Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ACARA VII & VIII : ENDAPAN SEDIMENTER & WEATHERING
DEPOSIT

JURNAL

OLEH :
VAN WIHEL OKRIAN MONCAI
D061181342

POSO
2020
ENDAPAN SEDIMENTER DAN WEATHERING DEPOSIT
Van Wihel Okrian Moncai1 Kharisma Shakti 2
1
Praktikan Praktikum Endapan Mineral, Laboratorium Endapan Mineral, Departemen
Teknik Geologi, FakultasTeknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Endapan Mineral, Laboratorium Endapan Mineral, Departemen
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Endapan sedimenter adalah tipe endapan mineral ekonomis yang terbentuk oleh
proses sedimentasi termasuk presipitasi unsur-unsur tertentu pada suatu lingkungan
sedimen tertentu, baik dengan atau tanpa bantuan dari organisme. Sedangkan, Endapan
hasil pelapukan atau yang sering disebut dengan weathering atau residual deposit adalah
endapan yang terbentuk akibat adanya proses pelapukan dari batuan yang mengandung
bijih mineral yang ekonomis secara kimia yang tidak mengalami transportasi dan
membentuk soil atau sering disebut dengan laterit. Maksud diadakannya praktikum ini
adalah untuk mengidentifikasi sampel endapan sedimenter dan weathering deposit
berdasarkan literartur jurnal penelitian. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui
mineral-mineral yang terbentuk pada endapan sedimenter serta hasil pelapukan dan
mengetahui penciri keterdapatan endapan sedimenter dan hasil pelapukan. Pada
pembahasan ini digunakan metode yaitu pembandingan antara jurnal berdasarkan
karakteristk perbedaan tipe endapanya baik endapan Sedimenter maupun Weathering
Deposit. Hasil yang diperoleh pada pembahasan ini adalah dapat diketahuai karakteristik
mineral ekonomis baik pada endapan sedimenter maupun Weathering Deposit yang di
jumpai pada suatu referensi jurnal
Kata kunci : Endapan sedimenter, Weahering deposit

I. Pendahuluan komposisi kimia dan struktur


I.1 Latar Belakang atom. Mineral merupakan zat
yang membentuk batuan
Mineral merupakan zat
melalui agregasi dari beberapa
padat homogen yang terdapat
mineral yang membentuk
di alam yang terbentuk secara
batuan beku dari hasil evolusi
anorganik serta memiliki
magma meliputi kristalisasi, pelapukan sebagai relasi
asimilasi serta diferensiasi dan antara materi yang diterima di
lainnya. Batuan tertentu yang perkuliahan dan praktikum
mengandung mineral serta perwujudannya di
kemudian pada suatu saat lapangan.
akan berubah menjadi mineral
lain oleh proses-proses
tertentu bahkan mineral-
mineral tesebut dapat menjadi
suatu zat yang memiliki nilai
ekonomis. Bukan hanya II. Tinjauan Pustaka
mineral yang dapat menjadi
II.1 Pengertian Endapan Mineral
sesuatu yang ekonomis akan
Mineral bijih (ore mineral)
tetapi juga dapat berupa biji
adalah mineral yang mengandung
(ore). Nilai ekonomis dari
logam, atau suatu agregat mineral
suatu mineral dan biji
logam, yang dari sisi penambang
merupakan salah satu kajian
dapat diambil suatu profit, atau dari
dari endapan mineral.
sisi ahli metalurgi dapat
Pada pembahasan kali ini diolah/diekstrak menjadi suatu profit.
kita akan membahas mengenai Mineral Deposit atau ore Deposit ;
endapan sedimenter dan penggambaran secara geologi atau
endapan hasil pelapukan atau keterjadian dari akumulasi lokal
yang disebut sebagai sumberdaya mineral tertentu yang
weathering/ residual deposit. memiliki ukuran dan konsentrasi
Maka dari itu dilaksanakanlah (grade) yang cukup sehingga
praktikum ini untuk dianggap memiliki potensi ekonomis
mengetahui karakteristik dari untuk dieksploitasi.
tipe endapan ekonomis
khususnya endapan 2.2 Endapan Sedimenter

sedimenter dan endapan hasil


Endapan sedimenter adalah tipe Gambar 2.2.1. Kenampakan banded iron
formation yang menunjukkan adanya
endapan mineral ekonomis yang kesan perlapisan yang dibentuk oleh
terbentuk oleh proses sedimentasi perselingan antara mineral yang kaya
akan silica (chert) dengan lapisan yang
termasuk presipitasi unsur unsur mengandung besi.
tertentu pada suatu lingkungan
sedimen tertentu baik dengan atau 2.2.2 Tipe Endapan BIF
tanpa bantuan dari organisme Ada empat tipe BIF yang
tertentu. Endapan sedimenter dibagi berdasarkan lingkungan
termasuk banded iron formation, tektoniknya yang mempunyai umur
endapan placer (placer deposit), pembentukan terbatas pada kisaran
endapan hasil pelapukan (weathering umur Precambrian. Endapan BIF
deposit) atau endapan laterit (laterite secara khusus tidak dijumpai pada
deposit), endapan evaporasi umur Paleozoikum. Adapun tipe BIF
(evaporate deposit) dan endapan hasil dilihat dari lingkungan tektoniknya
pengayaan (supergene deposit). yaitu;
1. Algoma-type BIF, dijumpai
2.2.1 Banded Iron Formation
Banded iron formation (BIF) menyebar di sabuk greenstone
adalah endapan mineral yang disusun yang berumur Archean 2.75
oleh batuan sedimen yang berlapis milyar tahun yang lalu. BIF tipe
dan berbutir halus terbentuk dari ini sangat terbatas penyebarannya
proses sedimentasi kimia disusun oleh dan selalu berasosiasi dengan
perselingan kuarsa (chert) dan batuan volkanik mafik (mafic
mineral mineral yang mengandung volcanic rocks).
besi dengan kandungan besi sekitar 2. Hamerslay-Transvaal-type BIF,
30%. Endapan ini biasanya merupakn endapan BIF yang
berasosiasi dengan umur geologi yang penyebarannya sangat luas dan
sangat tua (Precambrian) dan menunjukkan proses
merupakan salah satu dari sumber pembentukan unsur besi yang
bijih besi utama di dunia. sangat intensif dengan kisaran
umur pembentukan yang terbatas
pada 2 milyar sampai dengan
2.75 milyar tahun yang lalu. terkompaksi dengan oolite dari
Endapan ini merupakan endapan iron oxides atau chert. Contoh
BIF yang paling luas yang pernah dari tipe ini dijumpai di daerah
ditemukan yang tertutupi oleh Lake Superior (Amerika Utara).
lapisan tipis batulempung halus 4. Rapitan-type iron formations,
dibawah dasar gelombang pada yaitu endapan tipe BIF yang
paparan yang berkembang berumur Neoproterozoic (0.8
disekitar keraton besar yang sampai 0.6 milyar tahun yang
stabil. Hamerslay-Transvaal-type lalu) yang berasosiasikan
BIF umunya tidak berasosiasi sedimen glaciomarine
dengan aktifitas gunungapi. (lingkungan glasial). Tipe ini
Contoh endapan ini yaitu diinterpretasikan terbentuk
Hemerslay Group (Australia) dan setelah proses yang disebut
Transvaal Group di Afrika dengan “snowball sate”. Contoh
Selatan. Sebagian besar endapan endapan tipe ini adalah Rapitan-
BIF yang bernilai eknomis tinggi type group di Kanada,
berasal dari endapan BIF tipe ini. Yudnamutara Subgroup
3. Granular iron formation, yaitu (Australia), Chuos Formations
tipe endapan BIF yang relatif (Namibia) dan Jacadigo Group
sama dengan tipe Hamerslay- (Brasil).
Transvaal-type BIF tetapi
2.2.2 Klasifikasi Kimia BIF
berumur relatif lebih muda (1.8 –
2.1 milyar tahun yang lalu). Tipe Endapan BIF telah
ini juga mempunyai penyebaran diklasifikasikan berdasarkan
yang tidak luas dan terbentuk fasie kimia, yang dapat dibagi
diatas dasar gelombang. Sesuai menjadi; fasies oksida (oxide-
dengan namanya, tipe ini facies), fasies-silikat (silicate-
menunjukkan butiran yang lebih facies) and fasies karbonat
kasar dari tipe sebelumnya dan (carbonate-facies) yang
disusun oleh butiran yang berhubungan dengan
berukuran granule yang perbedaan kedalaman air, dan
yang keempat adalah fasies Mg)3 Si4 O10 (OH)2]
sulfide (sulphide-facies), yang merupakan ferrous analogues
mengandung pirit [FeS2] dari antigorite and talc,
dan/atau pyrrhotite [Fe1-x S], sementara stilpnomelane
yang semula dinggap sebagai [K0.6 (Mg, Fe2+, Fe3+)6 Si8
endapan syngenetik Al(O, OH)27.2-4H2O]
(syngenetic) tetapi kemudian merupakan sebuah mineral
dianggap sebagai endapan phylosilicate kompleks.
epigenetik (epigenetic) dengan Adanya variasi mineral utama
anggapan bahwa proses dari silikat besi hydrous,
replacement yang karbonat dan rijang pada
menyebabkan terjadinya fasies silika ini disebabkan
mineralisasi sulfide. adanya rekristalisasi akibat
metamorpfisme.
Oxide-rich BIF bisanya
disusun oleh perselingan Carbonate-rich BIF
lapisan hematit [Fe23+ O3] didominasi oleh kehadiran
dengan atau tanpa magnetit mineral ankerite [Ca Fe2+
[Fe2+ Fe23+ O4]. Apabila (CO3)2] dan siderite, yang
oksida besi yang hadir keduanya memperlihatkan
didominasi oleh magnetit, komposisi yang bervariasi.
biasanya akan berasosiasi Secara umum komposisi
dengan siderite [Fe2+ CO3] mineralogi dari carbonate-
dan silikat besi. facies BIFs ini sangat
sederhana, dengan komposisi
Silicate-rich BIF pada
yang hampir sama antara
umumnya didominasi oleh
rijang (chert) and ankerite
mineral grrenalite,
(dan/atau siderite) yang
minnesotaite dan
ditunjukkan oleh lapisan tipis
stilpnomelane. Greenalite
and lapisan laminasi.
[(Fe2+, Mg)6 Si4 O10 (OH)8]
dan minnesotaite [(Fe2+, 2.2.3 Plecer Deposit
En Placer deposit atau placer adalah intan yang
endapan letakan merupakan berasal dari hasil pelapukan
endapan yang terbentuk dari secara fisika batuan kimberlit
hasil akumulasi dari mineral yang kemudian tertransportasi
mineral ekonomis yang melalui media sungai dan
berasal dari proses pemisahan membentuk endapan dibagian
secara gravitasi (gravity hilir. Mineral lainnya yaitu
separation) selama proses emas yang dijumpai dalam
sedimentasi. Pada umumnya wujud native gold maupun
endapan ini dapat dijumpai di logam, oksida dan silica
sepanjang aliran sungai, di seperti rutile, zircon,
pinggir pantai dan di dasar monazite, ilmenite yang
laut (gambar 5.7). Tubuh bijih merupakan sumber utama dari
endapan placer merupakan Ti, Zr dan Nb dan logam
tubuh pasir, kerikil atau soil logam teknologi tinggi
yang mengandung partikel lainnya. Intan dan oksida Zr-
hasil pelapukan dari mineral Ti memiliki sifat fisik yang
mineral ekonomis. Material sangat keras yang
placer harus lebih berat memungkinkan untuk
jenisnya dan resisten terhadap bertahan selama proses abrasi
pelapukan (weathering) agar pada saat tertransportasi dari
material tersebut bisa sumbernya oleh media sungai
bertahan. Sebagai syarat untuk maupun laut. Emas, walaupun
terakumulasi, partikel partikel tergolong unsur yang soft,
mineral harus lebih berat dan tetapi karena sifatnya yang
padat dari berat jenis kuarsa ductile dan malleable
(berat jenis kuarsa = 2.65) membuat emas sangat resisten
mengingat kuarsa adalah terhadap abrasi selama proses
komponen utama yang transportasi. Mineral mineral
menyusun pasir dan kerikil. ekonomis yang terbentuk
Salah satu contoh endapan secara placer pada umumnya
adalah logam native (native tebing sedangkan yang ringan
metals), khususnya emas dan dan tidak resisten akan terurai
kelompok platinum dan juga dan terbawa sampai ke bagian
mineral mineral berat (heavy bawah tebing atau bahkan akan
mineral) golongan silikat, diterbangkan oleh angin. Untuk
oksida dan mineral logam mendapatkan suatu endapan yang
lainnya seperti cassiterite, ekonomis maka dibutuhkan
kromit, wolframite, rutile, sumber yang dekat dan dalam
magnetite, ilmenit, zircon, dan volume yang besar.
beberapa jenis gemstone. 2. Endapan alluvial merupakan
Karena sulfide biasanya telah endapan yang dijumpai pada
mengalami proses penguraian endapan endapan kipas alluvium
dan pelapukan pada (fans) seperti endapan emas di
lingkungan barunya, Bombana - Endapan fluvial
kelompok ini sangat jarang dijumpai di sepanjang daerah
dijumpai pada endapan placer. aliran sungai, dan merupakan
salah satu jenis endapan placer
2.2.3 Klasifikasi endapan placer
yang sangat ekonomis seperti
Endapan placer dibagi Withwaterstrand di Afrika
menjadi beberapa jenis yaitu; eluvial, Selatan yang merupakan endapan
alluvial, fluvial, lacustrine, glacial emas jenis fluviatil dan yang
dan marine. menyumbangkan produksi emas
1. Endapan eluvial merupakan terbesar di dunia.
endapan placer yang dijumpai 3. Endapan lacustrine merupakan
dalam bentuk kantong-kantong endapan yang ada di danau dan
(pockets) yang dijumpai di merupakan endapan yang sangat
kemiringan tebing (hill slope.), terbatas dengan nilai ekonomis
contohnya endapan timah di yang tidak terlalu tinggi.
Malaysia. Mineral mineral yang 4. Endapan glacial merupakan
berat akan tersangkut dan endapan placer yang dijumpai di
mengendap dibagian lereng lingkungan es dan biasanya tidak
terlalu banyak yang dieksploitasi, evaporasi dari larutan yang berasal
namun bisa digunakan sebagai dari air laut.
petunjuk untuk menemukan
2.2.5 Jenis Endapan Evaporasi
sumber dari endapan intan dan
besi serta mineral sejenisnya. Ada dua lingkungan

5. Endapan marine adalah endapan pembentukan dimana endapan

yang dijumpai di lingkungan evaporasi terbentuk, yaitu yang

marine atau laut dan offshore. pertama dan juga yang utama disebut

Juga biasa dijumpai dalam dengan saline giants yang terbentuk

bentuk beach-ridge dilingkungan marginal marine dan

accumulation. Endapan ini juga yang kedua yaitu yang terbentuk

merupakan endapan placer yang dilingkungan intracontinental dan

sangat ekonomis terutama lacustrine. Evaporasi yang terbentuk

sebagai sumber dari emas, intan, pada marginal marine ini biasa

rare earth element (REE), logam dijumpai pada daerah yang berbentuk

logam penting seperti cassiterite, lagoon atau daerah transisi dimana

timah, besi, titanium, mineral akses air laut masih sangat terbatas.

radioaktif seperti thorium dan Jenis endapan ini bisa dijumpai dalam

zirconium. Salah satu contoh dari bentuk yang tebal dan luas secara

endapan ini yaitu Trail Ridge di horizontal tetapi dicirikan oleh

California. mineral hasil presipitasi dari air laut


yang terbatas dimana keterdapatannya
2.2.4 Endapan Evaporasi
akan terus konstan secara volume.
Sumber utama dari produksi Contoh dari model endapan ini adalah
garam dapur (rock salt) dan potas, Permian Zechsten Formation yang
kalium borat dan nitrat yang terbentuk pada laut dangkal yang ada
digunakan untuk bahan puku didunia di United Kingdom, Netherland,
adalah batuan yang disebut dengan Germany, dan Polandia dan juga pada
evaporate. Jenis endapan ini Silurian Salina Formation di New
merupakan endapan presipitasi kimia York dan Michigan di USA. Hasil
yang terbentuk akibat proses yang diperoleh dari jenis endapan
evaporasi ini yaitu halite, potash, dan dan uap air menguap ke udara,
sulfat. Sementara itu, endapan salinitas dari air yang tersisa akan
evaporasi yang terbentuk pada meningkat dan butiran butiran garam
lingkungan intracontinental atau akan mengalami proses penyerapan
lacustrine mempunyai penyebaran akibat batas solubilitasnya telah
yang relative lebih terbatas dan tipis tercapai. Urutan proses presipitasi
serta disususn oleh variasi mineral yang terjadi menunjukkan kenaikan
yang lebih beragam akibat adanya skala kelarutan pada temperature
pengaruh dari sungai yang berasal tertentu yang mengakibatkan garam
dari daratan pada air danau. Contoh dengan tingkat kelarutan rendah akan
dari endapan jenis ini adalah danau mengalami proses penyerapan
kering di Chili, Death Valley di terlebih dahulu dibandingkan dengan
California, dan the Great Salt Lake di yang mempunyai tingkat kelarutan
Utah, USA. Jenis endapan ini juga yang tinggi.
merupakan sumber utama dari borates Endapan evaporasi marine
(California) dan nirtaes (Chile) dan yang terbentuk dari hasil presipitasi
juga Mg, Br dan Li yang diambil di air laut yang telah tercampur dan
Utah. memiliki komposisi tetap cenderung
didominasi oleh jenis mineral yang
2.2.5 Proses Pembentukan
Endapan Evaporasi seragam yaitu terdiri dari halite
(NaCl), gypsum/anhydrite
Prose pembentukan dari
(CaSO4/CaSO4.2H2O) dan sylvite
endapan evaporasi ini sebenarnya
(KCl). Namun seperti yang sudah
secara prinsip sangat sederhana
dijelaskan, bahwa endapan evaporasi
walaupun secara actual endapan ini
juga dapat membentuk akumulasi dari
sangat kompleks dan menunjukkan
mineral garam yang lainnya yang
adanya variasi mineral garam yang
mencerminkan pengendapan dari
sangat beragam dan urutan
material yang memiliki tingkat
pembentukan yang juga sangat
solubilitas tinggi, seperti Mg, Br, Sr,
kompleks. Pada saat air laut
K, klorida dan borate.
mengalami penguapan (evaporasi)
2.3 Weathering Deposit reaksi antara air hujan yang masuk
kedalam formasi dan kelembaban
Endapan hasil pelapukan atau
tanah yang naik ke atas permukaan
yang sering disebut dengan
(gambar 6.1). Laterite merupakan
weathering atau residual deposit
sumber dari beberapa mineral
adalah endapan yang terbentuk akibat
ekonomis diantaranya bauxite dan
adanya proses pelapukan dari batuan
nikel (Ni), mangan (Mn), tembaga
yang mengandung bijih mineral yang
(Cu), emas (Au) dan platinum group
ekonomis secara kimia yang tidak
element (PGE). Bagian paling bawah
mengalami transportasi dan
dari profil laterit disebut dengan zona
membentuk soil atau sering disebut
saprolite yang merupakan zona
dengan laterit. Endapan ini dicirikan
pelapukan tinggi dimana tekstur
oleh melimpahnya unsur besi dan
primer dan fabric dari batuan asalnya
aluminium hidroksida dikarenakan
masih dapat dilihat. Akibat fluida
kedua unsur ini merupakan unsur
yang bersifat oxided dan asam, maka
yang tidak larut akibat adanya proses
bagian paling bawah dari zona ini
pelapukan. Namun, kadangkala
dicirikan dengan tidak stabilnya
endapan hasil pelapukan ini juga
sulfide dan karbonat dan hasil
terkadang mengandung endapan
pencucian atau leaching dari logam
logam tertentu dengan grade yang
logam chalcopile dan unsur unsur
tinggi.
alkaline. Bagian bawah dari zona
2.3.1 Laterite Deposit saprolit ini dicirikan dengan
Laterite deposit atau endapan terurainya mineral mineral feldspar
laterit diartikan sebagai hasil dari dan ferromagnesian sementara Si dan
proses pelapukan yang intensif di Al akan tetap tinggal pada mineral
daerah humid, warm maupun tropic lempung (kaolinite dan halloysite).
dan kaya akan mineral lempung yang Fe oxide/hydroxide juga terbentuk
bersifat kaolinitic serta Fe- dan Al- pada zona ini disertai transisi metal
oxide/hydroxide. Endapan laterite seperti hematit dan goethite. Bagian
pada umumnya menampakkan bidang tengah dan atas dari zona saprolit
perlapisan yang baik sebagai hasil dicirikan dengan terubahnya semua
mineral kecuali mineral yang resisten 2.3.2 Bauxite
dan hancurnya mineral mineral
Suatu endapan laterite
sekunder yaitu chlorite dan smectite.
yang terdiri dari aluminum
Hanya muscovite dan talc yang
hidroksida murni, maka
kenampakannya masih utuh dapat
endapan tersebut disebut
dilihat pada zona ini. Bagian atas dari
dengan bauxite yang
profil laterit yaitu zona pedolith, yang
merupakan bijih utama dari
dicirikan oleh hancurnya secara
aluminium. Aluminium
sempurna fabrik dari batuan asal dan
sendiri merupakan logam
pencucian dari hampir semua element
yang digunakan dalam
kecuali unsur yang stabil. Zona ini
pembuatan kaleng minuman
didominasi oleh Si, Al dan ferric Fe
ringan sampai dengan bahan
yang dijumpai pada kaolinite, kuarsa
baku pembuatan pesawat.
dan hematite/goethite. Terdapat zona
Bauxite akan terbentuk pada
residual ferruginous yang
batuan dengan koandungan
berkembang pada batuan asal yang
besi yang rendah atau
bersifat basa/ultrabasa, sedangkan
kandungan besi telah hilang
pada batuan felsic dijumpai zona
selama proses pelapukan.
kaolinite. Beberapa logam (Au, Cr, V,
Pada umumnya umur dari
Sc, Ga) cenderung berasosiasi secara
endapan bauxite ini adalah
adsorption dengan Fe
post Mesozoic, sama halnya
oxide/hydroxide pada zona residual
endapan placer (post-
ferruginous, sementara unsur lainnya
Mesocoiz) akibat sifatnya
bertahan pada zona bagian atas akibat
yang sangat sensitive terhadap
mineral pembawanya sangat stabil
erosi. Namun endapan bauxite
(contohnya Zr dan Hf pada zircon, Cr
yang berumur Paleozoic juga
pada kromit, Ti pada rutile, dll).
ditemukan di Rusia. Bauxite
Beberapa endapan mineral yang
yang tererosi akan membentuk
terbentuk akibat proses laterisasi yaitu
endapan yang disebut dengan
antara lain bauxite dan nikel.
transported bauxite atau
sedimentary bauxite. - High level atau uplan bauxite.
Aluminium merupakan unsur Endapan ini pada umumnya dijumpai
yang terbanyak ketiga dikerak pada batuan sumber vulkanik atau
bumi setelah oksigen dan beku yang membentuk lapisan tebal
silica yang mencapai 8,1 %. sampai 30 meter yang menutupi
Aluminiun mempunyai didataran tinggi yang beriklim tropis
afinitas yang sama dengan dan dan subtropik contohnya
oksigen dan tidak dijumpai Deccantrapes di India, bagian selatan
dialam secara bebas. Pada Quinsland, Gana dan Guinea. Bauksit
material-matererial hasil kelompok ini bersifat porous,
pelapukan aluminium menunjukkan sisa-sisa terkstur batuan
terakumulasi pada mineral- asal dan bersifat gibbsitik. Dijumpai
mineral lempung atau unsur – langsung diatas batuan asal tanpa ada
unsur yang bersifat alumina lapisan lempung diantaranya. Proses
seperti gibbste, boehmite dan pembentukan bauksit sangat dikontrol
diaspore yang merupakan oleh pola kekar pada batuan asal.
mineral-mineral utama dari
- Low level paneplain-tipe bauxite.
bauksit. Mineralogi dari
Jenis bauksite ini ijumpai pada daerah
bauksit sangat tergantung dari
dataran rendah sepanjang garis pantai
umur. Bauksit yang berumur
tripis seperti Amerika Selatan,
muda bersifat gibbsitik.
Australia dan Malaysia. Dibedakan
2.3.3 Klasifikasi Bauxite oleh adanya tekstur fisolitik dan
berkomposisi boehmitik. Endapan ini
Endapan bauksit sangat
pada umumnya mempunyai ketebalan
bervariasi tergantung dari sumber dan
9 meter, dan biasanya dipisahkan dari
kondisi gologinya. Berikut ini
batuan asalnya oleh lapisan lempung
merupakan klasifikasi endapan
yang bersifat kaulinitik. Biasanya
bauksit berdasarkan kondisi
berasosiasi dengan lapisan bauksit
geologinya :
dektrital yang dibentuk oleh aktifitas
fluvial atau marine.
- Carst bauxite. Jenis bauksit ini pada kondisi daerah. Pda daerah yang
dijumpai didaerah batu gamping yang lembab dan terletak di sekitar zona
mengalami proses carstifikasi. Secara laterite ekuator, hydrated mineral
tekstur cars bauxite sangat bervariasi seperti gibbsite dan goethite sangat
dan disusun oleh bijih boehmitik. umum dijumpai sementara didaerah
dimana cuaca sangat kontras berganti
- Transportit atau sedimentari bauxite.
pada umumnya bijihnya merupakan
Jenis bauxite ini merupakan
dehydrated mineral dan terbentuk
kelompok kecil dari bauksit yang
kumpulan boehmite-hematite.
tidak mengalami pelapukan tetapi dari
Redistribusi dari besi dan segregasi
hasil erosi dan redoposisi dan
dari Al dan Fe merupakan proses
material-material yang mengandung
yang sangat penting pada
bauksit.
pembentukan bauxite karena mineral
2.7 Zona Porpilitik  mineral ferruginous cenderung akan
mengotori bijih dari bauxite. Bijih
  Zona porpilitik ini
bauxite yang berkualitas tinggi harus
berkembang pada bagian luar dari
bebas dari Si dan Fe dan tetap
suatu zonaalterasi, yang dicirikan
mempertahankan alumina, sementara
oleh kumpulan mineral epidot
ferricretes dan laterite yang biasa
maupun karbonatmdan juga mineral
dicirikan oleh kombinasi dari unsur
kalkopirit. Alterasi ini dipengaruhi
unsur yang telah tercuci (leaching).
oleh penambahanunsur H+ dan CO2 .
Pembentukan bijih besi bauxite yang
Mineral logam sulfida berupa pirit
berkualitas memerlukan interaksi
mendominasi zona ini
antara Eh dan pH seperti yang
dimanaketerdapatannya dijumpai
ditunjukkan pada gambar 6.2. Dalam
mengganti fenokris piroksin
konteks Eh dan pH, unsur Si dapat
maupunhornblende, sedangkan
dicuci oleh proses hydrolysis dan
kalkopirit jarang dijumpai.
akan larut pada pH yang tinggi
2.3.4 Prose pembentukan bauxite  sedangkan Al akan larut pada pH
yang sangat rendah atau tinggi.
Secara mineralogi, profil pada
Gambar 6.2 memberikan penjelasan
laterit bauxite bervariasi, tergantung
kepada kita tentang kondisi dissolusi mineral mineral selama
pembentukan laterite dan bijih proses laterisasi dan pembentukan
bauxite. Daerah 1 (field 1) pada bauxite.
gambar tersebut dicirikan dengan
2.3.5 Nikel Laterit
proses leaching Fe dan Al dan tidak
akan membentuk laterite tetapi akan Endapan nikel
membentuk tanah pozoil yang kaya terbentuk dari hasil pelapukan
akan Si. Field 3 dan 4 dicirikan dihasilkan melalui proses
dengan tingkat kelarutan yang pelapukan yang sangat
terbatas dari Al dan Fe dan laterite intensif di daerah tropis pada
serta bauxite hanya akan terbentuk batuan yang mengandung
jika batuan induknya mengandung nikel seperti peridotite dan
unsur besi dan alumni yang cukup serpentinite yaitu sebanyak
tinggi. Pada field 3 bauxite tidak akan 0,25 % Ni. Selama proses
terbentuk karena adanya leaching pelapukan pada batuan
unsur Al pada soil. Larutn airtanah tersebut (laterisasi) nikel
yang terbentuk pada field 5 akan berubah menjadi larutan dan
mengandung lebih banyak Fe dan Al diserap oleh mineral-mineral
dan akan terbentuk laterite. Kondisi oksida besi yang membentuk
yang paling baik untuk pembentukan garnierite pada batuan lapuk
bijih bauxite ada pada field 6 dimana dibawah laterit tersebut.
airtanah akan membawa Fe dan Al Selain nikel, kobal juga
akan stabil khususnya pada pH 5 – 7 terkonsentrasi juga pada
dan gibbsite akan terakumulasi. lapisan ini pada jumlah
Gambar ini menunjukkan bahwa terbatas. Adapun grade dari
interaksi antara Eh dan pH serta nikel yang dihasilkan berkisar
airtanah sangat memegang peranan 1,5-3 % Ni. Mineral primer
penting dalam pembentukan bijih olivine dan piroksin yang
bauxite karena ketiganya mengontrol merupakan mineral penyusun
mobilitas unsur unsur yang nantinya utama dari peridotite dan dunit
juga akan mengontrol presipitasi dan yang merupakan sumber dari
Ni terbentuk melalui proses banyak mengandung mineral
obduksi dari ophiolite (seperti olivin, piroksen, magnesium
pada New Caledonia dan East silikat dan besi silikat, yang
Sulawesi Ophiolite di pada umumnya mengandung
Soroako) atau sebagai layered 0,30 % nikel. Batuan tersebut
mafic intrusion seperti pada sangat mudah dipengaruhi
Niquelandia, Brasil. Mineral oleh pelapukan lateritik.
piroksin dan olivine akan Proses laterisasi pada endapan
mengalami proses nikel laterite diartikan sebagai
serpentinisasi oleh akibat proses pencucian pada mineral
adanya interaksi dengan yang mudah larut dan silika
airlaut (seawater) atau selama dari profil laterit pada
proses low-grade lingkungan yang bersifat
metamorphism atau alterasi. asam, hangat dan lembab serta
Pada beberapa kasus proses membentuk konsentrasi
erpentiniasai ini terjadi endapan hasil pengkayaan
sebelum adanya proses proses laterisasi pada unsur
laterisasi. Alterasi olivine oleh Fe, Cr, Al, Ni dan Co. Air
akibat proses hidrasi akan permukaan yang mengandung
menyebabkan perubahan CO2 dari atmosfir dan
menjadi silika amorphous, terkayakan kembali oleh
serpentine dan limonit dimana material – material organis di
serpentine akan permukaan meresap ke bawah
mengakomodasi lebih banyak permukaan tanah sampai pada
Ni daripada olivine. zona pelindian, dimana
fluktuasi air tanah
2.3.6 Genesa endapan nikel laterite
berlangsung. Akibat fluktuasi
Proses pelapukan ini air tanah yang kaya CO2
dimulai pada batuan akan kontak dengan zona
ultramafik (peridotit, dunit, saprolit yang masih
serpentinit), dimana batuan ini mengandung batuan asal dan
melarutkan mineral – mineral seperti pada gambar 2.3.7
yang tidak stabil seperti olivin Gambar ini memperlihatkan
/ serpentin dan piroksen. Mg, profil endapan nikel laterite di
Si dan Ni akan larut dan Soroako, Sulawesi Selatan
terbawa sesuai dengan aliran Indonesia. Umumnya profil
air tanah dan akan nikel laterite yang ditunjukkan
memberikan mineral – oleh beberapa endapan nikel
mineral baru pada proses laterite didunia secara umum
pengendapan kembali mempunyai persamaan.
.Endapan besi yang Gambar 6.4 menjukkan profil
bersenyawa dengan oksida laterite dari New Caledonia di
akan terakumulasi dekat daerah Pasifik yang juga
dengan permukaan tanah, secara umum memperlihatkan
sedangkan magnesium, nikel kesamaan dengan profil nikel
dan silika akan tetap tertinggal laterite dari daerah Soroako.
di dalam larutan dan bergerak Profil nikel laterit tersebut
turun selama suplai air yang didiskripsikan dan diterangkan
masuk ke dalam tanah terus oleh daya larut mineral dan
berlangsung. Rangkaian kondisi aliran air tanah.
proses ini merupakan proses
Lapisan-lapisan pada profil laterite
pelapukan dan
dari endapan nikel laterite dibedakan
pelindihan/leaching. Pada
menjadi yaitu;
proses pelapukan lebih lanjut
magnesium (Mg), Silika (Si), 1. Lapisan Tanah Penutup
dan Nikel (Ni) akan tertinggal (Overburden) Lapisan ini terletak di
di dalam larutan selama air bagian atas permukaan, lunak dan
masih bersifat asam berwarna coklat kemerahan hingga
gelap dengan kadar air antara 25%
2.3.7 Profil nikel laterit
sampai 35%, kadar nikel maksimal
Profil laterit dapat 1,3% dan di permukaan atas dijumpai
dibagi menjadi beberapa zona lapisan iron capping. Lapisan ini
mempunyai ketebalan berkisar antara limonit yang biasa disebut hematit
1 – 12 meter., merupakan kumpulan dan Yellow limonit yang disebut
massa goethite dan limonite. Iron goethit . Biasanya pada goetit nikel
capping mempunyai kadar besi yang berasosiasi dengan Fe dan mengganti
tinggi tapi kadar nikel yang rendah. unsur Fe sehingga pada zona limonit
Terkadang terdapat mineral-mineral terjadi pengayaan unsur Ni.
hematite, chromiferous.
3. Lapisan Bijih (Saprolit)
2. Lapisan Limonit berkadar Lapisan ini merupakan hasil
menengah (Medium Grade Limonit) pelapukan batuan peridotit, berwarna
Lapisan ini terletak di bawah lapisan kuning kecoklatan agak kemerahan,
tanah penutup Fine-grained, merah- terletak di bagian bawah dari lapisan
coklat atau kuning, agak lunak, limonite berkadar menengah, dengan
berkadar air antara 30% - 40%, kadar ketebalan rata-rata 7 meter.
nikel 1,5%, Fe 44%, MgO 3%, Campuran dari sisa-sisa batuan,
SiO2%, lapisan kaya besi dari limonit butiran halus limonite,saprolitic rims,
soil menyelimuti seluruh area dengan vein dari endapan garnierit,
ketebalan rata-rata 3 meter.. Lapisan nickeliferous quartz, mangan dan
ini tipis pada lereng yang terjal, dan pada beberapa kasus terdapat silica
setempat hilang karena erosi. boxwork, bentukan dari suatu zona
Sebagian dari nikel pada zona ini transisi dari limonite ke bedrock.
hadir di dalam mineral manganese Terkadang terdapat mineral kuarsa
oxide, lithiophorite. Terkadang yang mengisi rekahan, mineral-
terdapat mineral talc, tremolite, mineral primer yang terlapukan,
chromiferous, Quartz, gibsite, clorite. Garnierit dilapangan biasanya
maghemite. Limonite di daerah west diidentifikasikan sebagai colloidal
block (unserpentinized) umumnya talc dengan lebih atau kurang
mempunyai nikel lebih tingi di nickeliferous serpentin. Struktur dan
bandingkan dengan limonite di daerah tekstur batuan asal masih terlihat.
East block (Serpentinized). Limonit Lapisan ini terdapat bersama batuan
dibedakan menjadi 2, yaitu : Red yang keras atau rapuh dan sebagian
saprolite. Kadar Ni 1,85%, Fe 16%, Gambar 2.3.7. Penampang profil
nikel laterite di Soroako, Sulawesi
MgO 25%, SiO2 35%. Lapisan ini
Selatan
merupakan lapisan yang bernilai
ekonomis untuk ditambang sebagai
bijih.

2.3.8 Supergene enrichment deposit

4. Lapisan Batuan Dasar (Bed Proses pelapukan dapat


Rock) Bagian terbawah dari profil menyebabkan terjadinya
laterit Lapisan ini merupakan batuan pengayaan (enrichment) insitu
peridotit yang tidak atau belum dari tembaga (Cu) dan unsur
mengalami pelapukan. Blok peridotit unsur lainnya seperti Zn, Ag
(batuan dasar) dan secara umum dan Au pada beberapa
sudah tidak mengandung mineral endapan yang dekat dengan
ekonomis lagi (kadar logam sudah permukaan. Ketika tubuh
mendekati atau sama dengan batuan sebuah bijih sulfida tersingkap
dasar). Berwarna kuning pucat dipermukaan, mineral mineral
sampai abu-abu kehijauan. Zona ini sulfida akan mengalami
terfrakturisasi kuat, kadang oksidasi dan mineral mineral
membuka, terisi oleh mineral bijih akan mengalami
garnierit dan silika. Frakturisasi ini pencucian (leaching) dan akan
diperkirakan menjadi penyebab turun kebagian bawah dan
adanya root zone yaitu zona high membentuk semacam lapisan
grade Ni, akan tetapi posisinya didekat permukaan air tanah
tersembunyi. (water table). Proses ini
dikenal dengan nama
supergene enrichment yang
merupakan hasil dari proses
hydrolisis dan oksidasi dari
mineral mineral sulfida
dibagian atas dari profil
pelapukan. Lapisan supergene Dalam pembahasan kali ini ada
enrichment dapat mengandung beberapa tahapan yang dilakukan
bijih dua sampai lima kali dalam pelaksanaannya.
lebih besar dari pada bijih 1. Tahapan Persiapan
primernya. Walaupun istilah Pada tahap ini dilakukan persiapan
supergene enrichment ini pada berupa studi literatur sebagai
umumnya digunakan pada tahapan awal yang membantu pada
endapan-endapan sulfide saat praktikum serta pemberian
tetapi sekarang juga banyak tugas pendahuluan.
digunakan pada endapan- 2. Analisis Data
endapan pada bijih oksida dan Pada tahap ini data yang telah
karbonat dan pada batuan diperoleh pada saat pengamatan
yang banyak mengandung yang dilakukan dalam praktikum
besi dan mangan. Pada proses kemudian dilakukan analisis
pengayaan sulfida mineral- bersama dengan asisten.
mineral ekonomis itu terbawa 3. Penyusunan jurnal
ke bagian bawah dan Pada tahap ini data yang telah
terkonsentrasi pada lapisan diperbaiki kemudian disusun
hipogen atau primer dimana dalam bentuk laporan berupa
mineral-menireal tersebut jurnal sebagai hasil dari
akan mengalami presipitasi pembahsan ini
dan akan menghasilkan
kandungan logam yang tinggi, Studi
sementara pada biji besi dan Pustaka

mangan proses yang terjadi


adalah material-material gang
Analisis
akan hilang dan menyisakan
data
endapan yang mengandung
logam yang murni.
Pembuatan
III. Metodologi Jurnal
Sulawesi seperti di daerah Soroako
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi dan Konawe Utara, tipe endapan nikel
penelitian
laterit sangat berbeda dengan endapan
IV. Hasil Dan Pembahasan nikel laterit di daerah penelitian yang

4.1. Hasil sebagian besar ditutupi oleh


batugamping. Pada daerah Soroako
4.1.2 Endapan Weathering
batas antara zona lateritisasi terlihat
Pada daerah penelitian sangat jelas dan tidak dijumpai
ditemukan batuan beku peridotit. adanya batugamping sebagai lapisan
Batuan peridotit merupakan Batuan paling atas dari endapan nikel laterit.
ultramafik yang mengandung Pada bagian atas dijumpai adanya
sebagian besar olivin juga mineral Top Soil yang terdiri dari humus dan
mafik lainnya dalam jumlah yang pepohonan. Bagian bawah top soil
signifikan (Waheed, 2001). dijumpai adanya lapisan overburden
Pelapukan kimia pada batuan dengan komposisi utama berupa Fe,
ultramafik menyebabkan terlepasnya Cr, Mn, dan Co. Bagian bawah
ion Ni ke dalam larutan. Karena Ni overburden dijumpai adanya Zona
dapat bergerak jauh dari lokasi Limonit dan Zona Saprolit dijumpai
asalnya sehingga diperlukan suatu pada bagian bawah Zona Limonit
mekanisme untuk meningkatkan sedangkan zona paling bawah berupa
mobilisasi ke tempat pengendapannya bedrock yang merupakan batuan
(Cluzel and Vigier, 2008). segar yang belum mengalami proses
Keberadaan endapan nikel pelapukkan (Sufriadin, 2013).
laterit, memiliki perbedaan Perbedaan karakteristik suatu daerah
karakteristik pada masing-masing endapan nikel laterit berhubungan
daerah. Perbedaan tersebut dapat dengan adanya perbedaan komposisi
diketahui dari sifat fisik yang nampak mineralogi batuan asalnya dan zona
di atas permukaan meliputi jenis lateritisasi. Morfologi daerah
laterit, litologi, vegetasi yang tumbuh, Palangga tersusun oleh satuan
dan kondisi morfologi (Mubdiana et bentang alam perbukitan
al., 2015). Di beberapa daerah di denudasional bergelombang lemah,
dicirikan oleh bentukkan morfologi mengalami proses lateritisasi
membentuk huruf V, tingkat erosi membentuk endapan nikel laterit.
yang tinggi, dengan pola aliran sungai Dalam penelitian ini
yang dendritik (Lintjewas, 2012). dilakukan analisis pada batugamping
Pada bentang alam ini dijumpai dan tanah dari Zona Limonit, Zona
litologi berupa batuan ultramafik atau Saprolit dan Batuan Dasar (Bedrock)
peridotit dan batugamping Formasi Sample B1, B2, B3, B4. Hasil analisa
Eimoko dan Formasi Langkowala. mineralogi dengan menggunakan
metode XRD pada batugamping
 Karakteristik Endapan Nikel
menunjukkan bahwa komposisi
Laterit pada Palangga
mineral utama penyusun batugamping
Batuan peridotit di daerah berupa mineral karbonat yaitu kalsit
Palangga telah mengalami proses (CaCO3). Tanah dari Zona Limonit
serpentinisasi, sebagian besar memiliki komposisi mineral lempung
tertutupi oleh Batugamping Formasi berupa kaolinit ((Al2Si2O5(OH)4),
Eimoko (Tmpe), dan Formasi mineral oksida berupa mineral
Langkowala (Tml). Batugamping magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3),
yang dijumpai di daerah penelitian kromit (FeCr2O4) dan mineral
memiliki kenampakkan fisik di hidroksida berupa gutit (FeO(OH)).
lapangan berwarna coklat sampai Tanah dari Zona Saprolit memiliki
kuning pucat, berbutir kasar, dan komposisi mineral silikat berupa
memiliki rongga-rongga. Batuan kuarsa (SiO2), garnierit
peridotit yang dijumpai berwarna (Ni,Mg)SiO3n.H2O), antigorit
abu-abu pucat sampai abu-abu (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4, enstatit
kehijauan, dimana pada batuan (Mg2Si2O6), dan lisardit
tersebut banyak dijumpai rekahan- ((Mg,Fe)2SiO4). Batuan dasar
rekahan yang telah terisi oleh kuarsa. (Bedrock) memiliki komposisi
Batuan peridotit tersebut merupakan mineral silikat antigorit
batuan dari Komplek Ultramafik (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4, enstatite
(Ku), dijumpai sebagian telah (Mg2Si2O6), dan lisardit
((Mg,Fe)2SiO4)
yang dijumpai tidak begitu tebal,
 Profil Endapan Nikel Laterit
sekitar 0 – 2 meter, sedangkan
Palangga
endapan nikel laterit yang dijumpai
batuan peridotit yang telah
cukup tebal sekitar 0 – 20 meter,
mengalami proses pelapukkan
sebaliknya pada morfologi yang terjal
berwarna kuning kecoklatan, dan
dimana singkapan batugamping yang
sedikit berwarna hitam atau abuabu
dijumpai cukup tebal sekitar 15 meter
putih dengan warna kehijauan.
endapan nikel laterit yang dijumpai
Batugamping yang dijumpai memiliki
tidak begitu tebal sekitar 10 meter.
ketebalan sampai dengan 15 m,
Dari hasil pengamatan tersebut di
menutupi lapisan endapan nikel laterit
atas, menunjukan bahwa profil dari
hasil pelapukkan batuan peridotit.
endapan nikel .
Ketebalan dari endapan nikel laterit
 Lapisan tanah penutup (Top Soil)
tersebut bervariasi dimana Zona
Lapisan tanah penutup dibagi
Limonit memiliki ketebalan sekitar 0
berdasarkan satuan geomorfologi
– 3 meter dengan komposisi mineral
yang ada, berupa daerah
berupa hematit, kromit, magnetit dan
perbukitan denudasional
gutit dan mengandung mineral
bergelombang lemah (Lintjewas,
lempung berupa kaolinit (Gambar 5).
2012) memperlihatkan adanya
Zona Saprolit yang dijumpai memiliki
tanah penutup yang agak kurang
ketebalan sekitar 3 meter – 9 meter
atau relatif lebih tipis. Lapisan
dengan komposisi mineral berupa
tanah penutup pada daerah
lisardit, enstatit, antigorit dan kuarsa
penelitian memiliki karakteristik
(Gambar 5), dan yang paling bawah
berwarna kuning kecoklatan,
merupakan batuan dasar (bedrock)
berbutir halus sampai sedang,
dengan komposisi mineral berupa
memiliki kekerasan yang lunak
lisardit, enstatit, antigorit, augit,
sampai sedang, dan pada bagian
olivin. Faktor morfologi sangat
atas mengandung lapisan humus
mempengaruhi terhadap ketebalan
organik serta fragmen material
dari zona lateritisasi, dimana pada
lepas dan sebagian besar
morfologi yang landai, batugamping
merupakan batuan sedimen berupa  Zona Saprolit berwarna coklat
batugamping. kehitaman – coklat kehijauan,
 Batugamping Batugamping berbutir halus sampai dengan
merupakan batuan dari Formasi kasar, dengan kekerasan yang
Eimoko dan Formasi Langkowala, lunak sampai kasar, pada zona ini
ditemukan dibawah lapisan tanah masih terlihat relik mineral batuan
penutup (top soil) dan di bagian asal, atau fragmen kuarsa. Semakin
atas Zona Limonit. Batugamping ke arah bawah terlihat adanya
yang dijumpai pada daerah gradasi ukuran butir yang menjadi
penelitian berwarna coklat pucat lebih kasar, dengan perselingan
sampai kekuningan, berbutir kasar, bongkah. Semakin ke arah bawah
memiliki ronggarongga. rekahan yang dijumpai semakin
 Zona Limonit Zona Limonit intensif dan adanya gerusan pada
berwarna coklat kekuningan – mineral olivin. Komposisi mineral
coklat kehitaman, berbutir halus berupa lisardit, enstatit, dan
sampai dengan kasar, kekerasan antigorit dengan urat berupa
lunak sampai sedang, dijumpai mineral kuarsa.
adanya mineralisasi, dengan  Batuan dasar (bedrock) Bedrock
tingkat elastisitas yang lebih tinggi merupakan bagian paling bawah
dibandingkan dengan Zona pada zona laterit dimana bedrock
lainnya. Pada Zona Limonit sering ini merupakan batuan asal dari
dijumpai adanya fragmen batuan endapan nikel laterit berupa batuan
asal dengan mineral utama berupa peridotit yang bersifat massive,
mineral gutit, mineral lempung Bedrock yang dijumpai di daerah
magnetit, kromit, dan hematit. Palangga berwarna abu-abu
Gradasi ke arah Zona Saprolit keputihan sampai abu-abu
dapat terlihat dari adanya kehijauan, dimana pada batuan
perubahan warna menjadi coklat tersebut banyak dijumpai rekahan
kekuningan – coklat kehijauan dan yang biasanya telah terisi oleh
hijau. mineral kuarsa dengan penyebaran
yang tidak merata. Komposisi
mineral berupa lisardit, enstatit,
 Penebalan Zona Limonit dan
antigorit, augit dan olivin.
Saprolit
 Pengaruh Tingkat Pelapukan
Penebalan zona limonit dan
Ketebalan profil laterit ditentukan saprolit merupakan salah satu
oleh keseimbangan antara laju pengaruh yang disebabkan oleh
pelapukan bahan kimia di dasar profil tingginya tingkat pelapukan, selain itu
dan penghapusan fisik bagian atas penebalan zona limonit dan saprolit
profil oleh erosi (Elias, 2002). juga merupakan salah satu parameter
Berdasarkan hasil pengamatan yang untuk mengetahui tinggi rendahnya
penulis lakukan dilapangan, maka tingkat pelapukan pada suatu daerah.
dapat diketahui bahwa pengaruh Tingkat pelapukan kimia bervariasi
tingkat pelapukan sangat berkaitan dari 10 hingga 50 meter per juta
dengan kualitas kadar Ni yang akan tahun, umumnya sebanding dengan
dihasilkan, karena semakin tinggi jumlah air yang meresap melalui
tingkat pelapukan pada suatu daerah, profil laterit, dan 2-3 kali lebih cepat
maka semakin banyak pula unsur Ni di batuan Ultramafik daripada batuan
yang akan terkayakan di zonasi Sialic (Nahon, 1986). Pada daerah
laterit, khususnya pada zona saprolit penelitian dapat dilihat bahwa, daerah
didaerah tersebut, dan sebaliknya yang landai memiliki ketebalan
semakin rendah tingkat pelapukan limonit dan saprolit yang relatif tinggi
pada suatu daerah, maka semakin dibandingkan dengan daerah yang
sedikit pula unsur Ni yang akan curam, ini dapat diketahui dari
terkayakan pada zona saprolit lubang bor yang mewakili daerah
didaerah tersebut. Tingkat pelapukan landai yakni DH-016, DH-015, DH-
juga dapat mempengaruhi beberapa 014, dan DH-013, yang memiliki
hal, yakni penebalan pada zona ketebalan zona limonit dan zona
limonit dan zona saprolit, serta terjadi saprolit yang cukup tinggi. Hal ini
paeningkatan kadar Ni pada daerah disebabkan karena pada daerah
yang memiliki tingkat pelapukan landai, kandungan air tanah relatif
tinggi. lebih banyak, sehingga batuan asal
yang tidak resisten terhadap air akan memiliki 2 formasi batuan,
mudah melapuk yang dapat formasi langkowala dan
menyebabkan proses pelapukan formasi
menjadi cepat, sehingga pompangeo(Simandjuntak,
menghasilkan material yang relatif T.O; Surono, 1993). Formasi
halus. langkowala terdiri atas
batupasir, konglomerat dan
4.1.3 Endapan Sedimenter
formasi pompeno terdiri atas
Pulau Sulawesi dan sekis mika, sekis gloukofan,
sekitarnya termasuk dalam sekis amphibole, sekis klorit,
daerah yang kompleks akibat rijang, pualam dan
dari interaksi tiga lempeng, batugamping meta. Struktur
yaitu Lempeng Australia, tektonik, Sulawesi dan pulau-
Lempeng Pasifik, dan pulau sekitarnya dibagi
Lempeng Eurasia. Bentuk menjadi empat. Mandala barat
pulau yang seperti huruf K jalur magmatik yang
dapat menunjukkan adanya merupakan bagian ujung timur
kompleksitas geologi di Pulau Paparan Sunda. Mandala
Sulawesi (Hall, 2002; tengah berupa batuan malihan
Martosuwito, 2012). Geologi yang ditumpangi batuan
Sulawesi Selatan menarik bancuh sebagai bagian dari
untuk diteliti, karena wilayah blok Australia. Mandala timur
ini dari segi tektonik berupa ofiolit yang merupakan
merupakan bagian kontinen segmen dari kerak samudera
Sunda yang bergabung dengan berimbrikasi dan batuan
kawasan lain di Sulawesi yang sedimen berumur Trias-
merupakan pecahan dari Miosen dan yang keempat
Papua dan Australia (Hall, adalah Fragmen Benua
2002; Martosuwito, 2012). Banggai-Sula-Tukang Besi,
Ditinjau dari peta geologi kepulauan paling timur dan
regional daerah Langkowala tenggara Sulawesi yang
merupakan pecahan benua Terjadinya endapan mineral
yang berpindah kearah barat sekunder dipengaruhi empat
(Hall, 2002; Martosuwito, faktor yaitu : sumber dari
2012). mineral, metal atau metaloid,
supergene atau hypogene
 Pembentukan Endapan
(primer atau sekunder), erosi
Mineral bijih sedimenter
dari daerah mineralisasi yang
Pembentukan Endapan kemudian diendapkan dalam
Mineral bijih sedimenter cekungan ( supergene ), serta
adalah mineral bijih yang ada dari magma dalam kerak bumi
kaitannya dengan batuan atau vulkanisme ( hypogene )
sedimen, dibentuk oleh (Maulana, 2017). Berikut pada
pengaruh air, udara selama (Gambar 4) merupakan model
sedimentasi atau pelapukan. endapan placer (John M.
Mineral Bijih tersebut Guilbert, 2007), berdasarkan
terbentuk akibat konsentrasi tempat dimana diendapkan,
mineral berharga (bijih) yang placer dapat dibagi menjadi :
berasal dari perombakan 1. Endapan plaser eluvium,
batuan asal yang mengalami diketemukan dekat atau sekitar
pengendapan kembali melalui sumber mineral bijih primer. Mereka
proses eksogen, pelapukan terbentuk dari hanya sedikit
(kimia atau mekanis), perjalanan residu (goresan), material
transportasi, sorting mengalami pelapukan setelah
(pelindian/ leaching ), dan pencucian.
pengkonsentrasian 2. Plaser eluviual, ini merupakan
(pengkayaan). Proses tersebut endapan plaser terpenting. Terbentuk
terjadi terutama pada mineral- di sungai bergerak kontinu oleh air,
mineral berat ( heavy minerals pemisahan tempat karena berat jenis,
) yang memiliki ketahanan mineral bijih yang berat akan
(resistensi) terhadap bergerak ke bawah sungai. Intensitas
pelapukan (Maulana, 2017). pengayaan akan didapat kalau
kecepatan aliran menurun, seperti di miring – curam didominasi
sebelah dalam meander. oleh proses erosi ringan –
3. Plaser laut/pantai, endapan ini berat (Gambar 6.(kiri)). b)
terbentuk oleh karena aktivitas Dataran alluvial (F1) Dataran
gelombang memukul pantai dan alluvial (F1) merupakan
mengabrasi dan mencuci pasir pantai. dataran yang terbentuk akibat
Mineral yang umum di sini adalah proses-proses geomorfologi
ilmenit, magnetit, monasit, rutil, yang lebih didominasi oleh
zirkon, dan intan, tergantung dari tenaga eksogen antara lain
batuan terabrasi. iklim, curah hujan, angin,
4. Fossil placer, merupakan endapan jenis batuan, topografi, suhu,
primer purba yang telah mengalami yang semuanya akan
pembatuan dan kadang-kadang mempercepat proses
termetamorfkan. pelapukan dan erosi. Hasil
erosi diendapkan oleh air ke
 Geomorfologi daerah
tempat yang lebih rendah atau
Penelitian ditinjau dari mengikuti arah aliran sungai.
genesanya kontur utama  Litologi daerah penelitian
pembentukan di daerah
dapat dibagi menjadi 2
penelitian dapat dibedakan
(dua) satuan batuan yaitu
menjadi 2 satuan bentuk asal
satuan sekis yang
yaitu satuan asal perbukitan
beranggotakan sekis
terkikis (D2), dan dataran
muskovit, sekis epidot, serta
alluvial (F1) (Gambar 7). a)
meta batugamping, dan satuan
Sub-satuan Perbukitan
batupasir yang beranggotakan
Terkikis (D2) Sub-satuan
konglomerat (Gambar 10).
geomorfik ini memiliki luas
a) Satuan batupasir
mencapai ± 40% dari luas
Satuan batupasir memiliki
daerah penelitian. Daerah ini
penyebaran lateral dengan luas
meliputi bagian Selatan. Sifat
sekitar 60% dari daerah
– sifat umumnya lereng
penelitian. Satuan ini kecoklatan hingga abuabu
ditemukan di bagian barat, kebiruan, dengan struktur
utara, dan timur dari daerah foliasi dan ukuran butir
penelitian dan umumnya fanerik, dan bentuk kristal
berada pada daerah bukaan subhedral – euhedral.
lahan masyarakat yang akan Komposisi mineral didominasi
dijadikan lokasi pemukiman. oleh muskovit, kuarsa, klorit,
Ciri litologi batupasir epidot dan mineral opak
dilapangan memiliki warna (Gambar 9). Struktur geologi
kuning, memiliki ukuran butir utama yang berkembang di
pasir halus-kasar, terpilah daerah penelitian berupa sesar
sedang, bersifat non naik yang memiliki arah
karbonatan silika, derajat umum Timur – Barat dengan
kebundaran membulat sampai bagian Selatan merupakan
menyudut, bersifat rapuh dan hanging wall yang
mudah lapuk, mempunyai memisahkan bagian Utara
ketebalan berkisar 1–3 m, ciri yang merupakan satuan
fisik litologi ini ditandai oleh morfologi perbukitan rendah
tidak dijumpa adanya fosil dan dataran Langkolawa, dan
namun memiliki kelimpahan di bagian Barat, Selatan
mineral kuarsa dan feldspar. maupun Timur merupakan
b) Satuan Batu Sekis satuan morfologi perbukitan
Litologi ini mendominasi pada tinggi di bukit Tangkeno
bagian selatan daerah Wumbubangka dan
penelitian, satuan ini memiliki Pegunungan Rumbia. Ditinjau
penyebaran lateral dengan dari kontur pada daerah
luas sekitar 40% daerah penelitian yang menunjukan
penelitian tepatnya berada di perbedaan kerapatan kontur
sebagian selatan. Ciri litologi yang menandakan perbedaan
batu sekis di lapangan suatu kekerasan batuan
memiliki warna abu-abu (Gambar 10). Formasi
Langkowala dibagian utara Satuan batuan sekis yang
yang memiliki kontur sangat berumur Kapur Akhir-
renggang, kemudian di Paleosen Bawah yang terdiri
selatannya terdapat formasi dari satuan batu sekis
pompangeo yang memiliki gloukofan, sekis amfibolit,
kerapatan kontur yang cukup metalimestone dan rijang.
rapat. Perbukitan ini kemudian 2) Karakteristik endapan
mengalami oksidasi yang emas placer pada daerah
mengakibatkan proses penelitian adalah endapan
pengkayaan suatu mineral. eluvial placer dan endapan
Pada daerah penelitian terrace placer.
terdapat pola aliran pararel 3) Arah penyebaran
yang juga diindikasikan endapan emas placer daerah
sebagai adanya suatu patahan penelitian adalah arah barat
besar yang biasanya dengan morfologi didominasi
memotong daerah yang batuan oleh perbukitan sekis hingga
dasarnya terlipat dan ke timur yang memiliki
kemiringan yang curam. morfologi dataran alluvial.
Berdasarkan hasil dan
4.2 Pembahasan
pembahasan, maka dapat
disimpulkan: Adapun pembahsan pada

1) Geomorfologi daerah praktikum kali ini adalah :

penelitian terdiri dari


4.2.1 Sampel 01
perbukitan terkikis (D2) dan Foto 4.2.1
dataran alluvial (F1).
Stratigrafi daerah penelitian
satuan batuan pasir
dengan umur plistosen yang
terdiri dari satuan batuan
konglomerat dengan fragmen Garnierit

sekis, batupasir dan kuarsit.


Sampel dengan nomor dalam jumlah yang relative
urut 01 memiliki golongan sedikit. dalam
mineral Sulikat. Ketika lapuk pembentukannya mineral
akan bewarna kemerahan dan garnierit berasosiasi dengan
ketika segar bewarna mineral talk, serpentinit.
kehijauan, cerat putih Garnierit digunakan sebagai bahan 
kehijauan, kilap kaca, Belahan dalam bidang
tidak jelas. PecahanUneven. sektor pertanian, industri  kimia dan 
Sampel ini memiliki tingkat lain sebagainya. 
kekerasan 2,4 dalam skala Garnierit banyak terpat daerah urat-
mohs. Berat jenis sampel ini urat hiphotermal.
adalah 2,3-2,5
g/cm3dengansifatkemagnetan
diamagnetik. Diamagnetik
merupakan sifat yang tidak
memiliki sifat daya Tarik
magnet. Derajat kejernihan
Translucent, Tenacity brittle,
brittel merupakan sifat dalam
4.2.2 Sampel 02
yang mudah hancur jika
dipukul. , sistemkristal
monoklin. Jenis endapan
sedimenter . Nama mineralnya
adalah Garnierit.
Mineral garnierit
Foto 4.2.2 Limonit
terbentuk sebagai hasil dari
Sampel dalam keadaan
proses laterisasi batuan
segar berwarna merah
ultrabasa. Warna hijau yang
kecoklatan dan dalam keadaan
ada pada mineral ini
lapuk berwarna coklat. Cerat
mengindikasikan adanya
yang dihasilkan dari mineral
kandungan nikel meskipun
ini berwarna coklat dengan kuning. Mineral sekunder di
kilap tanah. Belahan dan zona oksidasi permukaan
pecahan tidak ada. Kekerasan endapan besi atau mineral
5-5,5. Berat jenis 2.7 - 4.3 residu setelah pembubaran
gr/cm3. Sifat kemagnetan yaitu batu karbonat dan silikat.
diamagnetik. Derajat Asosiasi mineral limonit yaitu
kejernihan opaq dan tenacity pyrite, hematite, kalsit, dan
brittle. Sistem kristal kuarsa.
monoklin, komposisi kimia Digunakan sebagai bijih
FeO(OH)·nH2Odan termasuk besi yang penting. Salah satu
kedalam golongan mineral kegunaan awal limonit adalah
oksida dan hidroksida. Tekstur sebagai pigmen. Limonit
khusus dari mineral ini yaitu kuning menghasilkan warna
moss texture, karena dicirikan kuning oker yang terkenal
oleh kenampakan yang dihasilkan di Siprus.
menyerupai kumpulan buah Sedangkan limonit yang lebih
anggur. Jenis endapan dari gelap menghasilkan warna-
mineral ini yaitu endapan warna tanah. Bijih besi rawa
sedimenter. Berdasarkan dan batu lempung limonit
deskripsi di atas, maka dapat dapat ditambang sebagai
diinterpretasikan bahwa nama sumber besi, meskipun
dari mineral ini yaitu pertambangan komersial
Limonite. untuk keduanya sudah tidak
Limonit umumnya dilakukan lagi di Amerika
terbentuk sebagai Serikat.
pseudomorph di atas mineral
lain, terutama Pyrite,
Marcasite, dan Siderite.
Pseudomorf ini sangat dapat
diidentifikasi dengan tampilan
karat parsial dan pewarnaan
periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28.
4.2.3 Sampel 03
Nikel mempunyai sifat tahan
karat. Dalam keadaan murni,
nikel bersifat lembek, tetapi
jika dipadukan dengan besi,
krom, dan logam lainnya,
dapat membentuk baja tahan
Foto 4.2.3 Nikel karat yang keras. Proses
Sampel dalam keadaan segar laterisasi pada endapan nikel
berwarna kehijauan dan dalam laterit diartikan sebagai proses
keadaan lapuk berwarna coklat. Cerat pencucian pada mineral yang
yang dihasilkan dari mineral ini mudah larut dan mineral silika
berwarna abu abu dengan kilap dari profil laterit pada
logam. Belahan tidak ada pecahan lingkungan yang bersifat
Hackly. Kekerasan 4 – 5 skala mhos. asam, hangat, dan lembap,
3
Berat jenis 7.8 – 8.2 gr/cm . Sifat serta membentuk konsentrasi
kemagnetan yaitu paamagnetik. endapan hasil pengayaan
Derajat kejernihan opaq dan tenacity proses laterisasi pada unsur
melleable. Sistem kristal isometrik, Fe, Cr, Al, Ni, dan Co. Air
komposisi kimia NiO2SiO4 dan permukaan yang mengandung
termasuk kedalam golongan mineral CO2 dari atmosfer dan
oksida. Jenis Endapan Weathering terkayakan kembali oleh
Tipe Endapan Porfiri Jenis endapan material-material organik di
dari mineral ini yaitu endapan permukaan meresap ke bawah
sedimenter. Berdasarkan deskripsi di permukaan tanah sampai pada
atas, maka dapat diinterpretasikan zona pelindian (leaching
bahwa nama dari mineral ini yaitu zone), tempat terjadinya
nikel fluktuasi air tanah
Nikel adalah unsur berlangsung. Akibat fluktuasi
kimia metalik dalam tabel ini, air tanah yang kaya CO2
akan mengalami kontak el dalam keadaan segar berwarna
dengan zona saprolit yang hitam dan dalam keadaan lapuk
masih mengandung batuan berwarna kecoklat. Cerat yang
asal dan melarutkan mineral- dihasilkan dari mineral ini berwarna
mineral yang tidak stabil hitam dengan kilap logam. Belahan
seperti olivin/serpentin dan tidak ada pecahan uneven. Kekerasan
piroksin. Unsur Mg, Si, dan 5.5 – 5.6 skala mhos. Berat jenis 5.2
Ni akan larut dan terbawa gr/cm3. Sifat kemagnetan yaitu
sesuai dengan aliran air tanah feromagnetik. Derajat kejernihan
dan akan membentuk mineral- opaq dan tenacity brittel. Bentuk
mineral baru pada proses mineral prismatik Sistem kristal
pengendapan kembali. isometrik, komposisi kimia
Endapan besi yang Fe+2Fe+3O4 dan termasuk kedalam
bersenyawa dengan oksida golongan mineral oksida. Komposisi
akan terakumulasi dekat Mineral Mineral Primer Mineral
dengan permukaan tanah, Alteasi Magnetite Mineralisasi
sedangkan magnesium, nikel, Tekstur Khusus Banded Jenis
dan silika akan tetap tertinggal Endapan sedimenter Tipe Endapan
di dalam larutan dan bergerak epitermal Jenis endapan dari mineral
turun selama suplai air yang ini yaitu endapan sedimenter.
masuk ke dalam tanah terus Berdasarkan deskripsi di atas, maka
berlangsung. Apabila proses dapat diinterpretasikan bahwa nama
ini berlangsung terus-menerus dari mineral ini yaitu magnetit
maka yang akan terjadi adalah Endapan BIF umumnya
proses pengayaan terdapat pada batuan
supergen/supergen sediment atau metasedimen
enrichment. yang berasosiasi dengan
4.2.4 Sampel 04 pembentukan cekungan
Foto 4.2.4 Magnetit dipedalaman perisai berumur

S Arkean hingga PraKambrium.

am p Endapan ini tidak melibatkan


unsur oksigen dalam proses Derajat kejernihan opaq dan tenacity
pembentukan BIF yang unsur- Brittel. Bentuk kristalo prismatic
unsur besinya mengalami Sistem kristal isometrik, komposisi
pelarutan tanpa oksigen di kimia Au dan termasuk kedalam
kedalaman laut. Sinar golongan mineral sulfida. Jenis
ultraviolet masuk menembus Endapan sedimenter Tipe Endapan
atmosfer bagian atas yang epitermal. Berdasarkan deskripsi di
tidak dilapisi oleh lapisan atas, maka dapat diinterpretasikan
ozon, kemudian membantu bahwa nama dari mineral ini yaitu
proses pembentukan BIF. emas.

Emas merupakan logam


yang bersifat lunak dan mudah
ditempa, kekerasannya

4.2.5 Sampel 05 berkisar antara 2,5 – 3 (skala


Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang
berpadu dengannya. Mineral
pembawa emas biasanya
Foto berasosiasi
4.2.5 Emas dengan mineral ikutan
Sampel dalam keadaan segar (gangue minerals). Mineral
berwarna kuning kecoklatan dan ikutan tersebut
dalam keadaan lapuk berwarna umumnya kuarsa, karb
coklat. Cerat yang dihasilkan dari onat, turmalin, flourpar, dan
mineral ini berwarna coklat dengan sejumlah kecil mineral
kilap logam. Belahan ada pecahan non logam. Mineral pembawa
uneven. Kekerasan 6-6,5 skala mhos. emas juga berasosiasi dengan
Berat jenis 5,0 – 5,2 gr/cm3. Sifat endapan sulfida yang telah
kemagnetan yaitu diamagnetik. teroksidasi. Mineral pembawa
emas terdiri dari emas
nativ, elektrum, emas telurida, lapuk berwarna kuning
sejumlah paduan dan senyawa kecoklatan. Sampel ini pada
emas dengan unsur-unsur saat dalam bentuk bubuk
belerang, antimon, dan memiliki ceratabu-abu
selenium. Elektrum kemerahan, pada saat terkena
sebenarnya jenis lain dari sinar memiliki kilap logam,
emas nativ, hanya kandungan belahan dari sampel ini tidak
perak di dalamnya >20%. ada, pecahan dari sampel ini
Emas terbentuk dari proses yaituuneven, kekerasan dari
magmatisme atau sampel ini yaitu 2,5-2,8 Skala
pengkonsentrasian di Mohs, memiliki berat jenis
permukaan. Beberapa endapan 7,2-7,6 gr/cm3, sifat
terbentuk karena proses kemagnetan dari sampel ini
metasomatisme kontak dan yaitu diamagnetik artinya
larutan hidrotermal, tidak memiliki daya tarik
sedangkan pengkonsentrasian sama sekali pada saat
secara mekanis menghasilkan didekatkan dengan magnet,
endapan letakan (placer). derajat kejernihan dari sampel
Genesa emas dikategorikan ini yaitu opak karena tidak
menjadi dua yaitu: Endapan dapat meneruskan cahaya,
primer; dan Endapan plaser. sifat dalam dari sampel ini
yaitu brittle artinya mineral
4.2.6 Sampel 06 memiliki kenampakan yang
mudah hancur, bentuk mineral
prismatik yaitu seperti prisma
ataupersegi, sistem kristal dari
sampel ini yaitu isometrik.
Komposisi kimia dari sampel
ini yaitu PbS. Sampel mineral
Foto 4.2.6 Galena
Sampel berwarna ini termasuk dalam kelompok

hitam dan dalam keadaan sulfida yaitu persenyawaan


antara unsur logam dengan ini yaitu peripheral pada suhu
unsur S. Berdasarkan deskripsi < 300o C.
di atas maka dapat
disimpulkan bahwa nama
V. Penutup
mineral ini yaitu Galena,
dengan jenis endapan 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
Hidrotermal tipe epitermal
praktikum kali ini yaitu pada endapan
low sulhidation yang dapat
hasil pelapukan ditemui Mineral
dilihat pada karakteristik LS
Garnierit, Limonit nikel. Sedangkan
bahwa mineral sulfida yang
pada endapan Sedimenter ditemui
dapat dijumpai yaitu galena
mineral Emas, magnetit, dan galena.
dengan unsur metalnya yaitu
Endapan hasil pelapukan dicirikan
Pb tetapi juga dapat
oleh pembagian zona
ditemukan pada endapan
pengendapan yang
porfiri dimana pada zona
terbagi atas zona tanah
mineralisasi peripheral dapat
penutup, limonit, saprolit, dan
dijumpai galena.
batuan dasar, sedangkan pada
Galena merupakan tipe
endapan sedimenter dicirikan
mineral hidrotermal pada
oleh endapan eluvial placer
temperatur yang rendah
dan endapan terrace placer.
hingga menengah, berasosiasi
5.2 Saran
dengan spalerit dan argentit
Adapun saran untuk
utamanya dengan kuarsa dan
pembahasan kali ini yaitu agar
mineral pengotor seperti
praktikan bisa lebih diberi
fluorit. Ditemukan pada
waktu dalam pengamatan
batuan sedimen dan batuan
materi serta menganalisi
metamorf dengan bentuk
sehingga apa yang dibahas
diseminasi mineral. Kegunaan
dapat diketahui penerapannya
dari galena yaitu sebagai
serta bias mengetahui apa
sumber utama Pb, dan perak.
yang dipraktikumkan.
Zona minealisasi dari sampel
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan


dan Mineral. Bandung:
NOVA

Maulana, Adi. 2017. Endapan


Mineral. Yogyakarta: Ombak.

Maskuri, Firdaus. 2003. Studi


Alterasi Hidrotermal Daerah
Karangbolong, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah. Vol
16, No.2

Nadya Widiyanti1, Ildrem Syafri,


Aton Patonah. Alterasi dan
Mineralisasi Daerah
Lebakpeundeuy Kecamatan
Cihara, Kabupaten Lebak
Provinsi Banten.

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar


Geologi Edisi Pertama.
Bogor: Graha Ilmu.

Pellant, Chris. 1992. Rocks and


Mineral. New York :
Eyewitness
Rusman, Muh. Khairil. 2016. Geologi
Dasar. Kendari: Universitas
Halu Oleo.

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rocks


And Mineral. The American
museum of natural history,
New York.

Anda mungkin juga menyukai