1.1 Pendahuluan
Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari
lempeng Mikro Sunda. Bentuknya yang menyerupai ‘segitiga’, berbeda dengan
pulau lainnya yang memanjang seperti Sumatera dan Jawa, mempunyai tatanan
tektonik yang berbeda dengan pulau-pulau lainnya dalam lempeng Sunda.
Suatu fase kompresi pada Miosen tengah. Ini memegang peranan pada
struktur yang nampak sekarang. Ialah ak lipatan besar melengkung dan patahan
reverse yang mengangkat Meratus diatas tepi timur dari cekungan Barito. Suatu
fase pengangkatan neotektonik. Bagian tengah dari rantai pagunungan dalam
posisi sebegai hors terdorong kearah barat laut dan diba as gian tenggara dibatasi
oleh patahan mendatar sinest ialah patahan Meratus.
2. Tinggian Kuching
Pembumbungan yang terdiri dari busur kepulauan dengan daerah perairan
dangkal di sekitarnya, merupakan bagian yang tinggi pada zaman Paleogen di
Kalimantan Utara, dan memisahkan bagian Kalimantan Barat Laut yang menurun
dengan cepat, dengan Cekungan Kutai di sebelah timur.
Pada akhir Paleogen, tinggian tersebut terangkat dan terlipat bersama-sama
dengan sediment tebal yang mengisi cekungan Kalimantan Barat Laut. Gejala
pengangkatan ini kemudian membentuk Tinggian Kuching atau ‘Kuching High’,
yang kemudian merupakan sumber untuk pengendapan kea rah baratlaut dan
tenggara selama Neogen.
Cekungan-cekungan pengendapan yang terdapat di dalam lempeng Mikro
Sunda Kalimantan ini terbentuk dan berkembang sebagai akibat daripada proses-
proses pemisahan diri akibat regangan di dalam lempeng tersebut, menyertai
interaksi antara : lempeng Sunda dengan lempeng Pasifik di timur, dengan
lempeng Hindia Australia di selatan dan dengan lempeng Laut Cina Selatan di
utara, kemudian disertai pula dengan gerak rotasi dari lempeng Sunda itu sendiri
kea rah yang berlawanan dengan jarum jam kurang lebih 42o. Cekungan-cekungan
tersebut adalah cekungan Tarakan dan Cekungan Kutai
3. Pegunungan Schwaner
Oleh Van Bemmelen dianggap sebagai bgaian dari dataran Sunda. Terdiri
dari batuan beku dan metamorf berumur Pra-Tersier dan sudah terangkat sejak
zaman Kapur Akhir di sebelah Barat, sehingga kemudian menjadi sumber
sedimentasi yang utama untuk cekunan-cekungan di sebelah utara dan timur.
Bagian utara dari pegunungan ini mengalami gerak pegunungan pada
Paleogen, dan tertutup oleh sediment Tersier tipis dan tidak terlipat. Bagian ini
kemudian dikenal sebagai ‘pelataran Barito’ atau ‘Barito Platform’. Adapun
batasan-batasannya adalah, di sebelah timur : batas paling timur dari sediment
Tersier yang tidak terlipat, di sebelah utara : terletak antara sediment Tersier yang
terlipat lemah di Melawi – Ketungau dan bagian yang terangkat dan bagian yang
terangkat dengan batuan yang terlipat kuat dari Cekungan Kalimantan Barat Laut.
- Batas sebelah barat, adalah daerah Tinggian Kuching, yang umumnya terdiri
dari batuan-batuan Pra-Tersier dan merupakan bagian dari inti benua.
Stratigrafi Cekungan Kutai
Cekungan ini diperkirakan terjadi karena adanya gerakan pemisahan Pulau
Kalimantan dan Pulau Sulawesi yang kemungkinan terjadi pada Akhir Kapur
sampai Paleogen (Samuel dan Muchsin,1975). Sedimen Tersier yang diendapkan
pada bagian timur Cekungan Kutai adalah sangat tebal dan facies
pengendapannya berbeda-beda . Meskipun demikian , secara keseluruhan batuan-
batuan sedimennya mencerminkan adanya pengaruh siklus genang laut dan susut
laut seperti halnya yang terjadi pada cekungan-cekungan lainnya yang ada di
Mandala Indonesia bagian barat.
Urutan transfresif ditemukan dengan baik disepanjang daerah pinggir
cekungan yang berupa sedimen-sedimen klastik berbutir kasar dan serpih yang
diendapkan pada lingkungan paralik pantai hingga marine dangkal (Formasi
Berium yang berumur Eosen). Pengendapan-pengendapan laut terus berlangsung
sampai Oligosen yang memperlihatkan periode genang laut maksimum. Pada
umumnya endapannya terdiri dari serpih laut dalam, tetapi batugamping terumbu
diketemukan secara lokal di dalam Formasi Antan.
Urutan regresi yang ada di Cekungan Kutai menghasilkan lapisan-lapisan
sedimen klastik dan lapisan batubara lignit yang diendapkan pada lingkungan
delta sampai paralik.
Sistem delta yang berumur Miosen Tengah berkembang dengan baik ke arah
timur dan arah tenggara dengan Formasi Palubapang dan Formasi Balikpapan.
Progradasi ke arah timur dan selama pertumbuhan delta berlangsung dijumpai
selingan-selingan endapan fase genang laut yang sifatnya lokal.
Batupasir delta plain regresif dan batupasir delta front yang berumur
Miosen Tengah, merupakan reservoir-reservoir minyak di sejumlah lapangan
minyak di Cekungan Kutai bagian Timur.
Gambar . Stratigrafi Cekungan Kutai
Urutan litostratigrafi dari Cekungan Kutai dari tua ke muda adalah sebagai
berikut :
1. Formasi Mangkupa
Berumur Eosen, merupakan formasi tertua yang diketahui di Cekungan
Kutai.Batuan-batuan dari formasi ini tersingkap di Antiklin Mangkupa
(Sangatta), terdiri atas batulempung, tufa, batupasir halus dan batulempung
pasiran, diendapkan dalam lingkungan air tawar sampai air payau pada awal
fase transgresi. Facies batuannya ke arah vertikal maupun horizontal, berubah
menjadi gampingan sesuai perubahan lingkungan pengendapan yang menjadi
marin. Tebal batuan dari Formasi Mangkupa menjadi 2500 m.
2. Formasi Gunung Sekerat
Berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Formasi Gunung Sekerat
diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Mangkupa , terdiri dari
batugamping dan napal . Sisipan-sisipan tufa dijumpai pada bagian bawah dari
formasi. Diendapkan pada lingkungan laut dangkal . Tebal dari formasi ini
300m.
3. Formasi Pamaluan
Berumur Miosen Bawah. Formasi ini terletak selaras diatas Formasi Gunung
Sekerat, terutama terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis
batupasir, batubara dan batugamping. Diendapkan pada lingkungan delta
marin (prodelta)
4. Formasi Palubapang
Berumur Miosen Tengah. Dijumpai selaras di atas Formasi Pamaluan,
terutama terdiri dari batulempung, batupasir lampungan dan batupasir, yang
merupakan endapan delta front. Diaderah Sangatta, formasi ini tebalnya
800m.
5. Formasi Balikpapan
Berumur Miosen Tengah. Terletak selaras diatas Formasi Palubapang, terdiri
dari batupasir, batupasir lempungan, batulempung dan batubara. Lapisan
batupasir dan batupasir lempungan terutama dijumpai pada bagian bawah.
Lingkungan pengendapannya adalah delta (delta front dampai delta plain).
Tebal formasi ini mencapai 2000m.
6. Formasi Kampungbaru
Berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Formasi ini diendapkan secara
selaras diatas Formasi Balikpapan, bagian bawahnya terdiri dari batulempung,
batupasir, batupasir gampingan yang terendapkan pada lingkungan litoral,
sedangkan pada bagian atasnya terutama terdiri dari batulempung, batubar dan
sedikit lapisan pasir dan konkresi-konkresi lempung besian (clay ironstone).
Diendapkan pada lingkungan transisi paralik. Tebal Formasi Kampungbaru
adalah sekitar 1200 m.
7. Endapan Alluvial
Endapan Kuarter ini tersusun atas material lumpur, pasir, kerikil dan endapan
pantai, yang terbentuk dalam lingkungan sungai, rawa, pantai dan delta.
Penyebaran endapan ini berada disepanjang pantai timur dan merupakan
produk dari Delta Mahakam modern.
7. Cekungan Tarakan
Merupakan cekungan yang terletak paling utara dari Kalimantan Timur.
Cekungan ini di sebelah utara dibatasi oleh ‘Semporna High’ yang berada sedikit
di sebelah utara batas Indonesia-Malaysia. Ke selatan cekungan ini dibatasi oleh
‘Tinggian Mangkaliat’ dari Cekungan Kutai. Sedangkan ke arah barat, cekungan
ini dapat diikuti sejauh 60 sampai 100 km ke arah daratan, dimana batuan Pra-
Tersier yang terlipat kuat dari Tinggian Kuching tersingkap.
Gambar . Penampang Cekungan Tarakan
8. Cekungan Sandakan
9. Cekungan NW Kalimantan