Anda di halaman 1dari 19

Geofisika Umum

03_METODE KEMAGNETAN
Pendahuluan
Secara umum, medan magnet bumi dapat dibedakan menjadi dua bagian. Bagian
pertama, yang paling kuat yaitu medan magnet utama (main magnetic field), yang
dihasilkan oleh inti bumi. Yang kedua, lebih lemah dan lebih tidak teratur, yaitu medan
magnetik anomali (anomalous magnetic field), yang berasal dari kerak bumi. Survey
dengan magneto meter mengukur kedua hal itu, atau bentuk gabungannya. Karenanya
ahli geofisika harus memperhitungkan pengaruh dominan medan magnetik utama,
sebelum dia berkepentingan dengan interpretasi pada medan anomali. Dengan hal yang
sama, cara itu juga dilakukan pada survey gravitasi (medan gaya berat) dimana kita harus
memperhitungkan efek kuat dari pemipihan bumi dan rotasinya sebelum melakukan
interpretasi anomali gravitasi. Peranan medan magnetik utama dalam eksplorasi
magnetik sama dengan peranan medan gravitasi normal dalam eksplorasi secara gaya
berat.

Kutub Magnet
Pada abad 18, ahli fisika Perancis, Charles Coloumb (1736 – 1806) menjelaskan
interaksi magnet dalam pengertian gaya-gaya yang bekerja pada titik-titik yang disebut
sebagai kutub-kutub magnet. Setiap magnet memiliki kutub positip dan kutub negatip,
dinamakan demikian karena efek-efek yang berlawanan dari kutub-kutub tersebut
terhadap magnet lain.
Kutub dapat saling tolak menolak, maupun saling tarik menarik (Gambar 3-1). Gaya f
yang bekerja pada kutub memiliki nilai kuat kutub (pole strength) P1 dan P2, dan
dipisahkan oleh suatu jarak, yang dinyatakan dengan hukum Coulomb sebagai berikut:

Dimana  menyatakan permeabilitas magnetik (magnetic permeability), yaitu merupakan


suatu sifat dari medium dimana magnet berada. Dalam ruangan hampa atau vakum, nilai
 =1, dan ini mendekati dengan nilai pada atmosfer bumi.
Suatu kutub yang mengalami gaya satu dyne terhadap kutub lain dan berjarak satu
sentimeter darinya, dikatakan mempunyai satu satuan kuat kutub (unit of pole
strength, P = 1 ups). Pada jarak yang sama, gaya dua – dyne akan menimbulkan suatu
kutub dengan kuat kutub dua satuan (P = 2 ups). Dua kutub dalam satu magnet bersifat
berlawanan, dengan kuat yang sama dan kita tidak dapat mengekstrak atau memisahkan
satu sama lainnya. Jika kita potong magnet batang tersebut maka akan menciptakan dua
magnet baru, dimana masing-masing memiliki kutub positip dan kutub negatip. Hal ini
umumnya kita namakan sebagai magnit berkutub dua atau dipole.

Medan Magnetik
Karena sebuah magnet mempunyai kemampuan untuk melakukan gaya atau kekuatan
pada magnet lain maupun benda besi, maka dikatakan bahwa disekitarnya dilingkungi
oleh suatu medan kekuatan yang dinamakan medan magnet (magnetic field). Bagaimana
mendiskripsi suatu medan magnet?

Metode Kemagnetan 1
Geofisika Umum

Gambar 3-1. Gaya yang bekerja pada kutub dua buah magnet. Gaya-gaya tersebut bekerja mengikuti arah
garis yang menghubungkan pasangan kutub yang terletak didekat bagian akhir dari masing
batang magnet dan tergantung pada kuat kutub serta jarak antara kutub-kutub.

Misalkan ada sebuah magnet besar, dengan kuat kutub P1 pada kutub positip dan sebuah
magnet kecil yang diuji dengan kuat kutub P2 (lihat gambar 3-2), dan dianggap
permeabilitas magnetik = 1. Menurut hukum Coulomb, maka gaya tarikan dari kutub
negatip magnet besar yaitu:

Dan gaya tolak dari kutub positip yaitu:

Vektor pada gambar 3-2 menujukkan kekuatan dan arah dari gaya-gaya tersebut dan
bagaimana kombinasinya menghasilkan gaya total fT . Kita lihat bahwa gaya-gaya
tersebut tergantung pada kuat kutub dari kedua magnet itu.
Selain itu kita mempunyai istilah intensitas medan magnetik (magnetic field intensity)
untuk menyatakan efek yang terpisah dari magnet besar. Intensitas medan magnetik dari

kutub negatif pada magnet itu dinyatakan sebagai:

Dan intensitas medan magnetik dari kutub positip dinyatakan sebagai:

Diagram vektor pada gambar 3-2.. juga menunjukan bagaimana kombinasi Fn dan Fp
menghasilkan intensitas medan magnetik total fT dari magnet besar itu,. Dengan demikian
kita dapat menggunakan nilai itu untuk menyatakan gaya total yang bekerja pada kutub
positip dari magnet yang diuji:

Metode Kemagnetan 2
Geofisika Umum

Gambar 3-2. Gaya yang bekerja pada kutub positip dari suatu magnet uji. Gaya yang bekerja pada +P2
adalah jumlah vektor efek-efek dari kutub-kutub –P1 dan +P1

Maka dapat dilihat bahwa efek magnet besar dapat dinyatakan dengan (1) arah dari fT dan
(2) nilai intensitas medan FT . Kita dapat menggunakan dua hal ini untuk menyatakan
medan magnetik, dimana arah dan intensitas dari suatu magnet kecil yang diuji akan
berubah jika kita menggerakkan atau memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan demikian sifat alami dari suatu medan magnet dapat digambarkan dengan vektor
sebagaimana pada Gambar 3-3., dimana tanda titik menyatakan arah dari fT di tempat
itu, sedangkan panjang dari vektor menyatakan nilai FT
Satuan atau unit dari intensitas medan magnet dapat diperoleh dari persamaan diatas,
yaitu:

Dimana menunjukkan bahwa intensitas medan magnet harus dinyatakan dalam satuan
gaya dibagi dengan kuat kutub. Satuan cgs untuk intensitas medan yaitu oersted,
diambil dari nama ahli fisika Denmark, Hans Christian Oersted (1777-1851), dan
didefinisikan sebagai:

Karena sebagian besar anomali magnetik yang menjadi tujuan eksplorasi geofisika
memiliki nilai yang sangat kecil dari satu oersted, maka dipakai satuan gamma (), yaitu:
1 gamma = 10 –5 oersted
Cara lain untuk menggambarkan arah dan intensitas dari medan magnet yaitu dengan
pola-pola garis konvergen yang menuju ke arah kutub-kutub magnet (Gambar 10-4).
Garis-garis ini dinamakan garis gaya magnetik (magnetic line of forces) atau garis-
garis fluks magnet (magnetic flux lines). Untuk bentuk magnet yang panjang tipis, garis-

Metode Kemagnetan 3
Geofisika Umum
garis gaya akan mengumpul (konvergen) dan sangat rapat pada bagian akhir kutubnya.
Tetapi jika bentuk magnetnya lebih ekuidimensional atau berupa bola, mka garis-garis
gayanya akan menuju ke suatu titik-titik kutub yang etrletak didalamnya. Orinetasi dari
garis-garis gaya menunjukan arah dari fT pada semua lokasi yang berada di sekitar
magnet. Intensitas dinyatakan dengan jarak antar garis. Jarak garis yang semakin merapat
di dekat kutub menggambarkan intensitas medan yang tinggi, sedangkan semakin jauh
dari kutub, dimana jarak makin melebar, menyatakan intensitas medan yang makin
lemah.

Gambar 3-3. Vektor yang menggambarkan medan magnet disekitar suatu magnet batang. Intensitas
medan dan arah dinyatakan dengan panjang dan arah dari vektor-vektor pada titik-titik yang
berbeda dalam wilayah disekitar magnet itu.

Gambar 3-4. Gambaran suatu medan dari magnet batang dengan gaaris-garis gaya. Arah medan pada
setiap titik ditunjukan oleh arah dari garis gaya pada titik itu, sedngkn intensitas medan
ditunjukan dengan spasi antar garis yang berdekatan. Intensitas medan dapat juga ditunjukan
dengan banyaknya garis yang melalui potongan unit luasan, contohnya luasan yang diarsir .

Penjelasan diatas adalah pada medan magnet dari satu magnet dipole (dwikutub). Untuk
suatu medan yang dihasilkan oleh kombinasi magnet, maka intensitas dan arah dari
medan gabungannya pada satu titik tertentu merupakan kombinasi vektor-vektor yang
mewakili medan-medan dari magnet individual..
Ada kesamaan dalam analisa gravitasi dan kemagnetan, dimana rumusan hukum
Coulumb dan hukum Newton sangat mirip bentuknya. Analisa pada magnetik lebih
kompleks karena kita berbicara tentang vektor gaya tarik dan tolak yang dapat memiliki
berbagai macam arah dan besaran.

Metode Kemagnetan 4
Geofisika Umum

Gambar 3-5. Medan magnetik F pada lokasi Q adalah jumlah vektor dari medan-medan magnetik
individual Fr1, Fr2, dan Fr3 dari tiga buah magnet batang.

Elektromagnetisma

Suatu medan magnet dari magnet dipole dengan kuat kutub P dan panjang l dapat
diduplikasi dengan mengalirkan arus listrik melalui suatu koil atau lilitan kabel. Jika arus
dinyatakan i dan banyaknya lilitan kabel n, serta penampang luas koil adalah A, maka
persamaannya:

Kemagnetan yang ditimbulkan oleh koil tersebut menimbulkan suatu vektor M, yang
disebut momen magnetik, yaitu:

Arah dari vektor ini adalah sepanjang garis dari sua kutb kabel atau sepanjang sumbu
dari koil. Perlu dipaami bahwa vektor momen magnetik ini berbeda dari vektor yang
digunakan untuk menyatakan arah dan intensitas medan magnet pada lokasi yang sama.
Ini lebih mencerminkan suatu magnet yang menghasilkan sebuah medan.
Yang menyatakan bahwa kuat kutub (pole strength) dapat dinyatakan sebagai hasilkali
antara arus dan panjang. Satuan SI nya yaitu ampere-meter

Satuan dasar SI dari intensitas medan adalah tesla (T), yang didefinisikan sebagai:
Sedangkan dalam sistem cgs, satuan oersted, dapat didefinisikan sebagai:

dimana 1 abampere sama dengan 10 ampere

Metode Kemagnetan 5
Geofisika Umum

Gambar 3-6. Garis-garis gaya yang menyatakan medan magnetik dari suatu koil (lilitan kawat) yang dialiri
arus listrik.

Dengan membandingkan kedua satuan intensitas medan maka didapat:

1 tesla = 104 oersted

Untuk kepentingan geofisika eksplorasi, maka dipakai satuan SI yang dinamakan


nannotesla (nT), yaitu sama dengan 10-9 tesla. Karena 1 gamma () sama dengan 10-5
oersted, maka secara numerik 1 gamma sama dengan 1 nannotesla. Kedua subsatuan
ini biasa digunakan dalam menyatakan intensitas medan magnetik.

Ferromagnetisme
Sebuah magnet menimbulkan suatu medan gaya, medan ini ditimbulkan oleh arus listrik
internal yang berkaitan dengan struktur atom dari material. Suatu arus listrik terdiri dari
gerakan partikel yang bermuatan, terutama elektron. Setiap elektron memiliki beban
negatif dalam sebuah atom dan mengorbit terhadap inti, serta dalam waktu bersamaan
nampak seperti pusaran pada sebuah sumbu, mirip putaran bumi pada sumbumnya dan
mengorbit terhadap matahari. Proton yang mempunyai muatan positip juga berputar pada
sumbunya, Karena gerak pusaran dan orbital ini, setiap proton dan elektron menghasilkan
medan magnetik dwikutub yang dimilikinya.
Akan tetapi, sebagian besar atom tidak termagnetisasi karena momen elektron dan proton
terorientasi secara acak dan saling mendesak satu sama lain. Hal ini tidak terjadi pada
besi, sebagai suatu unsur di bumi yang menunjukan magnetisma atomik paling
signifikan. Sebagian besar materi yang mengandung besi bersifat non-magnetik karena
orientasi random (acak) dari atom-atom besi dalam struktur kristalnya. Besi murni dan
mineral magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3) dan pirhotit (Fe1-x S) satu sama lain berbeda.
Materi ini dan beberapa jenis lainnya dapat menerima dan menyimpaan magnetisme, dan
dinamakan sebagai substansi (materi) ferromagnetik.
Orientasi atom-atom besi didalam materi ferromagnetik tergantung pada kesetimbangan
dari energi pengikat kimiawi (chemical bonding energy) dan energi panas.(heat energy).
Energi pengikat digunakan untuk mengarahkan momen-momen magnet, tetapi energi
panas menyebabkan atom-atom bergetar dan keluar dari garisnya. Pada temperatur tinggi,
energi panas menjadi dominan sehingga momen-momen magnetik tersususn secara
random dan menetralisir satu sama lain, membuat materi menjadi non-magnetik. Pada
temperatur dibawah titik kritis, yang dinamakan temperatur Curie, energi pengikat

Metode Kemagnetan 6
Geofisika Umum
bekerja. Kelompok atom-atom besi menjadi kurang lebih terkunci didalam posisi dimana
momen magnetik sejajar satu sama lain.

PENGUKURAN KEMAGNETAN BUMI

Survei saintifik tentang kemagnetan bumi awal mula dikerjakan dengan jarum kompas
maupun batang magnet tipis. Tujuannya yaitu untuk mengetahui arah dari medan magnet
pada sejumlah lokasi di permukaan bumi. Perkembangan kemudian lebih difokuskan
pada upaya mengukur intensitas medan magnet, sehingga dibuat alat magnetometer. Ada
berbagai macam magnetometer, baik yang digunakan untuk mengukur secara kontinyu di
tempat observatorium maupun yang bersifat mudah dibawa (portable) untuk keperluan
survei eksplorasi.

Elemen-elemen Kemagnetan Bumi

Cara vektor digunakan untuk menjelaskaan medan magnetik bumi pada suatu tempat
yang diobservasi. Vektor ini merupakan kombinasi dari tujuh besaran yang dinamakan
elemen-elemen magnetik, sebagaimana ditunjukan pada gambar 3-7 . Deklinasi
magnetik, d , yaitu sudut antara utara geografis dan arah utara magnetik yang ditunjukan
dengan jarum kompas.
Inklinasi, i, yaitu sudut antara arah medan magnetik dengan bidang horisontal.
Intensitas medan total, F, dapat dibagi menjadi komponen vertikal Z dan komponen
horisontal H dalam arah utara magnetik .
Komponen horisontal itu sendiri dapat dipisahkan menjadi suatu komponen intensitas X
dalam arah utara geografis, dan komponen intensitas Y dalam arah timur geografis.
Ketujuh elemen magnetik tersebut mempunyai hubungan berikut:

F2 = H2 + Z2 = X2 + Y2 + Z2

; cos d = X/H ; sin d = Y / H

Aneka kombinasi dari tiga elemen magnetik sudah cukup untuk mendeskripsi lengkap
vektor medan magnet bumi pada tempat observasi. Berbagai instrumen telah dibuat
untuk mengukur satu atau lebih dari elemen-elemen dasar itu.

Magnetometer Mekanis

Elemen-elemen medan magnet bumi dapat diukur dengan magnet penguji dalam berbagai
gantungan mekanis. Kompas merupakaan instrumen pertama yang termasuk dalam jenis
ini. Instrumen lain, yaitu jarum dip (dip needle), berupa jarum magnet yang digantungkan
pada suatu sumbu horisontal sehingga dapat bergerak putar bebas pada bidang vertikal.
Alat sederhana ini merupakan indikator arah.

Metode Kemagnetan 7
Geofisika Umum

Gambar 3-7. Elemen-elemen medan magnet bumi mencakup intensitas medan total (F), komponen-
komponen intensitas pada arah utara (X), timur (Y), vertical (Z) dan horizontal (H), sudut
inklinasi (i), sudut deklinasdi (d). Masing-masing elemen dapat ditentukan dari sebarang
kombinasi tiga elemen lainnya.

Sekarang, sebagian besar instrumen telah diganti dengan magnetometer elektronik, yang
menunjukan ketepatan yang sama atau bahkan lebih baik serta lebih mudah
dioperasikan. Meski demikian, magnetometer mekanis (mechanical magnetometer)
masih tetap dipakai pada sejumlah lembaga observasi permanen dan kadang-kadang juga
untuk survei eksplorasi.
Mungkin, prosedur operasional yang paling konvensional dalam institusi observasi yaitu
mengukur elemen-elemen H, d , dan I (gambar 3-7), dan dari sini elemen lainnya dapat
dihitung.

Metode Kemagnetan 8
Geofisika Umum

Gambar 3-8. Magnetometer torsi untuk mengukur nilai-nilai relatif komponen vertical dari intensitas
medan magnet bumi. Magnet uji berukuran kecil ditempatkan pada posisi horizontal dengan
sebuah fiber teranyam yang dikaitkan pada bagian dalam alat itu.

Magnetometer Induksi Jenuh /Fluxgate


Alat ini cukup sensitif terhadap pertubasi kecil terhadap intensitas medan magnet bumi
yang ditimbulkan oleh besi, ataupun kapal selam yang bergerak pada kedalaman yang
dangkal. Alat ini disebut magnetometer fluxgate (fluxgate magnetometer). Alat ini
merupakan instrumen elektronik, terdiri dari dua batang metal yang dimagnetkan secara
berlawanan oleh lilitan koil pada batang itu dan dapat menginduksi koil jika
keseimbangan magnetik teralterasi oleh medan bumi.
Keuntungan yang amat penting dari magnetometer fluxgate yaitu alat ini dapat dibawa
untuk operasional berkelanjutan dalam suatu pesawaat udara, kapal laut, atau kendaraan
lain yang bergerak. Tidak seperti gravitimeter, alat magnetometer tidak dipengaruhi oleh
gerakan atau perubahan karena elevasi atau ketinggian.
Desain dari magnetometer fluxgate berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana
suatu medan magnetik dapat dihasilkan oleh aliran arus melalui konduktor kabel. Selama
arus mengalir intensitas medan magnetik di sekitar koil akan berubah, dan hal ini dapat
diantisipasi dengan menempatkan koil lain yang membawa arus bolak-balik sehingga
menghasilkan medan magnet penyetimbang.
Untuk survei dengan pesawat udara, maka magnetometer fluxgate beroperasi secaara
kontinyu sehingga peerlu ada mekanisme pemelihara pada unit yang peka., Medan
magnetic bumi mengalami distorsi oleh bodi pesawat, dan magnetometer harus dipasang
sedemikian rupa sehingga distorsi dapat dikurangi sampai batas yang diijinkan. Secara
praktis maka pada pesawat ditempatkan suatu alat yang disebut “burung”, digantung pada
bagian belakang pesawat dengan kabel panjang. Magnetometer juga dapat dioperasikan
dengan menempatkan dalam suatu tabung pelindung yang panjang, non magnetik, disebut
sebagai “stringer”, yang dipasang pada bagian hidung ataupun ekor dari pesawat.

Metode Kemagnetan 9
Geofisika Umum
Pengamanan yang baik ini memungkinkan magnetometer fluxgate modern, khusus untuk
pesawat, mampu mengukur intensitas medan total dengan akurasi satu gamma.

Gambar 3- 9. Magnetometer fluxgate yang dapat ditenteng (hand-carried) untuk mengukur komponen
vertical intensitas medan magnet bumi. Piranti sensor dipegang pada posisi vertical. (foto
Sharpe Instrument Co.)

Magnetometer Presisi Proton.

Prinsip kerja alat Magnetometer Presisi Proton (Proton Precession Magnetometer), yaitu
bahwa setiap proton dalam suatu masa yang berputar membawa suatu beban elektrik
positif. Gerakan dari partikel terbebani ini menghasilkan suatu momen magnet pada
arah sumbu putarannya, dan karena putaran itu maka proton juga mempunyai momentum
sudut. Gerakan putaran ini dinamakan precession, sebagai hasil dari kesetimbangan
gravitasi dengan momentum sudut.

Proton yang digunakan dalam sebuah magnetometer berada dalam air ataupun cairan
hidrokarbon. Secara sederhana, proton tersebut merupakan bagian kecil dari disossiasi
ion hydrogen yang berasal dari molekul-moleku H 2O atau molekul hidrokarbon lainnya.
Air dan heptane (CH3[CH2]5CH5) memungkinkan sebagai sumber proton untuk keperluan
itu.
Magnetometer presisi proton dirancang untuk dapat digunakan pada pesawat udara, kapal
laut, maupun kendaraan lain yang bergerak. Begitu pula tersedia bentuk instrumen untuk
lapangan (hand-carried instrument) guna pengukuran di permukaan tanah. Kelemahan
alat ini, yaitu jika proton berada pada media air, maka tidak dapat digunakan pada
temperatur dingin, wilayah subtropis ataupun di pesawat udara, sehingga alternatifnya
yaitu dengan memakai cairan heptane.
Frekuensi presisi yang terhitung pada survei geofisika berkisar dari 1000 sampai 3000
hertz. Peralatan penghitung frekuensi mutakhir mampu mengukur f dalam presisi  0,02
hertz, sehingga intensitas medan bumi dapat diukur hingga akurasi setengah gamma.

Metode Kemagnetan 10
Geofisika Umum
Pengukuran tidak dapat dilakukan secara kontinyu, karena waktu yang diperlukan oleh
proton untuk mengukur polarisasi dan intensitas setiap 2 sampai 4 detik. Jika alat dipakai
pada pesawat udara dengan kecepatan 150 mph (mile per hour), maka pembacaan akan
berjalan pada setiap titik gerakan yang terpisah 450 feet.

Gambar 3-10. Magnetometer presisi proton tipe tentengan dan tipe pesawat udara. Alat sensor dihubungkan
dengan suatu kabel untuk menghilangkan pengaruh medan elektromagnetik karena benda
lain maupun karena tubuh pesawat terbang (foto Geometric Inc.)

Magnetometer pompa optis

Magnetometer pompa optis (Optically Pumped Magnetometer) dipandang paling


sensitive kemampuannya mengukur elektron untuk menentukan intensitas medan magnet
bumi. Magnetometer ini dirancang agak berbeda dengan magnetometer proton. Distribusi
dari elektron dalam cesium yang diuapkan memungkinkan untuk dipakai dalam
pengukuran. Instrumen yang memakai unsur cesium, disebut cesium vapor
magnetometer. Unsur rubidium yang diuapkan juga dipakai dalam peralatan serupa,
sehingga disebut rubidium vapor magnetometer. Unsur cesium lebih banyak dipakai pada
peralatan magnetometer yang dijual di pasaran.
Magnetometer pompa optis dirancang untuk survei dengan pesawat udara (airborne
surveying) serta untuk operasional pada observatori permanen. Alat ini mengukur
intensitas medan magnet total dan tidak mengukur elemen-elemen magnetik lainnya. Alat
jenis ini mampu mengukur intensitas medan dengan akurasi hingga 0,01 gamma.

Pengukuran di seluruh Dunia


Medan magnet bumi memiliki variasi regional dan variasi waktu. Pekerjaan geofisika
eksplorasi perlu memperhatikan hal ini sebelum melakukan analisa anomali magnetic

Metode Kemagnetan 11
Geofisika Umum
lokal yang ditimbulkan oleh struktur geologi. Informasi tentang sifat – sifat medan
magnet bumi dalam skala besar secara umum diperoleh dari berbagai observatori
geomagnetik. Saat ini ada sekitar 140 observatori geomagnetik di seluruh dunia. Institusi
ini dilengkapi dengan peralatan untuk merekam secara kontinyu tiga elemen medan
magnet bumi. Selain itu lebih dari 2000 tempat telah dipilih untuk pengukuran satu atau
lebih elemen dan diulang dengan interval waktu antara 5 sampai 20 tahun. Sejauh
mungkin, observatori geomegnetik dipilih atau ditempatkan pada daerah-daerah dimana
tidak ada anomali lokal yang besar, sehingga memberikan keyakinan bahwa sifat-sifat
regional dari medan yang diukur sejauh mungkin cukup akurat

SURVEI MEDAN MAGNETIK ANOMALI

Sejak pertengahan abad 19, survei magnetik mulai digunakan pada ekplorasi minyak
untuk studi cekungan sedimen secara regional. Sekitar tahun 1950, survei dengan
pesawat udara mulai dikembangkan, dimana area yang lebih luas mudah tercakup dengan
cepat, termasuk daeraah terpencil dan sulit didatangi. Survei dengan pesawat udara
(aeromagnetic) juga menyebabkan berkembangnya teknologi pemrosesan data, termasuk
penggunaan komputer, serta teknologi navigasi.
Survei magnetometer mengukur variasi intensitas medan magnet bumi, dalam aarea
sempit lokal, maupun luas regional. Survei di laut juga dilakukan dengan memasang
peralatan pada kapal laut.
Pengukuran posisi pada survei dengan magnetometer merupakan hal penting, tetapi
kebutuhan akurasipengukuran lintang dan bujur serta elevasi, sedikit lain dengan pada
gravitasi Intensitas medan magnetik tidak memerlukan penyesuaian dengan efek garis
lintang, elevasi dan masa yang ada di sekitarnya, seperti pada gravitasi. Kualitasnya lebih
penting pada akurasi untuk mengeplot secara tepat lokasi pengukuran, dan pada survei
dengan pesawat udara maka harus memperhatikan prosedur navigasi.
Pengukuran waktu atau saat pembacaan magnetometer mempunyai arti dalam kaitannya
dengan variasi harian serta variasi sekular dari medan magnet utama.

Survei di darat
Saat ini, survei darat (land magnetic surveying) umumnya untuk memetakan anomali-
anomali yang relatif sempit untuk memastikan hasil dari survei pesawat udara. Prosedur
lapangannya, tidak sama dengan pengoperasian alat gravitimeter.
Ketika mengoperasikan alat magnetometer, petugas tidak boleh menggunakan benda-
benda yeng mengandung baja atau material feromagnetik, seperti gesper ikat pinggang,
jam tangan logam, uang logam, pisau, parang dan sebagainya karena akan mengacau
magnetometer. Pengujian pembacaan perlu dilakukan untuk menentukan lokasi yang
baik, yaitu harus dijauhkan dari kendaraan, kabel listrik, jembatan, jalur pipa dalam tanah
misal pipa minyak, serta rel kereta api. Tergantung situasi, maka magnetometer harus
berjarak beberapa meter hingga 100 meter dari obyek-obyek yang dapat mengganggu.
Adanya obyek-obyek metal menyebabkan hasil survei magnetometer sangat sulit
dipercaya, khususnya daerah urban dan sepanjang jalan raya.
Survei dengan magnetometer juga harus mengukur variasi harian dan secular, sedangkan
magnetometer mekanis juga akan mengalami drift atau kesalahan baca akibat usia dari
alat. Pada survei dengan magnetometer proton, maka diletakan satu alat magnetometer
pada stasiun dasar (base station, misal pos utama di tempat pak lurah) untuk mengukur
intensitas medan magnet dalam kaitannya dengan waktu, sehingga akan terdeteksi variasi

Metode Kemagnetan 12
Geofisika Umum
harian, musiman, badai maupun perubahan lain yang terjadi. Sedangkan satu alat yang
portable dibawa untuk survei eksplorasi. Intensitas vertikal absolut biasanya tidak diukur
pada stasiun dasar, karena tidak digunakan dalam menghitung efek pada medan magnet
utama.

Survei Aeromagnetik

Saat ini, survey dengan pesawat udara sudah umum dilakukan, operasional ini disebut
sebagai airborne magnetic surveying atau aeromagnetic surveying. Prosedur yang umum
idlakukan yaitu pengukuran dilakukan pada suatu wilayah tertentu, jalur terbang diambil
secara parallel (gambar 3-11). Garis jalur berpotongan berguna untuk koreksi variasi
waktu pada pembacaan magnetometer. Survei dengan pesawat udara menjadi lebih
kompleks dalam penangannya dibandingkan dengan survei darat. Petugas yang sangat
terlatih diperlukan untuk mengoperasikan magnetometer, peralatan navigasi, serta
komputer untuk kompilasi dan pemrosesan data.
Biaya survei aeromagnetik sangat tinggi dibandingkan dengan survei darat, dihitung
berapa mil atau kilometer luasan yang akan diukur. Pada survei ini, peralatan elektronik
dan rekaman ditempatkan pada pesawat udara sedangkan alat sensor, sering disebut
burung (bird) digantungkan dengan kabel sekitar 100 hingga 500 kaki dari tubuh
pesawat. Peralatan magnetometer disusun dengan kompak sehingga tidak memakan
ruangan. Kepekaan alat dapat menimbulkan beberapa problem. Jika pesawat berubah
arah terbang dan kecepatannya, maka pembacaan intensitas medan dapat berubah. Efek
ini sebagian juga terjadi karena penempatan unit sensor pada sayap pesawat atau di
moncong pesawat, atau digantung dengan kabel pada ekor pesawat. Untuk itu perlu
koreksi akibat pengaruh pesawat, dan diperlukan bearing corrections yang dikerjakan
secara eksperimen, dengan uji terbang pada berbagai arah pada satu titik lokasi yang
sama.

Gambar 3-11. Garis jalur terbang dan garis ikat suatu survei aeromagnetik. Titik-titik menunjukan posisi
titik kontrol.

Metode Kemagnetan 13
Geofisika Umum

Gambar 3-12. Peralatan elektronik dan pengontrol magnetometer serta alat perekam yang dipasang pada
sebuah pesawat terbang (dari Aeroservices.Inc)

Gambar 3-13 Sebuah pesawat udara dengan alat stringer dan alat sensor magnetometer pada bagian
atasnya. Medan magnetik yang disebabkan oleh sirkuit elektrik dan bagian-bagian
ferromagnetik dari pesawat efeknya harus dikurangi terhadap unit sensor yang ditaruh diatas
pesawat.

Elevasi.
Survey aeromagnetik dilakukan dengan terbang pada elevasi konstan dan ini ditentukan
dengan altimeter barometris. Elevasi konstan sangat menguntungkan pada survei di area
pegunungan maupun diatas lautan. Cara ini juga dapat dilakukan untuk survei diatas
tanah, dengan ketinggian terbang yang rendah (kurang dari 1000 kaki) untuk keperluan
eksplorasi detil, dikenal sebagai draped survey, pada area seluas beberapa mil saja.

Metode Kemagnetan 14
Geofisika Umum
Pekerjaan ini memerlukan pilot pesawat yang ahli sehingga dapat terbang dengan
ketepatan dan kehati-hatian.

Navigasi
Salah satu masalah pada survei aeromagnetik yaitu menjaga jejak perjalanan (track) dari
pesawat, dimana rekaman dari satu titik ke titik berikutnya terjaga dengan baik, posisi
direkam dengan satu atau beberapa sistem navigasi.
Fotoudara dapat digunakan untuk identifikasi obyek di permukaan tanah, dalam rangka
perencanaan pengukuran, dikonversi pada peta dasar. Pilot mengendalikan pesawat
dengan memperhatikan berbagai tanda yang dapat dikenali seperti gedung-gedung, jalan
raya, bukit-bukit maupun alur sungai. Pada saat yang sama kamera yang terpasang
vertikal pada pesawat, akan melakukan pencocokan kenampakan obyek dibawah dengan
data foto yang ada, untuk menentukan posisi pesawat dari satu titik ke titik lainnya.Pada
saat itu sinyal dikirim ke magnetometer untuk melakukan pengukuran secara otomatis.
Sejenis kamera televisi juga dapat digunakan untuk keperluan semacam ini.
Kini banyak dipakai system navigasi elektronik, yaitu dengan modifikasi sistem radar,
dan dikenal sebagai shoran. Disini semacam alat pembangkit gelombang radar
ditempatkan pada pesawat, dan dua atau lebih transponder penerima ditempatkan di tanah
pada lokasi tertentu. Sinyal yang dikirim dari pesawat ke transponder darat akan diterima
dan dikirim balik ke pesawat, diproses secara cepat, karena penentuan jarak akan
terpengaruh oleh gerak kecepatan terbang dari pesawat. Waktu perjalanan sinyal dan
kecepatan terbang dapat diketahui, sehingga dapat dihitung jarak atau posisi yang tepat.
Karena sistem shoran tergantung pada suatu garis lurus transmisi, yaitu tidak
terpengaruh oleh bentuk lengkung permukaan bumi, maka wilayah operasional dibatasi
tidak lebih dari 50 mil.

Survei magnetometer dengan kapal-laut


Pengukuran intensitas medan magnet bumi pada permukaan laut biasanya dikerjakan
sebagai bagian dari suatu operasional geofisika dengan kapal laut. Untuk mendapatkan
biaya yang relatif rendah, maka magnetometer telah terpasang bersamaan dengan
peralatan survei seismik dan gravitasi. Kecuali untuk kasus khusus, survei tunggal
magnetic dapat dilakukan dan tentu saja menjadi mahal.
Alat yang umum dipasang pada kapal laut yaitu jenis magnetometer proton. Efek
gangguan dari metal kapal serta peralatan elektronik, direduksi dengan menarik sensor
magnetometer hingga sekitar 500 sampai 1000 kaki dari kapal. Kabel dan kotak yang
memuat sensor telah dirancang sedemikian rupa dan cukup mengapung agar posisi sensor
selalu dekan dengan bidang muka laut, sehingga dapat terjaga akurasi kontrol elevasi dan
menjaga alat sensor tidak tenggelam di bawah bidang muka laut. Kabel yang panjang
akan menjadi masalah pada saat kapal melakukan manuver, membelok, pada posisi spasi
jalur pengukuran yang dekat. Operasional pada daerah dekat pantai, wilayah teluk, dan
danau dapat dilakukan dengan kabel yang lebih pendek, dan menarik alat sensor
magnetometer dengan motor boat.

Survei Gradien Magnetik


Intensitas medan magnet berubah dengan elevasi, tetapi hanya amat kecil, dan khususnya
pada tempat dimana ada anomali lokal. Perubahan kecil ini dan ketergantungan terhadap
anomali lokal, tidak sama dengan pada gravitasi dimana perubahan itu berkaitan dengan
jarak ke pusat gravitasi bumi. Gradien vertikal intensitas medan magnet bumi, F/x ,

Metode Kemagnetan 15
Geofisika Umum
yaitu perubahan intensitas dibagi dengan perubahan elevasi yang ada Sampai saat ini,
hal itu tidak pernah diukur secara cukup akurat untuk tujuan eksplorasi, meskipun
sekarang dapat dilakukan dengan magnetometer cesium presisi tinggi (high-precision
cesium vapor magnetometer)
Pengujian pengukuran gradien intensitas medan magnet vertical pernah dilakukan dengan
menempatkan dua sensor (bird sensor) pada posisi 100 dan 200 kaki dari psawat udara.
Cara lain yaitu sensor ditempatkan pada posisi diatas pesawat sejauh 15 feet, dan dapat
diperoleh gradien kecil terukur karena perbedaan kedudukan sensor tersebut. (Gambar
11-5) Perbedaan gradien ini mempunyai arti penting dalam koreksi data pengukuran
dengan pesawat udara agar diperoleh hasil yang layak dipercaya. Hasil dari survei
gradien menunjukan bahwa nilai itu tidak tergantung pada variasi medan utama, variasi
sekular, maupun variasi harian. Untuk anomali regional, gradien yang amat kecil ini akan
tereliminasi, dan baru memiliki arti bagi anomali-anomali yang bersifat lokal.

Gambar 3-14. Magnetometer dual dipasang untuk pengukuran dengan pesawat terbang terhadap gradient
vertical intensitas medan total. Perbedaan kecil dalam medan magnetic dapat dideteksi dari
pembacaan dua unit sensor yang terpisah.

Posisi

Pada area dimana tersedia peta-peta dasar yang baik, posisi titik pengukuran dapat
ditentukan secara akurat, dengan mengamati tanda-tanda di lapangan, seperti
perpotongan jalan ataupun alur sungai. Pengukuran magnetic off-road, saat ini juga
mulai dapat ditentukan dengan ptersedianya peralatan GPS (global positioning by
satellite).
Pengukuran navigasi dari survei aeromagnetik memerlukan pertimbangan dalam
pemrosesan. Penentuan posisi dengan fotoudara, navigasi elektronik, menentukan untuk
menentukan lokasi secara akurat yang dibutuhkan untuk koreksi variasi tergantung waktu
dari intensitas medan.

Metode Kemagnetan 16
Geofisika Umum
Koreksi ketergantungan waktu.

Pada pengukuran di permukan tanah, diperlukan pkerjaan ulang pada titik-titik tertentu,
sedangkan pada aeromagnetik pada perpotongan jalur penerbangan , diperlukan untuk
melihat variasi harian. Rekaman yang diperoleh pada satu titik, dengan selisih waktu satu
hingga dua jam akan menunjukkan fluktuasi pendek, sekitar 10 gamma. Untuk survei
didarat, akurasi 1 samai 2 gamma cukup baik. Pengukuran pada station dasar amat
diperlukan, dan koreksi yang dilakukan mirip dengan survei gravitasi.
Salah satu cara untuk koreksi data aeromagnetik yang diukur dengan magnetometer
proton ataupun cesium, yaitu dengan menggunakan pengukuran dari magnetometer yang
ditempatkan pada basis di darat (ground-base station). Pengujian menunjukkan bahwa
perbedaan beberapa gamma dapat terjadi pada jarak sekitar 100 mil. Sebagai contoh,
pada gambar 11-7 menunjukn dua jaluer survei aeromagnetik Pada titik ABCD, jika jarak
antar garis adalah satu mil, sedangkan pesawat bergerak dengan kecepatan 150 mil, maka
jarak BC dan AD dapat ditempuh dalam 0,4 menit. Variasi harian dan secular dianggap
terdistribusi linier pada tempat itu. Nilai 132 gamma dan –100 gamma merupakan
perbedaan antara pembacaan di garis survei pada titik A dan B, serta titik C dan D. Hal
serupa, nilai 15 gamma dan –25 gamma adalah perbedaan antara garis tie (tie lines) pada
titik B dan C, serta titik D dan A. Perbedaan ini dapat merupakan suatu kesalahan karena
elevasi pesawat, meskipun pilot telah mencoba menjaga posisi terbang dengan elevasi
konstan, tetapi sangat mungkin terjadi updraft dan down draft (naik turunnya pesawat)
yang tak terduga

Penyesuaian terhadap Medan Magnetik Utama

Nilai-nilai intensitas medan magnet utama yang sudah dikoreksi untuk variasi terhadap
waktu, merupakan kombinasi dari medan utama dan medan anomali. Koreksi tambahan
apakah yang harus dikerjakan sebelum dilakukan interpretasi geologi? Tidak ada koreksi
baku yang perlu dikerjakan untuk posisi elevasi. Laju perubahan kecil nilai intensitas
medan utama terhadap elevasi berkisar 0,5 gamma per 100 kaki untuk lintang rendah dan
sekitar 1 gamma per 100 kaki untuk dekat daerah kutub. Begitupula tidak diperlukan
koreksi jika pengukuran pada topografi undulasi yang terbentuk dari bataun non-
magnetik. Tetapi efek akan cukup jelas jika batuannya bersifat magnetik. Medan
magnetik utama memunculkan anomali regional yang luas pada masing-masing
eksplorasi. Cara praktis yaitu menghilangkan pengaruh itu dengan scalar substraction
method (metode pengurangan secara scalar).Untuk koreksi pada jumlah data yang besar,
kita menggunakan komputer
Magnetometer intensitas total mengukur panjang dari vektor FT, yang berubah sepanjang
profil, Tetapi inklinasi dari vektor ini, yang juga berubah, tidaklah diukur.
Cara praktis yang lain yaitu dengan menghilangkan efek medan magnetik utama dengan
metode konvensional secara smoothing grafis, perataan, dan penapisan panjang
gelombang (wavelength filtering).

Peta Kontur dan Penampang.


Tahap akhir dalam pemrosesan data yaitu menyiapkan penampang dan peta kontur yang
menampilkan anomali magnetik pada posisi yang menjadi kepentingan geologi (geologic
interest). Pada saat ini, cara tradisional dalam mengeplot nilai-nilai intensitas medan dan
pengkonturan secara manual telah digantikan dengan penggambaran peta dan penampang

Metode Kemagnetan 17
Geofisika Umum
secara komputer. Meski demikian cara manual masih layak pula untuk sejumlah survey
dasar untuk data yang relatif sedikit, kompilasi dari hampir semua peta dan penampang
aeromagnetik, dimana setidaknya sebagian dikerjakan secara otomatis.
Jalur terbang aeromagnetik umumnya tidak teratur. Pilot terbaik tidak dapat
mengantisipasi semua pengaruh angin dan faktor lain yang menyebabkan pesawat
mengalami penyimpangan alur terbang sehingga tidak lurus. Karenanya, magnetometer
pesawat udara menghasilkan pengukuran intensitas medan pada titik-titik yang tak teratur
jaraknya pada suatu area yang disurvei. Nilai pada posisi grid yang seragam harus
diinterpolasi dari pengukuran ini sebelum dilakukan pengkonturan dengan komputer.

Gambar 3-15. Vektor pada lima lokasi sepanjang suatu profil yang memotong dipole terpendam dimana
menunjukkan intensitas medan dipole (FA), intensitas medan magnet utama (FM), dan
intensitas medan total (FT) yang merupakan jumlah vektor FA dan FM. Vektor-vektor pada
titik-titik yang berbeda tidak digambar dengan skala tepat relatif satu sama lain.
Magnetometer intensitas total mengukur nilai FT.

Faktor yang harus dipertimbangkan apabila melakukan pengkonturan data aeromagnetik


yaitu perbedaan jarak pengukuran sepanjang maupun memotong jalur terbang.
Anggaplah bahwa arah utara selatan garis alur terbang mempunyai jarak satu mil,
Sepanjang setiap jalur penerbangan, magnetometer fluxgate maupun magnetometer
cesium menghasilkan suatu pembacaan yang kontinyu. Pada kecepatan normal suatu
magnetometer presisi proton dengan siklus operasi satu atau dua detik menghasilkan
pembacaan pada titik-titik berselisih jarak hanya beberapa ratus kaki. Karenanya, anomali
yang sangat kecil dapat terdeteksi untuk arah terbang utara selatan.
Bagaimana dengan arah penampang barat-timur? Pada arah ini, pembacaan yang didapat
hanyalah pada jarak interval satu mil dimana profil memotong arah jalur terbang. Jarak
ini menjadi begitu besar untuk mendeteksi anomali-anomali yang begitu sempit
sebagaimana dengan arah alur terbang tadi. Jika suatu peta kontur disiapkan dari hasil
pembacaan itu, dimana mempunyai jarak berbeda antara utara selatan dengan timur barat,
maka pola anomali akan cenderung terdistorsi.
Untuk mengurangi distorsi ini, kita harus melakukan penghalusan (smoothing) setiap
profil jalur terbang dengan perataan atau penapisan /filtering panjang gelombang.
Operasional ini harus dikerjakan sebelum gridding dan konturing untuk mengeliminir
semua anomali yang terlalu sempit dapat ditampilkan secara bersih oleh pembacaan pada
interval yang sama dengan jarak antara jalur terbang Peta kontur akan menampilkan

Metode Kemagnetan 18
Geofisika Umum
tiadanya anomali sempit yang awalnya mulanya muncul atau nampak sepanjang jalur
terbang.

Metode Kemagnetan 19

Anda mungkin juga menyukai