BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi
beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga
merupakan salah satu b a g i a n d a r i g e o g r a fi . D i m a n a g e o m o r f o l o g i
y a n g m e r u p a k a n c a b a n g d a r i i l m u geografi , mempelajari tentang
bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu
kenampakan sebagai bentang alam
terkecil sebagai bentuk lahan (landform).
(landscape)
sampai
pada satuan
H u b u n g a n g e o mo r f o l o g i d e n g a n ke h i d u p a n ma n u s i a ad al ah
d e n g a n a d a n y a pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat
maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung
berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan
lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan
pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk g e o m o r f o l o g i y a n g a d a d i
bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya
Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.
m a u p u n aman.
Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap
(Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti
pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada
suatu lingkungant e r t e n t u ( Z o n n e v e l d , 1 9 7 9 d a l a m T i m F a k u l t a s
G e o g r a fi U G M , 1 9 9 6 ) . U n t u k mengadakan analisis bentanglahan
diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi
bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis yang sesuai
adalah
unit
bentuklahan.
Oleh
karena
itu,
untuk
menganalisis d a n
m e n g k l a s i fi k a s i b e n t a n g l a h a n
ke r a n g k a k e r j a bentuklahan.
permukaan
bumi
yang
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan bentuk lahan ?
2.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bentuk lahan dan bagaimana prosesnya.
2. Mengetahui jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terbentuknya.
A. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa dan kami sendiri dapat meningkatkan pengetahuan secara khusus,
pemahaman dan berusaha untuk mempelajari lebih, kemudian mengimplikasikan.
2. Bagi Dosen dan tenaga pengajar, sebagai bahan informasi tambahan terhadap
matakuliah yang bersangkutan dan materi yang diajarkan.
B. Metode Pembuatan Makalah
Metode yang digunakan pembuatan makalah ini adalah metode sekunder,
BAB II
DASAR TEORI
Asal kata Geomorfologi
Geos : Bumi
Morfo : Asal-usul
Logos : Ilmu (Yunani)
Artinya: Ilmu yang mempelajari asal-usul bumi.
Geomorfologi arti fisiologisnya adalah uraian tentang bentuk bumi (Kardono
Darmoyuwono, 1972).
Definisi Geomorfologi
Ilmu
pengetahuan
yang
mempelajari
bentuklahan /landforms(Lobeck, 1983: 2).
atau
mendeskripsi
terbentuknya (genesa) dan perkembangan pada masa yang akan datang, serta
konteksnya/ hubungannya dengan lingkungannya (Verstappen, 1983).
Dornhany dan Cooke
bumi.
Proses Geomorfologis
Semua perubahan fisik maupun kimia pada permukaan bumi oleh tenaga-
tenaga geomorfologis.
Tenaga Geomorfologis
Semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alam yang berada di
permukaan bumi termasuk di atmosfer.
ASPEK - ASPEK YANG DIPELAJARI DALAM GEOMORFOLOGI
Bentuk lahan
Bentuk lahan dikaji secara kuantitatif maupun kualitatif (morfometri) dimana
tujuannya mendiskripsikan relief bumi. Bentuk lahan konstruksional misalnya
gunung api, patahan, lipatan, dataran, plato, dome dan pegunungan kompleks.
Sedangkan bentuk lahan distruksional meliputi bentuk lahan erosional, residual dan
deposisional. Cabang yang mengkaji tentang bentuk lahan disebut Geomorfologi
Statis.
Proses
Proses merupakan perubahan bentuk lahan dalam waktu yang relatif pendek
akibat adanya gaya eksogen serta waktu perkembangannya relatif pendek. Poses ini
dikaji dalam Geomorfologi Dinamik.
Lingkungan (enviroment)
Proses Geomorfologi terjadi karena adanya kontak dengan lingkungan
misalnya tanah, air tanah, air permukaan serta vegetasi termasuk kotak dengan
manusia akan mempengaruhi terhadap bentuk lahan maupun proses yang terjadi.
yaitu:
Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat
pengaruh struktur geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan
patahan, perbukitan kubah dan sebagainya.
Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat
aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera,
medan lava.
Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan
rusak.
Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas
sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena
sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat
kombinasi proses fluvial dan marine.
Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses
laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach
ridge), bura (spit), tombolo, laguna.
Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging
valley), morena, drumlin.
Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses
angin, contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan,
parabolik, longitudinal, transversal,bintang.
Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang
dihasilkan oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst),
contohnya adalah kubah karst, dolina, uvala, polje, gua karst.
Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
aktivitas organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia contohnya kota, pelabuhan.
Proses
Proses yang membentuk permukaan bumi adalah:
Epigene (proses eksogen), terbagi atas:
Degradasi (penurunan permukaan bumi) prosesnya meliputi:
1. Erosi oleh air yang mengalir, air tanah, angin, gelombang dan arus laut serta gletser.
2.
3.
Pelapukan (wethering)
Pemindahan massa tanah (mass wasting)
Agradasi disebabkan oleh tenaga air yang mengalir, air tanah, gelombang, angin
dan gletser.
Organisme
Hipogene (proses endogen), meliputi atas diatropisme serta vulkanisme.
Ekstraterestial yang disebabkan oleh adanya benda-benda luar angkasa yang
jatuh ke bumi, sehingga menimbulkan proses geomorfologi, contohnya meteor,
asteroid.
KONSEP-KONSEP GEOMORFOLOGI
Ada sepuluh konsep dasar geomorfologi meliputi:
Konsep 1
Hukum dan proses fisika yang bekerja saat ini, bekerja pada waktu yang lampau
Hal ini mengandung pengertian bahwa hokum dan proses fisik yang bekerja saat ini
telah bekerja sejak waktu geologi meskipun dengan daya kehebatan yang berbeda.
Dalam prinsif uniformitarianisme dari James Hutton dikomunikasikan bahwa hokum
dan proses fisik yang berlangsung pada waktu lampau sama dengan yang bekerja
saat ini. Pada kenyataannya hokum dan proses fisik itu masing-masing mempunyai
intensitas yang berbeda.
Konsep 2
Pada bentuk lahan yang besar, permukaan bumi mempunyai relief (tinggi/rendah
permukaan) karena proses geomorfologi telah berlangsung dengan hal yang
berbeda.
Konsep 4
Karena ada perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka
dihasilkan urutan bentuk permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu
sesuai dengan tingakat perkembangannya.
Dalam hal ini akan didapatkan suatu bentuk lahan tertentu sesuai dengan tingkatan
yang bekerja (menurut orde). Misalnya :
Merupakan bentuk-bentuk
lahan
terbesar
yang
terbentuk
pada
awal-awal
perkembangan bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.
Orde 2 (second order relief)
Evolusi geomorfik yang komplek lebih umum didapat dari pada bentuk yang
sederhana. Karena banyaknya proses geomorfologi yang terjadi, maka bentukbentuk lahan dihasilkan tidak hanya disebabkan oleh satu proses saja.
Misalnya: Adanya pegunungan kompleks, di mana di daerah itu terdapat lipatan,
Sebagian kecil dari topografi bumi dibentuk lebih tua dari zaman Tersier dan
sebagian besar tidak lebih tua dari zaman Pleistosen. Hal ini dikarenakan pada
zaman Tersier banyak terjadi perubahan-perubahan bumi.
Misalnya: Pada zaman Tersier terjadi aktivitas vulkanis.
Pada zaman Pleistosen sebagian air dipermukaan bumi membeku (menjadi es).
Konsep 8
Interpretasi bentangan bumi pada saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa menilai
pengaruh geologi dan perubahan iklim selama zaman pleistosen.
Konsep 9
Apresiasi penilaian iklim yang terjadi di dunia adalah sangat penting untuk
mengetahui perbedaan proses-proses geomorfik.
Konsep 10
Di dalam geomorfologi, walaupun terutama berkaitan dengan bentangan bumi yang
ada sekarang, tetapi untuk mengkaji hal-hal tersebut harus meninjau masa lampau.
Karena bentangan bumi yang ada sekarang asalnya juga dari pembentukan masa
lampau maka untuk meninjau kembali kita tidak lepas dari sejarah pembentukannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses geomorfologi
Faktor fisik, yaitu iklim dan batuan.
Faktor iklim: suhu, kelembaban, curah hujan, angin, dan lama penyinaran matahari.
Faktor batuan:
Tekstur batuan, meliputi: tingkat kelolosan air dan mineral penyusun batuan.
Faktor non fisik, yaitu: vegetasi penutup, manusia dan hewan.
PELAPUKAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelapukan:
Iklim,
Topografi,
Batuan,
Biota,
Waktu
Proses pelapukan ada 3 macam:
Pelapukan fisis (mekanis), disebabkan oleh:
Tekanan,
Suhu,
Pembentukan kristal garam, dan
Pelapukan yang terjadi oleh aktivitas organisme, misal: cacing, rayap, dan berbagai
jenis serangga yang hidup di dalam tanah serta aktivitas binatang dan manusia.
EROSI
Erosi adalah proses pengelupasan dan pengangkutan material tanah atau
batuan.
Faktor-faktor yang menentukan erosi:
Lereng,
Vegetasi penutup,
Batuan/tanah, dan
Pengelolaan
movement adalah
proses
Contoh: soil creep, talus creep, rock creep, rock-glacier creep dan solifluction.
Aliran cepat (rapid flowage)
Bergerak sebagai aliran cepat, biasanya melewati saluran, material berupa: tanah,
lempung, puing batuan yang jenuh air.
mendatar.
Relief Orde I
Merupakan proses pembentukan permukaan bumi, seperti benua dan ledok lautan
dan proses pembentukkannya sudah berlangsung jutaan tahun yang lalu, sehingga
Pegunungan Blok,
Pegunungan Lipatan,
Merupakan kelanjutan dari orde II dan bersifat destruktif, yaitu terjadi pengrusakan
relief bumi yang dibentuk pada orde II oleh tenaga eksogen, seperti air, angin,
gelombang dan es.
Bentukan hasil proses pengelupasan relief oleh tenaga eksogen pada seluruh bagian
permukaan atau sebagian dari bentuk relief orde II.
Bentuk Residual
Bentukan yang tersisa dari hasil proses pengelupasan relief oleh tenaga eksogen.
Bentuk Deposisional
Bentukan hasil pengendapan material hasil pengelupasan relief yang terangkut oleh
tenaga eksogen.
LEMBAH DAN SUNGAI
Perkembangan lembah dibedakan menjadi 3 tahapan, yaitu:
1. Pelebaran lembah (valley widening)
Adanya erosi lateral/horisontal oleh sungai pada material dinding lembah dengan
cara hidrolik dan korasif.
Adanya erosi dan penggerusan dinding lembah oleh aliran air hujan.
Pelapukan dan gerak massa batuan yang terjadi pada dinding lembah.
yang
dapat
Lembah konsekuen (k), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir
Lembah Obsekuen (o), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir
menuruni lereng, sehingga berlawanan dengan dip batuan dan masuk ke sungai
subsekuen.
Lembah Insekuen (i), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang arah alirannya
tidak dikontrol struktur batuan (dip atau strike), sehingga mengalir dengan arah
tidak menentu, biasanya terjadi pada daerah pengangkatan baru.
3. Berdasarkan Struktur pengontrolnya, terbagi menjadi:
Lembah monoklinal,
Lembah antiklinal,
Lembah sinklinal,
Lembah sesar/patahan,
Lembah rekahan/joint.
4. Berdasarkan pemotongan pada struktur, terbagi menjadi:
yang tidak
Lembah anteseden (antecedent), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang
memotong struktur geologi, karena proses pengikisannya lebih cepat daripada
proses pengangkatan.
Pola Aliran Sungai
Pola Dendritik
Cirinya: pada batuan berstruktur homogen atau struktur horisontal dan berbutir
halus; resistensi batuan homogen; permeabilitasnya seragam dan kemiringannya
Pola aliran yang cabang-cabang sungainya berkembang secara paralel atau hampir
paralel.
Cirinya: pada batuan shale atau clay dengan kemiringan yang nyata; jarak antar
cabang sungai beraturan karena pengaruh struktur.
Pola ini terdapat pada: pantai; aliran lava dan tilted valley.
Pola Radial
Pola Radial Sentripetal
Pola
aliran
dengan
sungai-sungai
yang
mengalir
menuju
pusat
Pola Anuler
Pola alirannya menyebar dan merupakan peralihan dari pola radial, karena
berkembang pada struktur melingkar/dome yang sudah terkikis kuat dan adanya
perbedaan resistensi pada perlapisan batuan. Sungai-sungai subsekuen mengikuti
pada zone yang kurang resisten.
Pola Barbed
Pola aliran dengan sungai cabang yang membelok kearah hulu, merupakan pola
aliran yang menunjukkan penggabungan sungai-sungai kecil ke sungai induk dengan
arah belokan ke hulu. Pola ini terjadi pemenggalan sungai oleh patahan yang
melintang terhadap sungai-sungai besar, sehingga arah aliran membalik dari
sebagian sistemnya.
Pola Deranged
Pola yang terbentuk pada daerah rawa atau dekat danau dengan bentuk tidak
teratur, terdapat kombinasi antara drainase permukaan dan bawah permukaan.
Pola Contorted
Pola aliran ini mula-mula sungai utama mengalir ke satu arah kemudian arahnya
membalik ke arah hulu. Proses terjadinya kemungkinan karena pengaruh retakan
(fracture) pada batuan atau adanya blok-blok batuan dengan berbagai kemiringan.
Pola Anguler
Merupakan hasil modifikasi dari tipe rektangular yang ditandai dengan belokanbelokan tajam sehubungan dengan adanya joint atau patahan. Sungai-sungai
cabang lebih kurang paralel dengan sungai utama dengan sudut tumpul. Pola ini
terdapat pada batuan sedimen yang granuler seperti sandstone dengan kedudukan
hampir horisontal.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bentuklahan dan Bentang Alam
Istilah
bentanglahan
berasal
dari
kata landscape (Inggris)
atau Landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti
pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek,yaitu aspek visual dan
aspek estetika padasuatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas
Geografi UGM,1996).
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk
topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur
geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu.
Dari pengertian ini, faktor- faktor penentu bentuklahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
B = f (T, P, S, M, K)(1)
Notasi dalam rumus (1 ) tersebut adalah :
B
T
= bentuklahan,
= topografi
P
S
= proses alam
= struktur geologis
M
K
= material batuan
= ruang dan waktu kronologis.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
klas
utama.
Kesepuluh
klas
1.
pada
suatu p e g u n u n g a n
di
Yu g o s l a v i a
yang
berbentangalam
s p e s i fi k i n i . D i I n d o n e s i a b e n t a n g a l a m k a r s t d a p a t d i t e m u k a n d i
b e b e r a p a d a e r a h d i p u l a u J a w a , y a i t u Jampang di Selatan Jawa Barat,
pegunungan Sewu di Kulon Progo Jawa Tengah, daerah perbukitan Rembang di
Jawa Timur, dan beberapa daerah di Sulawesi Te n g a h . D i I r i a n B a r a t
b e n t a n g a l a m k a r s t d i t e m u k a n d i Ke p a l a B u r u n g
Klasafet,
sedangkan
di
Sumatera
ditemukan,
pada formasi
terutama
di
ini
H2O + CO2 -><- H2CO3 2H2CO3 + CaCO3 -><-Ca(HCO3)2 + H2 (larut) (gas) Bila
Ca(HCO 3)2 t e r ke n a u d a r a k e m b a l i m a k a b e r a r t i a d a p e n a m b a h a n H 2
dari u d a r a , o l e h k a r e n a i t u ke s e i m b a n g a n r e a k s i a k a n b e r g e r a k k e
kiri dan akan t e r b e n t u k
kembali
CaCO3 yang
mengendap.
R e a k s i t e r s e b u t k e m u d i a n menerangkan terbentuknya stalaktit dan
stalakmit yang dikenal dalam gua-gua didaerah kapur. Oleh karena itu, syarat
penting untuk terbentuknya kedua jenis e n d a p a n i n i i a l a h a d a n y a
p e r s e d i a a n H 2 s e c a r a t e r u s - m e n e r u s y a n g d a p a t diperoleh apabila
udara dapat mengalir di dalam gua itu. Udara yang segar selalu menggantikan udara
yang berada di dalam gua. Ciri-ciri umum daerah karst antara lain :
Daerahnya berupa cekungan-cekungan
Terdapat bukit-bukit kecil
Adanya endapan sedimen lempung berwarma merah hasil dari pelapukan batu
gamping.
Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
Beberapa
syarat
untuk
dapat
berkembangnya
4.
5.
topografi
karst
6.
batugamping
akan
mudah
mengalami
pelarutan oleh air yang mengalir yang akhirnya membentuk topografi karst.
Kenampakan topografi karst ini sangat spesifik, baik yang ada di permukaan maupun
yang ada di bawah p e r m u k a a n t a n a h . M e n u r u t J e n i n g s , 1 9 7 1 ( d a l a m
D i b y o s a p u t r o 1 9 9 7 ) , k a r s t merupakan suatu kawasan yang mempunyai
karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh
pelarutan batuan yang tinggi oleh air. Batuan yang membentuk karst terdapat
di dekat atau pada permukaan bumi yang meliputi daerah yang luas dan tebal
(ratusan meter). Jenis batuan ini harus bersifat mudahlarut di dalam air.
Tektonisme menjadi faktor penentu pula, sesar (fault) dan kekar (joint)
menjadi faktor yang amat penting. Menurut Faniran dan Jeje, 1983( d a l a m
D i b y o s a p u t ro 1 9 9 7 ) , ke k a r- ke k a r y a n g t e rd a p a t p a d a b a t u a n
i t u me mbe rikan re g an g an mekan ik, se h in g g a me mud ah kan ge rakan
a i r m e l a l u i batuan itu. Adanya kekar
perkembangan pelarutan di dalam batuan.
maupun
sesar
ini
memudahkan
sedang
tinggi.
ko n se n t r a s i
CO2 ini ke
ke r j a
oleh
air
terutama
meskipun
secara
mekanik
pula,
kenampakan-kenampakan
t o p o g r a fi
yang
karst
dapat
Bentuklahan Negatif
Bentuklahan negatif dimaksudkan bentuklahan yang berada di bawh ratarata permukaan setempat sebagai akibat proses pelarutan, runtuhan
maupun terban.Bentuklahan-bentuklahan tersebut antara lain terdiri atas
doline, uvala, polye,cockpit, blind valley.
D o l i n e
Doline merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak sinonim antara lain :s i n k ,
sinkhole, cockpit, blue hole, swallow hole, ataupun cenote. Doline
i t u sendiri telah diartikan oleh Monroe, 1970 (dalam Dibyosaputro 1997)
sebagais u a t u l e d o k a n a t a u l o b a n g y a n g b e r b e n t u k c o r o n g p a d a
b a t u g a m p i n g d e n g a n diameter dari beberapa meter hingga 1 km dan
kedalamannya dari beberapa meter hingga ratusan meter. Berdasarkan genesisnya,
doline dapat dibedakan menjadi 4yaitu : doline reruntuhan, doline solusi, doline
terban, dan doline aluvial (Faniraandan Jeje 1983 dalam Dibyosaputro 1997).
Gambar Bentuk lahan doline
U v a l a
Uvala ialah ledokan tertutup yang luas, yang terbentuk oleh gabungan
dari beberapa doline. Uvala mempunyai dasar yang tidak teratur yang
mencerminkan ketinggian sebelumnya dan karakteristik dari lereng doline yang
telah mengalami d e g r a d a s i s e r t a l a n t a i d a s a r n y a t i d a k s e r a t a
p o l j e ( W h i t t o w 1 9 8 4 d a l a m Dibyosaputro 1997).
Gambar Bentuk lahan Uvalac
P o l j e
Polje adalah ledokan tertutup yang luas dan memanjang di daerah
topografi karst yang mempunyai dasar mendatar dan dinding sekelilingnya
terjal (Ritter,1979 dalam Dibyosaputro 1997). Polje ini terjadi dari gabungan sistem
gua yangruntuh dan lantai dasarnya biasanya tertutup aluvium.
Gambar Bentuk lahan Polje
Blind
Valley
Bentuklahan Positif
Pa d a p r i n s i p n y a t e rd a p a t 2 m a c a m b e n tu k l a h a n ka r s t y a n g p o s i t i f
y a i t u kygelkarst dan turmkarst.
Kygelkarst
Turmkarst
Turmkarst
merupakan
istilah
yang
berpadanan
dengan
manara
To p o g r a fi k a r s t m e m p u n y a i p e r m u k a a n y a n g k a s a r a k i b a t d a r i
d o m i n a s i adanya doline, uvala maupun polje serta kubah-kubah kapur
berupa bukit yang banyak. Di samping itu di dalam permukaan bumi sering
dijumpai adanya sungai bawah tanah, gua dalam tanah, serta batu tetes yang
menggantung di dinding gua(stalagtit) dan batu tetes yang ada di dasar gua
(stalagmit). Mengingat bahwa did a e r a h k a r s t b a n y a k d i j u m p a i b a i k
b e n t u k l a h a n y a n g p o s i t i f m a u p u n n e g a t i f , maka akan berpengaruh
terhadap pola dan kerapatan kontur yang ada.
Bentuk- bentuk membulat dari doline, dan bentuk memanjang dan uvala
akan dicerminkan o l e h
bentuk
kontur
yang
membulat
dan
memanjang yang tertutup. Dengan demikian maka pada peta
k o n t u r , p o l a k o n t u r d i d a e r a h k a r s t m e m p u n y a i kenampakan
spesifik yakni adanya kontur-kontur yang bulat maupun memanjang dari doline
maupun gabungan beberapa doline (uvala) dan polje. Pada umumnya p o l a
aliran yang ada di daerah karst merupakan pola aliran yang
m e n g i k u t i diaklas maupun joint dan kekar yang ada.
Potensi ekonomi di wilayah karst diantaranya endapan fosfat, terra rossa,
dan bahan bangunan. Di gua-gua sering terdapat onggokan fosfat hasil
reaksi kimiaantara kotoran burung penghuni gua dengan karbonat.
Endapan ini dapat dipakai13 untuk bahan pupuk. Bila batugamping sudah
terlarut biasanya akan meninggalkan bagian-bagian yang tidak dapat larut
dalam air, oleh karena itu akan terbentuk persenyawaan karbonat. Pada
umumnya sisa-sisa ini berkomposisi besi, berwarna merah atau merah coklat.
Sisa-sisa ini dinamakan terra rossa .
bijih
1.
Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang
banyak,
2.
3.
4.
Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.
Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan
pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang
paling utama adalah gumuk pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan
angin mempunyai dua aspek utama,yaitu bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan
yang berkembang terdahulu mungkin akan berkembang dengan baik apabila di
padang pasir terdapat batuan. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :
Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak
Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)
Residual
contohnya
lag
deposit,
deflation
hollow
dan
pans
2.
dengan
kemiringan
lereng
daerah
yang
3.
4.
sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk
pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara
bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami
erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.
5.
3.
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses
tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini
bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan
muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural.
Bentukan ini dihasilkan dari struktur geologi. Terdapat dua tipe utama struktur
geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang
menghasilkan bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk
lahan yang dihasilkan oleh perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari
bentukan ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan
patahan, pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal,
perbukitan sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan
kubah, perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.
4. Bentuklahan Asal Denudasional
Pengendapan (sedimentation)
Proses-proses pelapukan (weathering
Erosi /pengikisan dan gerak masa batuan (erosion and mass movement)
1. Pegunungan Denudasional
Karakteristik :
Topografi bergunung dengan lereng curam hingga sangat curam (55 - >140%)
Selisih ketinggian dari tempat terendah hingga tempat tertinggi (relief) >500m
Tingkat pengikisan tergantung dari kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup serta
proses erosi ulang bekerja pada tempat tersebut
Umumnya mempunyai lembah dalam, berdinding terjal dan berbentuk V karena
proses yang dominan adalah proses yang cenderung pendalaman lembah (valley
deepenting)
2.
Perbukitan Denudasional
Karakteristik :
Topografi berbukit dan bergelombang
Lereng berkisar antara 15 55%
Perbedaan tinggi relief (relief local) antara 50 - <500m
Umumnya terkikis sedang hingga kecil, tergantung pada kondisi litologi, iklim,
vegetasi penutup baik alami maupun tataguna lahannya
3.
Bila batuan penyusun tersebut massif dan mempunyai permukaan yang datar
akibat proses erosi sering disebut permukaan planasi (planation surface).
Kenampakan ini menunjukkan bahwa bentuklahan tersebut berumur tua
4.
b. Umumnya berbatu tanpa penutup lahan (bare rock) dan banyak singkapan
(outcrops)
c.
Karakteristik :
a. Topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (35%)
b. Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung
pada besarnya cliff dan batuan yang hancur
c. Fragmen berukuran kecil terendapkan pada bagian atas kerucut (apex)
d. Fragmen yang kasar karena beratnya akan mudah meluncur ke bawah dan
terendapkan di bagian bawah talus
6.
Karakteristik :
a. Area memanjang dan relative sempit terletak di kaki pegunungan/perbukitan
dengan topografi landai hingga berombak
b. Mempunyai lereng dari landai hingga lembut (nearly flat to gentle)
c. Tanpa hingga sedikit terkikis
d. Terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin)
e.
Pada umumnya sering dilewati fragmen batuan hasil pelapukan daerah di atasnya
ayng diangkut oleh tenaga pengankut (air) ke daerah yang lebih rendah (missal;
cekungan)
5.
6.
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang
berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk
bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan
bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir
halus.
7.
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali
sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan
oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
9. Bentuk Lahan Asal Organik
Yakni suatu bentukan yang terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas
organismeendapan batugamping cangkang dengan struktur tegar yang tahan
terhadap pengaruh gelombang laut pada ekosistem bahari
10. Bentuk Lahan Asal Organik
Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan
aktivitas manusia. Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai
bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Aktivitas tersebut dapat berupa
aktivitas yang telah disengaja dan direncanakan untuk membuat bentuk lahan yang
baru dari bentuk lahan yang telah ada maupun aktivitas oleh manusia yang secara
tidak sengaja telah merubah bentuk lahan yang telah ada. Bentuk lahan
antropogenik dapat dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang telah ada. Misalnya
bentuk lahan marin yang dapat berubah menjadi pelabuhan dan pantai reklamasi
seperti yang terdapat pada pantai Marina Semarang, dan bentuk lahan struktural
dan fluvial dapat berubah menjadi waduk serta bentuk lahan struktural dan
denudasional dari bukit yang telah mengalami perubahan bentuk akibat aktivitas
manusia seperti yang terjadi di bukit Ngoro Mojokerto.
Contoh dari bentuk lahan antropogenik berbeda dengan contoh dari
penggunaan lahan. Misalnya sawah dan permukiman, kedua contoh ini bukan
merupakan bentuk lahan antropogenik melainkan termasuk pada bentuk
penggunaan lahan atau landuse karena sawah dan permukiman tidak merubah
bentuk lahan yang telah ada, sawah dan permukiman hanya termasuk upaya
pemanfaatan dari permukaaan bentuk lahan. Bisa saja sawah ada di dataran bentuk
lahan aluvial, di lereng gunung, atau bahkan di gumuk pasir. Begitu juga dengan
permukiman juga bisa terdapat di dataran rendah, dataran tinggi, lembah, maupun
kaki lereng, namun keberadaan sawah dan permukiman tersebut tidak bisa
digolongkan dalam bentuk lahan antropogenik.
Pemanfaatan dan pengusahaan lahan pantai oleh manusia banyak
menimbulkan perubahan fisik bentang lahan yang nyata. Misalnya konstruksi
bangunan pantai yang berbentuk pelabuhan. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di
ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alatalat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal
yang berlabuh. Pelabuhan termasuk lahan antropogenik karena bentuknya telah
merubah bentuk lahan pesisir sebelumnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk
topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur
geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu.
Verstappen ( 1 9 8 3 )
telah
m e n g k l a s i fi k a s i
bentuklahan
b e r d a s a r k a n g e n e s i s n y a m e n j a d i sepuluh
bentuklahan utama itu adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
klas
utama.
Kesepuluh
klas
http://teachgeograph.blogspot.com