar mulai menyatu
menjadi satu daratan yang dinamakan Rodinia dengan samudranya Panthalassa.
Adanya kehidupan purba di muka bumi ini, dapat diketahui dari
penemuan bukti-bukti kehidupan masa lalu yang dikenal sebagai fosil. Fosil
merupakan sisa, bekas atau jejak kehidupan masa lampau baik tumbuhan,
hewan, maupun manusia yang telah terawetkan secara alami dan pada
umumnya telah berubah menjadi batu. Fosil tertua yang ditemukan di dalam
batuan berumur sekitar 600 juta tahun lalu, namun sekarang diketahui bahw
kehidupan telah muncul sekitar 3,5 milyar tahun lalu, dimana umur bumi masih
cukup muda. Kehidupan sangat sederhana yang muncul pertama kali di
permukaan bumi adalah mikroorganisme bersel satu sejenis bakteri ayau
ganggang. Bukti adanya kehidupan sangat primitif ini adalah ditemukannya
fosil jejak stromatolit yang terbentuk leh aktivitas bakteri atau ganggang biru-
hijau (Cyanobacteria). Stromatolit hingga saat ini masih dapat dijumpai di
pantai-pantai laguna dan sekitar pulau akarang (atol).
2. Masa Paleozoikum (masa kehidupan tua)
540 juta – 245 juta tahun yang lalu. Masa ini merupakan masa
perkembangan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata,
khususnya ikan dan reptilia. Ganggang laut dan tumbuhan berspora juga
berkembang pesat pada masa ini.
a. Zaman Kambrium (540 jta-510 juta tahun lalu)
Pada zaman ini mulai banyak muncul kelompok hewan invertebrata
yang mempunyai kerangka luar dan bercangkang sebagai pelindung,
sehingga kehadirannya sebagai fosil diakui sejak lama sebagai bukti
adanya kehidupan yang nyata. Fosil yang umum dijumpai dengan
penyebaran yang luas adalah Alga, Cacing, Spons, Koral, Molusca,
Echinodermata, Brakiopoda dan Antropoda. Fosil penunjuk untuk zaman
ini adalah Trilobita (kelompok antropoda yang kini telah punah). Pada
kambrium akhir, sebuah daratan luas yang disebut Gondwana
(sebelumnya Pannotia) mulai terbentuk sebagai cikal bakal antartika,
Afrika, India, Australia, serta sebagian Asia dan Amerika Selatan.
Sedangkan Eropa, Amerika Utara, Greenland masih berupa benua-benua
kecil yang terpisah.
b. Zaman Ordovisium (510 juta-439 juta tahun lalu)
Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata dan
pemunculan invertebrata lain seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinod
(landak laut), asteroid (bintang laut), Krinoid (lilia laut) dan Bryozoa.
Koral dan alga yang berkembang membentuk karang laut, Graptolit dan
Trilobit melimpah sedangkan Ekinodermata dan Brakoipoda mulai
menyebar. Pada zaman ini juga mulai muncul vertebrata dari jenis tanpa
rahang. Meluapnya samudra dan zaman es merupakan bagian peristiwa
pada zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup
celah samudra yang berada diantaranya.
c. Zaman Silur (439 juta – 408 juta thun yang lalu)
Pada zaman ini mulai terjadi peralihan kehidupan dari air ke darat.
Tumbuhan darat mulai muncul untuk pertama kalinya termasuk
pterodofita (tumbuhan paku), sedangkan di dalam laut hidup
kalajengking raksasa (Eurypterid) dan ikan berahang, serta ikan yang
berprisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman ii deretan pegunungan
mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlndinavia dan Pantai
Amerika Utara.
d. Zaman Devon (408 juta-362 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran
jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan hiu semakin aktif
sebagai pemangsa di lautan. Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan
amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat
semakin umum dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya.
Sementar samudra mulai menyempit, benua raksasa Gondwana
melingkupi Eropa, amerika Utara dan Tanah Hijau.
e. Zaman Karbon (362 juta-290 juta tahun lalu)
Zaman ini merupakan zaman perkembangan amfibi dan tumbuhan
hutan. Reptilia dan serangga raksasa muncul pertama kali. pohon pertama
yang muncul adalah jmur klab, tumbuhan fern dan paku ekor kuda yang
tumbuh di rawa-rawa. Saat itu benua-benua mulai menyatu membentuk
suatu masa daratan yang sangat luas disebut pangea. Bumi mulai
mengalami perubahan lingkungan serta berbagai bentuk kehidupan. iklim
tropis menghasilkan secara besar-besaran rawa-rawa yang terisi
pepohonan dan sekarang tersimapan sebagai batubara.
f. Zaman Perm (290 juta-245 juta tahun lalu)
Pada zaman ini perkembangan reptilia yang mirip mamalia mulai
meningkat dan munculnya serangga modern, begitu juga tumbuhan
konifer dan Ginko primitif. Zaman ini diakhiri dengan kepunahan masal
dalam skala besar, dimana Trilobita , koral dan ikan menjadi punah.
Lapisan es menutupi amerika Selatan, antartika, Australia dan Afrika
membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yangh kering
dengn kondisi gurun pasir mulai terbentuk dibagian bumi utara.
D. Dampak Rotasi & Revolusi Bumi Bagi Kehidupan
1. Dampak Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah salah satu peristiwa harian yang dilakukan oleh
bumi. Tidak hanya bumi, namun juga planet- planet di tata surya yang
lainnya. Setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh benda- benda
langit pastilah menimbulkan dampak atau akibat yang dapat dirasakan.
Demikian dengan rotasi bumi. Adanya rotasi bumi, dapat menimbulkan
berbagai macam dampak atau akibat yang nantinya bisa kita rasakan.
Bahkan beberapa dampak dari rotasi bumi ini akan menjadi peristiwa harian
di bumi.
Jika revolusi bumi memberikan dampak berupa penanggalan masehi
dan dalam bentuk tahunan, maka rotasi bumi mengakibatkan terjadinya
waktu harian. Maksudnya, rotasi bumi ini menyebabkan terjadinya siang dan
malam sehingga akan terbentuk satu waktu harian. Rotasi bumi memakan
waktu kurang lebih 23 jam 46 menit 4,901 detik, dan masa itu dibulatkan
menjadi 24 jam. Maka dari itulah waktu satu hari satu malam terdiri dari 24
jam. Selain terjadinya siang dan malam, rotasi bumi juga menimbulkan
banyak sekali akibat. Akibat- akibat yang ditimbulkan dari rotasi bumi
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya siang dan malam
Salah satu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari
adalah adanya siang dan malam hari. bahkan terjadinya siang dan malam
hari ini pasti banyak orang yang tidak menyadari bahwa ini adalah suatu
fenomena .
Siang merupakan satu kondisi dimana sinar matahari dapat kita
tangkap secara bebas. Di siang hari pula kita dapat melihat berbagai benda-
benda yang ada di bumi dengan tanpa bantuan benda apapun sebagai
penyinaran, karena matahari sudah mencukupi dalam penerangannya. Di
siang hari pula kita merasakan suhu udara yang hangat, dan bahkan panas.
Hal ini tanpa kita sadari merupakan fenomena alam yang terjadi akibat
aktivitas tertentu. sementara malam hari adalah kebalikan dari siang hari.
pada malam hari kita tidak dapat melihat benda- benda yang ada di bumi
tanpa bantuan alat penerangan. Ya, tentu saja kondisi bumi saat itu sedang
gelap dan tanpa penerangan cahaya matahari.
Nah, pergantian siang dan malam ini tentu bukanlah karena tidak
adanya suatu hal. Munculnya siang dan malam adalah akibat dari rotasi
bumi, yakni gerakan bumi berputar pada porosnya. Ketika bumi berputar,
bagian bumi atau belahan bumi yang menghadap ke arah matahari ini
mengalami kondisi siang hari. sementara belahan bumi satunya, yakni sisi
sebaliknya tidak mendapatkan sinar matahari dan sedang dalam kondisi
malam hari. porsi antara siang dan malam pada masing- masing wilayah
bumi ini sama, yakni masing- masing 12 jam. Dengan demikian, kita bisa
mendapatkan sinar matahari yang seimbang dan melakukan istirahan dengan
waktu yang cukup juga. Adanya siang dan malam hari ini juga
mendatangkan manfaat bagi manusia.
f. Kalender Masehi
Rotasi bumi juga dapat menimbulkan berbagai gaya, seperti gaya Coriolis.
Terdapatnya jet lag yang kita lihat ketika naik pesawat adalah akibat dari
adanya rotasi bumi.
A. Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai
proses terbentuknya bumi, yaitu :
1. Bumi berasal dari duatu gumpalan kabut raksasa yang meledak
dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula
membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya. Bumi
terbentuk dari bagian kecil yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut
raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah
bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi
terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa
zona atau lapisan, yaitu inti dlam inti luar, mantel dalam, mentel luar,
dan kerak bumi.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga
sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta
beserta isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari
koridor keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA