Anda di halaman 1dari 33

Geokimia Organik

4. Pembentukan Bahan Humat, Batubara


dan Kerogen

- Diagenesis
- Bahan Humat
- Batubara
- Kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 1


Diagenesis

Æ Proses yang mempengaruhi produk dari produksi


primer yang terjadi selama pengendapan dan tahap
awal pembusukan di bawah kondisi temperatur dan
tekanan yang relatif rendah

☻ Transformasi diagenetik terutama dilakukan oleh makhluk


hidup (biological agents) dan sebagian kecil berlangsung
transformasi kimia dengan bantuan katalis mineral yang
ada di permukaan (mineral surfaces)

☻ Selama diagenesis terjadi pertambahan kedalaman lumpur


Æ sedimen mengalami pemadatan dan
penggabungan, yang berarti pengurangan air dan
penaikan temperatur antara 50 – 150 oC :
katagenesis
R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 2
Degradasi mikrobial terhadap bahan
organik selama diagenesis

) Transformasi bahan organik dilakukan oleh organisme


heterotropik, khususnya mikro-organisme yang
mengganggu pembentukan bahan organik untuk terjadinya
sedimen

) Sebagian besar makromolekul biologi (protein,


polisakharida, lipid dan lignin) mengalami dekomposisi,
sehingga kandungannya tidak lebih dari 20 % dari total
bahan organik yang terdapat pada lapisan atas sedimen.

) Lipid dan lignin : lebih tahan terhadap degradasi selama


diagenesis

) Efek umum serangan mikrobial : berkurangnya konsentrasi


semua kelas senyawa dengan meningkatnya kedalaman
sedimen
R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 3
Pembentukan Geopolimer

) Residu kimiawi dari degradasi mikrobial mengalami


peningkatan kondensasi selama diagenesis, menghasilkan
bahan organik berwarna coklat yang semakin tidak larut

) Pada akhir diagenesis, terjadi polikondensasi residu


organik atau geoplimer
Æ humin dalam sedimen tanah, batubara coklat (lignit)
dalam sedimen rawa batubara dan kerogen dalam
sedimen marin dan lakustrin dalam

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 4


Bahan Humat

Senyawa humat : ditemukan dalam tanah, batubara


coklat, air tawar, air laut, sedimen marin dan sedimen
lakustrin, berasal dari bahan tumbuhan

Senyawa humat dikelompokkan atas : asam fulfat, asam


humat dan humin (fraksinasi tradisional terhadap bahan
humat tanah).

Perlakuan terhadap bahan humat dengan alkali encer


akan melarutkan asam fulfat dan asam humat Æ residu :
humin.

Asidifikasi ekstrak alkali Æ mengendapkan asam humat


dan yang larut : asam fulfat (yang lebih beroksigen)

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 5


Komposisi dan Struktur Humat

Senyawa humat : dikomposisikan berdasarkan unsur


penyusun dan gugus fungsi yang dipunyai

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 6


Komposisi dan Struktur Humat
Senyawa humat : didominasi oleh senyawa asam fulfat
dari yang diturunkan dari lignin

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 7


Pembentukan Senyawa Humat

Senyawa humat : sebagai indikator masukan tumbuhan


terestrial yang mengandung lignin dan juga tanin

Kondensasi berbagai satuan senyawa yang terjadi


sepanjang diagenesis menghasilkan residu tidak larut
berupa humin dalam tanah

Senyawa humat atau humic-like memberi kontribusi


dalam pembentukan kerogen sebagai batubara coklat

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 8


Batubara

Batubara : batubara humat dan sapropelat

Batubara humat : terbentuk dari tumbuhan vaskular secara


berlapis melalui humifikasi, komponen organik utamanya
Æ humifikasi jaringan kayu, berwarna hitam/coklat tua

Batubara sapropelat : dari butiran halus lumpur organik


yang terendapkan dengan kekurangan oksigen.
Komponennya : berbagai organik allochthonous dan
mineral, alga autochthonous dari degradasi rawa tanaman

Batubara sapropelat : cannel dan boghead. Batubara


cannel Æ spora konsentrasi tinggi dan ikutan alga,
tumbuhan dan jamur. Batubara boghead (Torbanit) Æ
sebagian besar alga beberapa jamur (spt. serpih minyak
Lembah Midland, Skotlandia)
R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 9
Batubara

Konstituen individual batubara (komponen petrologi) :


yang diwakili oleh bahan tumbuhan yang mengalami
preservasi Æ maceral (diamati berdasarkan mikroskopi
cahaya yang ditransmisikan atau direfleksikan, yang
membedakan sifat optiknya)

Kelompok maceral : vitrinit, intertinit dan eksinit

Vitrinit : berkilau, hitam/coklat tua, konstituen dari


humifikasi jaringan kayu

Intertinit : opak, hitam/coklat pudar, rapuh

Eksinit : masih mengandung lemak, tembus cahaya,


kuning/merah

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 10


Kelompok maceral Batubara

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 11


Batubara

Komposisi kimia : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen


dan belerang

Oksigen : karboksil, keton, hidroksil (fenolik dan alkohol)


dan gugus metoksi

Nitrogen : amina dan cincin aromatik (piridil)

Belerang : thiol, sulfida dan aromatik (thiofenik)

Belerang juga ditemukan terikat sebagai senyawa


anorganik

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 12


Pembentukan Batubara

Dua fase batubara humat : peatification dan


coalification. Coalifiction : tahap biokimiawi dan geokimiawi

Agent selama peatification dan coalification awal (tahap biokimia)


adalah biologikal ~ diagenesis. Tahap ini berakhir sampai
kedalaman beberapa ratus meter

Coalification akhir (tahap geokimia) : akibat peningkatan


temperatur dan tekanan ~ katagenesis

Evolusi sedimenter bahan organik dengan peningkatan


pemendaman dan temperatur Æ maturasi (pematangan)

Urutan kematangan batubara : peat, brown coal,


bituminous coal dan anthracite (bit c dan anth ~ hard coal)

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 13


Pembentukan Batubara

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 14


Pembentukan Batubara

Selama proses peatification dan coalification : terjadi


perubahan ratio atom H/C vs O/C

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 15


Pembentukan Batubara
Selama proses coalification : penurunan oksigen akibat
tereliminasinya gugus karboksil karena reaksi dehidrasi,
dekarboksilasi dan demetilasi. Pada akhir coalification
terjadi reaksi aromatisasi

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 16


Pembentukan Batubara

Komposisi umum unsur dan gugus fungsi pada


penentuan struktur kimia batubara vitrinit (mengandung
83 – 84 % karbon)

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 17


Kerogen

Æ Bahan geopolimer organik yang menghasilkan


hidrokarbon selama peningkatan pemendaman dan
pemanasan yang terdapat pada lapisan bumi
☻ Teori klasik : pembentukan kerogen adalah melalui
senyawa humat, sama halnya dengan asam humat dan
fulvat yang terdapat dalam tanah

☻ Selama awal diagenetik, senyawa-senyawa produksi


primer terpecah menjadi senyawa yang lebih kecil oleh
aksi mikrobial, selanjutnya mengalami kondensasi
membentuk senyawa humat. Degradasi dan kondensasi
terjadi beberapa meter di bawah permukaan tanah
secara bersamaan. Pertambahan waktu menjadikan
senyawa menjadi tidak larut dalam air, dan terjadi
peningkatan polikondensasi, termasuk lipid

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 18


Kerogen

) Akhir diagenesis bahan organik sedimenter Æ kerogen,


yang tidak larut dalam pelarut organik

) Bahan organik yang dapat larut dalam pelarut organik Æ


bitumen

) Bitumen : aspalten dan resin Æ pecahan polimer kecil


bahan dari kerogen

) Bitumen mempunyai berat molekul <600 sma, yang


umumnya merupakan hidrokarbon dari turunan lipid

) Pembentukan kerogen : melibatkan perubahan suhu dan


tekanan dalam bumi Æ masukan bahan organik dapat
terganggu

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 19


Klasifikasi Bitumen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 20


Komposisi bahan organik sedimenter

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 21


Komposisi Kerogen

Pemendaman selektif bahan organik dalam lapisan bumi


Æ memungkinkan terjadinya batu bara dan kerogen.

Bila pemendaman berjalan baik dan kondisi kurang


oksigen, pembentukan batubara kelihatan lebih disukai

Bahan fosil dari ganggang yang tidak larut dan


biopolimer non-hidrolisable Æ algaenan yang kaya
dengan struktur alifatik.

Kontribusi bakteri lebih banyak menjadi kerogen.


misalnya sianobakteri, cendrung membentuk kerogen
amorf

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 22


Komposisi Kerogen

Beberapa biomakromolekul yang resistan – dapat


membentuk kerogen dan batuan maseralnya

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 23


Komposisi pembentukan kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 24


Senyawa Biomarka

Komponen lipid yang mengalami pemendaman,


yang ditemukan pada batubara dan kerogen

Disebut juga sebagai : fosil geokimia dan biomarka


(senyawa marka biologi)

Selama proses diagenesis mengalami


defumgsionalisasi dan reduksi serta aromatisasi

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 25


Inkorporasi belerang

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 26


Komposisi kerogen

Komponen lipid yang mengalami pemendaman,


yang ditemukan pada batubara dan kerogen

Disebut juga sebagai : fosil geokimia dan biomarka


(senyawa marka biologi)

Selama proses diagenesis mengalami


defungsionalisasi dan reduksi serta aromatisasi

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 27


Klasifikasi kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 28


Klasifikasi kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 29


Klasifikasi kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 30


Klasifikasi kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 31


Klasifikasi kerogen

R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 32


R. Y. Perry Burhan Geokimia Organik 05 33

Anda mungkin juga menyukai