Anda di halaman 1dari 7

Ariq Daffarafian

1706046691
Geologi
Kerangka Tektonik
Kalimantan dapat dibagi menjadi beberapa wilayah berdasarkan trend dari wilayah
tektonik tersebut, pada bagian utara dari kalimantan didominasi oleh kompleks akresi Crocker
Rajang-Embaluh pada Cretacceous dan Eocene – Miocene. Bagian tersebut didominasi oleh aliran
arus turbidit ya yang menyebar dari utara ke timur, sedimen tersebut mengalami imbrikasi,
deformasi, dan mengalami metamorfisme lemah saat Cretaceous dan subduksi pada zaman tersier.

Cekungan Melawi – Ketungau dan Cekungan Kutai terbentuk disepanjang batas selatan
dari kompleks tersebut pada saat Eocene akhir dan mengalami pemisahan dari batas selatan
tersebut disebabkan oleh Lupar – Lubok Antu dan Boyan mélange-ophiolitic zones. Cekunga kutai
melebar disepanjang makasar rift system sementara Cekungan Melawi – Ketungau dan Cekungan
Kutai bagian atas mengisi bagian-bagian seperti fore-arc, intra-arc, hingga vulkanisme tersier.
Cekungan Tarakan serta Cekungan Sandakan merupakan cekungan tersier yang terhampar pada
bagian Timur Laut pada Pulau Kalimantan. Sama halnya dengan Cekungan Kutai, yaitu memiliki
sumber sedimen dari system deltaic dari daratan Pulau Kalimantan. Cekungan Barito terbentuk
dalam waktu yang bersamaan namun Cekungan Barito terbentuk sebagai back-arc atau continental
rift. Korelasi dari batu pasir/konglomerat basal berumur Eocene dan Gunung Api berumur Eocene
dari cekungan-cekungan tersebut memiliki kesimpulan bahwa terdapat system yang berkelanjutan
dari Eocene rift yang terbentuk disepanjang batas uplift dan erosi dari Schwaner Batholith. Sistem
tersebut berkembang menjadi cekungan yang terpisah pada saat Oligocene dan Miocene. Sebagia
besar sedimentasi berlanjut pada masa Neogene. Schwaner Batholit tersebut merupakan paparan
dari batuan granit Cretaceous yang mengintrusi gunung api Paleozoic dan Mesozoic,
vulkaniklastik, serta sedimen-sedimen laut dalam maupun dangkal. Bagian dari kalimantan yang
tersingkap dengan baik yang berumur Palezoic dan Mesozoic yaitu berada pada bagian Barat –
Laut Kalimantan dan bagian Barat Sarawak. Batas bagian timur dari Cekungan Barito terbentuk
oleh Ofiolit Meratus yang mana terjadi pada zaman kapur pertengahan (Sikumbang,1986),
diasumsikan selama subduksi yang memiliki arah Barat – Laut. Busur vulkanisme pada bagian
tenggara kalimantan keluar jalur menuju system busur Sulawesi. Ofiolit Meratus memisahkan
Cekungan barito dari Cekungan Asem-asem yang berada pada bagian tenggara kalimantan.
Cekungan asem-asem merupakan cekungan tersier yang dikonversi mengarah tenggara secara
bertahap menuju Paternoster carbonate platform.

Litologi dan Stratigrafi


Umumnya Pulau Kalimantan tersebut didominasi oleh batuan sedimen tersier dan kuarter
jika dilihat dari peta geologi regional dari badan geologi. Namun terdapat juga batuan pra-tersier
pada daerah kalimantan tersebut namun tidak terlalu mendominasi.
Batuan sedimen tersier dan kuarter terhampar di sekeliling Pulau kalimantan tersebut,
namun lebih didominasi pada bagian Utara dan Timur Laut dari Pulau kalimantan. Batuan sedimen
tersebut didominasi oleh batuan klastik dan karbonat serta terdapat batuan vulkaniklastik didekat
volcanic arc.
Ariq Daffarafian
1706046691
Geologi
Batuan pra-tersier juga terdapat pada Pulau Kalimantan tersebut, namun hanya
mendominasi pada bagian Barat Daya dari Pulau Kalimantan. Batuan tersebut didominasi oleh
batuan metamorf dan juga batuan beku intrusive seperti granit, namun juga terdapat batuan
sedimen seperti batuan klastik serta terdapat juga batuan breksi namun tidak mendominasi.

Sejarah Geologi
Pada awalnya bagian Barat Daya kalimantan berasal dari bagian sundaland yang tersusun
atas kerak yang stabil (berumur kapur awal), ofiolit dan juga sedimen ditemukan di Pegunungan
Meratus yang diperkirakan berasal dari subduksi Mesozoikum. Pada wilayah antara Sarawak dan
kalimantan pun terdapat sedimen laut dalam berumur Kapur – Oligosen dan ofiolit yang mana
menunjukkan adanya kompleks subduksi. Peter dan Supriatna (1989) menyatakan bahwa terdapat
intrusive besar bersifat granitik berumur Trias diantara Cekungan Mandai dan Cekungan Kutai
atas, memiliki kontak tektonik dengan formasi berumur Jura-Kapur.
Zona subduksi ke arah tenggara di bagian barat lau dari kalimantan pada periode Kapur
dan Tersier Awal dapat merujuk kepada kehadiran ofiolit, mélange, broken formation, dan struktur
tektonik kelompok Rajang, formasi Crocker, dan Kelompok Embaluh. Selama Eosen batas
konvergensi pada masa Tersier (Sulawesi) memnyebabkan banyaknya terbentuk akresi tersebut.
Mulainya kolisi antara india dan asia pada Eosen tengah mempengaruhi penyesuaian
lempeng asia serta terdapat subsidence dan sedimentasi di kalimantan dan wilayah sekitar yang
merupakan fenomena regional yang kemungkinan disebabkan oleh pemekaran pada bagian back-
arc Laut Celebes.
Readjustment dari lempeng pada masa oligosen menyebabkan adanya aktivitas tektonisme
pada daerah kalimantan. Pada pertengahan Oligosen Pulau New Guinea terdapat ketidakselarasan
sebagai penanda. Hal tersebut dapat dihubungkan dengan kolisi pada bagian utara lempeng
Australia dengan sejumlah kompleks busur. New Guinea tersebut mengalami perubahan dari batas
konvergen pasif menjadi oblique, sistem strike slip dengan arah barat – timur menyebabkan
perpindahan fragmen benua Australia ke bagian timur Indonesia.
Ketidakselarasan pada pertengahan Oligosen hadir di Laut China selatan dan pada wilayah
sekitarnya Ketidakselarasan tersebut dapat dikorelasikan dengan pemekaran lantai samudera di
Laut China Selatan. Subduksi berarah barat laut Kalimantan terhenti secara progresif dari barat
daya sampai timurlaut. Pada bagian barat daya, berhenti pada pertengahan Oligosen, di bagian
timurlaut, berhenti pada akhir Miosen awal.
Pada Miosen awal – tengah terdapat perubahan pada wilayah Laut China Selatan.
Pemekaran lantai samudera pada wilayah Laut China Selatan berhenti, sebagai subduksi di Sabah
dan Palawan, mulai terjadinya pembukaan Laut Sulu dan obduksi ofiolit di Sabah. Membukanya
cekungan marginal Laut Andaman terjadi pada sebagian awal Miosen tengah.
Ariq Daffarafian
1706046691
Geologi
Potensi Geologi
 Batubara
Kalimantan merupakan pulau penghasil komoditas batubara terbesar di Indonesia, sumber
daya tersebut tersebar pada bagian Timur Laut- Tenggara. Hal tersebut disebabkan oleh
pada Kalimantan terdapat lingkungan pengendapan darat yang mana batubara tersebut
dapat terendapkan jika ada lingkungan pengendapan darat seperti rawa-rawa.
 Minyak Bumi & Gas
Cekungan Sedimen tersier pada daerah kalimantan terdapat sekitar 21 cekungan dan
cekungan-cekungan tersebut belum dilakukan eksplorasi sepenuhnya yang mana terdiri
dari 4 cekungan yang belum ditemukan hidrokarbon, 3 cekungan yang sudah memproduksi
hidrokarbon, dan terdapat satu cekungan dengan indikasi hidrokarbon.
 Panas Bumi
Potensi panas bumi pada Pulau Kalimantan memang tidak dominan dibandingkan dengan
pulau-pulau lainnya, hal tersebut dikarenakan pulau kalimantan memiliki aktivitas tektonik
maupun vulkanisme yang hamper tidak ada. Namun pada beberapa daerah di kalimantan
sudah beroperasi untuk memanfaatkan system panas bumi di beberapa titik. Sistem panas
bumi pada daerah kalimantan memiliki system konveksi yang mana pada daerah
kalimantan tersebut didominasi oleh sistem plutonic type (CV2) dikarenakan terdapat
banyaknya batuan plutonik pada daerah tersebut.
 Endapan Mineral
Endapan mineral pada daerah kalimantan tersebut bias dibilang cukup beragam mulai dari
emas, intan, uranium dan lain-lain. Endapan intan pada daerah kalimantan memusat pada
bagian tengah daerah kalimanta, namun terdapat juga pada daerah timur dan barat.
Endapan uranium pada daerah kalimantan didominasi pada daerah kalimantan barat. Tidak
hanya pada daerah daratan kalimantan saja, namun terdapat juga endapan mineral pada
lepas pantai kalimantan seperti endapan timah.
 Bencana Geologi
Pada daerah kalimantan bias disebut sebagai pulau dengan resiko bencana yang minim, hal
tersebut dikarenakan kalimantan merupakan pulau dengan aktivitas tektonik maupun
vulkanik yang sangat minim. Namun terdapat kerentanan pada bagian utara pulau
kalimantan yaitu kerentanan longsor yang mungkin disebabkan oleh topografi dari daerah
tersebut. Terdapat juga potensi gempa yang bias disebut minim pada bagian Barat Laut
dari kalimantan tersebut.
Ariq Daffarafian
1706046691
Geologi
Referensi
Allen, G.P., dan Chambers,J.L.C.,1998, Sedimentation in the Modern and Miocen Mahakam Delta. IPA,
hal. 156-165.
Oh,H.L., The Kutai Basin a Unique Structural History. Proceeding IPA 20th October 1987 Vol I
p. 311-316.
Satyana, A.H., 2000, Kalimantan, An Outline of The Geology of Indonesia, Indonesian Association of
Geologists, p.69-89.
Sihombing, Felix M.H., 2019, Slide Perkuliahan Geologi Indonesia, Program Studi Geologi, FMIPA-UI
Ariq Daffarafian
1706046691
Geologi
Lampiran

Peta Tatanan Tektonik Kalimantan


The Geology of Indonesia
Ariq Daffarafian
1706046691
Geologi

Peta Geologi Regional Kalimantan


Slide Perkuliahan Geologi Indonesia

Peta Geologi Regional Kalimantan


Slide Perkuliahan Geologi Indonesia
Ariq Daffarafian
1706046691
Geologi

Peta Persebaran Cekungan Sedimen Tersier Kalimantan


Slide Perkuliahan Geologi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai