Anda di halaman 1dari 2

Tugas Evolusi Geologi:

Aktivitas Tektonik Kalimantan Timur


Oleh Mira Widyariestha 270110140163
Kelas A

Pulau Kalimantan, terutama Kalimantan Timur adalah bagian dari Indonesia yang dikenal
karena kekayaannya akan sumber daya geologi. Di antaranya bahan bakar fosil seperti minyak
bumi dan batubara. Fitur geologi lainnya yang juga cukup terkenal di antaranya Delta Mahakam.
Dibandingkan dengan beberapa pulau lain di Indonesia, Kalimantan acapkali terbilang stabil.
Karena lokasinya yang cukup jauh dari subduksi saat ini, bahaya akan adanya bencana
vulkanisme dan kegempaan menjadi tidak signifikan. Akan tetapi apakah benar demikian?
Secara tektonik, Kalimantan Timur dipengaruhi interaksi antara lempeng Indoaustralia,
Eurasia, serta lempeng Samudera Philipina. Sebagian tubuh Pulau Kalimantan termasuk ke
dalam Sundaland, bagian lempeng Eurasia yang cenderung stabil karena posisinya sebagai
lempeng kontinental. Namun jika ditelusuri, ternyata sebagian dari batuan dasar (basement rock)
Kalimantan berasal dari mikrokontinen-mikrokontinen akibat interaksi lempeng-lempeng
tersebut. Di antaranya yaitu mikrokontinen China Selatan. Mikrokontinen ini adalah pecahan
dari benua super Rodinia yang kemudian mengalami rifting pada Paleozoikum.
Kalimantan juga memiliki jalur Pegunungan Meratus. Pegunungan ini diduga berasosiasi
dengan jalur subduksi pada Zaman Kapur. Hal ini diperkuat dengan adanya zona mélange dan
ofiolit di Kalimantan.
Aspek geologi yang cukup signifikan di Kalimantan Timur adalah Cekungan Kutai
(Kutai Basin), terutama karena kekayaan sumber daya energi fosil yang dimilikinya. Cekungan
ini sendiri terbentuk akibat adanya rifting Selat Makasar di Eosen Tengah sehingga dasar
cekungan mengalami pelenturan membentuk sistem grabben hingga Oligosen Akhir. Cekungan
ini tempat mengendapnya berbagai formasi seperti Formasi Warukin, Formasi Pulubalang dan
Formasi Balikpapan. Cekungan ini sendiri memiliki beberapa struktur prominen, di antaranya
yaitu Antiklinorium Samarinda.
Antiklinorium Samarinda adalah sekumpulan lipatan dan patahan dengan trend NNE –
SSW dan berbentuk asimetrik, berupa sesar naik yang dibatasi oleh antiklin-antiklin dan
diselingi sinklin-sinklin berdimensi lebar. Meskipun tampak asimetri, bagian tengah dari
antiklinorium ini ternyata simetris. Struktur ini membentang pada strata-strata berumur Miosen
di Kalimantan Timur. Selain itu terdapat pula struktur sistem delta top grabben yang mengalami
reaktivasi di dekat keberadaan anticlinorium ini, yaitu struktur sistem graben pada delta top.
Reaktivasi tersebut menandakan masih adanya tegasan-tegasan yang bekerja
menyebabkan adanya aktivitas tektonik di Kalimantan Timur. Dengan demikian, kemungkinan
reaktivasi pada sesar-sesar dan lipatan-lipatan di Kalimantan Timur bukanlah tidak mungkin.
Tidak terkecuali Antiklinorium Samarinda. Dari data tahun 2015 sendiri telah terjadi dua kali
gempa bumi di Kalimantan Timur, yang keduanya diduga merupakan aktivitas dari sesar. Di
Kalimantan Barat dan Tengah Juni 2016 silam juga terjadi gempa bumi dangkal yang juga
dikaitkan dengan sesar. Dengan demikian, agaklah terlalu cepat bila kita mengatakan Kalimantan
merupakan wilayah dengan tektonik tidak aktif.

Sumber:
http://kaltim.prokal.co/read/news/227881-jangan-salah-kaltim-rawan-gempa-bumi
http://regional.kompas.com/read/2016/06/24/13133541/gempa.5.1.sr.guncang.kalteng.dan.kalbar
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/delta-mahakam-dan-125-tahun-eksplorasi-migas-di-kaltim-
selat-makassar/
Hutchison, Charles. 1998. Stratigraphic-Tectonic Model for Eastern Borneo. Malaysia:
University of Malaya

Anda mungkin juga menyukai