GEOMORFOLOGI
PULAU KALIMANTAN
Amaliya Ulfah
162170038
Pulau Kalimantan
Inti benua merupakan lanjutan dari Natuna ke Selatan, dikenal “chinese district” sampai
pegunungan schwanner, oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi bagian, yaitu:
a. Bagian utara, terletak di sebelah utara sungai Kapuas, meliputi kecuali Paloh dan Tayan
juga disebut “chinese district” yang terletak di utara pontianak
b. Zone pegunungan Schwanner, yang membujur dari pontianak ke timur sampai ke
pegunungan Schwanner di kalimntan tengah.
c. Bagian selatan, daerah Ketapang yang terletak antar pegunungan Schwanner dan laut
Jawa.
Perkembangan geologi daerah ini, dapat disimpulkan:
Perkembangan geologi daerah selatan
1. Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas sekis dan gneis yang tercampur
dengan granit dari Era Palaezoikum dan Periode Terseir membentuk daerah kristal
yang sangat luas.
2. Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit
(kerak samudera) dan melange.
3. Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras dan agak
keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan
jajaran pegunungan meratus, batuan vulkanik dan endapan tersier.
Kalimantan tidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat di
Sumatera dan Jawa, tetapi memiliki daerah batuan vulkanik tua yang
kokoh di bagian barat daya dan bagian timur Kalimantan.
Pada zone ini terdiri dari dataran alluvial, dataran banjir, tanggul
alam dan back swamp.
Karakteristik
Pada waktu pasang, air sungai tertekan sehingga terjadi genangan.
Dataran yang semula berupa basin diendapi material endapan dari
pegunungan di sebelah utaranya. Kalimantan Selatan banyak
terdapat lapisan gambut yang sangat tebal sehingga daerahnya
sulit dikembangkan, paling cocok hanya persawahan pasang surut.
Zone II : Kalimantan Barat