Oleh:
Nugroho Imam Setiawan
NIM: 22008002
Magister Teknik Geologi ITB
2010
Outline Presentasi
Pendahuluan Pemaparan Data
- Perumusan Masalah - Pengamatan
- Lokasi Penelitian Lapangan dan
- Batasan Penelitian Petrografi
- Tujuan Penelitian - Geokimia
- Hipotesis Sintesis Tektonik
Kesimpulan
- Metode Penelitian
Geologi Regional
Perumusan Masalah
Terdapat dua interpretasi mengenai kehadiran batuan
vulkanik berumur Tersier di daerah penelitian:
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui genesis Vulkanik Dakah
berumur Tersier di Daerah Karangsambung,
Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah
dan melengkapi model stratigrafi dan tektonik
dari vulkanisme Tersier di daerah
Karangsambung dengan studi petrologi.
Hipotesis
1. Intrusi batuan magmatik berumur Tersier
di daerah Karangsambung adalah
magmatisme yang bersifat insitu dan
bukan merupakan olisostrom.
2. Terdapat mekanisme penunjaman lain
yang terjadi sehingga membentuk intrusi
Vulkanik Dakah.
Metode Penelitian
1. Analisis Pengamatan Lapangan
2. Analisis Petrografi
3. Analisis Geokimia (XRF)
Bagan Alir
Penelitian
Geologi Regional
Berdasarkan Asikin (1974), Suparka (1988), dan Prasetyadi (2007)
Kompleks Melange Luk Ulo:
Unit Metamorfik dan Metasedimen: grewake, baturijang, batugamping, sekis,
filit, sekis biru, dan eklogit
Unit Ofiolit: harsburgit, serpentinit, lersolit, gabro, diabas, dan basalt
! Naiknya kepingan punggungan tengah samudera dan zona akresi dengan
umur: Kapur Akhir Paleosen
Formasi Karangsambung
Lempung bersisik (scaly clay) dengan lensa batugamping nummulites,
konglomerat polimik, batupasir, batuan vulkanik Anggota Banjarsari
! Sedimen melange dengan gejala pelengseran bawah laut dengan umur: Eosen
Tengah Eosen Akhir
Formasi Totogan
Breksi lempung dengan fragmen basalt, batugamping nummulites,
batupasir, konglomerat dan batuan vulkanik Anggota Vulkanik
! Sedimen melange bawah laut dengan umur: Eosen Akhir-Oligosen hingga
Oligo-Miosen Awal
Formasi Waturanda
Breksi vulkanik, batupasir dan lensa batugamping
! Sedimentasi laut dangkal dengan umur: Miosen Awal Miosen Tengah
Peta Geologi Regional
Prasetyadi (2007)
Stratigrafi Regional
Diabas
Tekstur holokristalin,
inekuigranular, porpiri-
porpiritik, hipidiomorfik
granular, ofitik,
subofitik,
memperlihatkan
G. Parang deformasi pada
mineral.
Komposisi mineral
utama: plagioklas,
klinopiroksen, dan
mineral opak. Mineral
sekunder: klorit, kalsit,
dan natrolit
Lokasi Keterdapatan
lain:
Kali Kayen, Jembling,
T. Kidul Desa Dakah
Desa Dakah
Diabas
Tekstur holokristalin,
inekuigranular, porpiri-
porpiritik, hipidiomorfik
granular, ofitik,
subofitik,
memperlihatkan
Banjarsari deformasi pada
mineral.
Komposisi mineral
utama: plagioklas,
klinopiroksen, dan
mineral opak. Mineral
sekunder: klorit, kalsit,
dan natrolit
K. Kayen
Efek Bakar
Kali Jebug Tekstur vitroklastik,
hornfelsik, mengalami
silisifikasi, vitrivikasi
menjadi gelas.
Tekstur relict berupa
perlapisan
batulempung?
Komposisi mineral:
kuarsa, gelas,
muskovit, kalsit, min.
G. Parang
opak
Basalt andesit dan Pillow lava
Basalt andesit,
G. Bujil tekstur holokristalin,
porpiritik,
intergranular.
Komposisi mineral
utama: plagioklas
(andesin),
klinopiroksen,
mineral opak.
Mineral sekunder:
klorit
Hialoklastik (basalt),
tekstur holokristalin,
porpiritik, hipokristalin.
Komposisi utama:
plagioklas (albitisasi),
klinopiroksen. Mineral
sekunder: klorit,
Kali Jebug natrolit, kalsit
Batupasir Fm.Waturanda
(litik wacke), tekstur
klastik, grain supported,
komposisi litik, plagioklas,
klinopiroksen, natrolit,
min.opak
Jembling
Batupasir Fm.Waturanda
(litik wacke), tekstur
klastik, grain supported,
komposisi litik, plagioklas,
klinopiroksen, natrolit,
min.opak, fosil foram
plangtonik
Kolom Penampang Stratigrafi
G.Bujil Kali Jebug-Dakah
Kolom Penampang Stratigrafi
K.Mandala-Dakah Jembling-K.Kayen
Kesimpulan Pengamatan Lapangan
dan Analisis Petrografi
1. Produk vulkanisme berumur Tersier di sekitar Desa Dakah berupa lava masif
basalt, lava bantal basalt, leher gunung api diabas dan basalt andesit, retas
diabas, tuf piroklastik, breksi hialoklastik insitu dan sedimenter, dan sebagai
fragmen kristal tuf pada breksi lempung Formasi Totogan maupun batulempung
bersisik Formasi Karangsambung
2. Berdasarkan tekstur dan morfologi singkapan, Diabas G. Parang dan basalt
andesit G. Bujil ! leher vulkanik, diabas K.Jebug-Banjarsari, Trenggulun Kidul,
Jembling-K.Kayen ! retas dengan pusat erupsi di sekitar Desa Dakah
3. Batuan vulkanik Tersier di daerah Karangsambung memiliki komposisi utama
plagioklas, klinopiroksen, dan mineral opak. Tekstur yang dijumpai pada diabas
adalah holokristalin, ofitik dan subofitik. Pada basalt andesit holokristalin, porpiritik
dan intergranular. Pada lava basaltik hipokristalin, trakitik dan intergranular. !
Toleit
4. Contoh batuan telah mengalami pelapukan dan ubahan yang intensif ditandai
dengan kehadiran klorit, kalsit dan natrolit. Natrolit menandakan ubahan terjadi
pada lingkungan laut (Fisher dan Schmincke, 1984)
5. Batuan yang diintrusi mengalami efek bakar dengan silisifikasi dan vitrifikasi
6. Fragmen batuan beku dalam Formasi Totogan, fragmen batupasir vulkaniklastik
dan kristal tuf dalam Formasi Karangsambung kemungkinan berasal dari Vulkanik
Tersier di Karangsambung.
7. Batuan vulkanik Tersier mengalami deformasi yang cukup kuat ditandai dengan
adanya pembengkokan pada mineral
Geokimia Unsur Utama
Soeria Atmadja, dkk., 1994
Penulis, 2010 (XRF)
(AAS, ICP-AES dan neutron activation)
Sampel KM 01 GB 01 KJ 02 KK 01 JB 01 KRS 29 KRS 30 KRS 31A
Oksida (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
SiO2 43.79 47.54 47.89 48.88 46.77 54.5 52.5 58.8
TiO2 2.14 0.74 1.21 1.56 1.49 0.89 1.49 1.4
AlNilai
2O3 TiO2 < 15.1
1,25% 20.03 18.25
dipengaruhi oleh 17.29 17.28
kehadiran 15.02
mineral titanomagnetit 15.29
sbg 15.14
min.sekunder
Fe2O3* 11.95 8.97 9.19 11.03 9.84 8.21 11.14 6.73
MnO 0.35 0.191 0.247 0.479 0.396 0.16 0.22 0.1
MgO 7.12 4.89 4.92 6.96 6.78 5.24 4.83 3.01
CaO 8.54 11.29 MgO > 6%
5.93 4.46= magma
6.26 primitif 7.97 7.03 3.98
Na2O 3.44 3.02 5.59 4.57 5.1 4.15 4.54 7.55
K 2O 0.101 0.396 0.819 1.35 0.405 0.29 0.4 0.37
P2O5Kehadiran0.451
mineral0.173
sekunder Natrolit0.329
0.245 (Na2Al2Si0.32
3O10.2H2O) dan
0.1albitisasi Ca!Na
0.2 plag 0.25
SO3 0.565 0.112 0.213 0.389 0.514 - - -
LOI 6.22 2.45 5.25 4.51 4.65 3.36 2.76 2.67
Lain-lain 0.2254 0.2115Tingginya
0.24097 tingkat
0.1935pelapukan
0.1846 dan ubahan
0 0 0
Total 99.99 100.01 99.99 102.00 99.99 99.89 100.40 100.00
Sampel KM 01 GB 01 KJ 02 KK 01 JB 01 KRS 29 KRS 30 KRS 31A
Geokimia Unsur Elemen ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
Langka
Fe 83500 62700 64300 77200 68800 - - -
Mn 2710 1480 1910 3710 3060 - - -
Ba, K Cs 120 84 - 63 92 - - -
Cu 55 146 19 71 80 23 29 32
Ga 19 13 13 22 14 - - -
Unsur transisi: Co, Cu, Ni, V, Y 40 17 26 30 29 - - -
Cr, Mn La 67 59 55 44 39 - - -
Sc 25 40 31 12 28 - - -
Ba - - - - - 50 57 123
Yb - - - - - 3 - -
Th - - - - - - 1.2 1.1
Ta - - - - - - 0.2 0.2
Tb - - - - - - 0.7 0.8
Diagram Laba-laba
Pengkayaan pada
unsur LIL dan
miskin pada
Wood, dkk (1979)
unsur HFS
! tipikal toleit
busur kepulauan
Pearce (1983)
Mineral Normative (CIPW)
Penulis, 2010 Soeria Atmadja, dkk (1994)
Min. Norm KM 01 GB 01 KJ 02 KK 01 JB 01 KRS 29 KRS 30 KRS 31A
Apatite 1.07 0.41 0.58 0.78 0.76 0.24 0.47 0.59
Chromite 0.01 0.01 0 0.01 0.01 0.03 0 0.01
Zircon 0.03 0.01 0.02 0.03 0.03 0 0 0
Ilmenit 4.07 1.41 2.3 2.96 2.83 1.69 2.83 2.66
Orthoclase 0.6 2.34 4.84 7.98 2.39 1.71 2.36 2.19
Albite 29.11 25.55 38.41 38.67 37.44 35.12 38.42 63.88
Anorthite 25.46 39.93 22.29 20.04 23.06 21.5 20.16 6.33
Corundum 0 0 0 0.97 0 0 0 0
Magnetite 17.33 13.01 13.32 15.99 14.27 11.9 16.15 9.76
Diopside 11.23 12.15 4.63 0 4.78 14.01 10.9 9.51
Hyperstene 4.4 5.14 0 6.65 0 11.04 12.69 5.63
Quartz 0 0 0 0 0 6.24 3.04 2.46
Olivine 9.8 4.87 10.88 12.17 14.31 0 0 0
Nepheline 0 0 4.82 0 3.09 0 0 0
W% Norm 103.1 104.8 102.1 106.2 103 103.5 107 103
Diagram Diskriminan
Miyashiro (1974)
Zr (immobile)
sebagai absis
(Wilson, 1989)
Evolusi magma:
KM.01 ! JB.01
! KK.01 ! KJ.
02 ! GB.01
Kesimpulan Analisis Geokimia
1. Contoh batuan berasal dari magma ko-genetis
berafinitas toleit busur kepulauan
2. Mempunyai tingkat ubahan dan pelapukan
yang cukup tinggi (LOI) 2.45-6.22%
3. Ubahan dan pelapukan mempengaruhi pada
unsur K2O, Ca2O, TiO2 dan Na2O karena
proses albitisasi dan kehadiran mineral
sekunder magnetit dan natrolit
4. Evolusi magma dimulai dari contoh batuan KM.
01, berikutnya berturut-turut JB.01, KK.01, KJ.
02 dan GB.01
Sintesis Tektonik
Dasar Sintesis Tektonik:
1. Berdasarkan analisis pengamatan lapangan, petrografi dan geokimia, produk
vulkanik Tersier di daerah penelitian berafinitas toleit busur kepulauan dan
berasal dari magma ko-genetis dengan pusat erupsi utama di sekitar Desa
Dakah.
2. Vulkanisme di daerah Karangsambung didominasi oleh fase lelehan dari
banyaknya singkapan lava, produk piroklastik yang tidak melimpah dan
ketidakhadiran mineral hidrous seperti amfibol. Mengindikasikan sudut
penunjaman yang relatif landai
3. Proses ubahan albitisasi dan hadirnya mineral sekunder natrolit mengindikasikan
ubahan terjadi di lingkungan laut
4. Umur dari ofiolit Karangsambung utara berdasarkan pentarikhan radiometri K-Ar
menghasilkan 85.03 4.25 Jtl dan 81.26 4.06 Jtl (Kapur Akhir) (Suparka, 1988)
5. Umur dari vulkanik Tersier di daerah Karangsambung berdasarkan pentarikhan
radiometri K-Ar menghasilkan 39.86 3.31 Jtl (diabas G. Parang), 37.55 1.96
(basalt andesit G. Bujil), dan 26.52 1.93 Jtl (diabas Trenggulun Kidul) (Eosen
Akhir-Oligosen Akhir) (Soeria Atmadja, dkk., 1994)
6. Berdasarkan kehadiran nannoplankton, umur dari Formasi Karangsambung
adalah Eosen Tengah-Akhir dan Formasi Totogan Eosen Akhir-Oligosen hingga
Oligosen-Miosen Awal (Kapid dan Harsolumakso, 1996)
7. Terhentinya penunjaman Pra-Tersier karena kehadiran mikrokontinen
Gondwanaland di selatan Jawa Timur pada Kapur Akhir Eosen Tengah
(Sribudiyani, dkk., 2003)
Sintesis Tektonik
Penunjaman yang terjadi pada lingkungan yang sebelumnya merupakan
daerah melange dapat terjadi pada dua faktor:
1. Adanya sistem penunjaman baru yang bergeser ke arah Selatan dari
penunjaman lama
2. Posisi palung tetap tetapi sudut penunjaman menjadi lebih curam
Asumsi:
Kedalaman rata-rata pelelehan parsial pada busur kepulauan adalah 80-125
km di bawah busur vulkanik (Wilson, 1989).
Apabila dipilih opsi tipe penunjaman yang kedua akan didapatkan sudut
penunjaman >80o. Melihat perbandingan penunjaman resen pada tipikal busur
kepulauan di Palung Mariana yang menghasilkan sudut penunjaman 90o
(Davis dan Reynolds, 1996) berasal dari lempeng samudera Pasifik yang
berumur 150 juta tahun yang lalu dengan densitas yang sangat besar
sementara di Palung Meksiko lempeng samudera yang menunjam berumur 20
juta tahun yang lalu menghasilkan sudut 15-20o (England dan Wortel, 1980
dalam Davis dan Reynolds, 1996).
Apabila lempeng samudera yang menunjam di bawah Karangsambung
diasumsikan berumur tidak lebih dari ofiolit Karangsambung Utara yaitu 85.03
4.25 juta tahun dan 81.26 4.06 juta tahun (Suparka, 1988) pada umur
Karangsambung saat itu Paleosen (65-55 jtl) maka lempeng samudera
tersebut hanya lebih tua 15 jtl sehingga tidak mungkin akan dihasilkan sudut
penunjaman >80o dari lempeng samudera yang menunjam tersebut karena
densitasnya belum begitu besar.
! Opsi penunjaman pertama: Adanya sistem penunjaman baru yang
bergeser ke arah Selatan dari penunjaman lama
Kapur-Paleosen
Karangsambung
merupakan zona subduksi
Tumbukan mikrokontinen
Gondwanaland di tepi
timur dan tenggara
Sundaland pada Kapur
Akhir mengakibatkan tidak
aktifnya zona subduksi
Meratus (Sribudiyani,
2003)
Eosen Tengah
Lempeng samudera Indo-
Australia terus bergerak ke
utara menyebabkan
terbentuknya jalur
penunjaman baru
Daerah Karangsambung
terbentuk sedimentasi
Formasi Karangsambung
di lingkungan laut
Eosen Akhir
Penunjaman baru telah
mencapai kedalaman
80-125 km terjadi
pelelehan parsial ditandai
dengan aktivitas
vulkanisme di daerah
Bayah, Ciletuh,
Karangsambung dan
Bayat.
Vulkanisme di daerah
Karangsambung terbentuk
pada lingkungan bawah
laut
Terjadi juga pengendapan
Formasi Totogan
Sketsa Vulkanik Dakah
Pusat erupsi di daerah Dakah
berturut-turut setelahnya
terbentuk retas diabas
Jembling-K.Kayen, leher
vulkanik diabas G.Parang,
retas diabas K.Jebug-
Banjarsari, leher vulkanik
basalt andesit G.Bujil dan
retas diabas Trenggulun
Kidul
Produk erupsi berupa lava
berstruktur masif dan bantal
basalt dan tuf piroklastik.
Produk synerupsi berupa
breksi hialoklastik insitu dan
sedimenter, fragmen basalt
dan batupasir vulkaniklastik
dalam Formasi
Karangsambung, Totogan
dan Waturanda
Peta Geologi Daerah Penelitian
Bellon, dkk., (1989), Soeria Atmadja, dkk., (1994), Akmaluddin, dkk., (2005), Setijadji dan
Watanabe, (2009)
Harsolumakso, (1996)
Kamtono, (1995)
b c
d
Eutectic point
CaMg(SiO3)2 CaAl2Si2O8
(Diopside) (Anorthite)
(b) (d)
Materi Kuliah Petrologi Lanjut, 2008
Dr. IGB Eddy Sucipta, MT
Tekstur diabasic
L1
P1
L1 P1
P2 P1
L2
P2
P3 P2 P1
L3
P3
P4 P3 P2 P1
P4
P4
NaAlSi3O8 CaAl2Si2O8
(Albite) (Anorthite)