Anda di halaman 1dari 41

PELAPORAN HASIL EKSPLORASI

PRINSIP AKTUALISASI

ALAN MATANO
Laporan Publik Laporan Non Publik
Disiapkan untuk memberikan informsi kepada Laporan yang dibuat untuk lembaga Pemerintah
investor atau investor potensial dan penasihat Daerah dan Pemerintah Pusat. Laporan kepada
mereka lembaga pelaksana peraturan yang berwenang

The Australasian Code for


Reporting of Exploration
Results, Mineral Resources and
Ore Reserves, 2004 Edition

SNI 4726:2011
Pedoman Pasal 5
KCMI 2017
KCMI 2017 SNI 4726:2019

PERATURAN DIREKTUR JENDRAL MINERAL DAN BATUBARA


NOMOR : 569.K/30/DJB/2015
TENTANG
PENEMPATAN STANDARD NASIONAL INDONESIA DAN KODE
KOMITE CADANGAN MINERAL INDONESIA DALAM PELAPORAN HASIL KEGIATAN
EKSPLORASI, ESTIMASI SUMBERDAYA, DAN ESTIMASI CADANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
PERINSIP DASAR

Prinsip yang digunakan dalam standar ini adalah

Transparansi (transparency)
mensyaratkan laporan disuguhkan dengan informasi yang cukup, penyajian
TRASPARANSI MATERIALITI yang jelas, tidak ambigu, dan tidak membingungkan

Materialitas (materiality)
mensyaratkan laporan berisi semua informasi yang relevan, pantas, dan wajar
untuk keperluan pengambilan keputusan yang tepat dan berimbang

KOMPETENSI Kompetensi (competence)


mensyaratkan bahwa laporan dikerjakan oleh orang yang mumpuni,
bertanggung jawab, dan berpengalaman yang terikat oleh suatu aturan dan
kode etik profesional
COMPETENT PERSON
KCMI SNI

10. Seorang “Competent Person Indonesia” 3.15 orang yang berkompeten (competent
adalah seorang professional dibidang industri person) orang yang memiliki pengetahuan,
mineral merupakan anggota dan terdaftar kemampuan, dan pengalaman paling kurang 5
sebagai CPI PERHAPI atau CPI IAGI atau (lima) tahun yang relevan untuk melakukan
Organisasi Profesi yang diakui (Recognised pelaporan hasil eksplorasi dan/atau estimasi
Professional Organisations - RPO) sumber daya dan/atau estimasi cadangan mineral
Seorang CPI harus mempunyai pengalaman yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi
sekurang-kurangnya lima tahun dalam bidang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
yang sesuai dengan bentuk mineralisasi dan jenis undangan
cebakan yang sedang dipertimbangkan dan sesuai 3.30 tenaga teknis pertambangan yang
dengan kegiatan yang sedang dilakukan oleh CPI berkompeten tenaga pertambangan yang
tersebut. Apabila CPI tersebut menyusun suatu memiliki pengetahuan, kemampuan, pengalaman,
laporan tentang Hasil Eksplorasi, maka atau sertifikasi kompetensi bagi area kerja yang
pengalaman CPI tersebut harus sesuai dengan telah memiliki standar kompetensi kerja yang
bidang eksplorasi. berlaku wajib di bidang eksplorasi/geologi,
survei/pemetaan, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian,
pengangkutan, dan/atau reklamasi dan
pascatambang yang diakui pemerintah
PENERAPAN
 Diterapkan untuk semua mineral padat, termasuk intan dan batumulia lainnya, mineral industri dan batubara, dimana Laporan Publik dari Hasil Eksplorasi,
Sumberdaya Mineral dan Cadangan Mineral disyaratkan oleh institusi yang memerlukannya .

 Dokumen yang menerangkan secara rinci Hasil Eksplorasi, estimasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan Mineral, dimana Laporan Publik tentang Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Mineral didasarkan, harus
disiapkan oleh, atau di bawah pengarahan dari, dan ditanda-tangani oleh seorang atau beberapa CPI. Dokumen tersebut harus
menyediakan gambaran yang wajar tentang Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral atau Cadangan Mineral yang sedang dilaporkan

 Sebuah perusahaan yang menerbitkan Laporan Publik harus mengumumkan nama atau nama-nama dari CPI tersebut, menyatakan apakah CPI itu
sebagai pegawai tetap perusahaan, dan jika tidak, harus mencantumkan nama perusahaan dimana CPI bekerja. Laporan tersebut
dapat dikeluarkan dengan izin tertulis dari seorang atau beberapa CPI berkenaan dengan bentuk dan isi laporan tersebut

 Laporan Publik dari perusahaan berkenaan dengan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral atau Cadangan Mineral merupakan tanggung jawab dari Dewan Direksi
perusahaannya.
ISTILAH LAPORAN EKSPLORASI KCMI & SNI
KCMI 2017 SNI 4726 : 2019
Hasil Eksplorasi terdiri dari data dan informasi yang diperoleh dari program eksplorasi mineral yang bisa
saja berguna bagi investor tetapi Hasil Eksplorasi tersebut bukan merupakan bagian dari pernyataan resmi dari
Sumberdaya Mineral atau Cadangan Mineral

3.14 laporan lengkap eksplorasi laporan yang


terdiri dari laporan kegiatan eksplorasi yang
dilengkapi dengan estimasi sumber daya

3.17 pelaporan kegiatan eksplorasi (exploration


report) penyiapan dokumen mutakhir dari setiap
tahap eksplorasi yang menggambarkan ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas, dan kualitas cebakan mineral.
Laporan tersebut memberikan status mutakhir mengenai
sumber daya mineral yang dapat digunakan untuk
menentukan tahap eksplorasi berikutnya atau studi
kelayakan tambang
TAHAPAN EKSPLORASI (SNI)
Eksplorasi Pendahuluan
Eksplorasi
Explorasi Terperinci Discovery
Reconnaissance Prospecting Tahap Awal

Tujuan utamanya adalah untuk bagian dari eksplorasi kegiatan teknis dalam rangka kegiatan teknis dalam rangka
mengurangi area dengan pendahuluan untuk mempersempit penyelidikan umum dan prospeksi memperoleh informasi secara
mengidentifikasi area terpilih untuk daerah yang mengandung untuk mengetahui kondisi geologi terperinci dan teliti tentang lokasi,
studi lebih lanjut cebakan mineral yang potensial regional dan indikasi adanya bentuk, dimensi, sebaran, kualitas,
cebakan mineral dan sumber daya tertunjuk dan/atau
 Pemetaan geologi sistematik terukur dari cebakan mineral
skala 1:50,000  Pemetaan geology skala 1:25,000  Detailed mapping skala 1:2,000
 Airborne Geophysical Surveys atau 1:12,500 atau 1:1,000
(Magnetic, Electromagnetic &  Geochemical grids and ground  Pitting, trenching dan bed rock  Drilling dengan spasi lebih rapat
Radiometric). geophysical grids for prospecting sampling pada semua disepanjang zona mineralisasi untuk
 Regional geochemical sampling dilakukan dengan interval yang singkapan menentukan dimensi, posisi dan
 Regional geophysical survey lebih rapat untuk pemilihan target  Drilling dengan pola sistematik. kualitas endapan mineral secara
 Photo-geological and Remote area.  Detailed petrology dan mineral akurat
sensing studies (PGRS)  Pitting dan trenching dilakukan study.  Pengujian mineralogy dan benefisiasi
untuk mengexpose ore body  Melakukan indentifikasi zona  Processing semua database
apabila dekat dengan permukaan mineralisasi, arah, dimensi
berdasarkan data permukaan
dan drilling
ISTILAH
PELAPORAN HASIL EKSPLORASI (KCMI & SNI)
PASAL 16 KCMI & PASAL 5.21 SNI

 Hasil Eksplorasi terdiri dari data dan informasi yang diperoleh dari program eksplorasi mineral
 Hasil Eksplorasi tersebut bukan merupakan bagian dari pernyataan resmi dari Sumberdaya Mineral atau
Cadangan Mineral.
 Pelaporan mengenai informasi ini adalah lumrah dalam tahap awal eksplorasi dimana kuantitas data
yang tersedia pada umumnya tidak cukup untuk melakukan estimasi Sumberdaya Mineral sebagaimana
seharusnya.
 Jika sebuah perusahaan melaporkan Hasil Eksplorasi, dalam kaitannya dengan mineralisasi yang tidak
dapat diklasifikasikan sebagai Sumberdaya Mineral atau Cadangan Mineral, maka estimasi tonase dan
kadar rata-ratanya tidak dapat dinyatakan sebagai bagian dari mineralisasi tersebut
TARGET EKSPLORASI (KCMI & SNI)
 Target Eksplorasi adalah sebuah pernyataan atau estimasi potensi eksplorasi dari sebuah cebakan mineral dengan
latar belakang geologi tertentu dimana pernyataan atau estimasi tersebut dikutip sebagai sebuah kisaran tonase
dan kisaran kadar atau kualitas; dari mineralisasi yang eksplorasinya belum (dilakukan secara) memadai untuk bisa
melakukan estimasi Sumberdaya Mineral.
 Informasi apapun yang berhubungan dengan target eksplorasi harus disampaikan sehingga tidak disalah persepsikan
atau disalah mengertikan sebagai sebuah estimasi Sumberdaya Mineral atau Cadangan Mineral.
 Pernyataan apapun mengenai potensi kuantitas dan kadar dari target eksplorasi harus dipaparkan sebagai kisaran
dan harus mencakup
(1) penjelasan rinci mengenai dasar dari pernyataan tersebut dan
(2) pernyataan estimasi bahwa potensi kuantitas dan kadar dari target eksplorasi sifatnya adalah konseptual dan
bahwa belum ada cukup data eksplorasi untuk mendefinisikan sebagai Sumberdaya Mineral, dan
bahwa belum pasti bahwa eksplorasi selanjutnya akan menghasilkan sebuah Sumberdaya Mineral.
 Laporan hasil eksplorasi akan menjadi dasar dalam pembuatan estimasi sumberdaya. lstilah sumber daya atau
cadangan mineral tidak boleh digunakan pada konteks ini karena masih berupa konsep geologi dan kecukupan data
yang tidak memadai
Laporan Hasil Eksplorasi tidak boleh dipresentasikan sedemikian rupa sehingga memberikan kesan tidak
wajar yang seolah-olah mineralisasi yang memiliki potensi ekonomi sudah ditemukan. Jika ketebalan
sebenarnya dari mineralisasi tidak dilaporkan, penjelasan yang memadai tentang kualifikasi/kondisinya
harus tercakup dalam Laporan tersebut. Ketika “assay” dan hasil-hasil analisa dilaporkan, itu harus
dilaporkan menggunakan metoda-metoda berikut ini dan dipilih secara tepat dan cermat oleh seorang
CPI-Orang yang berkompeten:
membuat tabel semua hasil, disertai dengan interval conto (atau ukurannya, pada kasus pengambilan
conto dengan jumlah besar),
dengan melaporkan kadar rata-rata hasil pembobotan (weighted) dari zona-zona yang termineralisasi,
dengan menunjukkan secara jelas bagaimana kadar rata-rata tersebut dihitung.
Pelaporan informasi selektif seperti pencilan (“isolated”) “assay”, pencilan lobang bor, “assay” dari
konsentrat dulang atau conto tanah dan batuan dari permukaan atau zona pengkayaan sekunder, tanpa
menempatkannya pada perspektif yang benar adalah hal yang tidak dapat diterima.

Tabel 1-Table A.2 merupakan daftar pengecekan (checklist) dan pedoman yang harus diacu bagi yang
menyiapkan Laporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Mineral. Daftar ini bukan hal
yang bersifat kaku; dan sebagaimana biasanya prinsip relevansi dan materiality (kelengkapan dan nilai
informasi) yang menentukan informasi apa yang harus dilaporkan kepada publik.
PENYUSUNAN LAPORAN HASIL EKSPLORASI
Hasil eksplorasi terdiri dari data dan informasi yang diperoleh dari program eksplorasi, tetapi
hasil eksplorasi bukan bagian dari pernyataan sumber daya mineral dan/atau cadangan
mineral

Laporan dari hasil eksplorasi harus mengandung informasi yang cukup untuk membuat penilaian
yang berimbang terhadap signifikansinya. Laporan harus meliputi informasi yang relevan
tentang konteks eksplorasi, jenis dan metode pengambilan sampel, interval pengambilan
sampel dan metodenya, lokasi sampel, distribusi, dimensi dan lokasi relatif semua data assay,
metode agregasi data,status kepemilikan lahan serta informasi tentang kriteria lainnya yang
tercantum dalam Tabel

Secara umum hasil eksplorasi dapat memberikan gambaran ukuran dan tipe mineralisasi, dan
belum merupakan estimasi sumber daya dan cadangan mineral dan hanya bisa disebut sebagai
target eksplorasi. Pernyataan mengenai target eksplorasi harus dipaparkan dalam kisaran angka
dan termasuk penjelasan terperinci mengenai konsep geologi. Laporan hasil eksplorasi akan
menjadi dasar dalam pembuatan estimasi sumber daya

lstilah sumber daya atau cadangan mineral tidak boleh digunakan pada
konteks ini karena masih berupa konsep geologi dan kecukupan data yang
tidak memadai
MINIMAL INFORMASI DALAM LAPORAN EKSPLORASI
PASAL 17 KCMI DAN PASAL 5.2.2 SNI

 Laporan Hasil Eksplorasi harus mengandung informasi yang cukup untuk membuat penilaian yang berimbang
terhadap signifikasi/implikasinya. Laporan harus meliputi informasi yang relevan seperti:
konteks ekplorasi,
jenis dan metode percontoan,
interval percontoan dan metodenya,
lokasi conto yang relevan;
distribusi,
dimensi dan lokasi relatif dari semua data assay yang relevan,
metode pengambilan metode agregasi data,
status kepemilikan lahan ditambah
informasi tentang kriteria-kriteria penting lainnya yang tercantum dalam Tabel 1- Table A.2. untuk sebuah kajian.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE & TEKNIK PENGEBORAN
 Dasar dan kualitas pengambilan sampel (misalnya potongan paritan, sampel
acak, dan lain-lain) dan ukuran sampel yang diambil harus representatif

 Jenis pengeboran (misalnya pengeboran inti, reverse circulation, open hole


hammer, rotary air blast, auger, Bangka bor, dan lain-lain) dan rinciannya
(misalnya diameter inti bor, triple or standard tube, depth of diamond drill,
face sampling bit atau jenis lainnya, jika menggunakan core orientasi maka
jelaskan metode apa yang digunakan, dan seterusnya)

Core drilling dengan grid spasi 50m x 50m, ukuran HQ3 berdiameter 6.11 cm dengan
menggunalan triple tube.
Perusahaan PT 03 core drilling (2011-2013) sebanyak 530 drill hole dengan panjang 8.807 m
Orientasi pengeboran vertical dengan dip 90o
Source: Waheed Ahmad, 2008 Core disample dengan interval 0.15 hingga 1 m, tergantung dari perbedaan geologi.
Seluruh sample dimixing dan dipreprasi
PEROLEHAN SAMPLE PENGEBORAN
4.1.2. SAMPEL YANG DIANALISIS DARI TITIK PENGAMATAN BERUPA PENGEBORAN INTI HARUS MEMPUNYAI CORE RECOVERY LEBIH BESAR ATAU SAMA
DENGAN 95 %. JIKA CORE RECOVERY KURANG DARI 95 % KARENA FAKTOR GEOLOGI SUATU ENDAPAN, ORANG YANG BERKOMPETEN WAJIB UNTUK
MEMBERIKAN PENJELASAN MENGENAI HAL TERSEBUT

 Apakah perolehan sampel inti bor dan hancuran bor (cutting) telah dicatat dengan baik dan hasilnya telah dikaji
 Tindakan telah dilakukan untuk memaksimalkan perolehan sampel dan memastikan sifat keterwakilan dari sampel
 Apakah ada hubungan antara perolehan sampel dan kadar, dan apakah bias pada sampel terjadi karena adanya kehilangan/tambahan material halus/kasar

Sampel berupa sampel inti bor, core recovery di catat setiap run pengeboran oleh field geologist dan field asisten yang telah di training. Recovery dinyatakan dalam persen, rata-rata core recovery untuk
semua layer geologi adalah 98%, 99% sample RLIM mempunyai recovery >= 90%, 98% sample YLIM mempunyai core recovery >= 90%, 94% sampel SAP mempunyai core recovery >= 90% dan 94%
sample BRK mempunyai recovery >=90%

Untuk memaksimalkan recovery, pengeboran dilakukan oleh driller yang berpengalaman, dan menggunkan diamond bit, pengeboran dilakukan maksimal setiap interval 1 meter, wireline triple/split tube juga
digunakan untuk memaksimalkan recovery dan memastikan keterwakilan sample

Terdapat sedikit hubungan antara recovery sample dan kadar, namun karena sebagian besar recovery sample lebih besar dari 90%A slight relationship appears to exist between poor core recovery and
grade, however as more than 80% of the mineralised data has core recovery of better than 80%, maka hal ini tidak menjadi isu
LOGGING
 Apakah logging telah dilakukan sampel terhadap inti bor dan sampel hancuran bor hingga tahap terperinci untuk mendukung estimasi
sumber daya mineral yang tepat, kajian penambangan dan metalurgi

 Apakah penampangan dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif

 Sampel inti bor, hancuran bor, atau paritan dan lainnya difoto.

 Drill core di photo dan di logging sebelum dilakukan sampling


 Core dilakukan geologi dan geoteknikal loging hingga ke level detail yang diperlukan untuk support mineral resource estimation dan mining studies;
 Logging dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif – deskripsi meliputi lithology, altrasi, mineral, fracture dan strukctur, pelapukan, kedalaman, jumlah rekahan, RQD dan nilai dari magnetite suspecbility
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAN PREPARASI SAMPEL
Jika dari inti bor, apakah dipotong atau dibelah dan apakah inti bor diambil seperempat, setengah atau seluruhnya.
Jika bukan dari inti bor (riffled, tube sampled, rotary split dan lain-lain) apakah sampel dalam kondisi basah atau
kering.
Untuk semua jenis sampel, sifat alami sampel, kualitas dan teknik preparasi sampel yang tepat.
Prosedur pengendalian kualitas telah digunakan untuk semua tahapan pengambilan sampel untuk memaksimalkan
keterwakilan sampel.
Tindakan diambil untuk memastikan bahwa pengambilan sampel telah mewakili material insitu yang diambil
Apakah ukuran sampel sudah tepat dibanding dengan ukuran butir dari material yang diambil sebagai sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAN PREPARASI SAMPEL
SAMPLE DARI Setiap 1 Batch Sample Diinsert QC sample berupa :
LAPANGAN 1 Sample Wet Duplicate
1 Sample Coarse Duplicate
1 Sample Pulp Duplicate
CHECK GEOLOGY SAMPLE CRASHER 1 Blank Sample
LOGING -10 mesh 1 Standart Sample

Screen Test dilakukan untuk setiap batch


PHOTO CORE RIFFLE SPLITTER Arsip Duplicate
Coarse Analisa dilakukan di External Laboratoriun dengan mengunakan X-RAY pada sample Fusebit

SAMPLE FRAKSINASI SAMPLE SPLITING QC Duplicate


Coarse

PULVELIZER
WET WEIGHT Screen Test
-200 mesh
Arsip
Duplicate Wet
SAMPLE
HOMOGENISASI V-MIXER
QC Duplicate
SAMPLE QUARTERING
Wet
Arsip
Duplicate Pulp
WET WEIGHT PULP SPLITING
QC Duplicate
Pulp
EXTERNAL
SAMPLE DRYING LABORATORIUM
20 gram
Moisture

DRY WEIGHT PREPARATION DATA


KUALITAS DATA HASIL ANALISIS DAN UJI LABORATORIUM
 Sifat, kualitas, dan ketepatan prosedur analisis laboratorium yang digunakan dan apakah tekniknya parsial atau total
 Jenis prosedur pengendalian kualitas yang digunakan (seperti standard reference material (SRM), blank, duplikat,
pengecekan ke laboratorium lain) dan apakah tingkat penerimaan akurasi (seperti penyimpangan) dan presisi sudah
tercapai
MGL

1.45

1.40

1.35
Ni (%)
1.30

1.25

1.20

1.15
0 100 200 300 400 500

Assay menggunakan analisa XRF, sample berupa fused bit dengan teknik total assay, analisa dilakukan untuk 9 element dan LoI. Metode analisa ini sesuai dengan
untuk jenis deposit nickel laterite. Analisa dilakukan di internal laboratorium PT 03 yang terletak di site X

Prosedur control kualitas dilakukan dengan menyisipkan QC sample berupa SRM, blank, duplicate sample, repeat sample setiap batch yang berisi 20 sample.
Pengecheckan ke laboratorium lain “umpire” dilakukan dengan mengirim 1 sample pulp setiap batch ke PT. Intertek Utama Service. Screen tetst juga dilakukan untuk
1 kali untuk setiap batch untuk memastikan sample pulp mempunyai ukuran yang seragam. Review QAQC preparasi dan analisa sample dilakukan untuk setiap
betch, pada periode xxx terjadi kontaminasi tetepi masih di bawah ambang batas. 90% sample mempunyai difference 8%
VERIFIKASI PENGAMBILAN SAMPEL DAN ASSAY
 Verifikasi terhadap penembusan lubang bor yang signifikan baik dilakukan oleh orang lain maupun oleh personel
perusahaan.
 Penggunaan pengeboran kembar

Total 70 sample dilakukan umpire check di PT X laboratorium di Jakarta, sample memperlihatkan presisi dan akurasi untuk grade nickel rendah – tinggi.

30 twin holes dilakukan terhadap bor lama, hasil twin holes memperlihatkan ketebalan profile laterite yang sama dan zona pengkayaan nickel yang mirip antara bor
lama dan twin holesnya
ARSIP PELAPORAN
 Dokumentasi data primer, prosedur pemasukan data, verifikasi data, prosedur penyimpanan data secara fisik dan
elektronik.
 Pembahasan mengenai data assay
Our Ref: 171829
Your Ref: F-1669_Rev02 (Aug 28, 2017)

IDENT Au Pd Pt Ce Dy Er Eu
UNITS PPB PPB PPB PPM PPM PPM PPM
DET.LIM 1 1 5 0.1 0.1 0.1 0.1
SCHEME FA50/GF FA50/GF FA50/GF 4A/MS11 4A/MS11 4A/MS11 4A/MS11
EC072342 20 61 80 10.8 0.9 0.6 0.2
EC072343 31 89 103 23 4.2 2.3 0.8
EC072344 58 156 95 3.6 9.1 6.2 1.4
EC072245 15 155 191 5.9 0.9 0.6 0.2
EC072246 14 58 32 4.5 1.1 0.7 0.2
EC072247 11 47 60 6.1 2 1.3 0.4
EC072260 7 14 <5 1 1.2 0.7 0.2
EC072128 15 41 49 3.2 0.3 0.2 <0.1

Data diinput kedalam Microsoft Excel Spreadsheet, untuk setiap bor diiput dalam 1 file terpisah dan dikumpulkan dalam satu folder. Terdapat 2 folder yaitu loging
geologi, preparasi dan 1 file assay. Folder looging dan preparasi berisi file data loging dan preparasi untuk setiap lobang bor. Setiap file akan di validasi dan
dikompile menjadi 1 Master file yang berupa spreadsheet data bor. Data soft copy ini secara regular di kirim ke kantor pusat di Jakarta.
Penyimpanan hard copy data di dilakuakn di site dan telah di scan dalam bentuk pdf.

Data assay di bawah detection limit dan 0 akan dimasukkan dengan nilai setengah dari detection limitnya. Nilai negative dan interval yang tidak memiliki sample
akan di treat sebagai blank. Sample dengan indikasi error seperti total oxide diatas 100 dan sample dengan berat sample yang tidak mencukupi akan di treatment
sebagai blank.
LOKASI TITIK PENGAMBILAN DATA
3.31 TITIK PENGAMATAN TEMPAT DIAMBILNYA DATA DAN SAMPEL SALAH SATU ATAU LEBIH DARI TITIK PENGAMATAN, SUMUR UJI, PARIT UJI, DAN/ATAU
PENGEBORAN
4.1.1. DATUM SURVEI DAN SISTEM GRID YANG BENAR TELAH DIGUNAKAN. SKALA PEMETAAN MINIMUM 1:2.000. DEVIASI LUBANG BOR PERLU DIPERIKSA
DENGAN SURVEI DOWNHOLE YANG MEMADAI

 Akurasi dan kualitas dari survei yang digunakan untuk menentukan posisi lubang bor (collar dan down hole survey),
paritan, terowongan, dan lokasi lain yang dipakai untuk estimasi sumber daya mineral.
 Spesifikasi sistem grid yang digunakan.
 Kualitas dan kecukupan kontrol topografi

Collar lubang bor di survey dengan menggunakan total station electronic distance measuring (“EDM”) dan differential global positioning system (“DGPS”). Downhole
surveys tidak dilakukan karena semua lubang bor vertical dengan dip 90o dengan kedalaman yang dangkal, rat-rata kurang dari 25 m.

Sistem grid menggunakan referensi UTM WGS84 Zone 52S

Data topografi diambil dengan menggunakan data pengukuran topografi permukaan menggunakna total station. Perbandingan antar elevasi collar lubang bor dan
elevasi data permukaan cukup baik yang ditunjukkan oleh perbadaan maximum antara collar dan topografi adalh 1,4 meter dan 90% data collar mempunyai
perbedaan elevasi kurang dari 20 cm.
SPASI DAN DISTRIBUSI DATA

 Spasi data untuk pelaporan hasil eksplorasi.


 Apakah spasi dan distribusi data cukup untuk memperoleh tingkat keyakinan geologi dan kemenerusan kadar yang
sesuai untuk memenuhi prosedur estimasi sumber daya mineral dan cadangan mineral serta klasifikasinya.
 Apakah komposit sampel telah diterapkan

Pengeboran secara umum dilakukan pada spasi 25 meter.


Untuk memperoleh tingkat keyakinan geologi dilakukan geostatistik drilling hingga spasi 5 meter pada area 75 m x 75 m
Sampling dilakukan untuk setiap perbedaan geology dengan minimal panjang sample 0.15 meter dan maksimum 1 meter. Untuk kebutuhan analisa
statistic dan estimasi, sample dikomposit 1 meter untuk setiap layer geologi.
ORIENTASI DATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRUKTUR
GEOLOGI
 Apakah orientasi pengambilan sampel tidak bias karena adanya struktur dan kemenerusan yang tidak diketahui dan
adanya jenis cebakan yang berbeda.
 Jika hubungan antara orientasi pengeboran dan orientasi struktur yang termineralisasi dianggap menimbulkan bias pada
pengambilan sampel maka hal ini harus dikaji dan dilaporkan

 Proses laterisari pada pembentukan endapan nickel laterit dari batuan ultramafic sangat dikontrol oleh morfologi, sampling dilakukan pada morphology dengan
kemiringan lereng kurang dari 30%.

 Pengeboran dilakukan secara vertikan dengan dip 90o. Mineralisasi atau pengkataan nickel umumnya berada pada bagian atas zona saprolite yang merupakan
bagian tengah dari profile laterite.
KEAMANAN SAMPEL
Tindakan yang diambil untuk menjamin keamanan sampel

 Sample akan dikirim ke sample house segera setelah pengeboran selesai dilakukan. Tidak boleh ada sample yang tetinggal di lapangan lebih dari semalam.
Sample angkut dengan menggunakan LV dengan disusun dan dikunci dengan penahan sehingga sample tidak goyang atau berserakan pada saat di bawa ke
sample haouse.

 Untuk satu batch sample, sample akan langsung di logging dan di preparasi setibanya di sample house, apabila jumlah sample kurang dari satu batch, setelah
logging sample akan disimpan dalam ruangan dan menunggu sample lainnya untuk di preparasi
PEMERIKSAAN DAN PENELAAHAN
 Hasil dari setiap pemeriksaan atau penelaahan terhadap teknik pengambilan sampel dan data

Validasi mapping
Review klasifikasi litologi dan alterasi
Validasi drillhole collars

validasi drillholes

Validasi QA/QC

Independent Sampling

Validasi database

Semua kegiataan sampling, preparasi, analisa, input data dan pengolahan data diaudit internal secara berkala
WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN
 Jenis, nama/nomor referensi, lokasi, dan kepemilikan termasuk persetujuan atau kepemilikan pihak ketiga seperti joint
ventures, partnership, overriding royalties, native title interests, situs sejarah, tanah ulayat/adat atau taman nasional,
dan kerangka lingkungan.
 Kepastian dari masa berlakunya izin pada saat pelaporan termasuk kesulitan dalam mendapatkan izin untuk beroperasi
di daerah tersebut

 Propec “X” berlokasi di Desa X, kecamatan X, Kabupeten X, Proponsi X, 100% saham dimiliko oleh PT 01. merupakan IUP oprasi produksi dengan nomer xxx
dengan luas area 4,247 Ha yang valid hingga tanggal 8 Februari 2030

 60% IUP berada pada kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) dan 40% kawasan hutan produksi tetap (HP) dan telah mendapat ijin IPPKH seluas
2,603 Ha
EXPLORASI YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK LAIN
 Pengakuan dan penilaian eksplorasi yang dilakukan oleh pihak lain
PARAMETER PT 01 PT 02 PT 03 TOTAL
METHOD CORING CORING CORING
DIAMETER HQ3 HQ3 HQ3
LABORATORIUM LAB 01 LAB 02 LAB 03
XFR XRF XRF
ANALYSED
Press Pellet Press Pellet Fused Bead
TOTAL ELEMEN 5 9 9
DRILL HOLES 366 86 78 530
RLIM (m) 1751 314.35 337.88 2403.23
INTERVAL
PANJANG

YLIM (m) 1211.08 360.3 267.94 1839.32


SAP (m) 1665.92 937.42 513.74 3117.08
BRK (m) 773 339.93 334.44 1447.37
TOTAL (m) 5401 1952 1454 8807
RLIM 1751 316 340 2407
INTERVAL
JUMLAH

YLIM 1211 369 277 1857


SAP 1683 1135 655 3473
BRK 784 357 357 1498
TOTAL 5429 2177 1629 9235

 Explorasi awal dilakukan oleh PT 01 pada tahun 1993 dengan melakukan regional mapping hingga pengeboran sebanyak 366 titik bor. Pada tahun 2004 dilakukan
pengeboran oleh PT 02 pada bagian tengah area sebanyak 86 titik bor.
GEOLOGY
 Jenis endapan, kerangka geologi, dan jenis mineralisasi

 Deposit nickel laterit di daerah X merupakan hasil proses laterisasi dan pengkayaan supergen dari batuan peridotite bedrock yang berupa lherzolite dan setempat berupa
dunite. Lherzolite dan dunite mengalami serprntinisasi dengan derajat sedang hingga tinggi. Mineralisasi merupakan product pelapukan batuan dan mineral serta
leaching unsur Ni yang terdapat pada mineral olivine dan piroxen yang dikontrol oleh beberapa factor termasuk morphology, pH dan eH laruta. Hasil leaching Ni ini
terendapkan di bagian atas zona saprolite sebagai pengkayaan supergen.
METODE AGREGASI DATA
 Dalam pelaporan hasil eksplorasi, teknik perataan dengan pembobotan, pemotongan kadar maksimum dan/atau minimum (contohnya pemotongan
kadar tinggi) dan kadar ambang bawah biasanya menjadi hal yang harus dinyatakan.
 Bila agregasi penembusan lubang bor meliputi interval pendek yang berkadar tinggi dan interval panjang berkadar rendah, prosedur yang digunakan
untuk agregasi semacam ini harus dinyatakan dan contoh agregasi seperti itu harus diperlihatkan secara terperinci.
 Asumsi yang digunakan untuk pelaporan nilai kandungan logam ekivalen harus dinyatakan dengan jelas

 top capping terhadap kadar tinggi dan rendah tidak digunakan

 Untuk keburuhan statistic dan estimasi sumberdaya, drill holes data di lakukan declustering dengan dan di composite dengan panjang 1 meter. Sisa composite
apabila kurang dari 40 cm tidak digunakan
 Pelaporan kandungan logam tidak menggunakan nilai equvalen
HUBUNGAN ANTARA TEBAL MINERALISASI DAN PANJANG
PENEMBUSAN LUBANG
 Hubungan ini merupakan hal yang penting dalam pelaporan hasil eksplorasi.
 Jika geometri dari mineralisasi dalam kaitannya dengan kemiringan lubang bor diketahui, sifatnya harus dilaporkan.
 Jika ini tidak diketahui dan hanya panjang pengeboran yang dilaporkan, maka harus ada pernyataan yang jelas terhadap
hal ini (contoh, panjang pengeboran, tebal sebenarnya tidak diketahui).

Drill holes
Drill with
Layer Min Max Mean
Holes Thickness >
0
RLIM 940 815 0.4 25 5.37
YLIM 940 735 0.2 21 5.33
SAP 940 801 0.2 34.4 4.47
BRK 940 838 1 41 4.15

Pengeboran dilakukan secara vertical dengan dip 90o mineralisasi berada pada bagian atas zona saprolite dan mengikuti topografi dari bukit. Dilakukan korelasi
terhadap batas atas dan bawah saprolite untuk masing – masing lubang bor guna pembuatan 3D domain saprlite sehingga geometri saprolite dapat diketahui.
Rata-rata ketebalan saprolite di hitung dengan membagi volume wire frame saprollite dan luas area wire frame.
DIAGRAM
Apabila mungkin, peta dan penampang (dengan skala) dan tabel penembusan lubang harus disertakan untuk setiap
penemuan penting yang dilaporkan, jika diagram semacam ini secara signifikan memperjelas laporan
Interval Est T. True Au Cu Pb Zn Ag
Hole ID From
(m) Width (m) (g/t) (g/t) (g/t) (g/t) (g/t)
UD19PP1570 16 8.2 2.2 0.3 0.1 0 2 207
includes 6 3.4 4.5 0.1 0 0.1 2 207
UD19PP1571 10 5.5 4 0.4 0.1 0 3 245
includes 2 1 15.8 0.9 0.1 0 7 255
UD19PP1572 9 4.3 17.7 0.3 0 0 2 254
includes 3 1.8 51.8 0.4 0.1 0 5 255
UD19PP1573 5 2.9 28.4 0 0 0 1 259
includes 2 1.2 58.5 0.1 0 0 0 262
UD19PP1574 2 0.9 0.1 1 0 0 1 305
UD19PP1575 1 0.5 3.3 0 0 0 1 244
UD19PP1582 10 8.6 1.2 0.6 0 0 2 207
UD19PP1582 10 4.8 4.6 0.1 0 0 1 238
includes 3 1.4 18.4 0.1 0 0 2 238

Relevant drill hole location plans and representative drill sections for each domain area have been included in Appendix 1
of this release. All mineralised intersections used in the Mineral Resource estimate are tabulated Appendix 2 of this release
PELAPORAN BERIMBANG
 Bila pelaporan komprehensif dari seluruh hasil eksplorasi tidak dapat dilakukan, maka pelaporan yang mewakili kadar
baik rendah dan kadar tinggi, dan/atau tebal harus dilaksanakan untuk menghindari pelaporan hasil eksplorasi yang
membingungkan
DATA EXPLORASI MENDASAR LAINNYA
Data eksplorasi lainnya, jika bermakna dan penting, harus dilaporkan termasuk (tetapi tidak terbatas pada): pengamatan
geologi, hasil survei geofisika, hasil survei geokimia, sampel bulk (ukuran dan metode perlakuannya), hasil tes metalurgi,
berat jenis, air tanah, geoteknik dan karakteristik batuan, potensi bahan pengganggu dan pengotor
PEKERJAAN LANJUTAN
Sifat dan skala dari pekerjaan lanjutan yang direncanakan (contoh, pengujian untuk pelamparan lateral atau
kemenerusan ke arah dalam atau step out drilling skala besar).
Area potensi pengembangan termasuk interpretasi geologi utama dan area pengeboran yang akan datang, jika
informasi ini secara komersial tidak sensitif

Additional areas have been identified for infill (to 25m x 25m) and extensional drilling, including targets at depth, down-plunge and outside of the current mineral
resource limits. Planned drilling will focus on upgrading the majority of the current Inferred Mineral Resource to the Indicated category, as well as growth of the
Mineral Resource outside of the currently delineated mineralised domains. Further detailed core re-logging and development of a structural model will help progress
the current geological model and enable its use as a drill targeting tool both for resource delineation and definition of new exploration targets within the CoW. A new
topographic survey should be undertaken utilising techniques such as LIDAR coupled with ground EDM and/or DGPS surveying to more accurately represent the
ground surface in extreme terrain areas.

potential area for development describe in Table 16-1. There is more than 8000 ha of laterite landform area or 30% from total concession area has not yet developed
by drilling program
KUNJUNGAN LAPANGAN
 Penjelasan mengenai kunjungan lapangan oleh orang yang berkompeten dan hasilnya
 Apabila kunjungan lapangan tidak dilakukan, harus diberi penjelasan

Several reviews have been undertaken by independent consultants over the life of the Project and include: CSA
Global (2017); Williams and Davys (2015); Tetra Tech (2013), and
Bottom Limonite Wireframe 50 space drilling
Bottom Limonite Wireframe 50 space drilling

Bottom Limonite Wireframe 25 space drilling


Bottom Limonite Wireframe 50 space drilling

Bottom Limonite Wireframe 25 space drilling

Bottom Limonite Wireframe geostatistical drilling

Anda mungkin juga menyukai