PROPOSAL TESIS
Logam dasar dan emas merupakan komoditas berharga yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan elektronik, infrastruktur, nilai tukar dan geopolitik Indonesia.
Daerah Bulawan Satu merupakan daerah yang mengalami pembentukan sistem
mineralisasi porfiri dan epitermal dan telah menjadi objek eksplorasi oleh PT. J
Resources Nusantara dan PT. Newmont Minahasa Raya. Tatanan tektonik daerah
penelitian merupakan zona tumbukan antara busur volkanik dengan fragmen
kontinen Australia serta dipengaruhi oleh sistem subduksi Sula Slab yang aktif
sejak Oligosen hingga Pliosen, sistem subduksi Sangir Timur yang aktif pada
Miosen hingga Resen, dan sistem subduksi Sulawesi Utara yang aktif sejak
Pleistosen hingga Resen. Tatanan tektonik pada daerah penelitian tersebut
menimbulkan struktur-struktur geologi secara intensif yang menjadi jalur kehadiran
fluida hidrotermal mineralisasi. Penelitian ini akan membahas peranan struktur
geologi yang terbentuk pada daerah penelitian terhadap pembentukan mineralisasi
dan mengontrol aktivitas magmatisme pada daerah penelitian.
Penelitian ini akan dilakukan dengan observasi lapangan dan pengamatan data bor.
Observasi lapangan ditujukan untuk pemetaan geologi, pengukuran kedudukan
struktur geologi, dan pengambilan sampel batuan permukaan. Pemetaan geologi
ditujukan untuk mengidentifikasi kondisi geologi dan penyebaran zona alterasi
daerah penelitian. Pengukuran kedudukan struktur geologi ditujukan untuk analisis
kinematik dan dinamik struktur geologi, dan sampel batuan permukaan ditujukan
untuk analisis mikrostruktur, Analytical Spectral Device (ASD), petrografi sayatan
tipis, serta sayatan poles. Pengamatan data bor ditujukan untuk mengamati
penampang alterasi di bawah permukaan. Struktur geologi daerah penelitian
diharapkan membentuk pola yang mengontrol mineralisasi porfiri dan epitermal di
daerah penelitian yang dibuktikan dari penyebaran alterasi hidrotermal,
mineralisasi, analisis kinematik, dan dinamik struktur geologi.
i
ABSTRACT
By
DEVITO PRADIPTA
NIM: 12016033
(Master Program of Geological Engineering)
Basemetal and gold are necessarily precious commodities to fulfill the demands of
electronics, infrastructures, exchange rate, and geopolitics of Indonesia. Bulawan
Satu Region is an area which formations of porphyry and epithermal mineralization
systems and had been exploration objects of PT. J Resources Nusantara and PT.
Newmont Minahasa Raya. Tectonic setting of the study area is an arc-continent
collision zone and affected by Sula Slab subduction system which was activated
since Oligocene to Pliocene, East Sangir subduction system which was activated
since Miocene to Recent, and North Celebes subduction system which was activated
since Pleistocene to Recent. The tectonic setting of the study area intensively forms
geological structures which has taken role as hydrothermal fluid pathway for
mineralization. The study will be conducted to determine the role of formed
geological structures to the formation of mineralization and control the magmatism
in the study area.
The study will be conducted by the field observation and core logging. The field
observation will be made through geological mapping, measurement of structural
geology positions, and surface rock sampling. The geological mapping will be done
in order to determine the geological condition, hydrothermal alteration zone, and
mineralization in the study area. The measurement of structural geology positions
will be done in the purpose of kinematic and dynamic analysis of geological
structures. The surface rock sample was taken for microstructure, Analytical
Spectral Device (ASD), thin section, and polished section. The core logging will be
done to create the subsurface section of alterations. The structural geology in the
study area is expected to form some patterns which control the formation of
porphyry and epithermal mineralization system in the study area based on the
conclusions of hydrothermal alteration, mineralization, kinematic, and dynamic
analysis of geological structures.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
I.2 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 2
I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
I.4 Lokasi dan Objek Penelitian .......................................................................... 3
I.5 Asumsi dan Hipotesis Penelitian ................................................................... 4
I.6 Metode Penelitian .......................................................................................... 4
I.6.1 Studi Literatur ......................................................................................... 4
I.6.2 Observasi Lapangan................................................................................ 5
I.6.3 Analisis Kinematik dan Dinamik Struktur Geologi ................................ 5
I.6.4 Analisis Mikrostruktur ............................................................................ 7
I.6.5 Petrografi Sayatan Tipis dan Sayatan Poles ........................................... 8
I.6.6 Analisis Analytical Spectral Devices (ASD) ........................................ 10
I.6.7 Pengamatan Data Bor ........................................................................... 10
I.7 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 12
I.8 Rencana Linimasa Penelitian ....................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Lokasi penelitian pada daerah Bulawan Satu yang diperoleh dari
perangkat lunak Google Earth Pro .....................................................3
Gambar I.2 Hubungan arah tegasan terhadap pembentukan sesar berdasarkan
klasifikasi Anderson (1951) ................................................................6
Gambar I.3 Ilustrasi pola deformasi simple shear terhadap struktur geologi yang
terbentuk (Harding dkk., 1973) ...........................................................7
Gambar I.4 Hubungan bola pantai atau fault plane solution terhadap pergerakan
sesar yang terjadi (Fossen, 2010) ........................................................7
Gambar I.5 Bentuk-bentuk mikrostruktur pada sayatan tipis (kiri) dan hubungan
deformasi terhadap orientasi kristal pada sayatan tipis (kanan;
Passchier dan Trouw, 1995) ................................................................8
Gambar I.6 Diagram zonasi alterasi hidrotermal berdasarkan kumpulan mineral
yang terbentuk pada pH dan temperatur tertentu (Corbett dan Leach,
1998) ...................................................................................................9
Gambar I.7 Temperatur fluida hidrotermal pada pembentukan zona alterasi
hidrotermal (Kingston Morrison Ltd., 1997) .....................................10
Gambar I.8 Pola gelombang inframerah (SWIR) yang menunjukkan karakteristik
mineral lempung alterasi secara spesifik ...........................................11
Gambar I.9 Model konseptual sistem mineralisasi porfiri (Sillitoe, 2010) ............12
Gambar I.10 Model konseptual sistem mineralisasi epitermal (Buchanan, 1981) ..12
Gambar I.11 Diagram alir rencana penelitian .........................................................15
iv
DAFTAR TABEL
v
Bab I Pendahuluan
Target produksi unsur logam dasar dan emas di Indonesia semakin bertambah
seiring keberadaan strategis pemerintah untuk meningkatkan produksi mineral dan
nilai tambah dari mineral tersebut. Hal ini salah satunya mendorong pemerintah
untuk mematok target produksi unsur emas sebanyak 75 ton setiap tahun (ESDM,
2018). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan bahwa
cadangan emas domestik Indonesia mencapai 1132 ton Au dengan produksi Au
sebesar 40 ton pada tahun 2018.. Jumlah cadangan komoditas logam dasar dan
besar produksinya turut perlu ditingkatkan demi keseimbangan harga logam dasar
domestik. Berdasarkan angka tersebut, kegiatan eksplorasi mineral logam dan emas
untuk penemuan cadangan baru sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
industri, perdagangan, investasi, dan geopolitik Indonesia di dunia.
Daerah Bulawan Satu telah diketahui memiliki cadangan emas sebesar 5000 kg
emas dan 4000 kg perak sejak tahun 1931 oleh van Bemmelen (1949). Batuan
vulkanik dan endapan volkaniklastik di daerah ini mengalami beberapa fase alterasi
dan memungkinkan terjadinya mineralisasi emas dan perak (Carlile dkk., 1990).
Hal ini sejalan dengan tatanan tektonik Sulawesi Utara yang merupakan busur
volkanik yang memanjang dari Kepulauan Sangir hingga bagian utara dari Sulawesi
Tengah. Gunung api berumur Tersier pada busur volkanik Sulawesi Utara
membentuk sistem endapan porfiri dan epitermal yang sebagian telah dieksploitasi
oleh perusahaan nasional dan mancanegara. Namun, sebagian sistem mineralisasi
yang berkembang pada busur volkanik Sulawesi Utara belum tereksplorasi secara
lengkap. Publikasi mengenai pola struktur geologi di Sulawesi Utara, khususnya
daerah Bulawan Satu, belum menyintesakan secara komprehensif tentang
hubungan antara pembentukan sistem mineralisasi dan pola struktur geologi yang
berkembang.
Tatanan tektonik busur volkanik Sulawesi Utara yang relatif kompleks dengan
aktivitas magmatisme yang berlangsung sejak Oligosen Akhir - Resen membentuk
1
pola struktur dengan arah dan pergerakan yang bervariasi. Pola struktur geologi
yang bervariasi tersebut turut terekam pada daerah Bulawan Satu sehingga studi
analisis kinematik dan dinamik perlu dilakukan untuk mengidentifikasi peranan
struktur terhadap pembentukan sistem mineralisasi. Pemahaman pola struktur
geologi suatu daerah penelitian dapat menjadi panduan eksplorasi mineral logam
yang tepat untuk memprediksi arah kemenerusan serta daerah anomali mineralisasi.
2
I.4 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada daerah Bulawan Satu, Provinsi Sulawesi Utara.
Lokasi penelitian tersebut terletak 112 km dari Kota Manado dan dapat ditempuh
selama lima jam dengan menggunakan kendaraan bermotor (Gambar I.1). Lokasi
penelitian turut merupakan bagian wilayah konsesi milik PT. J Resources Nusantara
dan sebagian merupakan bekas wilayah konsesi PT. Newmont Minahasa Raya yang
bergerak dalam eksplorasi emas. Objek penelitian yang diamati berupa litologi,
struktur geologi, alterasi hidrotermal, mineral bijih, dan data bor. Struktur geologi
yang diamati pada penelitian berupa bidang sesar, cermin sesar, urat, kekar gerus,
breksi, dan kontak satuan atau zona.
Gambar I.1 Lokasi penelitian pada daerah Bulawan Satu yang diperoleh dari Google Earth Pro
3
I.5 Asumsi dan Hipotesis Penelitian
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1. Struktur geologi pada daerah penelitian yang terbentuk secara relatif bersamaan
dengan aktivitas magmatisme dan pembentukan sistem mineralisasi hadir
mengontrol sebaran mineralisasi di daerah penelitian.
2. Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian yang terbentuk secara
relatif setelah proses magmatisme dan mineralisasi berlangsung akan
menyebabkan perpindahan (offset) lokasi mineralisasi di daerah penelitian.
3. Struktur geologi pada daerah penelitian merupakan jalur permeabel untuk
kehadiran mineralisasi logam dasar dan emas di daerah penelitian.
4
I.6.2 Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan pada kavling daerah penelitian seluas 8 x 6 km2
dengan deskripsi singkapan, pengukuran kedudukan struktur geologi, dan
pengambilan sampel batuan permukaan pada daerah penelitian. Observasi lapangan
dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi geologi, satuan geomorfologi, struktur
geologi, zona alterasi hidrotermal, dan mineralisasi daerah penelitian. Produk dari
observasi lapangan adalah peta geologi, peta geomorfologi, peta struktur geologi,
kolom stratigrafi, serta peta alterasi, dan mineralisasi daerah Bulawan Satu.
5
Analisis dinamik struktur geologi merupakan analisis pergerakan sesar dengan
memperhitungkan gaya penyebab yang membentuk struktur geologi tersebut.
Analisis dinamik struktur geologi dilakukan dengan menggunakan data kedudukan
cermin sesar pada daerah penelitian. Analisis dinamik disusun menggunakan
perangkat lunak Faultkin Allmendinger v.8.1.1 dengan konfigurasi P dihedra.
Produk dari analisis dinamik tersebut berupa bola pantai atau fault plane solution
yang menunjukkan arah tegasan maksimum (σ1), arah tegasan menengah (σ2), dan
arah tegasan minimum (σ3). Bola pantai yang dihasilkan dengan konfigurasi P
dihedra menunjukkan rekonstruksi paleostress dalam sebuah periode pembentukan
struktur geologi yang dianalisis (Gambar I.4; Fossen, 2010).
Gambar I.2 Hubungan arah tegasan terhadap pembentukan sesar berdasarkan klasifikasi Anderson
(1951)
6
Gambar I.3 Ilustrasi pola deformasi simple shear terhadap struktur geologi yang terbentuk (Harding
dkk., 1973)
Gambar I.4 Hubungan bola pantai atau fault plane solution terhadap pergerakan sesar yang terjadi
(Fossen, 2010)
7
pelapukan atau faktor nontektonik seperti diagenesis dan pembekuan magma.
Deformasi brittle dan ductile yang terjadi pada daerah penelitian dapat diamati pada
skala agregat butir dalam bentuk kembaran mekanis pada kristal, pemadaman
bergelombang, foliasi kristal, dan perlipatan (Gambar I.5).
Gambar I.5 Bentuk-bentuk mikrostruktur pada sayatan tipis (kiri) dan hubungan deformasi
terhadap orientasi kristal pada sayatan tipis (kanan; Passchier dan Trouw, 1995)
8
zona alterasi hidrotermal (Gambar I.6). Kumpulan mineral alterasi pada sebuah
zona alterasi hidrotermal akan dilakukan perajahan temperatur untuk menentukan
temperatur fluida hidrotermal (Gambar I.7).
Gambar I.6 Diagram zonasi alterasi hidrotermal berdasarkan kumpulan mineral yang terbentuk pada
pH dan temperatur tertentu (Corbett dan Leach, 1998)
9
Gambar I.7 Temperatur fluida hidrotermal pada pembentukan zona alterasi hidrotermal (Kingston
Morrison Ltd., 1997)
10
lubang bor untuk membuat penampang geologi dan alterasi bawah permukaan
(Gambar I.9 dan Gambar I.10).
Gambar I.8 Pola gelombang inframerah (SWIR) yang menunjukkan karakteristik mineral lempung
alterasi secara spesifik
Sejumlah sampel batuan pada data bor (core) akan disiapkan untuk preparasi
sayatan tipis, sayatan poles, dan analisis ASD. Analisis terhadap sampel batuan
pada data bor diharapkan menghasilkan data yang lebih baik dengan efek pelapukan
yang lebih sedikit dan hubungan antarsatuan batuan serta antarzona alterasi yang
dapat diamati lebih jelas. Pembuatan penampang alterasi bawah permukaan akan
dibandingkan terhadap model konseptual sistem mineralisasi porfiri dan epitermal
yang berkembang di daerah penelitian. Penampang alterasi bawah permukaan juga
digunakan untuk interpretasi struktur geologi yang berkembang terhadap zona
alterasi hidrotermal yang terbentuk dari kehadiran breksi sesar atau fault gouge.
11
Gambar I.9 Model konseptual sistem mineralisasi porfiri (Sillitoe, 2010)
12
I.8 Rencana Linimasa Penelitian
Rencana penelitian akan dibagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap
perencananaan, tahap pengambilan data, tahap analisis, dan tahap penyusunan tesis
(Tabel I.1). Tahap perencanaan dilakukan di kampus Institut Teknologi Bandung
pada bulan Januari 2021 berupa studi literatur, persiapan administrasi, dan
persiapan logistik serta akomodasi. Tahap pengambilan data berupa observasi
lapangan dan pengamatan data bor dilakukan pada Februari hingga April 2021 di
daerah Bulawan Satu. Tahap analisis berupa petrografi, mikrostruktur, ASD,
analisis kinematik, dan analisis dinamik struktur geologi dilakukan pada bulan
April hingga Mei 2021. Tahap penyusunan tesis dilakukan pada bulan April 2021
dan diakhiri dengan seminar tesis pada bulan Juni 2021. Tahap analisis dan
penyusunan tesis dilakukan di kampus Institut Teknologi Bandung. Tahapan-
tahapan penelitian tersebut dapat dilihat dalam sebuah diagram alir (Gambar I.11)
13
Tabel I.1 Rencana linimasa penelitian
TAHUN 2021
BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
MINGGU 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP PERENCANAAN
Studi Literatur
Persiapan Logistik dan
Akomodasi
Administrasi
TAHAP PENGAMBILAN
DATA
Observasi Lapangan
TAHAP ANALISIS
Analisis Kinematik dan
Dinamik
Analisis Petrografi Sayatan
Tipis dan Poles
Analisis Mikrostruktur
Analisis Analytical
Spectral Device
TAHAP PENYUSUNAN
TESIS
Penulisan Tesis
Seminar Tesis
14
Gambar I.11 Diagram alir rencana penelitian
15
DAFTAR PUSTAKA
-Saya pernah mendapatkan bonus satu dari pertanyaan saya. Terima kasih Pak-
16