Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM PRINSIP STRATIGRAFI

ACARA

: Analisa Sekuen Stratigrafi

HARI/TGL :

NAMA : WISNU A
STB

: D 611 05 047

I. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari praktikum Prinsip Stratigrafi acara Analisa Sekuen
Stratigrafi adalah untuk mengetahui cara menentukan maximum floding surface
dan menentukan sequence boundaries. Serta mengetahui lingkungan pengendapan
berdasarkan data sekuen yang telah ada.
Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah untuk :
Dapat melakukan analisa sekuen pengendapan berdasarkan hasil analisa
sekuen seismik dan proses geologi yang terjadi.
Dapat menentukan system track dari data seismic yang ada
Dapat melakukan interpretasi model/kondisi statigrafi dan geologi bawah
pemukaan lainnya bedasarkan data seismik. .
II. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Prinsip
Stratigrafi acara Analisa Sekuen Stratigrafi adalah sebagai berikut :
a. Alat tulis menulis
b. Literatur dan Sap praktikum
c. Kertas A4 secukupnya
d. Problem set
e. Pensil warna.

III. Teori Ringkas


Sekuen stratigrafi merupakan suatu pendekatan multidisiplin terhadap
stratigrafi yang menggunakan data yang ada untuk merekontruksi fasies yang
berhubungan secara genitik yang terletak diantara bidang-bidang kronostratigrafi.
Paket perlapisan yang dihasilkan disebut suatu sekuen dan paket ini dibatasi oleh
regional unconformity.
Penggunaan metode sekuen stratigrafi umunya sangat membantu terutama
dalam bidang perminyakan dimana metode ini dapat membatu dalam pengenalan
dan penafsiran fasies reservoir, batuan tudung dan batuan induk yang akhirnya
akan mengurangi resiko eksplorasi dan memperbaiki kolerasi satuan-satuan
reservoir untuk eksplorasi.
Satuan sekuen stratigrafi dasar adalah depositioanal sequence yang
dibatasi oleh regional unconformity. Sequen ini terdiri dari beberapa key
internal(system track dan para sequen ) dan surface(trangrasive surface dan
maximum flooding surface).
Interpretasi stratigrafi seismic memperlihatkan wakil dari batas sekuen
dari system track berdasarkan atas konfigurasi refleksi. Diasumsikan bahwa hasil
refeleksi

seismik

cukup

untuk

dapat

melihat

permukaan-permukaan

kronostratigrafi. Penentuan wakil


-baoundary dan sistem track yang tercermin dari seismik kemudian
dicocokkan dengan data well log, biostratigrafi dan geokimia untuk menghasilkan
suatu integritas yang didapat dari kolerasi antara waktu seismik dengan
kedalaman sumur diperlukan.

Genetik stratigrafi adalah stratigrafi yang diperlukan pada episode


pengendapan dan komplek pengendapan yang membentuk principle genetik time
and rock subdivision suatu sekuen stratigrafi. Paket-paket episode ini dibatasi oleh
regional flooding event (maximum flooding surface).
MODEL PENGENDAPAN
Secara

tradisional akumulasi sediment terjadi dalam suatu cekungan

dimana pinggiran cekungan sebagai tempat pembajian dan lapisan menumpuk


secara vetikal ditengah cekungan. Trangresi/regresi terjadi dipinggir cekungan dan
hanya mempengaruhi sediment/fasies disekitar laut.
Konsep sekuen stratigrafi menjelaskan akumulasi terjadi pada pinggiran
paparan atau pesisir. Mengenal adanya klinoform yang merupakan gejala penting
pengendali pengendapan dan pergeseran fasies. Transgresi atau regresi adalah
gejala penting yang mempengaruhi sedimentasi didarat atau dilaut dalam suatu
daur yang bersiklus.
STACKING PATTERN
Merupakan gambaran dimana parasekuen/ prasekuen set saling berlapis
tediri atas 3 macam yaitu:
1. Progadasi/foresteeping yaitu urutan lapisan sediment secara lateral, ini
terjadi

apabila parasekuen yang muda diendapkan jauh kedalam/arah

basin. Terjadi apabila kecepatan akomodasi lebih kecil dari kecepatan


pengendapan.

2. Agradasi yaitu urutan lapisan secara vetikal dimana sedimen yang lebih
muda diendapkan jauh kedaratan, mendangkal keatas, terjadi backsteeping
apabila kecepatan akomodasi lebih besar dari kecepatan pengendapan.
3. Retogadasi yaitu pengendapan kombinasi antara lateral dan vertical,
dimana akibat adanya erosi.
Progradation (HST)

Progradation (LSTW)

Onlapping
Downlapping

Retrogradation (TST)

Aggadation (HST)

Max.marine flooding Surface

Gambar 1. Jenis penumpukan perlapisan


STACKING TRACT
Sistem tract dari suatu sisem pengendapan akan terendapkan pada waktu
yang sama dan bedekatan satu sama lainnya pada satu level tertentu. Sistem tract
ini terdiri atas tiga yaitu LST, TST, HST dimana dari ketiga system tract ini tidak
selalu harus hadir bersamaan dalam suatu sekuen.
a. Lowstand System Tract (LST), merupakan bagian paling awal dari
system tract di dalam suatu sekuen dimana bagian bawahnya merupakan

Batas Sekuen type-1. Bagian bawah dari Batas Sikuen type-2


menghasilkan SMS.
b. Transgressive System Tract (TST),

merupakan tract yang terletak

ditengah pada suatu sekuen, menutupi HST atau SMST dan ditutupi oleh
HST. Bagian atas dari TST adalah downlap surface, mfs yang merupakan
bagian dari downlap dari HST.
c. HIghstand System Tract

(HST), merupakan bagian atas dari suatu

system tract pada suatu sekuen, dicirikan oleh agradasi yang diikuti oleh
progradasi

FAKTOR PENGONTROL POLA SEDIMENTASI


Beberapa faktor pengontrol pola sedimentasi antara lain :
1. Akomodasi
Akomodasi merupakan yang tersedia bagi akmulasi suatu sedimen
termasuk juga proses-proses yang mempengaruhi akumulasi sedimen tersebut
(Levy,1996). Dengan kata lain merupakan ruang yang terbentuk antara dasar basin
dengan sea level surface. Faktor yang mengontrol akomodasi suatu sedimen yaitu
sebagai berikut:
- Suplai sedimen merupakan material asal daratan yang masuk kedalam
basin/laut. Suplai sedimen ini berasal dari hasil mecanikal proses yang terjadi dai
suatu bahan/material yang kemudian mengalami mekanisme sedimentasi sampai
terakumulasi pada suatu basin. Akumulasinya ini sangat ditentukan oleh relatif
level, topografi dan kecepatan pengendapan.

- Eustasi (global sea level change) merupakan perhubungan muka laut relatif
terhadap pusat bmi (sloss,1906), dimana perubahan ini sangat dipengaruhi oleh
perubahan glasial yaitu pencairan/pembekuan es dikutub., deformasi kulit bumi
akibat fiting, spreading, subdaksi, collision, sementasi, teori astronomi,dll. Relatif
sea level adalah pengaruh eustasi dalam skala regional/global, dimana berupa
transgresi atau regresi akan menentukan besar kecilnya akomodasi placenya.
a.

Kecepatan

sedimentasi

sangat

berhubungan dengan suplai sedimen dimana pada saat basin fills apabila
materialnya yang masuk besar maka sedimentasi akan berlangsung cepat dan
sebaliknya.
b.

Tektonik yaitu perubahan naik turunnya


suatu base cekungan akibat kontraksi thermal lithosfer, kompaksi beban
sedimen. Uplift/kenaikan menyebabkan seolah-olah muka air laut naik. Jadi
biasanya tektonik subsidence berasosiasi dengan relatif sea level.

IV. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada praktikum Prinsip Stratigrafi acara Analisa
Sekuen Stratigrafi yaitu :
1. Melakukan piking pada data seismik yang telah ada.
2. Menentukan Terminasi refleksi dengan memberi warna merah dengan
menentukan :
A. Menentukan Toplap
B. Menentukan Onlap

C. Menentukan Downlap
3. Menentukan Konfigurasi refleksi dengan memberi warna hijau yang terdiri
atas paalel, subparalel, divergent dll.
4. Menentukan batas sekuen dengan memberi warna biru.
5. Menentukan Batas dari setiap unit system track
6. Menentukan model dari sistem patternnya.
V. Pembahasan
Problem set 1
Dimana pada problem set 1 ini, pada cekungan menunjukan system track
berupa

Highstand System Track (HST), Lowstand System Track (LST) dan

Transgresive System Track (TST).


Lowstand System Track (LST) ini merupakan endapan yang terdiri atas
endapan endapan yang lebih tua pada type 1 depotitional sekuen. Dimana pada
bagian lognya dicirikan dengan

pada bagian topnya dijumpai transgresive

surface (TS), sedangkan pada bagian basenya dibatasi oleh second boundary
tipe 1. Adapun stacking pattern yang dijumpai berupa progradasi.

Dimana

progradasi ini terjadi apabila kecepatan akomodasi lebih kecil dari kecepatan
pengendapan.
Transgresive System Track (TST) ini merupakan endapan yang lebih muda
dari LST

yang menunjukan adanya pengendapan yang relative konstan (air

lautnya). Dimana pada data log ini dicirikan dengan adanya

bagian

bawahnya/basenya dibatasi oleh Transgresive Surface (TS). Sedangkan pada

bagian topnya

dibatasi oleh Maximum Flooding Surface (MFS). Selain itu,

TST ini dicirikan oleh stacking pattern berupa retrogradasi. Dimana retrogradasi
ini terjadi akibat adanya erosi.
Highstand System Track (HST) ini merupakan endapan dimana terdiri atas
strata termuda dalam suatu sekuen, biasanya pada daerah dangkal. Hal ini dapat
dilihat dari data log yang dicirikan dengan pada bagian topnya dibatasi oleh
second boundary tipe 2 sedangkan pada bagian basenya dibatasi oleh MFS
(Maximum Flooding Surface). Selain itu, dicirikan oleh stacking pattern berupa
kearah daratan berubah dari agradasi menjadi progradasi dan menunjukan fase
dangkal.progradasi. Dimana progradasi ini terjadi apabila kecepatan akomodasi
lebih kecil dari kecepatan pengendapan. HST diendapkan pada akhir kenaikan
muka air laut dan pada tahap awal dari suatu penurunan muka muka air laut.
Problem set 2
Pada problem set 2 ini kita dapat menginterpretasikan yang termasuk
dalam sistem track. Dimana pada problem set yang kedua ini diperoleh dua dari
sistem track yaitu Transgresive System Track (TST) dan Highstand System Track
(HST).
Transgresive System Track (TST) ini merupakan endapan yang lebih muda
dari LST. Dimana pada data log ini dicirikan dengan adanya
bawahnya/basenya dibatasi oleh Transgresive Surface (TS).

bagian

Sedangkan pada

bagian topnya dibatasi oleh Maximum Flooding Surface (MFS). Selain itu, TST

ini dicirikan oleh stacking pattern berupa retrogradasi. Dimana retrogradasi ini
terjadi akibat adanya erosi.
Highstand System Track (HST) ini merupakan endapan yang paling muda
dimana dari data log dicirikan dengan pada bagian topnya dibatasi oleh
Secondboundary 2 sedangkan pada bagian basenya dibatasi oleh MFS (Maximum
Flooding Surface). Selain itu, dicirikan oleh stacking pattern berupa progradasi.
Dimana progradasi ini terjadi apabila kecepatan akomodasi lebih kecil dari
kecepatan pengendapan.
Sedimen ini meiliki lingkungan pengendapan antara daerah laut transisi. sampai
dangkal.
Problem set 3
Pada problemset ini terbagi menjadi 3 sistem track. Yaitu HST, dimana
pada HST terdiri atas strata termuda dalam suatu sekuen, biasanya pada daerah
dangkal. Pada topnya dibatasi oleh sekuen boundary type 2 dan base maximum
floading surface. Kearah daratan berubah dari agradasi menjadi progradasi dan
menunjukan fase dangkal. HST diendapkan pada akhir kenaikan muka air laut
dan pada tahap awal dari suatu penurunan muka muka air laut. TST, Dimana TST
Menunjukan adanya pengendapan yang relative konstan ( air lautnya ). TST
dibatasi oleh basenya Transgresif floading surface dan topnya Maximum floading
surface dan Lowerstand System track, Dimana LST ini terdiri atas endapan
endapan yang lebih tua pada type 1 depotitional sekuen. LST dibatasi pada
basenya type 1 sekuen boundary dan pada topnya adalah transgresif surface.

Dalam cekungan dicirikan oleh shelf break, dan unit slop fan. Sedimen ini meiliki
lingkungan pengendapan antara daerah laut transisi. sampai dangkal.
VI.Penutup
VI.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Sistem track suatu lapisan dapat diketahui melalui kurva sea level.
b. Model pengendapan suatu cekungan dapat ditentukan dengan
menggunakan table kronostratigrafi.
VI.2 Saran
Big Thanks ..

Anda mungkin juga menyukai