Disusun Oleh :
Kristian Edwin S.
12113006
Putri Aprilia
12113023
Gagah Arofat
12113045
Dwi Tama N.
12113075
Eksan Yuliyanto
12113095
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia Nya
lah, kami diberi keatan dan kemampuan untuk menyelesaikan laporan ekskursi Pemetaan Eksplorasi
secara lancer dan baik, dengan kendala yag tidak terlalu berarti.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan Ekskursi Pemetaan ini adalah untuk menyampaikan
dan menjelaskan ilmu - ilmu yang telah kami dapatkan dari kegiatan ekskursi di daerah Karag
Sambung, tanggal 20-25 Mei 2015 dan akan digunakan sebagai bahan pelajaran untuk menambah
pemahaman kami semua.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang mendalam, kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil sehingga pada akhirnya
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada :
1. Kepada orang tua dan keluarga yang telah membantu baik moril, materil, dan motivasi kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
2. Dr. Eng. Syafrizal, ST. , MT., selaku dosen mata kuliah Pemetaan Eksplorasi.
3. Seluruh dosen prodi Teknik Pertambangan yang turut menyumbangkan ilmu selama ekskursi
berlangsung.
4. Kak Wiji Astuti selaku asisten perkuliahan yang turut membantu selama ekskursi berlangsung
dan juga asisten-asisten yang lainnya.
5. Dan seluruh rekan-rekan mahasiswa peserta ekskursi yang saling mendukung.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusuan laporan ini masih kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
10
25
40
53
53
55
63
64
ii
64
66
69
69
70
71
7.2 Saran
72
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
74
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan Ekskursi Karangsambung ini adalah sebagai
berikut,
1. Peserta diharapkan mampu menerapkan ilmu-ilmu yang didapat di kelas waktu
kuliah ke lapangan.
1
2. Peserta dapat mengerti dan memahami proses pemetaan lapangan yang baik dan
benar.
3. Peserta dapat melakukan proses pengukuran lapangan dengan baik dan benar.
4. Peserta dapat memenuhi syarat kelulusan matakuliah Pemetaan Eksplorasi.
: 20 25 Mei 2016
Tempat
BAB II
GEOLOGI UMUM DAERAH KARANGSAMBUNG DAN SEKITARNYA
2.1 Geomorfologi
Morfologi daerah Karangsambung merupakan perbukitan struktural, disebut sebagi kompleks
melange. Tinggian yang berada didaerah ini antara lain adalah Gunung Waturanda, bukit
Sipako, Gunung Paras, Gunung brujul, serta bukit Jatibungkus. Penyajian melange di
lapangan Karangsambung merupakan dalam bentuk blok dengan skala ukuran dari puluhan
hingga ratusan meter, selain itu juga terdapat melange yang membentuk sebuah rangkaian
pegunungan. Pengaruh struktur dan perlipatan sangat terlihat mengontrol daerah penelitian
sehingga membentuk kenampakan lembahan yang dikelilingi tinggian yang dikenal dengan
bentuk amphitheater, nampak begitu jelas terlihat dari peta kontur yang diberikan. Bentukan
amphitheater membuka kearah barat seperti bentukan tapal kuda.
Setelah dilakukan interpretasi proses pembalikan topografi, secara detail, bentuk bentang
alam dari Gunung Paras ke selatan sampai Gunung Waturondo, direkonstruksi awalnya
merupakan antikline pada lembahnya, dengan memposisikan kelurusan puncaknya, dan Bukit
Bujil sebagai pilarnya. Namun saat ini telah mejadi puncak Gunung paras dengan struktur
sinkilin dan antikilinnya,tersusun oleh batuan Sedimentasi Breksi Volkanik. Selain itu juga,
terdapat bukit- bukit seperti Bukit Pesanggrahan, Bukit Bujil, dan Bukit Jati Bungkus.Satuan
daerah perbukitan ini, tampak bergelombang lemah dan terisolir pada pandang luas cekungan
morfologi amphiteatre. Batuan yang mengisi satuan ini, menunjukkan Breksi Volkanik yang
tersebar dari Gunung Paras sampai Gunung Waturondo dan sinklinnya yang terlihat pada
puncak Gunung Paras ke arah timur.
2.2 Morfologi perbukitan diambil dari daerah jati bungkus (dari kiri G. Brujul, G. Paras)
(sumber dokumentasi pribadi)
ini juga, nampak bentang alam yang memperlihatkan bukit-bukit prismatic hasil proses
tektonik.
Lokasi
Kompleks
Melange
Formasi
Karangsambung
Formasi
Totogan
Formasi
Waturanda
Umur
Litologi
Kapur Akhir (85-140 - Batuan Metamorf (Schist mica
juta tahun yang lalu)
117Ma)
- Batuan sedimen pelagic (Rijangendapan laut dalam)
- Batuan ofiolit
Eocene-Oligocene
- Batulempung bersisik
(23,7 -57,6 juta tahun - Olistolit (Konglomerat, Batugamping
yang lalu)
Nummulites)
Oligocene-Miocene
- Breksi dengan komponen batulempung,
Awal (36,6-23,7 juta batupasir dan batugamping
tahun yang lalu)
Miocene Awal
- Batupasir vulkanik dan breksi vulkanik
Miocene
Tengah
(23,7- 13 juta tahun
5
Formasi
Panosogan
yang lalu)
Miocene Awal
- Perselingan batupasir,
Miocene
Tengah tufa, napal dan kalkarenit
(23,7- 13 juta tahun
yang lalu)
batulempung,
2.2.2 Stratigrafi
Stratigrafi daerah Karangsambung dari tua ke muda yaitu : Komleks Melange Lok Ulo,
Formasi Karangsambung , Formasi Totogan, Formasi Waturanda , Formasi Penosogan ,
Formasi Halang.
perubahan
tufan dan
selaras di
batupasir,
7
batulempung, sebagian gampingan, kalkanerit, napal-tufan dan tuf. Bagian bawah umumnya
dicirikan oleh pelapisan batupasir dan batulempung, kearah atas kadar karbonatnya semakin
tinggi. Bagian atas terdiri atas perlapisan batupasir gampingan, napal dan kalkanerit. Bagian
atas didomonasi oleh batulempung tufan dan tuf.
6. FORMASI HALANG
Menindih selaras diatas Formasi Penosogan, Litologi terdiri dari perselingan batupasir,
batulempung, napal, tufa dan sisipan breksi. Merupakan kumpulan sedimen turbidit bersifat
distal sampai proksimal, pada bagian bawah dan tengah kipas bawah laut, berumur Miocene
ahkir-Pliocene.
7. Endapan Aluvial
Endapan alluvial merupakan yang paling muda. Endapan ini memiliki umur holosen dan
pembentukannya terus berlangsung hingga sekarang.
Gambar 2.4 Perkembangan Zona Subduksi dan Busur Magmatik Pulau Jawa (modifikasi
Soeria-Atmadja dkk. 1994 dan Simanjuntak & Barber 1996).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola yang arahnya timur laut - barat daya
sangat dominan di bagian timur Jawa Tengah ini, merupakan jejak tektonik Kapur-Paleosen
yang berbentuk jalur subduksi akibat interaksi antara lempeng Indo Australia dan
lempeng Mikro Sunda. Jalur tersebut juga merupakan kelanjutan dari jalur subduksi yang
tersingkap di Ciletuh Jawa barat
Subduksi yang terjadi pada daerah Karangsambung terjadi pada dua tahap, yakni :
1. Zaman Kapur Akhir Pliosen
Kejadian proses subduksi
mempunyai struktur struktur-struktur geologi yang
mempunyai arah baratdaya timurlaut yang lebih dikenal dengan sebutan Pola Meratus
Struktur ini diperkirakan terjadi karena adanya subduksi antara Lempeng Eurasia dengan
mikrokontinen yang berasal dari Lempeng Indo-Australia.
2. Zaman Tersier
Proses subduksi yang terjadi di zaman ini mempunyai arah barat timur. Proses yang terjadi
di zaman ini merupakan zona subduksi yang baru atau bisa dibilang masih berlangsung
hingga sekarang. Proses subduksi terjadi setelah proses subduksi yang pertama (pada
Zaman Kapur Akhir Pliosen) ini telah berhenti (tidak ada lagi kegiatan tektonik) yang
lebih dikenal dengan sebutan Pola Jawa. Pembentukan struktur geologi ini terbentuk di
bagian selatan dari zona subduksi yang pertama.
BAB III
KEGIATAN EKSKURSI
Kode
Lokasi
D1P1
D1P2A
D1P2B
GOA
D1P3
D1P4A
D1P4B
D1P4C
D1P4D
D1P4E
D1P4F
D1P4G
D1P4H
D1P4I
D1P4J
D1P5
D1P6
Kode
UTM
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
Koordinat Lokasi
mE
mN
(meter)
(meter)
354548
354752
354729
354758
354451
354273
354249
354197
354087
354106
354071
354040
353983
353952
354031
354066
353784
9163390
9163355
9163343
9163253
9163183
9163301
9163262
9163272
9162921
9162783
9162672
9162632
9162525
9162518
9161871
9161792
9161515
z
(meter)
2
93
50
104
82
66
68
74
66
70
63
51
78
65
70
79
57
Waktu
Pengamatan
5/21/2016 8:25
5/21/2016 9:27
5/21/2016 9:54
5/21/2016 10:08
5/21/2016 10:31
5/21/2016 11:18
5/21/2016 11:39
5/21/2016 11:42
5/21/2016 11:52
5/21/2016 12:03
5/21/2016 12:18
5/21/2016 12:25
5/21/2016 12:33
5/21/2016 12:42
5/21/2016 12:55
5/21/2016 13:07
5/21/2016 13:56
10
: 21 Mei 2016
Lokasi
Koordinat GPS
: 49 M 0354755, 9163266
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Melakukan pengamatan bentang alam terutama morfolog aluvial sungai, tekuk lereng,
serta perbukitan bergelombang
Lintasan Stop 1
Penentuan titik lokasi dengan menggunakan 3 titik ikat. 3 Titik ikat dalam hal ini adalah:
Gunung Brujul, Gunung Paras dan Gunung Jatibungkus.
11
Deskripsi Lokasi
Kegiatan ekskursi pada hari pertama ini dimulai pada pukul 08.00 sebelmnya kami
dikumpulkan di depan kampus Karangsambung dan langsung masuk kedalam bus menuju
stop 1. Pada stop 1 ini kami berada pada area persawahan . tempat pertama ini berada pada
koordinat. Kegiatan yang dilakukan pada stop pertama ini adalah orientasi peta, sebelum
melakukan orientasi peta maka kita harus melakukabn pengecekan arah nort pada peta
dimana menggunakan arah nort dengan sistem grid didapatkan grid 1 derajat maka pada titik
nol dilakukan deklinasi 1 derajat.Kemudian melakukan penentuan titik lokasi dengan
melakukan back azimut dengan tiga titik puncak yang ada pada gejala geologi sekitar.
Dimana tiga titik tersebut adalah Gunung Parang , Gunung Perahu, dan Gunung Bujul Yang
mana masing masik memiliki back azimut N246 0E dari gunung Brujul, N111 0E dari bukit
Jatibungkus ,N80E dari Gunung Paras, kemudian didapatkan bentuk segitiga dan diambil
titik lokasi yang berada di tengah-tengah segitiga.pada daerah ini kami berada pada formasi
teok. Morfolog aluvial sungai tergolong masih muda karena mamiliki bentuk V, serta
terdapat pebukitan yang bergelombang.
12
: 21 Mei 2016
Lokasi
: Bukit Jatibungkus
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Lintasan Stop 2
Deskripsi Lokasi
Pada peta geologi didapatkan daerah ini termasuk dalam formasi karangsambung
dengan ciri batu
batupasir, batu gamping dan basal.bukit jati bungkus merupakan suatu fragmen batugamping
terbesar yang ada didalam masadasar batu lempung abu-abu.Pada kontak antara batu
gamping dan batulempung ini terdapat mata air yang mana dihasilkan dari infiltarsi air pada
batu gamping yang bersifat poros dan ditahan oleh batulempung yang bersifat impermeabel.
Bukit jatibungkus merupakan hasil dari peristiwa olistostrom yang mana padaa saat
pengendapan lempung terdapat lengseran blok batu gamping yang besar dari tepi cekungan .
Bukit ini merupakan bongkahan batugamping yang diakibatkan oleh gaya berat (gravitasi).
Batugamping ini merupakan batugamping terumbu yang diendapkan pada laut dangkal
sebelum mengalami pelengseran ke lokasi yang lebih dalam dimana klastika halus (lempung)
sedang diendapkan. Batugamping menjadi bongkah asing (olistolit) dalam batulempung.
Batu lempung yang terdapat pada bukit jatibungkus umumnya bersifat bersisik atau skely ,
13
sisik ini diakibatkan dari pelengseran batu gamping yang jatuh.Bagian luar batugamping
mengeras sedangkan bagian dalamnya lembut,yang menginditifikasikan patahan
Pada daerah Bukit Jatibungkus, ditemukan juga gua terbentuk dari batugamping. Di
dalam gua ini, ditemukan juga stalakstit dan stalakmit. Gua ini terbentuk dari erosi
batugamping yang melewati rekahan-rekahan.
Gambar 3.3 : Aliran air yang keluar dari kontak antara batu lempung dan batu gamping pada
di Bukit Jatibungkus
Gambar 3.4 : Struktur lempung bersisik dan berfragmen serta mengandung gamping di
daerah Bukit Jatibungkus
14
Gambar 3.5 : Kenampakan Stalaktit yang terdapat di dalam gua pada Bukit Jatibungkus
Deskripsi
Batu lempung, warna abu-abu gelap, tekstur
bersisik, fragmen kuarsa dan sedimen ukuran
lempung, gamping, moderatly sorted,
rounded
15
: 21 Mei 2016
Tujuan
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Lintasan stop 3
Deskripsi Daerah
Gambar 3.7 : Daerah stop 3, sungai kecil yang di dominasi oleh boulder-boulder
Gambar 3.8 : Daerah singkapan perbatasan antara top soil dengan lempung bersisik ciri dari
formasi Karangsambung
Deskripsi batuan
17
Stop 4 Sepanjang jalan Jatibungkus Waturanda Kali Gending di tepi S. Luk Ulo
Tangggal
: 21 Mei 2016
Lokasi
Tujuan
Melakukan simulasi pengambilan titik lokasi pada setiap titik perubahan lokasi pada
setiap perubahan siklus dengan menggunakan GPS
Memperhatikan bagian yang lebih resisten menunjukkan adanya hubungan dengan besar
butir
Melakukan pengukuran kedudukan lapisan dan membuat deskripsi lengkap batuan pada
titik lokasi pada buku lapangan.
Lintasan Stop 4
Titik lokasi 1
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
Pada peta geologi didapatkan daerah ini termasuk dalam formasi totogan, ada sungai yang
tiba tiba membelok. Di pinggiran sungai terdapat lava bantal yang berukuran sangat kecil.
Pada sepanjang jalan ini terlihat adanya singkapan batupasir yang diendapkan pada masa
(siklus) yang berbeda. Batupasir ini merupakan penyusun Formasi Waturanda.
18
Titik lokasi 2
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
Pada koordinat ini ditemukan singkapan yang kemungkinan merupakan pelapukan lava
bantal. Daerah ini telah memasuki formasi waturanda dengan ciri bagian bawah batu pasir
kasar makin keatas berubah menjadi breksi dengan komponen berupa komponen andesit;
basal dan masa dasar batu pasir, tuff.
Titik lokasi 3
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
.Formasi pada daerah ini merupakan formasi waturanda, daerah ini merupakan kemungkinan
antiklin, batuanya kompak , ada peristiwa pelapukan mengulit bawang akibat hilangnya
tekanan pada bagian atas.
Titik lokasi 4
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
Pada lokasi ini, tersingkap batuan dengan ukuran pasir halus. Terdapat pelapukan menguliat
bawang kemiringan pelapisan N95 E/51, N87 E/57.
Titik lokasi 5
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
Pada lokasi ini terjadi persilangan antara butiran breksi, batupasir kasar hinggabatu pasir
halus. Pengukuran kemiringan perlapisan pada daerah ini N900E/51. Pada lokasi ini juga
terlihat siklus sedimentasi sehingga terjadi perlapisanbatuan dengan perbedaan ukuran
fragmen.
19
Titik lokasi 6
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
Pada lapisan ini, terlihat perlaipasan antara perselingan batuan sedimen berukuran pasir kasar
hingga pasir halus yang berwarna coklat muda hingga coklat muda. Lokasi ini termasuk
formasi Waturanda denan kemiringan perlapisan N75E/43. Ukuran butir batuan yang besar
menandakan batuan tersebut resisten, karena semakin kecil ukuran berarti batuan tersebut
telah mengalami pengikisan artinya batuan yang berbutir kecil tidak resisten terhadap erosi.
Titik Lokasi 7
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Deskripsi Lokasi
Terdapat perselingan antara batupasir kasar hingga halus dengan kemiringan perlapisan
N83E/65. Singkapan batuan ini merupakan kelanjutan dari penampakan singkapan
Waturanda pada singkapan sebelumnya.
20
Gambar 3.10 : Singkapan Waturanda yang ditandai dengan singkapan batupasir dengan
ukuran butir pasir kasar hingga butir pasir halus
Gambar 3.12 : Perselingan antara batupasir breksi dan batu pasir halus
21
Deskripsi
tua, poorly
Stop 5 Dekat jembatan ke arah hulu (belakang gardu + 200 m sebelum kali Gending
Tanggal
: 21 Mei 2016
Tujuan
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Tujuan
22
Mengasumsikan bahwa titik lokasi ini merupakan kontak antara Formasi Waturanda dan
Formasi Penosogan
Melakukan pengukuran kedudukan lapisan dan membuat deskripsi batuan pada titik lokasi
Lintasan stop 5
Deskripsi Lokasi
Pada peta geologi didapatkan daerah ini termasuk dalam formasi ponosogan. Di daerah
ini didatkan batuan dengan perselingan antara batu pasir gampingan, batu lempung tuff ,
napal dan kalkarenit. Perselingan tufa dan lafa memiliki kedudukan N83E/65.Titik ini
merupakan pembatas kontak antara formasi baturanda dan formasi panosogan. Batupasir
pada daerah ini bereaksi dengan HCl yang berarti bahwa batuan ini bersifat karbonatan,
sedangkan batupasir di daerah Waturanda tidak mengandung karbonatan.
Gambar 3.13 : Batupasir karbonatan pada kontak antara Formasi Waturanda dan Formasi
Panosogan
23
Deskripsi batuan
: 21 Mei 2016
Lokasi
Koordinat GPS
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Menentukan ukuran butir dan sedimentasi yang ada di hulu dan hilir-cek-dam
Memperhatikan tingkat erosi dan sedimentasi pada bagian hulu dan hilir cek-dam
Lintasan stop 6
Deskripsi Lokasi :
Pada peta geologi didapatkan daerah ini termasuk dalam formasi Penosogan. Batuan
merupakan perselingan tufa dan napal, dengan ukuran pasir sangat halus. Kedudukan
perlapisan yaitu N115E/71. Lapisan batuan pada daerah ini diendapkan pada lingkungan laut
yang dipengaruhi oleh arus yang keruh. Ukuran butir pada batuan di lokasi ini lebih halus dari
pada bagian yang lebih ke hulu.
24
Proses erosi lebih tinggi terjadi di bagian hulu, dikarenakan aliran di bagian hulu
deras. Lokasi ini kemungkinan besara adalah aliran sungai tengah dimana sungai tengah
merupakan bagian sungai yang mentransportasikan hasil erosi dari bagian hulu menuju bagian
hilir. Lokasi ini lokasi bagian tengah ditandai dengan adanya meander-meander. Di bagian
hilir hasil transportasi akan diendapkan (sedimentasi). Kalaupun ada erosi di bagian hilir,
erosi sungai akan ke arah samping.
Gambar 3.14 : Struktur batuan perselingan antara tufa dan lava di seberang sungai
Kaligending
Deskripsi batuan :
25
Koordinat Lokasi
Kode
UTM
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
mE
(meter)
mN
(meter)
z
(meter)
353441
353345
353155
353518
353556
353627
353383
353788
353816
9165511
9165434
9165511
9165656
9166001
9166046
9166383
9166463
9166494
72
94
68
78
71
79
148
233
238
Waktu
Pengamatan
5/22/2016 8:13
5/22/2016 8:43
5/22/2016 9:24
5/22/2016 10:07
5/22/2016 10:38
5/22/2016 10:52
5/22/2016 14:38
5/22/2016 13:16
5/22/2016 13:07
: 22 Mei 2016
Tujuan
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
26
Lintasan stop 1
Deskripsi Lokasi :
Morfologi (panorama) Gunung Paras. Gunung Paras merupakan punggungan sinklin yang
terdiri dari batuan breksi vulkanik. Disini terlihat adanya perbedaan ketahanan terhadap pelapukan.
Di selatan dari bukit ini terlihat adanya lembah yang merupakan antiklin. Ke arah barat terlihat
Gunung Sikobar, Gunung Sipako, dan Gunung Bako yang merupakan komplek melange. Ke arah
barat laut terlihat adanya bukit yang resisten terhadap aliran Sungai Luk Ulo (Pasanggrahan) yang
merupakan batuan sedimen konglomerat dengan komponen penyusun bervariasi antara lain kuarsam
batupasir, rijang, batuan beku dan metamorf yang tersemen kuat. Bentuk Meander sungai dan
sedimentasi terlihat sangat jelas di daerah ini. Lapisan aluvial ini digunakan oleh penduduk sebagai
bahan bangunan.
Daerah pengamatan merupakan kaki bukit Pasanggrahan. Daerah ini didominasi oleh material
yang didominasi lapukan-lapukan yang rounded. Batuan dominan pada daerah ini adalah batuan
konglomerat. Batuan konglomerat berdasarkan macam-macam fragmen penyusunnya dibedakan
bemenjadi konglomerat polimik dan konglomerat polinik. Konglomerat polimik merupakan batuan
yang disusun dari bermacam-macam jenis fragmen sedangkan konglomerat monomik merupakan
batuan yang penyusunnya hanya terdiri dari 1 jenis fragmen saja.
27
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Bukit Pasanggrahan
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Lintasan stop 2
Deskripsi Lokasi :
Daerah pengamatan ini terletak di puncak bukit Pasanggrahan. Dilakukan penembakan azimut
Gunung Paras terhadap koordinat daerah ini didapatkan sebesar N55 0E dan penembakan azimuth
terhadap Gunung Brujul didapatkan koordinat sebesar N 197 0E. Posisi daerah ini di utara dimana
batuan diendapkan pada energi yang rendah. Daerah ini memperlihatkan adanya bekas gejala
olisostrop yang berupa pelengseran batuan. Batuan kompak dari puncak cekungan lengser ke bawah.
Selama batuan longsor, terjadi ke batuan di bawahnya. Bukti dari gejala olisostrom adalah
kenampakan konglomerat di daerah aluvial.
: 22 Mei 2016
Lokasi
Koordinat
Cuaca
: Cerah
29
Tujuan
Lintasan stop 3
Pada S3 terdapat batas berlapisan antara batuan konglomerat dengan batuan pasir sehingga
pada S3 dapat dikatakan menjadi batas bukit Pesanggrahan karena sudah berubah formasi,
pada S3 juga melakukan penembakan kompas geologi dengan titik ikatnya berupa Gunung
Paras dan Sungai.
Deskripsi Lokasi :
Daerah pengamatan ini merupakan daerah sungai di bawah bukit Pasanggrahan. Batuan di dominasi
oleh batuan sedimen konglomerat polimik. Batu Gamping Polimik yang terbentuk di daerah ini
megindikasikan bahwa :
-
Batuan sumber di daerah hulu sangat kompleks atau komplesitas batuan di daerah sumbernya
tinggi
Batuan metamorf yang ada di daerah ini pada umumnya disusun oleh batu kwarsa, rijang dan
napal
Dekripsi
: 22 Mei 2016
Lokasi
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Membuat sketsa penampang S. Luk Ulo yang menggambarkan endapan aluvial aktif, dataran
sungai dan dataran banjir
Deskripsi Lokasi :
Pada daerah ini, terlihat endapan aluval dan gradasi ukuran butir serta perubahan arah aliran
sungai. Endapan aluvial Luk Ulo dinamakan endapan aluvial aktif karena endapan dapat merubah
ukuran sungai sehingga disebut dengan endapan aluvial aktif. Daerah yang ditumbuhi pohon-pohon
disepanjang pinggiran sungai merupakan daerah dataran banjir karena pada saat musim hujan, daerah
tersebut akan terendam oleh banjir. Pada daerah ini dilakukan pengukuran kedudukan antara
perlapisan batupasir dan batu konglomerat. Didapatkan kedudukan hasil dari pengukuran adalah N
800 E/150. Dilakukan pengukuran azimuth dengen memotong sungai. Besar azimuth yang diperoleh
adalah N 540 E dari Gunung Paras.
Gambar 3.17 : Batuan sedimen dengan ukuran butir pasir di pinggir sungai Luk Uloh
Gambar 3.18 : Gradasi ukuran butir dari batuan sedimen ukuran pasir hingga lempung
32
Penampang A-B
33
: 22 Mei 2016
Tujuan
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Lintasan stop 5
Deskripsi Lokasi :
Pengamatan di daerah ini adalah berupa pengamatan terhadap kenampakan batuan bioklastik
(numulit) yang terletak di depan kampus LIPI Karangsambung. Batuan ini disebut numulit karena
didominasi oleh fragmen-fragmen numulit yaitu koral yang hidup pada suhu diatas 300. Kondisi
dengan suhu seperti ini dicapai pada zaman sebelum Eosen. Dari hal ini, dapat diketahui umur dari
batuan tersebut adalah eosen.
34
Deskripsi Batuan :
Stop 6
Tanggal
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Kali Jebug
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Mengamati adanya sumber air yang muncul pada bidang kontak antara batu lempung dan
batu beku
Lintasan stop 6
Deskripsi Lokasi :
Daerah ini di dominasi oleh batuan lempung dan batuan beku dengan ukuran boulder. Batu
lempung pada daerah ini berwarna cerah dan gelap. Warna gelap menandakan adanya proses baking
effect (efek pembakaran) akibat adanya intrusi batuan diabas. Pada koordinat ini, batuan lempung
yang didapatkan hanya berupa fragmen dan singkapan kecil yang ditemukan di sepanjang aliran
sungai. Lalu, dilakukan penelusuran menuju hulu sungai, dan didapatkan batuan sumber dari intrusi
diabas. Koordinat dari batuan sumber ini adalah 353627 UTM 9166046. Pada daerah ini juga terdapat
bouder yang berukuran sangat besar. Hasil pengukuran arah perlapisan didapatkan N 269 E/20 dan N
266 E/63.
35
Gambar 3.20 : Batuan beku daerah lebih hulu sungai Kali Jebug
Gambatr 3.21 : Batulempung yang terkena baking effect dan yang tidak
Deskripsi Batuan
36
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Gunung Parang
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Lintasan stop 7
Deskripsi Lokasi :
Pada daerah ini ditemukan intrusi batuan diabas yang membentuk struktur Columnar Joint.
Warna dari singkapan yang ditemukan adalah abu-abu gelap yang menandakan bahwa batuan
merupakan batuan beku basalt. Struktur kekar kolom yang terbentuk akibat dari arah pendinginan
tegak lurus dengan arah aliran. Pada singkapan ini, terdapat fracture-fracture yang memungkinkan
jadi media air untuk mengalir. Mata air yang keluar berasal dari kontak antara batuan diabas dengan
lapukannya. Daerah ini merupakan salah satu daerah yang terisolir.
Deskripsi batuan :
Stop 8 Dakah
Tanggal
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Dakah
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Mementukan titik lokasi pengamatan dengan menggunakan kompas, peta dan GPS
Lintasan stop 8
Deskripsi Lokasi :
Setelah dilakukan pengeplotan koordinat dari data GPS, maka didapatkan formasi
pada daerah ini yaitu formasi Waturanda yang mempunyai ciri bagian bawah batupasir kasar,
makin ke atas berubah menjadi breksi dengan komponen andesit, basalt dan massa dasar
38
batupasir. Lokasi ini dapat ditentukan menggunakan kompas dengan nilai azimuth N 197 0 E
terhadap gunung Brujul dan N 95 0 E terhadap Gunung Paras.
Dahulu sebelum adanya erosi, daerah di bawah gunung merupakan formasi Totogan
dan Karangsambung. Daerah ini merupakan antiklin yang ujungnya berupa batu pasir pada
formasi Waturanda.
masuknya air hujan sehingga membentuk sebuah sungai besar. Kearah timur, daerah
mempunyai struktur undulatif yang menandakan masih sedikitnya pengaruh erosi sehingga
bukit yang terjal tinggal sedikit. Daerah lebih ke kanan dari Gunung Paras merupakan
kawasan melange dengan sisa-sisa bongkahan yang lebih tua.
Daerah di bawah gunung digunakan untuk daerah persawahan karena karena basement
lokasinya merupakan lempung (clay). Tanah dengan komponen clay dapat memberi nutrisi
ke tanaman dan dapat diolah dengan mudah.
39
Objek dari ekskursi adalah pemahaman sejarah dan kondisi geologi zona melange,
pengamatan bentang alam, geomorfologi, serta pengamatan batuan sedimen (batulempung
berfragmen, rijang, dan gamping merah), batuan beku (peridotit dan lava), batuan metamorf
(sekis, marmer dan filit) .
Koordinat Lokasi
Kode
Lokasi
Kode
UTM
D3S1
D3S1A
D3S1B
D3S2
D3S3
D3S4
D3S5
D3S6
D3S7
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
49 M
mE
(meter)
mN
(meter)
z
(meter)
353167
353172
353188
353816
354192
355762
355880
357411
352895
9166388
9166378
9166398
9168012
9167920
9168400
9168090
9169308
9166573
94
87
93
173
130
116
95
117
79
Waktu
Pengamatan
5/23/2016 8:39
5/23/2016 8:44
5/23/2016 8:51
5/23/2016 10:34
5/23/2016 11:09
5/23/2016 11:56
5/23/2016 12:24
5/23/2016 14:41
5/23/2016 16:07
: 23 Mei 2016
Lokasi
: Kali Mandala
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Melakukan pengukuran bidang-bidang kekar yang ada pada batuan lava yang tersingkap di
muara kali mandala pada sungai luh ulo
Lintasan stop 1
41
Deskripsi Lokasi
Pada daerah ini, terdapat adanya kenampakan breksi sesar, yang mana terdapat pada kompleks
lok ulo yang dicirikan terdapat berbagai macam bongkahanyang tercampur secara tektonik dalam
masa dasar serpih hitam. Breksi sesar merupakan zona hancuran yang diakibatkan oleh adanya
pergeseran (patahan atau sesar). Adanya breksi sesar ditandai dengan adanya blok-blok batuan yang
tajam (breksi) dan akan menerus pada zona tertentu. Pada zona hancuran ini, keluar mata air dan
menjadi alur sungai. Breksi pada kali mandala berbeda dengan breksi pada Formasi Waturanda. Batu
reksi pada kalimandala dihasilkan dari hasil dari sesar (adanya dua bidang yang bergerak, bidang
potongnya membuat bidang dan hasilnya tidak mulus adanya batuan yang keras , lunak dan pecah
maka ini disebut breksi sesar), yang dicirikan adanya struktur penyerta yang terlihat adanya potongan
atau patahan tebing kecil, sedangkan pada waturanda breksi merupakan perselingan antara batupasir
dan breksi. Sungai ini berujung pada sungai Luk Ulo.
42
Dari hasil pengolahan data orientasi sesar menggunakan software streonet didapatkan
diagram roset yang memiliki frekuensi antara 231 240, yang mana merupakan trend
dominan, sehingga arah penggerakannya dapat diketahui yaitu N231 E N240E ( ini
merupakan arah dari tren/ gores garis).
43
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Dakah
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Lintasan stop 2
44
Deskripsi Lokasi :
Dari hasil pengeplotan pada peta geologi daerah ini termasuk kedalam formasi totogan
yang mana memiliki ciri breksi dengan komponen batu lempung, batu pasir dan basal,massa
dasar lempung bersisik. Batuan marmer merupakan batuan metamorf yang terbentuk melalui
proses metamorfisme batu lempung. Di daerah ini juga terdapat batuan shale yang berasal
dari metamorfosa batu lempung yang kekerasannya tidak terlalu keras. Marmer memiliki
warna yang menarik disebabkan karena impurities (pengotor).
Kerapatan kekar yang ada pada dinding marmer disebabkan karena bekas-bekas
peledakan. Kerapatan kekarnnya kecil-kecil dan rapat sehingga batuan marmer disini tidak
bagus untuk dijadikan ornamen dan lebih banyak digunakan sebagai bahan bangunan. Dalam
mengamati keterdapatan gamping sebagai bantuan samping dari marmer maka dialakukan uji
HCl dimana diperoleh sampel ngecos yang menanadakan adanya sifat karbonatan.Marmer
yang bewarna disebabkan oleh impurities.Eksplosi marmer diukur dari kerapatan dari keker
yang mana harus memiliki kekar yang jarang.
Diskripsi batuan:
Batu marmer, warna putih
keabu-abuan dengan garis-garis
merah dan hitam, non foliasi, kondisi
segar. Warna merah: rodhokrosit,
warna kuning: besi yang teroksidasi,
warna hitam: besi yang belum
teroksidasi
: 22 Mei 2016
Lokasi
Melange
Koordinat
Cuaca
: cerah
Tujuan
45
Deskripsi Lokasi :
Dari hasil pengeplotan pada peta geologi daerah ini termasuk kedalam formasi totogan
yang mana memiliki ciri breksi dengan komponen batu lempung, batu pasir dan basal,massa
dasar lempung bersisik.Azimuth Gunung Perahu N 1500 E. Daerah ini berada di bawah
Gunung Paras. Daerah ini di daerah melange. Terdapat bongkah-bongkah melange yang
tererosi oleh sungai Luh Ulo. Umur 22 juta tahun. Di sebelah selatan terdapat pegunungan
komleks mlange dengan bentuk Triangular faset, lokasi yang berada di sebelah timur adalah
daerah sinklin. Pada lokasi ini terletak pada formasi totogan. Banyak terdapat bongkah pada
sawah. Bongkah ini adalah tuff. Dikelilingi oleh bukit. Diperkirakan bukitnya merupakan
batuan yang relative resisten dibanding bentang alam lainnya. Di sebelah selatan terdapat
bukit sinklin.
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Serpentinit puncangan
Koordinat
Cuaca
: Cerah
Tujuan
Membuat deskripsi dan perhatikan kilap yang ada dan kesejajaran struktur
46
Deskripsi Lokasi :
Daerah ini merupakan bukti pernah ada interaksi penunjaman lempeng samudera dan lempeng
benua. Batuan serpentinit merupakan batuan yang berasal dari lantai samudera. Merupakan batuan
metamorfosa dari dari peridotit menjadi serpentit, warna hijau kehitaman merupakan warna dari
kandungan mineral piroksen dn hornblend, tidak berfoliasi , mineral olivin yang mana dapat dilihat (
fanerik )tekstur luar seolah olah ada lilin. Kejadian ini merupakan Ofiolit merupakan penggalan kerak
samudera dan lapisan mantel atas di bawahnya yang telah terangkat atau terpindahkan dan tersingkap
di bagian tepi kerak benua. Ofiolit juga terdapat Di Sulawesi utara, barat dan tengah hanya
didapatkan ampibol granit. Di Sulawesi terdapat intrusi pada ofiolit berupa batuan beku basa
(peridodit dan serpentinit), gabro dan basal (splite). Ofiolit banyak terdapat di Sulawesi utara, barat
dan tengah, tetapi tidak tersingkap di lengan timur.
: 22 Mei 2016
Lokasi
Koordinat
Cuaca
: Cerah
47
Tujuan
Sepanjang dinding Sungai Luk Ulo tersingkap batuan batulempung berfragmen yang
merupakan penyusun Formasi Totogan
Mengamati boulder batu rijang dan lempung merah yang banyak terdapat di sepanjang
Sungai Luk Ulo di sepanjang Totogan ini
Deskripsi Lokasi :
Daerah ini berada pada formasi totogan yang mana terdapat batu lempung.Buktikan
bahwa batu lempung di sungai Luk Ulo Totogan berbeda dengan batu lempungdi karang
sambung. Sama-sama berfragmen dan bersisik, tapi kalau di Totogan tidak nge cos,
sedangkan pada karangsambung gampingan (nge cos).Pada lokasi sungai Luk Ulo ini banyak
ditemukan fragmen batuan metamorf philit dengan yang mengandung banyak mika.
Sedangkan pada dinding sungai luk Ulo terdapat singkapan batu lempung berfragmen dengan
kandungan mineralnya adalah kalsit dan mika, batuan lempung berfragmen merupakan batuan
yang mencirikan dari formasi totogan. Pada daerah juga terdapat lempung merah yang
merupakani dasar dari intrusi lava bantal yang berada di pinggir sungai, dan terdapat juga batu
rijang.
48
Batu rijang
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Kali Muncar
Koordinat
Cuaca
: cerah
Tujuan
Mengamati singkapan lava bantal yang merupakan lava yang diendapkan di dasar
samudra sehingga merupakan batuan hasil pemekaran lantai samudra
Deskripsi Lokasi :
Daerah ini berada pada kompleks melange, yang berada pada kaki Gunung Cilekep.
Disini terdapat singkapan lava bantal (pillow lava) yang merupakan hasil dari pemekaran
lantai samudra yang membeku secara cepat dan kontak dengan air laut. Karena proses dari
zona subduksi, lava bantal yang ada di dasar samudera terangkat dan tersingkap di
permukaan. Kenampakan di lapangan, terlihat batuan lava bantal menumpang di atas batuan
49
sedimen yang berwarna merah. Batuan perlapisan rijang dan lempung merah terendapkan
terlebih dahulu, lalu kemudian lava basaltik menumpang di atasnya. Pada awalnya bidang
perlapisan batuan tegak kemudian ada energi yang besar yang menyebabkan bidang
perlapisannya menjadi miring, batuan yang bewarna ini disebut oleh penduduk sekitar yaitu
watu kelir .Lava bantal basalt, di daerah Kalimandala sudah terkekarkan dan terlapukkan,
tetapi pada dasarnya jenis lava bantal di daerah di kali muncar, luk uloh dan kalimandala
sama yaitu lava basaltik. Ada batuan yang sangat keras (eklogit) dan ada mineral garnet
(warna kemerahan).
50
: 22 Mei 2016
Lokasi
: Kali Bengkok
Koordinat GPS
Cuaca
: cerah
Tujuan
Mengamati singkapan sekis mika yang diperkirakan merupakan salah satu betuan
tertua yang tersingkap di pulau jawa
Deskripsi Lokasi :
Ada singkapan batuan filit, salah satu batuan metamorf. Dari singkapan batuan filit,
terlihat adanya struktur mikrofold. Dari struktur microfold ini, terlihat adanya sayap-sayap
microfilit. Dari sayap-sayap lipatan ini, jika dilakukan pengukuran menggunakan kompas,
dapat diketahui arah gayanya. Struktur microfold ini memperlihatkan bahwa telah terjadi
gaya geologi struktur yang kuat sekali yang menyebabkan terbentuknya struktur ini. Pada
daerah ini dilakukan survey sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan untuk
program penyelidikan pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit.
Prosedur Pengambilan Conto:
1.
mencuci ayakan dan dulang sebelum digunakan. mengayak dengan bukaan yang
sesuai, biasanya ukuran 80 mesh, ditaruh di atas dulang.
2.
Mengumpulkan sedimen dari beberapa tempat pada aliran sungai untuk mendapatkan
komposit yang representatif.
51
3.
4.
5.
Masukkan endapan sedimen ke dalam kantong sample kertas yang telah disediakan,
lapisi dengan plastik.
6.
Diskripsi batuan:
52
BAB IV
SIMULASI PEMETAAN
No
Lokasi
Umur
Litologi
53
Formasi
Oligocene-Miocene
- Breksi
Totogan
Formasi
Miocene
Waturanda
Miocene
Awal
dengan
komponen
batupasir
dan
batugamping
- Batupasir
vulkanik
dan
breksi
Tengah vulkanik
Formasi
Miocene
Panosogan
Miocene
Awal
4.2.2 Stratigrafi
Stratigrafi dari lokasi pemetaan kurang lebih di isi oleh formasi karangsambung, totogan,
formasi waturanda, dan formasi panosogan. Secara lebih detail kolom stratigrafi umum
sebagai terikut:
54
Hari/tanggal
2016
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Strike/Dip
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
: Selasa, 24 Mei
: Cerah
: 354311
: 9163187
: GPS
: 49M
: Lapuk
: sekitar daerah bukit jati bungkus
: Karangsambung
:: Bambu
: Sungai
: 79 mdpl
: Kelompok 3
55
Deskripsi Batuan
Fragmenfragmen
batuan
Batu hasil pelapukan dengan banyak fragmen, kondisi lapuk, berwarna coklat
kemerahan, ukuran butir pasir halus, mengandung gamping, moderately sorted,
rounded, kemas tertutup, terdapat fragmen-fragmen batuan yang berupa batu gamping
dan konglomerat.
2. Singkapan Dua
Hari/tanggal
: Selasa, 24 Mei
2016
: Cerah
Cuaca
Koordinat:
Latitude
: 354286
Longitude
: 9163086
Marking by : GPS
UTM Zone
: 49M
Kondisi Singkapan : Segar
Lokasi Singkapan
: Desa Langse
Formasi
: Totogan
Strike/Dip
: N1580E/400; N1700E/100; N1300E/300
Vegetasi
: Rerumputan, ilalang, pohon pisang, kelapa, tanaman kunyit,
Morfologi
: Perbukitan
Altitude
: 82 mdpl
Geologist
: Kelompok 3
Deskripsi Batuan
:
Batu lempung berfragmen, kondisi lapuk,
berwarna abu abu, ukuran butir lepungan, ,
Very sorted, rounded, kemas tertutup,
beberapa mengalami pelapukan mengulit
bawang.
56
3. Singkapan Ketiga
Hari/tanggal
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Strike/Dip
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
4. Singkapan Keempat
Hari/tanggal
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Strike/Dip
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
breksi
Batu
pasir
5. Singkapan Kelima
Hari/tanggal
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
58
6. Singkapan Keenam
Hari/tanggal
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
7. Singkapan Ketuju
Hari/tanggal
2016
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
: Selasa, 24 Mei
: Cerah
: 354084
: 9162202
: GPS
: 49M
: Segar
: daerah prumpung
: Waturanda
: Rerumputan dan ilalang, pohon bambu
: sungai
: 73 mdpl
: Kelompok 3
:
59
Batu
breksi
Batu pasir
Perselingan antara batu breksi dengan batu pasir. Batu pasir berwarna abu-abu gelap,
segar, well sorted, rounded, ukuran butir pasir kasar, kemas tertutup. Batu breksi
berwarna abu-abu gelap, segar, poorly sorted, angular, kemas terbuka.
8. Singkapan Kedelapan
Hari/tanggal
2016
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
kaligending
Formasi
Strike/Dip
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
: Selasa, 24 Mei
: Cerah
: 354209
: 9161789
: GPS
: 49M
: Lapuk
: Sungai
: Waturanda-Panosogan
: N950E/450
: Rerumputan dan ilalang
: Sungai
: 99 mdpl
: Kelompok 3
:
60
9. Singkapan Kesembilan
Hari/tanggal
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
Lokasi Singkapan
Formasi
Strike/Dip
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
Batu
lempung
(Panosogan
)
Tempat bertemunya Formasi Waturanda dengan Formasi Panosogan. Batu pasir, abu abu gelap, lapuk, well sorted, rounded, ukuran butir pasir halus, kemas tertutup. Batu
lempung, abu-abu gelap, lapuk, very well sorted, well rounded, kemas tertutup, ukuran
butir very fine.
10. Singkapan Kesepuluh
Hari/tanggal
2016
Cuaca
Koordinat:
Latitude
Longitude
Marking by
UTM Zone
Kondisi Singkapan
: Selasa, 24 Mei
: Cerah
: 354353
: 9161454
: GPS
: 49M
: Segar
61
Lokasi Singkapan
Formasi
Strike/Dip
Vegetasi
Morfologi
Altitude
Geologist
Deskripsi Batuan
: Desa kaligending
: Panosogan
: N950E/400; N980E/400; N950E/300
: Rerumputan dan ilalang, pohon bambu
: Lembah
: 85 mdpl
: Kelompok 3
:
Batu
pasir
Batu
lemp
Perselingan antara batu pasir gampingan dengan batu lempung. Batu pasir gampingan
berwarna abu-abu terang, segar, well sorted, rounded, mengandung gamping, ukuran
butir pasir kasar, kemas tertutup. Batu lempung berwarna abu-abu gelap, segar, very
well sorted, well rounded, ukuran butir lempung, kemas tertutup.
Tuff
Batu
lempung
Perselingan Tuff dengan batu lempung. Tuff berwarna putih, lapuk, merupakan produk
volkanik, very well sorted, well rounded, ukuran butir lempung, kemas tertutup. Batu
lempung, abu-abu cerah, lapuk, very well sorted, well rounded, ukuran butir lempung,
kemas tertutup.
= 45
y = sin(45) . 1173 = 829.4 meter
= tebal sebenarnya
Jadi ketebalan formasi waturanda dari jalur yang kami lalui kurang lebih sebesar 829.4 meter
63
BAB V
PENGUKURAN HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI
Keterangan :
V = Kecepatan Aliran Air ( m/s)
A = Luas Penampang (m2)
Mengitung debit dari data V Notch
Jika V Notch yang digunakan memiliki sudut 90 O maka persamaan berikut yang digunakan
64
Keterangan
C = Koefisisen Debit
= Sudut Notch
h = Kedalaman
K = Faktor Pengoreksi
= 0,000221 m3/detik
= 99.77 m3/detik
65
Keterangan;
: laju infiltrasi nyata (mm/jam)
: laju infiltrasi tetap (mm/jam)
: laju infiltrasi awal (mm/jam)
k : konstanta geofisik
t : waktu terhitung mulainya hujan (menit)
Untuk menentukan Kelas inflitrasi, dipakai klasifikasi menurut Rickard dan Cossens (1965) sebagai
berikut
Kelas
0
1
2
3
4
Klasifikasi
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
66
H
Laju infiltrasi
H (cm)
(cm)
(cm/detik)
40
0
0
39.8
0.2
0.003333333
38.9
1.1
0.006111111
38.7
1.3
0.005416667
37.8
2.2
0.005238095
37.1
2.9
0.004833333
35.9
4.1
0.004555556
33
7
0.003888889
29.9
10.1
0.003740741
H (cm)
10
100
1000
10000
T (detik)
Sementara itu adanya tumbuhan juga akan mempengaruhi laju infiltrasi karena akar tanaman dapat
menyebabkan struktur tanah menjadi gembur. Percobaan harus dilakukan dalam waktu yang lebih
lama agar tanah jenuh oleh air sehingga dapat diketahui laju infiltrasi nya secara tepat.
68
BAB VI
PENGUKURAN TAHANAN LISTRIK
MN/2
0.5
0.5
0.5
0.5
1
1
1
K
11.78
49.48
112.31
313.37
155.51
351.37
980.18
I
326.86
350.15
359.36
280.54
281.31
281.27
294.17
V
46.96
9.70
5.31
1.88
6.63
3.32
1.22
Ps
-529.17
-552.27
-565.85
-575.61
-427.95
-517.86
-560.03
r
1.69
1.37
1.66
2.10
3.67
4.16
4.06
STEV
0.01
0.00
0.01
0.01
0.01
0.1
0.01
69
70
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesan
71
7.2 Saran
1. Sebaiknya masing-masing tim mempersiapkan waypoint saat simulasi pemetaan di gps
sebelum simulasi pemetaan supaya bisa lancar prosesnya.
2. Perlu dilakukan peninjauan kondisi daerah sehingga dapat diketahui daerah mana yang
butuh pengawasan lebih ketat untuk meminimalisir kecelakaan.
3. Pencantuman barang-barang yang harus dibawa ke lapangan berkaitan dengan kondisi
lapangan di daerah tersebut.
4. kemampuan fisik dan pemikiran ditingkatkan lagi karena ini baru awal dari kegiatan yang
sebenarnya.
5. Rajin olahraga sebelum berangkat pemetaan biar kuat kalau harus berjalan jauh, khususnya
simulasi pemetaan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, S. (1974) Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sektarnya ditinjau Dari Segi Tektonik Dunia
Baru.Disertasi Doktor Institut Teknologi Bandung.
Asikin, S., Harsolumakso, A.A., Busono H., dan Gafoer. 1992. Geological map Of Kebumen
Quadrangle, Java, Scale 1:100.000. Geologycal research and Development Centre. Bandung.
Hadiyansyah, Dian. 2005. Karakteristik Struktur formasi Karangsambung, Daerah Karangsambung
dan Sekitarnya, Kecamatan Karangsambung-Karangayam, Kabupaten Kebumen, propinsi Jawa
tengah. Skripsi Sarjana S1. Dept. Teknik Geologi ITB. Tidak Diterbitkan.
Harsolumakso, Agus HAndoyo dan Dardji Noeradi. 1996. Deformasi pada Formasi Karangsambung,
di daerah Luk Ulo, kebumen, Jawa Tengah. Buletin Geologi 26, 45-54.
Syafrizal, 2015, Slide Kuliah Pemetaan Eksplorasi , Program Studi Teknik Pertambangan, ITB,
Bandung
73
LAMPIRAN
74