Anda di halaman 1dari 23

GEOLOGI KALIMANTAN

1.1 Pendahuluan
Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari
lempeng Mikro Sunda. Bentuknya yang menyerupai ‘segitiga’, berbeda dengan
pulau lainnya yang memanjang seperti Sumatera dan Jawa, mempunyai tatanan
tektonik yang berbeda dengan pulau-pulau lainnya dalam lempeng Sunda.

Gambar 1. Konfigurasi Lempeng di Kawasan Asia Tenggara pada saat ini

Lempeng Asia Tenggara ditafsirkan oleh Tapponnier (1982), sebagai


fragmen dari lempeng Eurasia yang bergerak k tenggara sebagai akibat dari
tumbukan kerak benua India dengan kerak benua Asia, yang terjadi pada 40-50
juta tahun yang lalu.
Fragmen dari lempeng Eurasia ini yang kemudian dikenal sebagai
lempeng Mikro Sunda, meliputi semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Sebagai batasanan-batasanannya
yang penting di sebelah timur adalah :
1. Komplek subduksi Kapur-Tersier Awal yang berarah utara-timurlaut
(NNE), dimulai dari Pulau Jawa dan yang membentuk pegunungan Meratus
sekarang.
2. Sesar mendatar utama di Kalimantan Timur dan Utara
3. Jalur subduksi di Kalimantan Utara, Serawak dan Laut Natuna. Jalur
subduksi ini dikenal sebagai jalur Lupar.

Pola dan perkembangan tektonik yang terdapat di dalam bagian dari


lempeng Mikro Sunda ini adalah produk daripada proses-proses pemisahan diri
akibat regangan di dalam lempeng itu sendiri, akibat interaksi antara lempeng
Sunda dengan lempeng Pasifik di sebelah timur, lempeng Hindia Austalia di
selatan, lempeng Laut Cina Selatan di utara, dan gerak rotasi dari lempeng Sunda
sendiri kea rah yang berlawanan dengan memutarnya jarum jam sebesar hamper
42o selama Tersier hingga sekarang.

Gambar . Citra Satelit Pulau Kalimantan


1. 2 Evolusi Tektonik Pulau Kalimantan

Gambar . Peta yang menunjukkan elemen sumber dan proses selama


pengendapan bagian termuda dari Formasi Crocker di Sabah
Gambar . Evolusi Tektonik Kalimantan Utara

Gambar . Evolusi Tektonik Kalimantan Tengah


Gambar . Evolusi Kalimantan Selatan
1.3 Unsur-unsur Tektonik Pulau Kalimantan

Gambar . Peta Pulau Kalimantan


Terdapat beberapa unsur tektonik yang terbentuk pada saat pembentukan
Pulau Kalimantan yang berevolusi dari zaman Tersier sampai Quarter, antara
lain :
1. Pegunungan Meratus
2. Tinggian Kuching
3. Pegunungan Schwaner
4. Kelompok Lipatan – Thrust Belt Rajang-Embaluh
5. Cekungan Barito
6. Cekungan Kutai
7. Cekungan Tarakan
8. Cekungan Sandakan
9. Cekungan NW Kalimantan
10. Cekungan Melawi dan Ketungau

Unsure-unsur tektonik Pulau Kalimantan tersebut akan lebih diperinci lagi


di bawah ini.
1. Pegunungan Meratus

Rantai pegunungan Meratus terletak dibagian tepi tenggara dari


Kalimantan. Pegunungan ini dibatasi, disebelah timur, oleh selat Makasar yang
memisahkannya dengan pulau Sulawesi dan diselatan oleh laut Jawa, dimana  laut
ini sendiri dibatasi oleh busur volkanik akibat penunjaman dari samudera India
dibawah tepi dari benua Asia

Suatu fase kompresi utama pada Cenomanian yang memindah tempatkan


peridodite dimana pada bagian alasnya terdapat batuan metamorph.
Deformasi dari fase ini sukar dilihat tetapi Cretaceus atas terletak secara diskordan
menyudut diatas Cretaceus tengah dan menutupi kontak dari pemindahan tempat
ini. Obduksi ini adalah hasil suatu benturan berasal apakah dari percepatan
mendadak dari pertemuan lempeng atau pemblokan dari suatu mikrokontinen
dimana kita tidak mempunyai bukti-bukti/tanda-tanda.
Suatu fase extensif Cretaceus atas - Paleogen. Patahan mendatar
(transcurrentes) NE-SW sangat memegang peranan, mempengarubi tepi benua
agma Asia dari Pulau Jawa hingga Kalimantan sesuai areh pergerakan dari
lempeng samudera. Patahan2 ini sangat penting dan membatasi daereh
sedimentasi.

Suatu fase kompresi pada Miosen tengah. Ini memegang peranan pada
struktur yang nampak sekarang. Ialah ak lipatan besar melengkung dan patahan
reverse yang mengangkat Meratus diatas tepi timur dari cekungan Barito. Suatu
fase pengangkatan neotektonik. Bagian tengah dari rantai pagunungan dalam
posisi sebegai hors terdorong kearah barat laut dan diba as gian tenggara dibatasi
oleh patahan mendatar sinest ialah patahan Meratus.

2. Tinggian Kuching
Pembumbungan yang terdiri dari busur kepulauan dengan daerah perairan
dangkal di sekitarnya, merupakan bagian yang tinggi pada zaman Paleogen di
Kalimantan Utara, dan memisahkan bagian Kalimantan Barat Laut yang menurun
dengan cepat, dengan Cekungan Kutai di sebelah timur.
Pada akhir Paleogen, tinggian tersebut terangkat dan terlipat bersama-sama
dengan sediment tebal yang mengisi cekungan Kalimantan Barat Laut. Gejala
pengangkatan ini kemudian membentuk Tinggian Kuching atau ‘Kuching High’,
yang kemudian merupakan sumber untuk pengendapan kea rah baratlaut dan
tenggara selama Neogen.
Cekungan-cekungan pengendapan yang terdapat di dalam lempeng Mikro
Sunda Kalimantan ini terbentuk dan berkembang sebagai akibat daripada proses-
proses pemisahan diri akibat regangan di dalam lempeng tersebut, menyertai
interaksi antara : lempeng Sunda dengan lempeng Pasifik di timur, dengan
lempeng Hindia Australia di selatan dan dengan lempeng Laut Cina Selatan di
utara, kemudian disertai pula dengan gerak rotasi dari lempeng Sunda itu sendiri
kea rah yang berlawanan dengan jarum jam kurang lebih 42o. Cekungan-cekungan
tersebut adalah cekungan Tarakan dan Cekungan Kutai
3. Pegunungan Schwaner
Oleh Van Bemmelen dianggap sebagai bgaian dari dataran Sunda. Terdiri
dari batuan beku dan metamorf berumur Pra-Tersier dan sudah terangkat sejak
zaman Kapur Akhir di sebelah Barat, sehingga kemudian menjadi sumber
sedimentasi yang utama untuk cekunan-cekungan di sebelah utara dan timur.
Bagian utara dari pegunungan ini mengalami gerak pegunungan pada
Paleogen, dan tertutup oleh sediment Tersier tipis dan tidak terlipat. Bagian ini
kemudian dikenal sebagai ‘pelataran Barito’ atau ‘Barito Platform’. Adapun
batasan-batasannya adalah, di sebelah timur : batas paling timur dari sediment
Tersier yang tidak terlipat, di sebelah utara : terletak antara sediment Tersier yang
terlipat lemah di Melawi – Ketungau dan bagian yang terangkat dan bagian yang
terangkat dengan batuan yang terlipat kuat dari Cekungan Kalimantan Barat Laut.

4. Kelompok Lipatan– Thrust Belt Rajang-Embaluh


5. Cekungan Barito

Gambar 1 dan 2. Peta Tektonik Cekungan Barito


Gambar . Tektonik dan Stratigrafi Cekungan Barito
6. Cekungan Kutai
Cekungan Kutai meliputi daerah sekitar 165.000 km , terletak di pantai
Timur Kalimantan dan daerah paparan sebelahnya. Batas-batas wilayah Cekungan
Kutai :
- Batas sebelah Utara, adalah Semenajung Mangkaliat yang merupakan daerah
tinggian yang memisahkan Cekungan Kutai dengan Cekungna Tarakan.
- Batas sebelah selatan, adalah daerah tinggian Paternosfer dan pegunungan
Meratus.
- Batas sebelah timur, adalah batas dari paparan benua di Selat Makasar.

Gambar . Peta Tektonik Cekungan Kutai

- Batas sebelah barat, adalah daerah Tinggian Kuching, yang umumnya terdiri
dari batuan-batuan Pra-Tersier dan merupakan bagian dari inti benua.
Stratigrafi Cekungan Kutai
Cekungan ini diperkirakan terjadi karena adanya gerakan pemisahan Pulau
Kalimantan dan Pulau Sulawesi yang kemungkinan terjadi pada Akhir Kapur
sampai Paleogen (Samuel dan Muchsin,1975). Sedimen Tersier yang diendapkan
pada bagian timur Cekungan Kutai adalah sangat tebal dan facies
pengendapannya berbeda-beda . Meskipun demikian , secara keseluruhan batuan-
batuan sedimennya mencerminkan adanya pengaruh siklus genang laut dan susut
laut seperti halnya yang terjadi pada cekungan-cekungan lainnya yang ada di
Mandala Indonesia bagian barat.
Urutan transfresif ditemukan dengan baik disepanjang daerah pinggir
cekungan yang berupa sedimen-sedimen klastik berbutir kasar dan serpih yang
diendapkan pada lingkungan paralik pantai hingga marine dangkal (Formasi
Berium yang berumur Eosen). Pengendapan-pengendapan laut terus berlangsung
sampai Oligosen yang memperlihatkan periode genang laut maksimum. Pada
umumnya endapannya terdiri dari serpih laut dalam, tetapi batugamping terumbu
diketemukan secara lokal di dalam Formasi Antan.
Urutan regresi yang ada di Cekungan Kutai menghasilkan lapisan-lapisan
sedimen klastik dan lapisan batubara lignit yang diendapkan pada lingkungan
delta sampai paralik.
Sistem delta yang berumur Miosen Tengah berkembang dengan baik ke arah
timur dan arah tenggara dengan Formasi Palubapang dan Formasi Balikpapan.
Progradasi ke arah timur dan selama pertumbuhan delta berlangsung dijumpai
selingan-selingan endapan fase genang laut yang sifatnya lokal.
Batupasir delta plain regresif dan batupasir delta front yang berumur
Miosen Tengah, merupakan reservoir-reservoir minyak di sejumlah lapangan
minyak di Cekungan Kutai bagian Timur.
Gambar . Stratigrafi Cekungan Kutai

Urutan litostratigrafi dari Cekungan Kutai dari tua ke muda adalah sebagai
berikut :
1. Formasi Mangkupa
Berumur Eosen, merupakan formasi tertua yang diketahui di Cekungan
Kutai.Batuan-batuan dari formasi ini tersingkap di Antiklin Mangkupa
(Sangatta), terdiri atas batulempung, tufa, batupasir halus dan batulempung
pasiran, diendapkan dalam lingkungan air tawar sampai air payau pada awal
fase transgresi. Facies batuannya ke arah vertikal maupun horizontal, berubah
menjadi gampingan sesuai perubahan lingkungan pengendapan yang menjadi
marin. Tebal batuan dari Formasi Mangkupa menjadi 2500 m.
2. Formasi Gunung Sekerat
Berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Formasi Gunung Sekerat
diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Mangkupa , terdiri dari
batugamping dan napal . Sisipan-sisipan tufa dijumpai pada bagian bawah dari
formasi. Diendapkan pada lingkungan laut dangkal . Tebal dari formasi ini
300m.
3. Formasi Pamaluan
Berumur Miosen Bawah. Formasi ini terletak selaras diatas Formasi Gunung
Sekerat, terutama terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis
batupasir, batubara dan batugamping. Diendapkan pada lingkungan delta
marin (prodelta)
4. Formasi Palubapang
Berumur Miosen Tengah. Dijumpai selaras di atas Formasi Pamaluan,
terutama terdiri dari batulempung, batupasir lampungan dan batupasir, yang
merupakan endapan delta front. Diaderah Sangatta, formasi ini tebalnya
800m.
5. Formasi Balikpapan
Berumur Miosen Tengah. Terletak selaras diatas Formasi Palubapang, terdiri
dari batupasir, batupasir lempungan, batulempung dan batubara. Lapisan
batupasir dan batupasir lempungan terutama dijumpai pada bagian bawah.
Lingkungan pengendapannya adalah delta (delta front dampai delta plain).
Tebal formasi ini mencapai 2000m.
6. Formasi Kampungbaru
Berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Formasi ini diendapkan secara
selaras diatas Formasi Balikpapan, bagian bawahnya terdiri dari batulempung,
batupasir, batupasir gampingan yang terendapkan pada lingkungan litoral,
sedangkan pada bagian atasnya terutama terdiri dari batulempung, batubar dan
sedikit lapisan pasir dan konkresi-konkresi lempung besian (clay ironstone).
Diendapkan pada lingkungan transisi paralik. Tebal Formasi Kampungbaru
adalah sekitar 1200 m.
7. Endapan Alluvial
Endapan Kuarter ini tersusun atas material lumpur, pasir, kerikil dan endapan
pantai, yang terbentuk dalam lingkungan sungai, rawa, pantai dan delta.
Penyebaran endapan ini berada disepanjang pantai timur dan merupakan
produk dari Delta Mahakam modern.

Struktur Geologi Cekungan Kutai


Cekungan Kutai luasnya kurang lebih 165.000 km , disebelah utaranya
berbatasan dengan Semenanjung Mangkaliat yang merupakan suatu daerah
tinggian yang memisahkan Cekungan Kutai dengan Cekungan Tarakan. Disebelah
selatan cekungan ini dibatasi oleh dataran paparan Paternosfer dan Pegunungan
Meratus, sedangkan disebelah barat adalah Tinggian Kuching yang berumur Pra-
Tersier.

Gambar . Pola Struktur Cekungan Kutai


Proses tektonik yang terjadi pada Cekungan Kutai terjadi pada batuan Pra-
Tersier sampai Tersier Akhir, dimana proses yang paling dominan berupa lipatan,
sehingga mengakibatkan terbentuknya struktur sinklin dan antiklin serta
terjadinya sesar. Struktur yang terjadi pada daerah Kalimantan dipengaruhi oleh
proses sedimentasi yang cepat dan kecepatan tempat pengendapan (accomodation
space) serta adanya tekanan komprehensif yang diakibatkan oleh inversi progresif
cekungan dari arah barat ke timur.

Gambar . Perkembangan Tektonik Cekungan Kutai. (6a) Bagian pada zaman


sekarang informasi dip, topogrfai dan pin line; (6b) restorasi sampai horizon
Oligosen Bawah; (6c). restorasi sampai syn-rift deltaic Miosen Tengah; (6d)
Restorasi sampai syn-rift Miosen Tengah.
Pada masa Paleosen sampai Eosen, Cekungan Kutai merupakan graben
yang mengalami pemekaran ekstensional. Cekungan yang terbentuk, kemudian
terisi oleh material endapan transgresi yang dicirikan oleh adanya pengendapan
serpih pantai (marine shale) pada bagian atas cekungan dan endapan karbonat
yang diendapkan pada tepian cekungan. Selama Eosen sampai Oligosen,
cekungan laut dalam daerah Kalimantan mengalami fase regresif yang
menghasilkan endapan klastik. Material klastik tersebut bersumber dari arah barat,
dimana terjadi pengangkatan di barat laut Kalimantan akibat pengaruh pemekaran
Laut Cina Selatan.
Sedimen-sediman Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai pada
bagian timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda-beda. Secara
umum lapisan sedimen pada Cekungan Kutai memperlihatkan siklus genang laut-
susut laut seperti umumnya pada cekungan-cekungan yang terdapat di Indonesia
bagian barat.
Struktur pada Cekungan Kutai pada umumnya berarah Barat daya-Timur
laut yang terdiri dari antiklin yang terlipat kuat dan tersesar naikkan yang dikenal
sebagai antiklinorium Samarinda. Urutan-urutan transgresif dapat ditemukan
dengan baik disepanjang daerah pinggir cekungan berupa lapisan klastik berbutir
kasar dan serpih yang diendapkan di lingkungan paralik pantai hingga marin
dangkal.
Urutan transgresif di Cekungan Kutai mengandung lapisan –lapisan klastik
deltaik hingga paralik yang mengandung banyak lapisan batubara dan lignit.
Sistem delta yang berumur Miosen Tengah berkembang secara cepat ke arah
timur dan kearah tenggara yang meliputi daerah cekungan. Progradasi ke arah
timur dan terdapatnya delta berlangsung terus sepanjang waktu diselang-selingi
oleh fase-fase genang laut secara lokal. Delta plain yang regresif berumur Miosen
Tengah dan batupasir delta front merupakan reservoar-reservoar di sejumlah
lapangan minyak di Cekungan Kutai bagian timur.
Cekungan kutai terbentuk pada kala pertengahan Eosen yang merupakan
hasil dari perpanjangan hubungan terbuka dari selat Makasar dan Laut Philipina.
Jarak profil seismik pada batas utara cekungan kutai pada umur pertengahan
Miosen menunjukkan terbaliknya Horse graben dari NNE sampai SSW dan N - S.
Lapangan observasi, modeling komputer dan geofgisika menjelaskan evolusi pada
zaman Tersier. Kenampakan horison lapisan karbonat pada kala pertengahan
Eosen dan penebalan ke atas sedimen syn tektonik secara cepat pada kala
Oligosen. Ditunjukkan pada penampang seismik pada kala Oligosen akhir dimana
perpanjangan arah NW – SE mengalami peningkatan panjangnya sesar. Pada kala
awal – pertengahan Miosen N7 – N8 telah terakumulasi di tepi timur half graben
dan antiklin inversi asimetris ditemukan di batAs bagian utara dan selatan pada
suatu cekungan. Perhitungan lapisan serat (Slicken – fibre) mengindikasikan
penyusutan orentasi arah sesar menjadi290 0
– 310 0
yang telah aktif kembali
secara dominan terbentuk kembali secara tranpresional dextral.
Orientasi arah sesar NW – SE yang teraktifkan kembali dengan kedua
pergerakan sinistral dan dekstral. Kenampakan arah lipatan dibawah dasar sesar
prosentase secara dominan yaitu WNW vergent trust biasanya mengindikasikan
penekanan yang berasal dari ESE . Inisial extention selama kala pertengahan
Eosen telah terbentuk arah sesar pada NNE – SSW, N sampai S dan NE sampai
SW sedangkan extention renewed pada arah NWSE terbentuk pada kala Oligosen
akhir dibawah perbedaan rezim kinematik yang menunjukkan perputaran arah
ektensi antara 45 - 90 0
Tumbukan secara cepat pada kala Miosen dengan batas
bagian utara dan timur dataran Sunda merupakan tanda – tanda terbaliknya suatu
cekungan (Terbaliknya cekungan kutai). Inversi tadi terkonsentrasi secar alemeh
pad alempeng kontinantal di bawah kedua dasar cekungan kutai dan berbagai
cekunganberumur Tersier di Sulawesi pad alempeng samudra yang terkuat atau
menipisnya lempeng samudera yang merupakan menipisnya lempeng benua pada
dasar selat Makasar yang berperan sebagai saluran pasif untuk penekananya. \
Cekungan Kutai Kalimantan Timur memiliki 60.000 km merupakan
cekungan terdalam (15 km) dan terluas di Indonesia (Rose dan Hartono, 1978).
Daerah Samarinda bagian Neogen itu sendiri mencapai ketebalan di atas 9 km.
Sedimen pada zaman Tersier pada cekungan Kutai secara berkesinambungan lebih
baik sejak permulaan pada kala pertengahan Miosen. Waluapun arah deposisinya
telah berubah menuju arah timur yang mana sekarang terfokus di muara delta
mahakam. Delta mahakam dan bagian Timur pada cekungan Kutai frekuensinya
lebih ditargetkan pad aeksplorasi hidrokarbon.
Batuan tersier di cekungan kutai terendapkan secara angular unconformaty
di atas dasar dari lapisan tertua dari masa Mesosoik. Batuan dasra Kalimantan
diklasifikasikan menjadi bebereapa lapisan tua dan pertengahan Eosen dan
membuat ke atas secara dominan suatu dataran tinggi yang merupakan hiasan
pulau kalimantan dengan beberapa bentukan yang tertutup.
Batuan dasar secara merupakan tipe batuan yang memiliki umur yang
berbeda terekspos pada bagian utara, barat, dan selatan di cekungan kutai (gambar
1 ). Dari barat sampai utara kedua batuan dasar yang ada dari kedua busur depan
dan cekungan sisa samudra yang mengisi dasar samudra “sunda land”. Batuan
dasar samudera yang ada merupakan batuanmetamorf, sedimen dan granit dan
batuan gabro yang berumur prem karboniverous sampai pretasious. Kisaran
batuan samudera dari rijang yang berososiasi dengan sedimen yang berumur
pretasious sampai pertengahan Miosen. Untuk membentuk basal harzburgites
tectonic menunjukkan kisaran lingkungan yang berbeda pada suatu formasi.
Kemungkinan ophiolit telah teridentifikasi sampai di kalimantan tetapi singkapan
yang dipelajari menujukkan pembentukan tipe yang tinngi dan tidak terdir dari
sekuen penuh ophiolit.Zona kekar tarik ductile secara umum pada batas bagian
utara dengan orintasi dominan NWSE dan NESW.
Banyak zona kekar menunjukkan bebrapa fakta – fakta bagian pergerakan
dari pembentukan urat kuarsa dan kembali bereaksi dan breaching dari
shearbands. Dengan menggunakan data penginderaan jauh, tanda poros lipatan
rijang yang berarah NE-SW sejajar dengan arah NW-SE yang sebelumnya telah
didiidentifikasi sampai pulau kalimantan, yang telah dibuktikan dengan zona
kekar sampai lintas kalimantan, yang berhubungan salah satu nomor sesar major
strike-slip.
Batas selatan pada cekungan kutai selalu tetap pada arah NNE-SSSW pada
komplek ophiolite Meratus, yang sebelumnya dikalsifikasikan dalam struktur
melange (Hamilton, 1979; Hutchitson, 1989). Ophiolite bertujuan untuk membagi
obduksi cekungan busur belakang sampai batas timur dataran sunda selama awal
cretaceous (Sikumbang, 1986) dan bagian sekuennya terangkat pada kala miosen
akhir (Rose dan Hartano, 1978; Van de Weerd et al., 1987; Hutchitson, 1989) dan
pada kala plio-plistosen (Van Bemmelen, 1949) komplek ini terletak pada batas
selatan cekungan kutai yang mana kenampakan secara lateral memiliki kedudukan
sesar berarah NW-SE. Hasil ini sama dengan umur batuan sedimen pada busur
kepulauan vulkanik yang berumur Aptian sampai Turonian. Singkapan gabro dan
batuan ultrabasa di batas selatan pada cekungan kutai menurut para peneliti
merupakan hal yang penting pada komplek meratus yang terbentang di bawah
bagian utara cekungan kutai. (Albrencht, 1946; Sikumbang, 1990) sama dengan
unit batuan dasar pada batas utara cekungan kutai, dan pembentukan komplek
meratus pada zaman pra-tersier dan memberi kesan bahwa hal-hal tersebut
berkelanjutan pada bagian sekuen yang mengalami pengangkatan selama inversi
pertengahan miosen.

7. Cekungan Tarakan
Merupakan cekungan yang terletak paling utara dari Kalimantan Timur.
Cekungan ini di sebelah utara dibatasi oleh ‘Semporna High’ yang berada sedikit
di sebelah utara batas Indonesia-Malaysia. Ke selatan cekungan ini dibatasi oleh
‘Tinggian Mangkaliat’ dari Cekungan Kutai. Sedangkan ke arah barat, cekungan
ini dapat diikuti sejauh 60 sampai 100 km ke arah daratan, dimana batuan Pra-
Tersier yang terlipat kuat dari Tinggian Kuching tersingkap.
Gambar . Penampang Cekungan Tarakan

8. Cekungan Sandakan

9. Cekungan NW Kalimantan

Gambar . Stratigrafi daerah Cekungan Kalimantan Tenggara


10. Cekungan Melawi dan Ketungau

Anda mungkin juga menyukai