Anda di halaman 1dari 31

HYDROTHERMAL SYSTEM Mira Widyariestha

Mei 18th 2019


HYDROTHERMAL
Proses Pembentukkan
Endapan Mineral Magmatic segregation

Pegmatitic Deposition

Hydrothemal Precipitation
Endogenic

Metamorphic & Metasomatic


Process

Volcanic/ Sedimentary Exhalative

Mineral
Deposit Mechanical Accumulation

Sedimentary
Precipitation
Exogenic
Residual Process

Secondary / Supergene
Enrichment

(Renanda Sevirajati, 2016)


Hidro + Termal

Fluida hidrotermal adalah larutan panas (50-500 C),


mengandung zat terlarut yang dapat terpresipitasi ketika
larutan tersebut berubah properti fisik dan kimianya dalam
ruang dan waktu. Fluida hidrotermal sangat dipengaruhi variasi
temperatur, tekanan, dan densitas.

(Pirajno, 2009)
Meteorik Metamorfik

Juvenil/
Air Laut
Magmatik

Connate

(Pirajno, 2009)
Sistem hidrotermal didefinisikan sebagai
sirkulasi fluida panas ( 50° – >500°C ), secara
lateral dan vertikal pada temperatur dan tekanan
yang bervariasi di bawah permukaan bumi.
(Pirajno, 2009)

Sirkulasi fluida Hasil Konsentrasi mineral


hidrotermal dalam
logam
jangka waktu tertentu

dapat disebut endapan


mineral atau tidak
tergantung keekonomisan
Source Transport Trapping

Komponen utama:
Intrusi, metamorfisme,
Heat Source pancaran radioaktif,
gradien geothermal
Komponen penting lainnya:

Fluid Phase Fluida hidrotermal Jalur untuk dilalui oleh


Ruang
fluida hidrotermal
(Pirajno, 2009)

STRUKTUR GEOLOGI, LITOLOGI PERMEABEL!


Sirkulasi fluida hidrotermal menyebabkan himpunan mineral
pada batuan dinding menjadi tidak stabil dan cenderung
menyesuaikan kesetimbangan baru dengan membentuk
himpunan mineral yang sesuai dengan kondisi yang baru,
yang dikenal sebagai alterasi ( ubahan ) hidrotermal.

FLUIDA HIDROTERMAL
PANAS (50°->500°C)

Mineral tidak stabil


baik pada batuan
dinding ataupun mineral
yang dibawa fluida
Terbentuk mineral baru
yang lebih stabil
(mineral ubahan)

(Pirajno, 2009; dalam Sevirajati, 2016)


ALTERASI HIDROTERMAL
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan
mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang
dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk
metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding
(Pirajno, 2009).
Fluid Characteristic

Karakteristik fluida hidrotermal mengontrol:


- Tipe dan kuantitas mineral bijih yang tertransport
- Proses alterasi dan mineralisasi
- Lokasi alterasi dan mineralisasi

Karakteristik host rock mengontrol


mekanisme aliran fluida

Keterbentukan mineral Cavity Filling


alterasi dan mineral bijih
endapan epitermal Replacement

(Hedenquist, 1987; dalam Sevirajati, 2016)


VARIABEL PENGONTROL ALTERASI
Temperatur Paling
Berpengaruh
Komposisi kimia fluida

Konsentrasi Larutan Hidrothermal

Komposisi Host rock

Laju pembentukkan mineral alterasi

Waktu untuk mencapai kesetimbangan

Permeabilitas
Browne, 1978
Corbett dan Leach 1997
Endapan Hidrotermal
Hypothermal
Terbentuk pada kedalaman sangat dalam dan kondisi temperature tinggi.
Mesotermal
Terbentuk pada temperature dan tekanan moderat dengan kedalaman tidak
terlalu dalam.
Epitermal
Terbentuk pada temperature rendah (50-200 °C) dan dangkal/ dekat
permukaan bumi (<1,5km).

Lindgren (1933)
Conceptual model for the styles of Au-Ag-Cu mineralization developed within magmatic arcs (Corbett, 2009).
EPITERMAL

(Silitoe dan Hedenquist, 2003)


Meteoric Water

Magmatic Water

Felix S, 2014
LS

Fluida
dominan
meteoric,
pH netral
Alterasi
argilik,
propilitik,
filik
Mineralisa
si dalam
bentuk urat,
stockwork
tekstur
bervariasi
Condensation

Sulfosalt

Vapour & Liquid


Sulfid
a

Boiling Zone

Sulfid
a
Buchanan (1981), modified by Morrison (1990) dan Corbett & Leach (1997)
Fluida magmatic-meteorik, pH dominan netral. Alterasi mineral
lempung (argilik), serisit, karbonat, roscoelit

IS Mineralisasi dalam bentuk urat dan breksi, tekstur dapat berupa


koloform atau krustiform
Dapat dibedakan dari LS oleh kehadiran Mn-Carbonate cth
rodochrosite

Hedenquist, 2001
HS

Fluida dominan
magmatik, pH asam
Alterasi advan argilik,
argilik, propilitik
Mineralisasi dalam
bentuk kuarsa vuggy,
sulfida masiv, urat,
diseminasi dan breksi
hidrotermal
Aribbas (1995)
Silitoe (1999)
HS di Lepanto (Hedenquist dan Tarran, 2013)
PORFIRI Felix S, 2014

Terbentuk berasosiasi
dengan intrusi porfiritik
Alterasi argilik,
propilitik, filik, potasik
Mineralisasi dalam
bentuk stockwork dan
diseminasi
Felix S, 2014

Anda mungkin juga menyukai