Anda di halaman 1dari 6

Geokimia

21 September 2020
SIKLUS KARBON
Ketika kita berbicara mengenai siklus karbon, kita berbicara mengenai dua hal yaitu short term
dan long term. Yang akan kita bahas saat di geokimia dan terkait geologi yaitu terfokus ke long
term carbon cycle.
Short term
• Relatif pendek durasi waktunya yaitu jam dan harian hingga kurang dari million years
• Berkaitan dengan fotosintesis, respiration, pertukaran air dan udara dari co2 dan
akumulasi humus di tanah
Long term
• Beribcara dalam skala waktu geologi
• Berkaitan dengan pertukaran karbon komponen penyusun antara batuan yang di
dalam bumi dan yang ada di permukaan bumi

• Secara singkat ketika berbicara mengenai persamaan satu berkaitan dengan batuan
karbonat. Pada pers 1 ini dari kiri ke kanan berbicara bagaimana saat kita memiliki CO2
yang tinggi sehingga temperature naik dan tingkat pelapukan tinggi. Tingkat pelapukan
yang tinggi ini pada batuan yang kaya akan silikat entah itu Ca/Mg silikat akan
menghasilkan Ca2+, Mg2+ dan HCO3- (dari reaksi CO2 dan air hujan). Jadi CO2 yang ada
di atmosfer akan ditangkap oleh lapukan batuan yang memiliki silikat menghasilkan
carbonate rocks, jadi CO2 akan disimpan dalam karbonat. Dari kanan ke kiri akan kurang
lebih sama dengan pers dua yaitu akan terekspos akibat proses proses geologis yaitu
dari deep burial, erosi/uplifting, volkanisme
• Secara singkat persamaan kedua berkaitan dengan material organik. Pada saat
berbicara mengenai pers ini (kiri ke kanan) bagaimana cara CO2 yang ada pada atmosfer
bisa disimpan atau kita bisa menyeimbangkan CO2 yang ada di alam. Yang pertama ada
proses fotosintesis CO2 disimpan di tumbuhan lalu mati terpreservasi dalam jangka
waktu geologi dengan faktor pendukung sehingga kita memiliki batuan sedimen yang
kaya material organik dan terpreservasi disana. Saat kita berbicara pers ini dari kanan
ke kiri mengenai bagaimana alam melepas CO2 dari material organik, bisa akibat dari
deep burial, erosi/uplifting, bisa volkanisme sehingga material organik bisa terlepas ke
permukaan

MATERIAL ORGANIK
Kita hidup di era dimana isu mengenai deteorisasi lingkungan dan isu iklim disebabkan oleh
aktivitas manusia (Pertanian, pertambangan, dll) oleh karena itu kita perlu memahami fungsi dan
sejarah dari siklus biogeokimia
• Material organik terdiri dari molekul organik baik berbentuk monomerik atau
polimerik diterima secara langsung atau tidak dari bagian organik organisme.
• Mineral skeletal seperti tulang, cangkang, gigi, dan bagian keras lainnya tidak
termasuk.
• Fotosintesis merupakan proses dasar yag menyempurnakan produksi massal dari
materi organik di bumi

Pada gambar diatas menunjukkan fotosintesis merupakan proses transfer hidrogen dari air ke
karbondioksida untuk menghasilkan material organik dalam bentuk glukosa dan oksigen

Perkembangan fotosintesis -> Bakteri -> Plankton -> Tumbuhan tingkat tinggi -> Karbon yang
diproduksi berbeda
Organic Carbon Budget
Maksimum pembentukkan atau preservasi material organik dalam suatu ekosistem. Sebagai contoh
preservasi material organik maka maksimum 4% dari 100% material organik dari tumbuhan dst
sehingga dapat terpreservasi. Why? Karena ada beberapa proses yang pertama adalah primary
organic cycle jadi carbon hanya bersiklus disitu saja dan akan dipakai untuk respirasi, makan, hidup,
dll dimana persentase nya sebesar 80-95%. Oksidasi memakan persentase 10%, 5% nya soluble dan
maksimum 4% nya terfosilkan atau terawetkan.
An example from black sea sebagai perhitungan dari carbon budget tersebut adalah berapa
gram/m2 oleh organisme tersebut. Sebagai contoh pada black sea ini menghasilkan 100g organic
carbon/m2 per tahun oleh organisme. 80-95% dipakai untuk aktivitas mereka kemudian 10%
oksidasi, 5% Soluble, 4% terfosilkan
Biomass merupakan penyusun dari material organik, Komposisi kimia dari Biomass terdiri atas
1. Lipid (Zat lemak)
2. Karbohidrat
3. Protein
4. Lignin (Kontributor utama struktur aromatik sedimen)

Marine plankton algae Terestrial higher plant

Protein >50%

Lipid 5-25%

Karbohidrat <40%

Lignin - 15-25%

Selulosa 30-50%

• Material organik yang berasal dari daratan dengan kandungan lignin dan karbohidrat
memiliki rasio H/C sekitar 1-1,5 dan lebih aromatik natural. h/c ratio lebih rendah
cenderung membetuk sesuatu yang gas prone. Pembentukan gas membutuhkan unsur
H lebih sedikit sehingga unsur C akan membentuk ikatan aromatik agar unsur H yang
sedikit bisa diikat sehingga ikatan akan lebih aromatik
• Material organik yang berasal dari atochtonous marine plankton memiliki rasio H/C
sekitar 1,7-1,9 dan lebih alifatik atau alisiklik. Dengan h/c ratio lebih besar maka akan
cenderung mendapati oil prone. Karena dalam menghasilkan minyakmembutuhkan
unsur H yang lebih banyak sehingga ikatan akan lebih alifatik/alisiklik
• Geokimia organik tetap penting ketika berbicara high terestrial plant. Kenapa high
terestial plant? Karena kita berbicara proses fotosintesis dimana tumbuhan tersebut
merekam kondisi apa yang terjadi pada bumi dan akan menjelaskan paleoclimate pada
bumi itu di masa lampau

Preservasi material organik memiliki beberapa syarat yaitu:


1. Ada material organik yang melimpah
2. Terdapat pada lingk. Pengendapan dengan energi rendah (ex: delta, lagoon)
3. Input inorgnanic matter < input organic matter
4. Kondisi yang mendukung preservasi > mendukung degradasi yang dilakukan oleh
detrivor & dekomposer
Pada kondisi lempung atau lumpur karbonatan ketika tidak ada siklus air akan terjadi
reduksi yang mempengaruhi siklus oksigen dan berkembanglah siklus anaerob secara
cepat
Sehingga preservasi OM dapat terjadi
Ketika porositas pasir dan permeabilitas yang rendah terdeposisi dibawah kondisi
aerobik menyebabkan sirkulasi air yang mengandung oksigen larut dan OM ter destruksi

EVOLUSI MATERIAL ORGANIK


Diagenesis -> Catagenesis -> Metagenesis
• Diagenesis, terjadi ketika sedimen baru terdeposisi (Dangkal, P&T rendah) dimana
agen utamanya aktivitas mikroba. Penyeimbangan komposisi kimia terjadi pada
kedalaman dangkal. Polikondemasi dan insolubisasi. Pada akhir diagenesis OM yang
tersisa kerogen
• Catagenesis, merupakan hasil dari peningkatan temperatur selama burial di cekungan
sedimentasi dengan kedalaman beberapa kilometer. Degradasi suhu pada kerogen
berperan utama dalam pembentukkan hidrokarbon seperti minyak dan gas
o Kerogen -> Liquid petroleum -> Wet gas -> Condensate + Methane
o Hard coal + Methane (massive organic deposits)
• Akhir catagenesis yaitu ditandai oleh:
o Hilangnya rantai karbon alifatik
o Vitrinite reflectance 2.0: beginning of anthracite ranks
Kenapa batuan sedimen yang kaya material organik mempunyai ukuran butir yang halus?
Saat kondisi preservasi material organik salah satu hal yang dapat terjadi merupakan kondisi
anaerob dimana kondisi anaerob ini terjadi agar dapat terhindar dari detritus atau decomposer yang
malah mengurai material-material organic. Hal ini bergantung pada siklus air yang membawa
oksigen dengan factor pendukung yaitu porositas serta permeabilitas dari material penyusun
sedimen tempat di mana material organic tersebut didapat. Pada material lempung memiliki
porositas tinggi namun permeabilitasnya rendah. Sehingga mengakibatkan sirkulasi air sulit terjadi
dan menghasilkan suatu lingkungan anaerob
GEOKIMIA BATUAN SEDIMEN
Major Element, Merupakan elemen yang menonjol pada setiap analisis batuan
• Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K and P
• Konsentrasi ditunjukkan oleh persen berat dari oksida serta dibuat hanya untuk kation
yang diasumsikan dengan ditemani oleh jumlah oksigen yang sesuai dan jumlah
elemen oxida menonjol akan memiliki total 100%

Trace Element, Sebuah elemen yang hadir dalam batu dalam konsentrasi kurang dari 0,1 wt%, yaitu
kurang dari 1000 part per million (PPM)
• Why? Untuk penentuan provenance berdasarkan komposisi mineral berat
• Data trace element ada pada clay sedimen (Highest concentration). Juga kaya akan
REE
• REE, Th, Sc, Cr and Co akan memiliki konsentrasi rendah pada laut dan sungai sehingga
dengan trace element akan dapat menggambarkan proses dan provenance.
• Zirkon berguna untuk dating guna mengetahui umur tempat waktu karena tidak
terpengaruh diagenesis
Metode analitikal yang digunakan pada geokimia yaitu:
1. XRF (X-ray fluorescence)
2. Inductively coupled plasma emission spectrometry (ICP)- (Analisis geokimia
batuan beku)
Optical Emission Spectrometry (OES)/Mass Spectrometry (MS) (Major element, trace
element, REE)
3. Atomic absorption spectrometry (AAS) (Economic geology)
Namun terdapat beberapa sumber error dari analisis geokimia yaitu
1. Kontaminasi
2. Kalibrasi
3. Peak overlap
4. Error pada data geokimia
Faktor pengontrol geokimia batuan sedimen klastik
1. Komposisi sumber batuan
2. Pelapukan
3. Hidraulic sorting (arus)
4. Diagenesis
5. Metamorfisme
6. Alterasi hidrotermal (penambahan silika)
The geochemical signatures of sedimentary processes
Ada 5 faktor yang mengontrol komposisi kimia batuan sedimen. Kelima faktor ini akan menunjukkan
fingerprint dari proses geokimia yang terjadi pada batuan sedimen tadi
• Pertama akan berbicara mengenai PROVENANCE. Komposisi kimia batuan sedimen
yang pertama mempengaruhi adalah batuan sumbernya.
• Kedua adalah dikontrol oleh proses pelapukan baik physical weathering atau chemical
weathering.
• Ketiga adalah proses transportasi. Ketika kita memiliki batuan asal akan mengalami
pelapukan fisika yang hanya physical phenomenon atau terpengaruh pelapukan kimia
yang ketiga akan mengalami proses transportasi dari tempat asal ke lingkungan
pengendapan yang baik untuk proses deposisi.
• Keempat adalah lingkungan pengendapan juga menjadi pengaruh atas faktor yang
mengontrol komposisi kimia pada batuan sedimen
• Kelima adalah diagenesis, pada saat di lingkungan pengendapan proses sedimentasi
kemudian tertutup oleh proses overburden kemudian ada gradient geothermal ada
burial history ada pore pressure ada groundwater circulation dst hingga terjadi
uplifting dan seterusnya kita akan mengalami proses diagenesis

Pada saat berbicara mengenai hubungan antara mineralogical maturities dengan chemical
composition dari batuan sedimen. Semua klasifikasi memiliki dasar QFL diagram walau sebenernya
Quartz tidak hanya Quartz namun bisa kita ganti dengan kuarsit atau chert, why? Karena tergantung
setting tectonic yang kita miliki dan filososofi dibelakangnya.
Berbicara mengenai maturity terdapat dua komponen yang utama yaitu textural maturity yang
berbicara dengan proses sedimentasi dan chemical maturity berbicara mengenai mineralogical
maturity (komposisi penyusun mineral batuan sedimen tersebut)

Gambar diatas merupakan grafik log dengan axis x dan y sesuai gambar. Nilai dengan axis X terbesar
adalah quartz arenite dan axis X terkecil adalah graywacke. Point yang ingin disampaikan adalah
ketika batuan semakin mature maka ditandakan pula mineralogical maturity yang meningkat dengan
ditandai oleh komposisi kuarsanya meningkat dan komposisi litik fragmen maupun feldspartik
berkurang hal ini direpresentasikan oleh nilai SiO2. SiO2 pada axis X merepresentasikan komponen
yang mempunyai kuarsa, chert, ataupun kuarsit. Al2O3 akan merepresentasikan clay minerals yang
akan direpresentasikan oleh batuan yang highly weathered dan kita bisa tau Al2O3 nya

Hubungan mineralogical maturity dengan komposisi kimia dari batuan sedimen, klasifikasi batuan
sedimen menggunakan tiga komponen mineral yaitu kuarsa feldspar dan lithic. Mineralogical
maturity berkaitan erat dengan klasifikasi batuan sedimen dikarenakan ketiga komponen mineral
diatas memegang kaitan penting. seperti yang ditunjukkan oleh diagram maturity pada slide nomor
8. batuan sedimen mencapai puncak maturitas baik deri segi textural dan mineral nya ditandai oleh
dominannya mineral kuarsa hingga 85-90%. Seperti kita ketahui komposisi kuarsa merupakan
mineral dengan struktur kristal tektosilikat dengan perbandingan unsur Si dengan O yaitu 1:2
membuat kuarsa lebih stabil dalam proses proses sedimentasi yang mencakup transportasi,
pelapukan, dan deposisi. Faktor tersebutlah membuat mineral kuarsa menjadi lebih resisten
sehingga bisa menjadi penanda bahwa maturitas batuan tersebut sangat tinggi akibat telah
melewati proses sedimentasi yang telah terjadi

Minyak itu dianggap lebih kotor dari minyak bumi yang ditambang secara konvensional dan proses
penambangannya memerlukan banyak air, serta bahan-bahan kimia untuk mengencerkannya
supaya bisa disalurkan lewat pipa. Pipa minyak Dakota Access diprotes oleh suku-suku Indian karena
akan dibangun melewati tanah yang mereka anggap suci, serta adanya kekhawatiran terjadi polusi
apabila pipa itu bocor.
Tar sand atau oil sand merupakan sumber minyak bumi non konvensional yang terdiri atas
campuran lempung, pasir, air, dan bitumen (Canadian Association of Petroleum Producers, 2018).
Minyak yang didapatkan berasal dari senyawa hidrokarbon kompleks tebal serta berfluida kental,
dan merupakan bagian dari low-grade crude oil
Cadangan di kanada merupakan yang terbesar sekitar 10% dari seluruh dunia. Menurut AER
TAR Sands di Alberta, secara rinci, memiliki 10% bitumen, 5% air, dan 85% material solid yang
berbentuk dominan coarse silica sand
dua metode utama yang dapat digunakan dalam eksploitasi TAR Sand adalah pemboran (in-situ)
pada pada kedalaman yang tinggi, dan penambangan dekat permukaan dengan persentase
pemanfataanya masing-masing sekitar 80% dan 20%

1. Ekstraksi bitumen dari Tar Sand, dimana padatan dan airnya dipisahkan.
2. Upgrade bitumen berat ke produk minyak mentah yang lebih ringan
3. Penyulingan minyak mentah menjadi produk akhir seperti bensin, pelumas dan pengencer.
Secara natural, bitumen mengandung fraksi besar rantai hidrokarbon yang panjang dan kompleks.
Sekitar 40% bitumen yang dihasilkan dari Tar Sand membutuhkan upgrade untuk memisahkan fraksi
hidrokarbon berat dan mengonversinya menjadi minyak mentah sintetis yang ringan (Synthetic
Crude Oil (SCO)). SCO yang berhasil diolah, kemudian dijual ke tempat penyulingan sehingga dapat
disuling dan menghasilkan berbagai produk. Lalu, sisa 60% dari bitumen yang dihasilkan, dicampur
dengan hidrokarbon ringan (diluent) dan dapat dijual langsung ke pasar.

Anda mungkin juga menyukai