Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional AVoER XI 2019

Palembang, 23-24 Oktober 2019


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

ANALISIS MORFOMETRI TERHADAP DINAMIKA ALUR SUNGAI AIR SELANGIS,


KECAMATAN GUMAY ULU, KABUPATEN LAHAT

Ridwan Hernando1*, Edy Sutriyono1, Stevanus Nalendra Jati1

1
Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang
*
Corresponding author: ridwanhernando25@gmail.com

ABSTRAK: Aliran Sungai Air Selangis terletak diatas batuan hasil gunung api berumur Kuarter yang membentuk alur-
alur sungai yang cukup beragam. Alur sungai sangat dinamis seiring dengan perubahan morfometri sungai. Tujuan dari
penelitian adalah mengamati perubahan karakteristik morfometri aliran Sungai Air Selangis sepanjang 5,9 kilometer.
Perubahan parameter morfometri yang diamati berupa kemiringan dasar sungai (slope), lebar sungai (W), panjang aliran
(S), panjang leher liku (L), panjang sumbu (A), jari-jari kelengkungan (R), dan sinuositas (C). Analisis morfometri
dilakukan dengan komparasi data aliran sungai tahun 1990 dengan tahun 2019 yang diperoleh dari citra satelit Landsat 4-
5 TM dan Landsat 8 OLI/TIRS. Hasil menunjukkan nilai sinuositas mengalami peningkatan, yaitu 1,06 – 1,7 pada 1990
dan 1,11 – 1,81 pada 2019. Secara umum hasil pengukuran menunjukkan adanya peningkatan nilai parameter morfometri
meander pada tahun 1990 dengan tahun 2019. Evolusi meander daerah telitian didominasi jenis sinous dan berkelok. Pada
segmen A, segmen C, dan segmen D mengalami perubahan bentuk yang cukup besar, sedangkan pada segmen B
mempunyai tingkat perubahan yang paling kecil. Hasil dari perhitungan kemiringan dasar sungai juga menunjukkan
bahwa semakin tinggi nilai kemiringan lerengnya maka akan semakin tinggi nilai sinuositas.

Kata Kunci: Morfometri Sungai, Sinuositas, Slope

ABSTRACT: The Selangis River is located on Quaternary volcanic rocks which forms quite diverse river channels. The
River flow is very dynamic along with changes in river morphometry. The aims of this study was to observe changes in
the morphometric characteristics of the Selangis River flow along 5,9 kilometers. Changes in morphometric parameters
were observed in the form of the slope of the river (slope), width of the river (W), length of flow (S), long neck twists (L),
axis length (A), radius of curvature (R), and sinuosity (C ). Morphometric analysis was done by comparison of 1990 river
flow data and 2019 obtained from Landsat 4-5 TM and Landsat 8 OLI / TIRS satellite imagery. The results show that the
value of sinuosity has increased, which are 1.06 - 1.7 in 1990 and 1.11 - 1.81 in 2019. Generally, the measurement results
showed an increase in the value of the morphometry parameters of meanders in 1990 dan 2019. The evolution of meanders
at the research area is dominated by sinous and meandering types. In segment A, segment C, and segment D experienced
a fairly large change in shape, while in segment B has the smallest rate of change. The results of river bed slope
calculations also show that the higher of the slope`s value, the higher of the sinuosity`s value.

Keywords: River Morphometry, Sinuosity, Slope

PENDAHULUAN

Sungai adalah salah satu bagian dari siklus hidrologi sungai. Morfometri sungai adalah sifat atau karakteristik
berupa aliran air yang memanjang dan berliku atau yang dipengaruhi faktor-faktor alamiah dari suatu DAS
disebut dengan meander yang mengalir dari daerah (Daerah Aliran Sungai) yang tidak dapat diubah manusia
tinggian menuju daerah yang lebih rendah. Sungai yang (Murtiono, 2001). Morfometri sungai yang ditekankan
berliku-liku merupakan bentuk khas dari kenampakan dalam penelitian ini adalah berupa kemiringan dasar
sungai yang dibentuk oleh berbagai faktor dalam sistem sungai (slope), lebar sungai (W), panjang aliran (S),
fluvial (Hooke, 2013). Proses ini merupakan suatu hasil panjang leher liku (L), panjang sumbu (A), jari-jari
dari pergerakan lateral sungai. Proses pergerakan atau kelengkungan (R), dan sinuositas (C).
perubahan sungai sangat dinamis dengan membentuk Menurut Glennon (2001) kombinasi antara faktor
meander seiring dengan perubahan parameter morfometri morfometri sungai dengan faktor-faktor yang dipengaruhi
Hernando, et al.

manusia (manageable) seperti penggunaan lahan, Wilayah aliran Sungai Air Selangis mengalir
kemiringan dan panjang lereng dapat memberikan disepanjang daerah Gumay Ulu , Kabupaten Lahat,
pengaruh pada daerah aliran sungai terhadap respon curah Sumatera Selatan (Gambar 1). Secara geologi terletak
hujan yang jatuh. Respon ini akan mempengaruhi pada bagian selatan dari Pegunungan Gumai (Barber, et
parameter karakteristik hidrologi. Penggabungan antara al., 2005). Sungai ini melintas diatas batuan gunung api
karakteristik morfometri sungai dengan penggunaan yang berumur kuarter dengan litologi tuf. Aliran Sungai
lahan dapat digunakan dalam menganalisa terjadinya Air Selangis tergolong kedalam DAS Lematang.
banjir pada suatu daerah (Supangat, 2012). Sehingga
analisis ini perlu dilakukan guna membantu dalam
pengelolaan ataupun pengambilan keputusan untuk
mengurangi resiko yang akan terjadi kedepannya.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN

Akuisisi data yang digunakan dalam memetakkan aliran (S), panjang leher liku (L), panjang sumbu (A), dan
aliran Sungai Air Selangis didapatkan dari interpretasi jari-jari kelengkungan (R), serta sinuositas (Gambar 2).
data citra Landsat 5 Sensor Thematic Mapper (TM) dan Pengukuran sinuositas dapat dilakukan dengan
Landsat 8 Operational Land Imager and Thermal Persamaan 1. Kemudian dilakukan pengukuran
Infrared Sensor (OLI/TIRS). Citra satelit tersebut dapat kemiringan dasar sungai (slope) yang dapat dihitung
diperoleh dengan mengakses website dari United States dengan Persamaan 2.
Geological Survey (USGS).
Landsat 5 TM digunakan untuk menganalisa bentuk C = S/L (1)
sungai pada tahun 1990. Citra ini mempunyai 7 band yang
bisa digunakan untuk melakukan penganalisan. 𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑢𝑙𝑢−𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = × 100% (2)
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Sedangkan untuk tahun 2019 digunakan citra Landsat 8
OLI/TIRS yang mempunyai 11 band. Band 1-9
merupakan kanal dari OLI dan band 10-11 merupakan
kanal dari TIRS. Kemudian digunakan juga data
DEMNAS untuk membantu dalam pembacaan elevasi
yang digunakan dalam perhitungan kemiringan dasar
sungai. Data ini diperoleh dari website BIG (Badan
Informasi Geospasial).
Menurut Hooke (2013) analisis data dilakukan dengan
pengukuran pada parameter lebar sungai (W), panjang
Gambar 2. Kurva Parameter Meander (Hooke,2013)
Analisis Morfometri Sungai

Menurut Charlton (2008) klasifikasi yang digunakan 1,8. Jika dikaitkan dengan tipe evolusi meander maka
untuk mengidentifikasi tipe evolusi meander dapat berjenis sinuous hingga berkelok.
menggunakan parameter nilai sinuositas. Tipe evolusi Dari keseluruhan data secara umum semua parameter
meander ini terbagi menjadi tiga, yaitu : morfometri meander pada tahun 1990 hingga tahun 2019
a. Nilai sinuositas <1 tergolong lurus mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari seberan
b. Nilai sinuositas 1,1-1,5 tergolong sinuous data yang ditunjukkan pada Gambar 3. Pada diagram
c. Nilai sinuositas >1,5 tergolong berkelok tersebut menggunakan nilai terkecil dan terbesar pada
Hal yang dilakukan untuk mempertimbangkan nilai setiap parameter yang diwakilkan pada tahun 1990 dan
dari besaran parameter yang diukur adalah dengan 2019. Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses
membuat garis tengah dari aliran sungai pada tahun 1990 dinamika pembentukkan alur sungai terus berlangsung
dan tahun 2019 dengan cara digitasi pada masing-masing sepanjang waktu dan mempengaruhi bentukan dari alur
kelokan sungai berdasarkan kurva meander. Proses sungai itu sendiri. Perubahan bentuk kelokkan juga dapat
digitasi dilakukan dengan membaca kenampakkan dari dilihat pada Gambar 4. Perubahan yang cukup besar
citra pengolahan citra satelit. Peneliti menggunakan tool terjadi pada Segmen A, Segmen C , dan Segmen D.
composite band guna menampilkan kenampakkan warna Sedangkan pada Segmen B perubahan yang terjadi cukup
alami (natural color). Pada Landsat 5 TM kombinasi yang kecil. Hal ini didukung dengan nilai perubahan yang
digunakan adalah kanal 3-2-1. Sedangkan pada Landsat 8 cukup kecil pada perhitungan parameter meander.
OLI/TIRS kombinasi yang digunakan adalah kanal 4-3-2. Kemudian perubahan bentuk kelokkan yang cukup besar
Proses digitasi dan pengolahan citra sateliti diidentifikasikan terjadi pada kelokan sungai dengan nilai
memanfaatkan software Arcmap 10.2.2. Perhitungan sinuositas yang tinggi. Proses ini tentu saja dipengaruhi
kemiringan dasar sungai dilakukan dengan cara membuat oleh kegiatan degradasi yang terjadi pada dinding sungai,
sayatan dari titik yang dimaksudkan sebagai kedudukan karena semakin tinggi nilai sinuositas maka akan semakin
hulu dan kedudukan hilir. Proses ini digunakan untuk tinggi juga proses degradasi yang terjadi.
mengetahui elevasi yang kemudian digunakan dalam
perhitungan Persamaan 2. Pembacaan data elevasi
dilakukan dengan bantuan software GlobalMapper. Selain
itu juga dilakukan pendekatan kegeologian dari hasil
observasi dilapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengukuran parameter morfometri dibagi


menjadi kedalam 4 segmen (Gambar 4). Segmen tersebut
dibedakan berdasarkan dari bentuk kelokkan dan arah
alirannya. Pada masing-masing segmen terdapat beberapa
bagian kecil yang menunjukkan hasil dari perhitungan Gambar 3. Diagram data morfometri setiap segmen
parameter morfometri meander setiap kelokkan (Tabel 1).
Pada Segmen A terbagi menjadi menjadi 6, Segmen B Perhitungan kemiringan dasar sungai menggunakan
terbagi menjadi 3, Segmen C terbagi menjadi 11, dan batasan segmen sebagai penarikan batas sayatan guna
Segmen D terbagi menjadi 5. Pembuatan segmen ini menentukan titik hulu dan hilirnya (Gambar 5). Sehingga
dimaksudkan agar memudahkan dalam proses menghasilkan satu nilai untuk setiap segmen sungai. Pada
penganalisaan. segmen A nilai kemiringan dasar sungai adalah 1,95%.
Hasil menunjukkan pada tahun 1990 nilai rata-rata Nilai ini merupakan nilai tertinggi dibandingkan dengan
sinuositas adalah 1,25 sedangkan pada tahun 2019 kemiringan dsar sungai segmen lainnya. Segmen B
nilainya meningkat menjadi 1,28. Angka tersebut mempunyai nilai kemiringan dasar sungai 1,54% yang
menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan dari hasil merupakan nilai terendah dibandingkan segmen lainnya.
pada tabel 1, menunjukkan bahwa nilai terkecil sinuositas Pada segmen C dan segmen D masing-masing memiliki
pada tahun 1990 adalah 1,1 dan nilai tertinggi adalah 1,7. nilai 1,79% dan 1,81%. Hal ini menunjukkan bahwa
Sehingga jika dihubungkan dengan tipe evolusi meander bentukan sungai yang berkelok akan menghasilkan nilai
menurut Charlton (2008) akan menunjukkan rentan dari kemiringan dasar sungai yang tinggi. Sehingga nilai
sinuous hingga berkelok. Pada tahun 2019 nilai terkecil sinuositas akan berbanding lurus dengan kemiringan
dari sinuositas adalah 1,1 dan nilai tertingginya adalah dasar sungai.
Hernando, et al.

Tabel 1. Nilai parameter morfometri sungai


Tahun 1990
Parameter

Segmen A Segmen B Segmen C Segmen D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

L 373 288 298 540 382 526 393 616 572 324 305 140 167 168 321 317 557 582 298 362 357 313 291 480 308
S 420 467 507 597 589 698 417 688 653 462 370 150 180 179 357 417 676 711 362 385 536 377 348 552 432
W 36 50 51 47 38 59 38 42 46 24 32 29 27 31 21 46 51 44 27 32 38 39 42 37 39
A 91 148 193 111 180 246 63 322 156 152 82 11 23 17 108 133 248 253 103 54 183 68 58 118 146
R 35 74 86 62 77 75 28 185 85 63 47 18 30 32 39 33 54 70 46 50 79 44 26 84 50
C 1.13 1.62 1.70 1.11 1.54 1.33 1.06 1.12 1.14 1.43 1.21 1.07 1.08 1.07 1.11 1.32 1.21 1.22 1.21 1.06 1.50 1.20 1.20 1.15 1.40
Tahun 2019
Parameter

Segmen A Segmen B Segmen C Segmen D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
L 386 325 311 537 403 531 426 624 612 327 341 139 276 266 334 338 559 594 303 371 346 296 332 530 363
S 429 529 563 599 649 785 453 692 709 484 405 163 311 312 381 457 692 739 387 390 553 362 399 618 481
W 35 79 51 53 39 61 34 40 47 28 30 32 32 61 63 58 60 59 54 42 55 56 65 40 40
A 111 152 217 117 215 257 96 319 165 165 108 36 86 84 90 145 256 243 106 68 201 82 79 133 151
R 34 67 100 78 99 88 25 188 87 73 64 25 45 36 34 31 74 23 53 35 79 37 36 106 50
C 1.11 1.63 1.81 1.12 1.61 1.48 1.06 1.11 1.16 1.48 1.19 1.17 1.13 1.17 1.14 1.35 1.24 1.24 1.28 1.05 1.60 1.22 1.20 1.17 1.33

1990 2019

Parameter Mean Min Max Parameter Mean Min Max

L 371.12 140 616 L 394.80 139 624

S 461.20 150 711 S 501.68 163 785

W 38.64 21 59 W 48.56 28 79

A 130.68 11 322 A 147.28 36 319

R 58.88 18 185 R 62.68 23 188

C 1.25 1.1 1.7 C 1.28 1.1 1.8


Analisis Morfometri Sungai

Gambar 4. Pembagian segmen sungai


Hernando, et al.

Gambar 5. Kemiringan dasar sungai pada setiap segmen

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Proses dinamika aliran Sungai Air Selangis
merupakan proses degradasi yang terjadi secara terus Barber, A. J., Crow, M. J. & Milsom, J. S. 2005. Sumatra
menerus. Proses ini tentu saja akan mengubah nilai Geology, Resources, and Tectonic Evolution.
parameter morfometri pada sungai tersebut. Berdasarkan London, The Geological Society.
dari analisis data secara umum, semua parameter Charlton, R. (2008). Fundamentals Of Fluvial
morfometri meander mengalami peningkatan. Hal ini juga Geomorphology. London and New York,
didukung dengan jenis meander daerah telitian adalah Rouledge Taylor and Francis Group.
sinuos dan berkelok, yang mengindikasikan tingginya Glennon, A.J. (2001). Aplication of morphometric
aktifitas pembentukan kelokan sungai. Proses degradasi relationship to active flow network within the
pada segmen A dan segmen D relative berarah utara- Mammoth Cave Watershed. Bowling Green,
selatan, sedangkan pada segmen C menunjukkan relative Kentucky, Faculty of Departement Geography and
berarah barat-timur, dan untuk segmen b mempunyai Geology, Western Kentucky University.
tingkat degradasi yang paling kecil. Kemudian dilakukan Hooke, J. M. (2013). River Meandering. In E. Wohl, & J.
analisa kemiringan dasar sungai pada kempat segmen Schroder (Eds.), Treatise on Geomorphology 9,
yang menunjukkan bahwa kemiringan dasar sungai akan 260-288.
berbanding lurus dengan bentukan kelokan sungai serta Supangat, A. B. (2012). Karakteristik Hidrologi
nilai sinousitasnya. Sehingga diharapkan dengan data Berdasarkan Parameter Morfometri DAS Di
analisis ini dapat digunakan dalam menganalisa resiko Kawasan Taman Nasional Meru Betiri. penelitian
terjadinya bencana banjir, rancangan penggunaan lahan, hutan dan konservasi alam, 9(3), pp. 275-283.
serta membantu dalam penganalisaan hal lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya terhadap orang tua yang telah memberikan
dukungan serta doa demi kelancaran penelitian ini.
Kemudian terhadap warga sekitar Gumay Ulu yang telah
membantu selama penelitian berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai