Anda di halaman 1dari 15

BAB II

A. Definisi daur biogeokimia


Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi
dasar makhluk hidup dan tak hidup. Daur biogeokimiaadalah unsur-unsur kimia
dari lingkungan yang melibatkan komponen biotik dan abiotik. Unsur atau
senyawa kimia mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik . Proses tersebut terjadi secar berulang-ulang dan tak
terbatas. Unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,
antara komponen biosfer yang hidup dan tak hidup. Dalam suatu ekosistem,
materi pada tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun
penyusun bahan organik tersebut didaur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke
dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi
tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan. Bila suatu organisme mati,
maka bahan organik yang terdapat di dalam tubuh organisme tersebut akan
berubah menjadi zat anorganik dan dikembalikan ke lingkungan.
Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dapat berbentuk padat
(berupa garam-garam mineral), cair atau gas. Unsur-unsur kimia tersebut dapat
disintesis oleh tumbuhan menjadi berbagai senyawa organik. Misalnya
karbohidrat, protein, lemak, enzim, nukleoprotein, asam deoksinbonukleat
(DNA), dan asam robonukleat (RNA).
Daur biogeokimia dapat dikelompokan kedalam 3 tipe, yaitu daur gas,
daur cair, dan daur padat. Daur gas meliputi daur karbon dan daur nitrogen.
Daur cair meliputi daur air. Sedangkan daur padat meliputi daur fosfor dan daur
belerang. Apabika daur biogeokimia itu terhenti, maka makhluk hdup akan mati
dan ekosistem akan punah.
B. Macam-macam daur biogeokimia
Macam-macam daur biogeokimia ada 5, yaitu:
1. Daur karbon
Daur karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Daur
karbon juga merupakan unsur penyusun senyawa organik dan merupakan
salah satu unsur terpenting penyusun organisme. Unsur karbon terdapat di
atmosfer dalam bentuk senyawa karbon anorganik, yaitu karbondioksida
(CO₂). Senyawa anorganik CO₂, baik di darat maupun di air akan diubah oleh
produsen menjadi senyawa karbon organik melalui proses fotosintesis,
disertai penyimpanan energi yang berasal dari radiasi cahaya matahari.
Siklus karbon terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal
daripada persenyawaan unsur lain. Kecuali hidrogen, kebanyakan dikenal
sebagai zat-zat kimia organik. Keistimewaan karbon yang unik adalah
kecenderungannya secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-
rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatan tunggal (c-c), tetapi juga
mengandung ikatan ganda (c=c).
Di atmosfer terdapat kandungan CO₂ sebanyak 0,03%. Sumber-sumber
CO₂ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik,
pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Dalam skala global kadar CO₂ dan
O₂ atmosfer dapat diseimbangkan oleh keberlangsungan proses respirasi
dan fotosintesis. Di ekosistem air, pertukaran CO₂ dengan atmosfer berjalan
secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk
asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah
sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka
sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air
melakukan respirasi, CO₂ yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat.
Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO₂ di air.
Respirasi (pernafasan) yang dilakukan oleh organisme air akan
membebaskan CO₂ ke udara.
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang
dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah
atmosfer, biosfer teresterial, lautan, dan sedimen. Pergerakan karbon,
pertukaran karbon antara reservoir, terjadi karena proses-proses kimia,
fisika, geologi, biologi yang bermacam-macam. Lautan mengandung kolam
aktif karbon terbesar yang dekat dengan permukaan bumu, namun
demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang
lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (CO₂) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia
yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan
sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan
tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan
volume. Tetapi jumlah tersebut bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan
waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia
menyerap gelombang infra merah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi
dan mikroorganisme pada proses respirasi. Oleh karena itu, karbon dioksida
merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga
dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida
anorganik dikeluarkan dari gunung-gunung berapi dan proses geotermal
lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah
5,1 atm, namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah –78° C.
Dalam bentuk padat, kerbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran kabon (antara
yang masuk dengan yang keluar) antar reservoir karbon atau antara satu
putaran. Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat
dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir.
Karbon dalam tanah ditemukan dalam bentuk fosil berupa minyak bumi
(fosil hewan) dan batu bara (foril tumbuhan).
Perhatikan siklus karbon di bawah ini:

(GAMBAR)

Bila produsen dan konsumen mati, maka senyawa karbon organik di


dalam tubuhnya akan diuraikan oleh organisme pengurai (bakteri dan
jamur) yang akan membebaskan CO₂ ke udara atau ke dalam air. Sebagian
bahan organikdi dalam tubuh organisme ada yang sulit diuraikan (perlu
waktu lama) dan ada yang berubah menjadi batu kapur (CaCO₃), aranag dan
minya bumi (bahan bakar fosil). Pembakaran bahan bakar fosil akan
membebaskan CO₂ kembali ke udara.
2. Daur nitrogen
Udara dalam atmosfer bumi terdir dari 80% nitrogen. Nitrogen
merupakan unsur yang penting atau komponen penyusun asam nukleat
(DNA dan RNA). Sumber utama nitrogen adalah N₂ di atmosfer. Namun
sebagian besar organisme baik tumbuhan maupun hewan tidak dapat
memanfaatkan N₂ bebas di udara. Nitrogen bebas dapat diikat atau difiksasi
terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan yang berbintil dan
beberapa jenis alga. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen
atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk
amonia (NH₃), ion nitrit (NO₂¯) dan ion nitriat (NO₃¯) dapat terjadi secara
biologi dan elektrokimia. Pengikatan N₂ secara biologi dilakukan oleh bakteri
dan ganggang hijau. Bakteri simbiotik yang mampu mengikat N₂ antara lain
Rhizobium leguminosarium yang bersimbiosis dengan bintil akar tumbuhan
polong-polongan. Ganggang hijau yang dapat mengikat N₂ antara lain nostoc
dan anabaena dan beberapa bakteri yang menambat nitrogen terdapat
pada akar legum dan akar tumbuhan lainnya seperti Marsiella crenata.
Nitrat (NO₃¯) yang telah diserap oleh akar tumbuhan disintesis menjadi
bahan protein di dalam tumbuh-tumbuhan (protein nabati). Protein nabati
diubah oleh herbivor menjadi protein hewani. Bila tumbuhan dan hewan
mati, maka protein nabati dan hewani, serta kotorannya diurai menjadi
amonia (NH₃), dan asam amonia oleh jamur pelapuk dan bakteri. Penguraian
protein menjadi asam amino dan amonia disebut amonifikasi. Bakteri yang
melakukan amonifikasi antara lain Bacillus subtilis dan Bacillus mesentaricus.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri.
Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan
Nitrosocoecus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri dinitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang-ulang dalam ekosistem.

(GAMBAR)

Di alam, unsur nitrogen dapat terlibat dalam bentuk ikatan kimia, atau
fiksasi oleh proses biokimia dengan perantara mikroorganisme-
mikroorganisme. Nitrogen biologis juga dapat diubah menjadi bentuk
anorganik penguraian bionassa. Sejumlah besar dari nitrogen difiksasi secara
sintetik di bawah temperatur tinggi dan juga tekanan tinggi melalui reaksi:
N₂ + ₃ H₂ → 2 NH₃
Produksi dari gas-gas N₂ dan N₂O oleh mikroorganisme dan evaluasi dari
gas-gasi ini ke dalam atmosfer menyempurnakan siklus nitrogen melalui
suatu proses yang disebut denitrifikasi. Denitrifikasi adalah suatu proses
yang penting di alam, yaitu suatu mekanisme di mana hasil fiksasi nitrogen
dikembalikan ke dalam atmosfer.
Pengikatan nitrogen di udara secara elektrokimia memerlukan energi
dari halilintar. Dengan energi dari halilintar, nitrogen berikatan dengan
oksigen menghasilkan nitrogen dioksida (NO₂). Nitrogen dioksida kemudian
bereaksi dengan air membentuk nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan, dan mengalami denitrifikasi atau menumpuk pada endapan.
Nitrogen juga bisa larut bersama air hujan, hujan asam (acid rain) yang
mengandung HNO₃, dan pupuk buatan atau urea yang dilepaskan ke tanah.
Nitrat yang terbentuk di atmosfer tentu akan terbawa hujan sehingga terjadi
perpindahan nitrat dari udara ke daratan yang menjadikan nitrogen dalam
bentuk nitrat itu berguna.
3. Daur sulfur
Sulfur merupakan unsur non logam. Bentuk aslinya adalah zat padat
kristal berwarna kuning. Di alam ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat. Sebagian besar sulfur tersimpan
dalam batuan bumi. Sulfur yang ada di atmosfer secara alami berasal dari
letusan gunung berapi berupa hidrogen sulfida dan aktifitas mikroorganisme
anaerob di rawa. Selain itu, sulfur juga dapat terlepas dari batuan karena
erosi oleh angin atau air. Sebagian kecil sulfur yang terlepas ini dapat
digunakan oleh tumbuhan dan memasuki rantai makanan sebelum terlepas
kembali ke tanah oleh aktifitas mikroorganisme.
Sulfur dioksida yang ada di atmosfer breaksi dengan oksigen
membentuk sulfur trioksida. Produk ini akan bereaksi dengan air di udara.
Kemudian jatuh membentuk hujan asam.
Belerang yang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H₂S) yang
dilepas dan proses pembusukan bahan organik di dalam tanah dan air yang
dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Organisme pengurai yang
merombak bahan organik (protein) dan melepaskan H₂S antara lain jamur
Aspergillus dan Neurospora serta bakteri Escherichia. H₂S selanjutnya
mengalami oksidasi di atmosfer membentuk sulfat (SO₄). Gas sulfat
bersama-sama dengan presipitasi (curah hujan) masuk ke dalam tanah. Bila
kandungan gas sulfat di udara terlalu tinggi, maka presipitasi yang dihasilkan
akan sangat masam.
H₂S di dalam tanah juga dapat mengalami oksidasi da menghasilkan
elemen sulfur (S). Sulfur kemudian teroksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
Thiobacillus denitrificans dan Thiobacillus thiooxidans. Sulfat di dalam tanah
dapat tereduksi kembali menjadi H₂S oleh bakteri Thiobacillus thiopanis.
Belerang di dalam tanah terdapat dalam bentuk sulfat, sulfida, dan belerang
anorganik. Akan tetapi, tumbuhan menyerap belerang dalam bentuk anion
sulfat (SO₄²¯) dari dalam tanah.
Siklus belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai macam
gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa spesi lainnya dalam
larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen di mana belerang
bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida, SO₂ sebagai
bahan pencemar air. Di antara spesi-spesi yang secara signifikan terlihat
dalam siklus belerang adalah gas hidrogen sulfida (H₂S), mineral-mineral
sulfide seperti Pbs, asam sulfat, H₂SO₄, belerang oksida, SO₂ sebagi
komponen utama dari hujan asam dan belerang yang terikat dalam protein.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (Co₂) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah.
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang
terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen
sulfida ini seringkali mematikan makhluk hidup di perairan dan pada
umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (So₄). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati dan akan
diuraikan komponen organiknya bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat
dalam daur sulfur, antara lain Desulfumaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H₂S).
Kemudian H₂S digunakan bakteri outotrof anaerob seperti chromatium da
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Siklus sulfur dimulai dari tanah, yaitu ketika ion-ion sulfat diserap oleh
akar dan dimetabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan.
Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan
berpindah ke tubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan
oleh bakteri dalam lambung berupa gas yang akan dikeluarkan melalui
kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin
besar kandungan sulfur dalam kentut, maka kentut akan semakin bau.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam
setiap transformasi adalah sebagai berikut:
a. H₂S → S → SO₄ ; bakteri sulfur tak berwarna, ijau dan ungu.
b. SO₄ → H₂S (reduksi sulfata anaerobik), bakteri desulfovibrio.
c. H₂S → SO₄ (pengoksidasi sulfide aerobik), bakteri thiobacilli.
d. S organik → SO₄ + H₂S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik.
Proses rantai-rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan
sulfat, yang selanjutnya ketika semua makhluk hidup mati dan nanti akan
diuraikan oleh komponen organiknya yaitu bakteri. Beberapa bakteri yang
terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan
Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk (H₂S) atau hidrogen sulfida.
Air hujan itu akan masuk ke dalam tanah yang akan diubah menjadi
sulfat yang sangat penting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam
bentuk anorganik (SO₄). Sulfat ini mampu berpindah dari bumi atau ke
tubuh tanaman atau tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar. Sulfur
akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Lihat gambar di bawah ini:

(GAMBAR)

Prosesnya:
a. Erupsi gunung api, kendaraan bermotor dan pabrik yang
menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan gas sulfur ke udara
seperti H₂S, dimetil sulfida (CH₃SCH₃), SO₂, dan SO₄.
b. Gas-gas yang mengandung sulfur di atmosfer bereaksi dengan awan
dan turun bersama hujan dalam bentuk ion-ion sulfat. Peristiwa ini
disebut dengan hujan asam. Hujan asam memiliki pH rendah di
bawah 5,7. Awas! Hujan bersifat korosif pada bangunan dan logam.
Kandungan sulfat yang tinggi pada hujan asam dapat mengancam
kehidupan organisme. Banyak organisme terutama tumbuhan mati
karena hujan asam.
c. Tumbuhan menyerap sulfat aorganik dari dalam tanah dan
menggunakannya untuk mensitesa protein. Sementara itu hewan
mendapatkan kebutuhan sulfat organik dengan memakan
tumbuhan (melalui rantai makanan)
d. Baik hewan maupun tumbuhan akan mati dan jasadnya diurakan
oleh dekomposer. Sisa jasad hewan dan tumbuhan yang mati secara
aerob terurai membentuk sulfat anorganik lagi.
e. Bila proses penguraiannya terjadi secara anaerob maka akan
terbentuk senyawa sulfida yang busuk dan beracun. Senyawa busuk
ini juga dihasilkan secara anaerob dari reduksi sulfat oleh bakteri
sulfur. Contoh bakteri sulfur misalnya Sulfolabus sp. Jenis bakteri
termofilik yang suka hidup di habitat ekstrim dengan suhu 60°-80°C
(hidup di mata air belerang)
f. Ada juga bakteri yang merugikan kesuburan tanah karena
mengubah sulfat menjadi asam sulfida sampai menjadi belerang.
Proses ini dikenal dengan desulfarikasi. Contoh bakteri tersebut
adalah Spirrillum desulfuricant.
g. Jasad mati makhluk hidup yang tertimbun selama berjuta-juta tahun
menjadi bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, gas sulfur akan
dihasilkan setiap kali terjadi penggunaan bahan bakar fosil.
h. Sulfat yang larut di perairan juga bisa naik ke atmosfer saat terjadi
penguapan (daur hidrologi)
4. Daur fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan
tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang matidiuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan mengendap di sedimen laut. Oleh
karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu
dan fosil akan terkikis dan kembali membentuk fosfat anorganik terlarut di
air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar
tumbuhan. Daur ini berulang terus menerus.
Fosfat diserap oleh tumbuhan dalam bentuk fosfat anorganik (H₂ PO₄¯,
HPO₄²¯, dan PO₄³¯). Meskipun jumlah fosfor di alam sangat banyak, tetapi
persediaannya untuk tumbuhan sangat terbatas karena sebagian besar
terikat secara kimia oleh unsur lain dan sukar larut di dalam air.
Melalui rantai makanan, fosfor dari tumbuhan masuk ke dalam tubuh
hewan. Bila tumbuhan dan hewan mati, maka fosfat organik dari tubuh
organisme tersebut akan diurai oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik.
Batu karang maupun fosil dapat terkikis kembali membentuk fosfat
anorganik yang terlarut dalam air atau diambil melalui kegiatan
penambangan.
Siklus fosfor di alam bersifat kritis karena fosfor secara umum
merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari
fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam
geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang
sedikit sekali larut, seperti hidroksiapilit dan garam kalsium.
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya,
seperti pupuk fosfat yang diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam
nukleat yang menyusun material genetik dalam organisme. Mineralisasi dan
biomalsa oleh pembusukan atau penguraian mikroba mengembalikan fosfor
kepada larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan
mineral. Fosfor merupakan salah satu komponen dan senyawa-senyawa
sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.

( GAMBAR )

5. Daur air
Daur air berbeda dengan daur biogeokimia lain karena sebagian besar
aliran air terjadi bukan melalui proses kimia, melainkan proses fisik. Air
mempertahankan bentuknya sebagai H₂O kevuali terjadi perubahan kimia
dalam proses fotosintesis sumber air di alam, yaitu lautan, danau, rawa,
waduk, dan sungai.
Saat terkena cahaya matahari, seluruh permukaan bumi yang
mengandung air akan mengalami penguapan (evaporasi), sementara
makhluk hidup mengalami transpirasi (kehilangan air melalui penguapan
atau evaporasi). Uap air akan naik ke lapisan atmosfer membentuk awan.
Awan kemudian berpindah karena perbedaan suhu udara atau terbawa oleh
angin. Saat terpapar udara dingin, awan akan mengalami kondensasi
menjadi tetes-tetes air dan akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk
hujan (prespirasi). Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk
air permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan dapat menyerap air yang ada di dalam tanah dalam tubuh
tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui
transpirasi, uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Trasnpirasi oleh
tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari
tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sedangkan manusia menggunakan
sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan
manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke
danau dan ke laut. Siklus ini disebut siklus panjang. Sedangkan siklus yang
dimulai dengan transpirasi dan evapotranspirasi dari air laut yang terdapat
di permukaan bumi, lalu diikuti oleh prespirasi atau turunnya air ke
permukaan bumi disebut siklus pendek.
Pada perjalanan menuju bumi, beberapa prespirasi (uap air di atmosfer
terkondensasi menadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk
hujan) dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh kemudian
diserap oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah,
siklus ini terus bergerak secara terus-menerus dalam tiga cara yang berbeda:
1. Evaporasi/transpirasi
Saat terkena cahaya matahari, seluruh permukaan bumi yang
mengandung air akan mengalami penguapan (evaporasi), sementara
makhluk hidup mengalami transpirasi (kehilangan air melalui
penguapan atau evaporasi). Uap air akan naik ke lapisan atmosfer
membentuk awan. Awan kemudian berpindah karena perbedaan
suhu udara atau terbawa oleh angin. Saat terpapar udara dingin,
awan akan mengalami kondensasi menjadi tetes-tetes air dan akan
jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (prespirasi).
2. Infiltrasi/perlokasi
Air hujan akan masuk ke dalam tanah secara vertikal melalui
infiltrasi. Infiltrasi air hujan pada daerah yang bervegetasi
(ditumbuhi tumbuhan) lebih besar bila dibandingkan dengan daerah
yang tidak bervegetasi, karena vegetasi menghasilkan serasah
(tumpukan dedaunan kering) yang dapat meningkatkan porositas
tanah. Setelah terjadi infiltrasi, air akan terus bergerak ke bawah
karena gravitasi bumi disebut denga peristiwa perkolasi. Sebagian
air tanah diserap oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Air sungai akan
mengalir ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya menuju ke laut.
Di lautan, laju evaporasi lebih tinggi daripada prespirasi. Sebaliknya,
di daratan laju prespirasi lebih tinggi dibandingkan evaporasi dan
transpirasi.
3. Air permukaan
Air bergerak di ats permukaan tanah dekat dengan aliran utama
danau. Makin landai dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar
C. Peran serta macam-macam daur biogeokimia bagi makhluk hidup
Manusia tidak pernah menyadari bahwa dalam lingkungan kehidupan manusia
ada distribusi suatu bahan kimia yang disebut dengan siklus biogeokimia, dan
manusia pun belum sepenuhnya mengetahui peran daur biogeokimiaserta macam-
macamnya bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Di bawah ini akan penulis
jelaskan apa peran serta macam daur biogeokimia bagi makhluk hidup:
1. Peran daur biogeokimia bagi makhluk hidup
Daur biogeokimia diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan
ekosistem, sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen
biotik maupun komponen abiotik. Sehingga kelangsungan makhluk hidup di
bumi dapat terjaga.
Semua yang ada di bumi baik makhluk hidup maupun benda mati
tersusun oleh materi. Materi nin tersusun antara lain: karbon (C), oksigen
(O), nitrogen (N), hidrogen (H), belerang atau sulfur (S), dan fosfor (P).
Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk
membentuk bahan anorganik denga bantuan energi matahari atau energi
yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan adalah
sumber bagi organisme. Proses makan atau dimakan pada rantai makanan
mengakibatkan aliran materi dari mata rantaiyang lain walaupun makhluk
hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi masih tetap
berlangsung terus. Karena makhluk hidup yang mati tadi diuraikan oleh
dekomposer atau pengurai yang pada akhirnya akan masuk lagi ke rantai
makanan berikutnya. Begitu selanjutnya terus menerus sehingga
membentuk suatu aliran energi dan daur materi.
2. Peran macam-macam daur biogeokimia bagi makhluk hidup
a. Daur karbon
Terjadinya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dan
fotosintesis yang bertanggung jawab atas terjadinya perubahan dan
pergerakan utama karbon. Menurunnya fotosintesis dapat
mempengaruhi naik atau turunnya suatu gas CO₂ dan O₂ yang ada di
atmosfer secara musiman. Siklus karbon sangat dipengaruhi oleh
iksigen dan fotosintesis. Daur karbon berada di empat tempat yaitu
geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di
udara, dan biosfer atau di dalam makhluk hidup.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
fotosintesis dan menghasilkan oksigen (O₂) yang akan digunakan oleh
manusia dan hewan untuk rspirasi. Senyawa karbon di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis dan menghasilkan
oksigen yang akan digunakan manusia dan hewan untuk respirasi dan
sebagian lagi ditransfer ke konsumen (hewan dan manusia) melalui
rantai makanan. Melalui proses respirasi, karbon kembali dilepaskan ke
atmosfer.
Karbon yang didapat dalam tubuh organisme tidak sepenuhnya
dikeluarkan melalui proses respirasi. Bersamaan dengan matinya
organisme tersebut sebagian karbon yang terdapat dalam hewan,
tumbuhan, dan manusia ikut terkubur di dalam tanah. Dalam waktu
jutaan tahun, karbon tersebut akan berkumpul dan membentuk bahan
bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi,dan gas alam. Bahan bakar
fosil kemudian digunakan sebagai bahan bakar mesin-mesin industri,
kendaraan bermotor, dan sebagainya. Melalui proses pembakaran,
bahan bakar tersebut akan menghasilkan senyawa yang mengandung
karbon seperti CO dan CO₂ yang menuju atmosfer, sehingga akan
menambah kadar CO dan CO₂ di udara. Seperti contoh organisme
molusca bercangkang membuat bahan cangkang kalsium karbonat (Ca
CO₃) dengan memanfaatkan kalsium dan CO₂ yang terlarut dalam air.
Bila hewan tersebut mati, maka cangkang akan hancur dan
membebaskan CO₂ ke udara.
Aktifitas manusia dan alam seperti penggunaan bahan bakar fosil
untuk industrialisasi dan transportasi, kebakaran hutan, pembakaran
hutan untuk lahan pertanian, dan penebangan hutan secara ilegal
dapat meningkatkan kadar CO₂ di atmosfer. Karbon dalam tanah
ditemukan dalam bentuk fosil berupa minyak bumi (fosil hewan) dan
batu bara (fosil tumbuhan)
b. Daur nitrogen
Senyawa organik seperti protein, urea atau asam nukleat, atau
senyawa anorganik seperti nitrat, nitrit dan amonia, merupakan
senyawa yang terdapat di nitrogen.
Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh
produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika
tumbuhan atau hewan mati, makhluk pengurai merombaknya menjadi
gas amoniak (NH₃) dan garam amonium yang larut dalam air (NH₄⁺).
Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen untuk membentuk
asam amino untuk membentuk protein. Selanjutnya protein sebagai
pembentuk tubuh tumbuhan menyerap nitrat dari tanah untuk
dijadikan protein lalu tumbuhan dimakan oleh konsumer dan senyawa
nitrogen pindah ke tubuh hewan.
Terkadang tanaman kacang-kacangan digunakan untuk mengisi
laha yang miskin nitrogen selama masa perputaran setelah panen padi.
Beberapa hasil penelitian genetik yang diorientasikan terhadap
pemberian tanaman panen yang lain (jagung dan gandum) yang
mempunyai kemampuan untuk mengikat nitrogen. Kemampuan yang
secara besar dapat mengurangi kebutuhan pemupukan pertanian.
Selama hewan hanya memperoleh nitrogen organik dari tumbuhan
atau hewan lain yang dimakanya. Meskipun secara alami menghasilkan
cukup nitrogen untuk proses yang berlangsung secara alami, namun
pembentukan nitrogen oleh industri yang digunakan untuk pemupukan
dan produk lain melampaui kebutuhan ekosistem darat.
c. Daur sulfur
Sulfur digunakan oleh tumbuhan untuk membentuk semua
protein. Sumber sulfur dalam tanah, misalnya mineral tanah (nikel,
sulfida, besi), atmosfer (SO₂, H₂S) dan sulfur yang terikat dalam
senyawa organik (terdapat dalam sisa-sisa tumbuhan)
Sebagian kecil sulfur yang terlepas dapat digunakan oleh
tumbuhan dan memasuki rantai makanan sebelum terlepas kembali ke
tanah oleh aktifitas mikroorganisme.
Jenis asam dalam hujan asam sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang. Air hujan yang asam akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman. Saat hujan jatuh di darat, senyawa
belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk
daratan.
Bakteri desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan
berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H₂S) atau
hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh
bakteri fotoautotrof anaerob untuk melepaskan sulfur serta oksigen.
Bakteri kemolitotrof yang akhirnya akan mengoksidasi menjadi bentuk
sulfat.
Siklus atau daur ini juga memiliki fungsi tertentu yaitu pertama
untuk membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun
menjadi lebih hijau. Kedua untuk menambah kandungan protein dan
vitamin hasil panen dan meningkatkan jumlah anak yang menghasilkan
(pada tanaman padi). Selain itu, daur sulfur juga berperan penting pada
proses pembulatan zat gula, memperbaiki warna, aroma dan
kelenturan daun tembakau (khusus pada tembakau omprongan) dan
memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpanan,
memperbesar umbi dan bawang merah. Belerang dapat digunakan
untuk industri kertas sulfit, pupuk, fungisida, mensterilkan alat
pengasap, untuk memutihkan buah kering, dan merupakan insulatir
yang baik.
d. Daur fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor atau posphat untuk pembentukan
senyawa ATP (adenosin triphosphat), ADP (Adenosin diphosphat), dan
AMP (Adenosin monophosphat) untuk proses metabolisme tubuh,
membentuk asam nukleat, dan membantu proses respirasi maupun
asimilasi.
Pada hewan tingkat tinggi fosfor digunakan untuk penyusun tulang
yang pada tulang bergabung dengan kalsium membentuk CaPO₄
(calcium phosphat). Meskipun jumlah fosfor di alam sangat banyak,
tetapi persediaannya untuk tumbuhan sangat terbatas karena sebagian
besar terikat secara kimia oleh unsur lain dan sukar larut di dalam air.
Itulah alasan para petani memberikan pupuk fosfat untuk tanaman
pertaniannya. Pupuk fosfat terbuat dari bahan baku berupa batu-
batuan fosfat yang tersedia di alam. Sejumlah besar dari mineral-
mineral fosfat digunakan sebagai baha pupuk, industri kimia dan food
additives. Tumbuhan mengambil fosfat yang masih berbentuk larutan
yang berada di dalam tanah.
e. Daur air
Sumber air di alam yaitu lautan, danau, rawa, waduk, dan sungai.
Di dalam tubuh makhluk hidup, air berperan sebagai pelarut, berfungsi
sebagai pengantar zat makanan dan zat sisa metabolisme, mengatur
tekanan osmotik sel, mengatur suhu tubuh dan media sebagai reaksi
kimia di dalam tubuh.
Sebagian air tanah diserap oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Air
tanah dalam bentuk mata air, sumur, danau, dan sungai dimanfaatkan
oleh hewan maupun manusia untuk menunjang kehidupan.
Tumbuhan dapat menyerap air yang ada di dalam tanah dalam
tubh tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian
melalui transpirasi, uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer.
Trasnpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem
darat. Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari
tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sedangkan manusia
menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari
tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses biogeokimia adalah suatu proses atau perputaran (daur) yang di
dalamnya berlangsung penggunaan dan pelepasan unsur-unsur anorganik yang
penting bagi tubuh serta melibatkan peristiwa biologis, geologis, dan kimia.
Komponen biotik berpengaruh besar terhadap peristiwa daur biogeokimia,
karena melakukan peristiwa aliran energi dan jaring-jaring makanan dalam
ekosistem.
Beberapa proses biogeokimia dalam ekosistem adalah:
1. Daur karbon
2. Daur nitrogen, yang merupakan komponen penyusun asam amino
pembentuk protein dalam tubuh makhluk hidup.
3. Daur fosfor
4. Belerang (sulfur), merupakan penyusun protein dalam tubuh suatu
organisme.
5. Daur air.
Peran daur biogeokimia bagi kehidupan sehari-hari dan makhluk hidup
salah satunya untuk proses fotosintesis, respirasi, sebagai bahan bakar mesin-
mesin industri dan kendaraan bermotor, untuk membentuk protein tubuh,
proses pembulatan zat gula, memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun
tembakau, mengurangi penyusutan selama penyimpanan, memperbesar umbi
bawang merah, untuk pembentukan senyawa ATP, ADP, AMP, sebagai pelarut,
dan berfungsi sebagai pengantar zat makanan.
B. Saran
1. Sebaiknya pembaca menyadari bahwa di lingkungan kita terdapat siklus
perjalanan bahan kimia dalam menyusun kehidupan yang pastinya akan
mempengaruhi segala aktifitas kehidupan.
2. Diharapkan pembaca tergugah hatinya untuk selalu berusaha menjaga
lingkungannya agar tetap aman, segar, sejuk, serta siklus kehidupan yang
terjadi tetap berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya gangguan
apapun.
C. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT, sehingga karya tulis yang berjudul “Peran daur
biogeokimia bagi makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari’ has been finished.
The writer wants to say sorry if there are some errors or mistakens. Those all
because of the limitation of the writer knowledge and experience.
The writer would like to thanks to all those have assisted in completing this
paper, so the paper can be completed and finished in time. Hopefully Allah SWT
keep to bestow His Guidance to all of us. Amin.

Anda mungkin juga menyukai