Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NURHAYANA

NIM : I1F119025

PRODI : OSEANOGRAFI

DESKRIPSI TENTANG DAUR BIOGEOKIMIA DI LAUT : SIKLUS KARBON,FOSFOR,


dan NITROGEN

1. SIKLUS KARBON

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon


dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis
lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini
belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah
(soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan
non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon,
pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi,
dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar
dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami
pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Siklus karbon dimulai dengan dilepaskannya CO2 oleh berbagai macam
sumber seperti:
Q  Pengilangan minyak bumi.
Q  Asap pabrik dan kendaraan bermotor.
Q  Peristiwa alam seperti minyak bumi.
Q  Organisme laut
Q  Aktivitas manusia, hewan, dan tumbuhan

Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk
dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus
karbon (misalnya atmosfer – biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau
reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi
sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-
sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik,
pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Konsentasi DIC permukaan laut “saat ini” (1990-an) (dari the GLODAP climatology)
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam
bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-
karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran
karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah
sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling
dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan
ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari
atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi
lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen
dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−

Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global, sehingga reaksi
interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO2 di masa depan dapat dimodelkan.
Ada ketidakpastian yang besar dalam model ini, baik dalam sub model fisika maupun
biokimia (khususnya pada sub model terakhir). Model-model seperti itu biasanya
menunjukkan bahwa ada timbal balik yang positif antara temperatur dan CO2.
Sebagai contoh, Zeng dkk. (GRL, 2004 [2]) menemukan dalam model mereka bahwa
terdapat pemanasan ekstra sebesar 0,6°C (yang sebaliknya dapat menambah jumlah
CO2 atmosferik yang lebih besar).

2. SIKLUS FOSFOR
Bentuk dan Transf'ormasi Fosfor di Laut
Fosfor di laut berada dalam bentuk: terlarut dan partikulat pada
seluruh kolom air. Fraksi-fraksi ini secara operasional didefinisikan dan ditentukan
oleh filtrasi melalui saringan 0,2 atau 0,45 ~. Fraksi terlarut (yang melewati filter)
meliputi fosfor anorganik (umumnya dalam bentuk ortofosfat larut), senyawa fosfor
organik, dan molekul fosfor koloid. Partikulat P (tertahan pada saringan) meliputi
plankton, endapan fosfor mineral, serapan fosfor pada partikulat, dan rase fosfor
amorfos. Dalam setiap fraksi (terlarut dan partikulat), P terdapat dalam bentuk
anorganik (ortofosfat, pirofosfat, polifosfat, dan fosfat yang mengandung mineral)
atau dalam bentuk senyawa organik (P-ester, P-diesters, fosfonat) Fosfor organik dan
anorganik dalam bentuk partikulat dan terlarut mengalami transformasi secara terus
menerus. Fosfat anorganik terlarut (biasanya sebagai ortofosfat) diasimilasi oleh
fitoplankton dan diubab menjadi senyawa fosfor organik (Cotner &Wetzel, 1992).
Fitoplankton kemudian dimakan oleh detritivora atau zooplankton. Fosfor organik
yang diambil oleh zooplankton diekskresikan sebagai P anorganik terlarut dan
organik. Pemecahan sel fitoplankton juga melepaskan P anorganik terlarut dan P
organik seluler ke dalam air laut. Siklus tersebut terjadi secara terus menerus, P
anorganik secara cepat diasimilasi oleh fitoplankton sementara beberapa senyawa
organik P dihidrolisis melalui sintesis enzim oleh bakteri dan fitoplankton dan
kemudian diasimilasi (Cotner &Biddanda, 2002). P anorganik terlarut dan organik
juga diserap dan dilepaskan dari materi partikulat dalam pergerakan kolom air antara
fraksi terlarut dan partikulat (paul et al., 2005).

3.siklus nitrogen
Di laut produksi primer dibatasi oleh ketersediaan nitrogen. Beberapa
organisme foto-ototrof dapat mengikat nitrogen, tetapi organisme ini terbatas pada
lingkungan bentik anaerobik, sehingga hanya ditemui di estuari. Fitoplankton oseanik
adalah bukan organisme pengikat N2 sehingga fitoplankton harus memenuhi
kebutuhan nitrogennya melalui penyerapan atau asimilasi jenis-jenis nitrogen terlarut
yaitu nitrat, nitrit, amonium dan urea. Sesudah mengalami proses transpor di dinding
sel, nitrogen diubah menjadi metabolit, misalnya protein, melalui serangkaian reaksi
anabolik berikut. Jika nitrit yang diasimilasi, rangkaian reaksi anabolik berawal dari
reaksi (2); dan jika ammonium yang diasimilasi reaksi anabolik dimulai dengan reaksi
(5). NO3 - + 2H+ + 2eÆ NO2 - + H2O (1) 2NO2 - + 4H+ + 4eÆ N2O2 2- + 2 H2O
(2) N2O2 2- + 6H+ + 4eÆ 2 NH2OH (3) NH2OH + 2H+ + 2eÆ NH3+H2O (4)
HOOCCO(CH2)2COOH +NH3+2 NADPH Æ (5) α -asam ketoglutarat
HOOCCH(NH2)CH2CH2COOH + 2 NADP + 2 H2O Asam glutamat CH3COCOOH
+ HOOCCH(NH2)CH2CH2COOH Æ (6) Asam piruvat Asam glutamat
CH3CH(NH2)COOH + HOOCCO(CH2)2COOH Alanin α -asam ketoglutarat Jika
nitrat atau nitrit yang diasimilasi, nitrogen harus direduksi ketingkat oksidasi - III.
Dalam bentuk yang tereduksi (NH3), nitrogen bereaksi dengan salah satu asam
karboksilat, yaitu α-Asam ketoglutarat seperti reaksi (5). Hasilnya adalah sebuah
asam amino yang dalam contoh di atas adalah asam glutamat. Sebagaimana
ditunjukkan dalam reaksi (6), asam amino yang lain dapat dibentuk melalui transfer
gugus amina dari asam amino ke karbon dari asam karboksilat lain. Reaksi tersebut
disebut 'transaminasi'. Keseluruhan proses dimana nitrat atau nitrit direduksi
membentuk bahan organik, disebut 'reduksi nitrogen asimilatori'. Karena nitrit
memiliki tingkat oksidasi yang lebih rendah daripada nitrat, maka proses perubahan
menjadi bentuk organik membutuhkan energi yang lebih sedikit. Bahkan untuk urea
dan ammonium, energi yang diperlukan lebih sedikit lagi dibanding nitrit. Karena itu
urea dan amonium terlarut dimanfaatkan terlebih dahulu dibanding nitrit dan nitrat
dalam mekanisme pemanfaatan DIN oleh fitoplankton. TRANSFORMASI
HETEROTROFIK NITROGEN Particulate Organic Nitrogen (PON) = Nitrogen
Organik Partikulat yang disintesis oleh fitoplankton mempunyai dua kemungkinan
nasib. Kemungkinan pertama, fitoplankton akan mati, sel-selnya mengalami
penguraian (lysis), dan Dissolved Organic Nitrogen (DON) = Nitrogen Organik
Terlarut yang dilepaskan akan diuraikan oleh bakteri. Kemungkinan kedua, sel-sel
fitoplankton dikonsumsi oleh protozoa atau zooplankton. Ekskresi dan eksudasi dari
kedua konsumen tersebut juga melepaskan DON seperti halnya lysis sel-sel setelah
mati. Bakteri mengoksidasi DON melalui serangkaian reaksi, Hasil oksidasi (DIN)
dapat direduksi oleh fitoplankton melalui asimilasi nutrien atau DIN direduksi oleh
bakteri heterotrofik yang memanfaatkan DIN sebagai akseptor elektron. Proses ini
dinamakan reduksi nitrogen disimilatori, karena nitrogen tereduksi dilepaskan ke air
bukan menjadi bagian biomasa bakteri.

Anda mungkin juga menyukai