Anda di halaman 1dari 54

REGULASI TERKAIT

SUMBERDAYA DAN CADANGAN


MINERBA
DIREKTORAT PEMBINAAN
1
PENGUSAHAAN MINERAL
REGULASI
1. UUD 1945
2. UU No 3 TAHUN 2020 tentang perubahan atas UU NO 4 TAHUN 2009
3. UU No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Minerba
4. Permen Esdm No 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik
Dan Pengawasan Pertambangan Minerba
5. Permen ESDM No 42 Tahun 2016 Tentang Standardisasi Kompetensi Kerja Di Bidang
Pertambangan Minerba
6. Kepmen ESDM No 1827.K/30/Mem/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik
7. Kepmen ESDM No 1806.K/30/Mem/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan,
Evaluasi, Persetujuan Rkab, Serta Laporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba
8. Kepnaker No 98 Tahun 2019 Tentang Penetapan SKKNI Kategori Pertambangan Dan
Penggalian Golongan Pokok Pertambangan Batubara Dan Lignit Bidang Kegiatan
Eksplorasi Terperinci Subbidang Pelaporan Kegiatan Eksplorasi Terperinci Minerba

2
REGULASI ….
lanjutan
9. Kepnaker No 88 Tahun 2019 Tentang Penetapan SKKNIKategori Pertambangan dan
Penggalian Golongan Pokok Pertambangan Batubara dan lignit Bidang Melaksanakan kegiatan
Eksplorasi Terperinci Subbidang Pemodelan dan Estimasi Sumber Daya Minerba
10. Kepnaker No 40 Tahun 2019 Tentang Penetapan SKKN IKategori Pertambangan dan
Penggalian Golongan Pokok Pertambangan Batubara dan lignit Bidang kegiatan Studi
Kelayakan Subbidang Melakukan Estimasi Cadangan Minerba
11. Perdirjen Minerba No 569.K/30/DJB/2015 Tentang Penerapan SNI & Kode KCMI Dalam
Pelaporan Hasil Kegiatan Eksplorasi, Estimasi SumberDaya, & Estimasi Cadangan Minerba
12. SNI 4726 -2019 Pedoman Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya Dan Cadangan Mineral
13. SNI 5015 : 2019 Pedoman Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya Dan Cadngan Batubara
14. Surat Keputusan Komite Bersama Cadangan Mineral Indonesia No. 01 Thn 2021 ttg Pemakaian
Competent Person Indonesia untuk Komoditas yang Mempunyai Kemiripan dan Kesesuaian
Genesa dan metode Ekstraksi
15. KODE KCMI 2017 Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral Dan Cadangan
Mineral Indonensia
DIREKTORAT PEMBINAAN
3
PENGUSAHAAN MINERAL
Bumi dan Air dan Kekayaan Alam yang terkandung di
dalamnya di kuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat

4
Mineral dan Batubara sebagai sumber daya alam yang tak
terbarukan merupakan kekayaan nasional dikuasai oleh
Negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.

DIREKTORAT PEMBINAAN
5
PENGUSAHAAN MINERAL
6
PERDIRJEN MINERBA No 569.K/30/DJB/2015 Tentang Penerapan SNI &
Kode KCMI Dalam Pelaporan Hasil Kegiatan Eksplorasi, Estimasi
SumberDaya, & Estimasi Cadangan Minerba :

 Organisasi Profesi beranggotakan ahli geologi di Indonesia yang tergabung dalam


IAGI atau ahli pertambangan di Indonesia yang tergabung dalam PERHAPI
 Competent Person Indonesia : Anggota yang ditetapkan oleh Organisasi profesi
berdasarkan kompetensi sesuai dengan kriteria dan berdasarkan ketentuan serta kode
yang ditetapkan oleh masing-masing Organisasi profesi
 Kode Komite Cadangan Mineral Indonesia adalah suatu panduan minimum yang
dibuat oleh suatu komite Bersama/gabungan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi
yang harus diacu oleh setiap CPI dalam penyusunan laporan hasil kegiatan eksplorasi,
estimasi sumberdaya, dan estimasi cadangan mineral dan batubara
 Tanggung jawab dan tanggung gugat berada pada CPI dan dewan direksi atau
pimpinan pemegang izin

7
 Laporan hasil kegiatan eksplorasi, estimasi sumberdaya minerba, serta estimasi
cadangan minerba harus memenuhi prinsip dasar :
a. Transparansi : menyajikan informasi yang cukup dan jelas dan tidak
menimbulkan pengertian ganda, dan/atau menyesatkan terhadap laporan tsb.
b. Materialitas : berisi semua informasi yang relevan dalam mendukung suatu
pernyataan atau kesimpulan dalam pembuatan laporan yang diperlukan investor
dan penasehat profesionalnya secara wajar untuk keperluan pengambilan
keputusan
c. Kompetensi : harus didasarkan pada hasil kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan dan disusun oleh orang yang memiliki kemampuan
sesuai kapasitas dan kapabilitas dalam membuat laporan sesuai keahliannya dan
terikat kode etik dan kode lainnya yang ditetapkan organisasi profesi yang
menaunginya.
 Laporan hasil kegiatan eksplorasi, estimasi sumberdaya, dan estimasi cadangan
mineral atau batubara berpedoman SNI dan Kode-KCMI serta harus dibuat dan
ditandatangani oleh CPI

8
CPI terdiri atas pelaporan :
a. Hasil kegiatan eksplorasi
b. Estimasi sumberdaya mineral atau batubara
c. Estimasi cadangan mineral atau batubara

Dalam hal laporan hasil kegiatan eskplorasi, estimasi


sumberdaya, dan estimasi cadangan suatu komoditas belum
terdapat CPI, dapat dibuat dan ditandatangani oleh CPI yang
relevan sampai terdapat CPI untuk komoditas tertentu.

9
Kebutuhan mendesak CPI dalam pelaporan hasil eksplorasi, estimasi sumber daya dan estimasi
cadangan untuk komoditas-komoditas tambang yang belum tersedia CPI nya, bisa dilakukan dengan
pendekatan pelaporan oleh CPI komoditas lain yang telah ada, dengan mempertimbangkan :

1. Relevansi pengalaman baik relevansi tipe mineralisasi dan tipe deposit, seperti di dalam penjelasan
Pasal 10 Kode KCMI 2017: seseorang tidak selalu memerlukan pengalaman lima tahun pada masing-
masing tipe deposit agar bisa bertindak sebagai CPI jika orang itu memiliki pengalaman yang relevan
pada tipe-tipe deposit lain.
2. Kesamaan dan/atau kemiripan lingkungan geologi dan genesa deposit komoditas terbentuk melalui
proses-proses geologis baik proses primer, proses hypogene ataupun proses supergene; dan
3. Memiliki kesamaan dan/atau kemiripan metode penambangan dan proses pengolahan atau
pemurnian
4. CPI yang dimaksud menyampaikan kepada komite implementasi Kode KCMI IAGI atau Komite
Implementasi Kode KCMI PERHAPI bahwa yang bersangkutan sedang melakukan kegiatan pelaporan
hasil eskplorasi, estimasi sumber daya atau estimasi Cadangan terhadap komoditi yang belum
tersedia CPI nya dengan mengajukan nama CPI atau orang yang berkompeten yang akan menjadi
peer review pekerjaan tersebut dan kesediaan menjadi peer reviewer-nya.

DIREKTORAT PEMBINAAN
10
PENGUSAHAAN MINERAL
 Standar Kompetensi Kerja di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara yang adalah standar
kompetensi yang diterapkan di bidang pertambangan mineral dan batubara yang
terdiri atas Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Kompetensi Kerja Khusus
di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Standar Kompetensi Kerja
Internasional.

 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan/ atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

 Standar Kompetensi Kerja Khusus di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara


adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/
atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang clitetapkan sesuai clengan ketentuan peraturan perunclang-unclangan yang clikembangkan
clan digunakan khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara.

 Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
clitetapkan oleh suatu orgamsasi multinasional clan cligunakan secara internasional.

DIREKTORAT PEMBINAAN
11
PENGUSAHAAN MINERAL
 Lembaga Sertifikasi Profesi adalah lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi kompetensi kerja yang mendapatkan lisensi dari
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

 Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat


kompetensi yang dilakukan secara sistematis clan objektif
melalui uji kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja.

 Sertifikat Kompetensi Kerja adalah bukti pengakuan tertulis


atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi
tertentu yang diberikan oleh LSP atau Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.

DIREKTORAT PEMBINAAN
12
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
13
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
14
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
15
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
16
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
17
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
18
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
19
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
20
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
21
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
22
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
23
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
24
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
25
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
26
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
27
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
28
PENGUSAHAAN MINERAL
 Wacana dibuat suatu kode pelaporan dimulai sebelum tahun
1998,
 Kasus Busang (Bre-X/1993-1997)
 Adanya keinginan dari para profesional untuk memiliki kode
pelaporan sumberdaya dan cadangan mineral dengan
kualitas tinggi dan beberapa pilihan kode sebagai acuan
(Afrika Selatan, Canada, Australia), Diputuskan mengadopsi
JORC dari Australia karena JORC Code dinilai paling
komprehensif
 MoU dengan AusIMM (Juli 1998)
 MoU dengan MICA (April 2004)
 Tahun 2011 konvensi kode KCMI 2011

29
 Pengakuan atas pelaporan cadangan minerba oleh CPI dalam
Peraturan BEI No. 1-A.1 (efektif 1 Desember 2014)
 Kerjasama BEI dengan IAGI/ PERHAPI, efektif 11 Desember 2014,
masa 5 tahun, a.l. unsur IAGI/ PERHAPI dalam Tim Kerja BEI yang
melakukan evaluasi calon emiten tambang
 Peraturan Dirjen Minerba No. 569/DJB/2015, efektif April 2017
mewajibkan pelaporan HE, Sumberdaya, dan Cadangan mengacu
Kode KCMI dan SNI (selanjutnya Permen Pelaporan)
 Program sosialiasi Kode KCMI telah dilakukan sejak tahun 2012
 Kode KCMI telah diperkenalkan di dalam forum CRIRSCO dan
Indonesia telah terindikasi sebagai anggota potensial CRIRSCO
 Kode KCMI telah digunakan oleh beberapa perusahaan tambang

30
ANGGOTA CRIRSCO ANTARA LAIN :
•JORC (Australasia),
•CBRR (Brazil),
•CIM (Canada),
•Comision Minera (Chile),
•CCRR (Colombia),
•PERC (Europe),
•NACRI (India),
•KCMI (Indonesia),
•KAZRC (Kazakhstan),
•MPIGM (Mongolia),
•OERN (Russia),
•SAMCODES (South Africa),
•UMREK (Turkey), dan
•SME (United States of America)

DIREKTORAT PEMBINAAN
31
PENGUSAHAAN MINERAL
 Indonesis perlu mengembangkan Kode Pelaporan Hasil
Eskplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral yang dapat
digunakan sebagai referensi oleh CPI.
 IAGI dan PERHAPI memutuskan membuat Komite Bersama
guna mengembangkan sistem CPI dan Standarisasi Pelaporan
Hasil Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral. Komite
tersebut dikenal Komite Cadangan Mineral Indonensia (KCMI)
 Kode yang dikembangkan oleh KCMI dinamakan Kode KCMI
 Kode KCMI didukung oleh ketua JORC (Joint Ore Reserve
Committee) dari Australia

DIREKTORAT PEMBINAAN
32
PENGUSAHAAN MINERAL
KODE KCMI dan SNI
Sejalan saling melengkapi dan tidak bertentangan satu sama lain. Kode KCMI
pegangan moral dan etika CPI, sedangkan SNI petunjuk teknis dalam pelaporan
hasil eksplorasi, estimasi sumber daya mineral dan cadangan mineral. Kode KCMI
adalah acuan minimum pembuatan pelaporan publik dalam dan luar negeri,
sedangkan SNI acuan pelaporan ke Pemerintah

KODE KCMI dan SKKNI


Manfaat menjadi CPI antara lain kesetaraan dengan competent person organisasi
lain yang tergabung dalam CRIRSCO (JORC, SAMREC, dll). Seorang
professional di bidang industri mineral yang telah melalui uji kompetensi pelaporan
berdasarkan SKKNI akan disebut AHLI PELAPORAN dan akan terdaftar di BNSP.
Ahli Pelaporan bersifat individual dan tidak dinaungi organisasi atau komite
tertentu dan tidak terikat kode etik organisasi.
DIREKTORAT PEMBINAAN
33
PENGUSAHAAN MINERAL
VI. STANDAR KOMPETENSI KERJA

a. Standar Kompetensi Kerja Nasional


Indonesia (SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

19

DIREKTORAT PEMBINAAN
34
PENGUSAHAAN MINERAL
b. Standar Kompetensi Kerja Khusus
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang dikembangkan dan
digunakan khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara.
1. Pengawas Operasional Pertama
2. Pengawas Operasional Madya
3. Pengawas Operasional Utama

c. Standar Kompetensi Kerja Internasional


Standar Kompetensi Kerja yang berlaku Internasional dan ditetapkan
oleh Badan Multinasional.

20

DIREKTORAT PEMBINAAN
35
PENGUSAHAAN MINERAL
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA
Permen ESDM No. 42 Tahun 2016 Pasal 3:
• Menjamin terlaksananya penerapan kaidah teknik
1 pertambangan yang baik

• Mewujudkan peningatan kompetensi tenaga kerja


2

• Mewujudkan tertib pelaksanaan pekerjaan berbasis


kompetensi dan sertifikasi kompetensi kerja dalam kegiatan
3 usaha pertambangan mineral dan batubara

21

DIREKTORAT PEMBINAAN
36
PENGUSAHAAN MINERAL
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

PENDIDIKAN & PELATIHAN SERTIFIKASI REGISTRASI/ LISENSI


BERBASIS KOMPETENSI KOMPETENSI PROFESI

MEMASTIKAN
MEMASTIKA N KESESUAIAN
MENGEMBANGK AN DAN UNTUK
KOMPETENSI MEMELIHARA TUJUAN
KOMPETENSI PENERAPAN WAJIB

Ijazah (pendidikan)
& Sertifikat Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Registrasi/Lisensi Personil
LEMBAGA PENDIDIKAN
& LEMBAGA PELATIHAN
LSP OTORITAS KOMPETEN
22

DIREKTORAT PEMBINAAN
37
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
38
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
39
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
40
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
41
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
42
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
43
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
44
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
45
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
46
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
47
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
48
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
49
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
50
PENGUSAHAAN MINERAL
Azas Utama Kode-KCMI:2011

DIREKTORAT PEMBINAAN
51
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
52
PENGUSAHAAN MINERAL
 Standar Nasional Indonesia (SNI) 4726:2019 dengan judul Pedoman
pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya, dan cadangan mineral
merupakan revisi dari SNI 4726:2011, Pedoman pelaporan, sumber daya,
dan cadangan mineral disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan di
industri pertambangan. Revisi tersebut dilakukan pada bagian penjelasan
sumber daya, cadangan, dan tingkat keakuratan dalam melakukan kajian
keekonomian serta penambahan acuan pelaporan yang harus
ditandatangani oleh orang yang berkompeten (competent person).

 Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 20/09/2019
sampai dengan 18/11/2019 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.

DIREKTORAT PEMBINAAN
53
PENGUSAHAAN MINERAL
www.minerba.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai