2
REGULASI ….
lanjutan
9. Kepnaker No 88 Tahun 2019 Tentang Penetapan SKKNIKategori Pertambangan dan
Penggalian Golongan Pokok Pertambangan Batubara dan lignit Bidang Melaksanakan kegiatan
Eksplorasi Terperinci Subbidang Pemodelan dan Estimasi Sumber Daya Minerba
10. Kepnaker No 40 Tahun 2019 Tentang Penetapan SKKN IKategori Pertambangan dan
Penggalian Golongan Pokok Pertambangan Batubara dan lignit Bidang kegiatan Studi
Kelayakan Subbidang Melakukan Estimasi Cadangan Minerba
11. Perdirjen Minerba No 569.K/30/DJB/2015 Tentang Penerapan SNI & Kode KCMI Dalam
Pelaporan Hasil Kegiatan Eksplorasi, Estimasi SumberDaya, & Estimasi Cadangan Minerba
12. SNI 4726 -2019 Pedoman Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya Dan Cadangan Mineral
13. SNI 5015 : 2019 Pedoman Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya Dan Cadngan Batubara
14. Surat Keputusan Komite Bersama Cadangan Mineral Indonesia No. 01 Thn 2021 ttg Pemakaian
Competent Person Indonesia untuk Komoditas yang Mempunyai Kemiripan dan Kesesuaian
Genesa dan metode Ekstraksi
15. KODE KCMI 2017 Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral Dan Cadangan
Mineral Indonensia
DIREKTORAT PEMBINAAN
3
PENGUSAHAAN MINERAL
Bumi dan Air dan Kekayaan Alam yang terkandung di
dalamnya di kuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat
4
Mineral dan Batubara sebagai sumber daya alam yang tak
terbarukan merupakan kekayaan nasional dikuasai oleh
Negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.
DIREKTORAT PEMBINAAN
5
PENGUSAHAAN MINERAL
6
PERDIRJEN MINERBA No 569.K/30/DJB/2015 Tentang Penerapan SNI &
Kode KCMI Dalam Pelaporan Hasil Kegiatan Eksplorasi, Estimasi
SumberDaya, & Estimasi Cadangan Minerba :
7
Laporan hasil kegiatan eksplorasi, estimasi sumberdaya minerba, serta estimasi
cadangan minerba harus memenuhi prinsip dasar :
a. Transparansi : menyajikan informasi yang cukup dan jelas dan tidak
menimbulkan pengertian ganda, dan/atau menyesatkan terhadap laporan tsb.
b. Materialitas : berisi semua informasi yang relevan dalam mendukung suatu
pernyataan atau kesimpulan dalam pembuatan laporan yang diperlukan investor
dan penasehat profesionalnya secara wajar untuk keperluan pengambilan
keputusan
c. Kompetensi : harus didasarkan pada hasil kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan dan disusun oleh orang yang memiliki kemampuan
sesuai kapasitas dan kapabilitas dalam membuat laporan sesuai keahliannya dan
terikat kode etik dan kode lainnya yang ditetapkan organisasi profesi yang
menaunginya.
Laporan hasil kegiatan eksplorasi, estimasi sumberdaya, dan estimasi cadangan
mineral atau batubara berpedoman SNI dan Kode-KCMI serta harus dibuat dan
ditandatangani oleh CPI
8
CPI terdiri atas pelaporan :
a. Hasil kegiatan eksplorasi
b. Estimasi sumberdaya mineral atau batubara
c. Estimasi cadangan mineral atau batubara
9
Kebutuhan mendesak CPI dalam pelaporan hasil eksplorasi, estimasi sumber daya dan estimasi
cadangan untuk komoditas-komoditas tambang yang belum tersedia CPI nya, bisa dilakukan dengan
pendekatan pelaporan oleh CPI komoditas lain yang telah ada, dengan mempertimbangkan :
1. Relevansi pengalaman baik relevansi tipe mineralisasi dan tipe deposit, seperti di dalam penjelasan
Pasal 10 Kode KCMI 2017: seseorang tidak selalu memerlukan pengalaman lima tahun pada masing-
masing tipe deposit agar bisa bertindak sebagai CPI jika orang itu memiliki pengalaman yang relevan
pada tipe-tipe deposit lain.
2. Kesamaan dan/atau kemiripan lingkungan geologi dan genesa deposit komoditas terbentuk melalui
proses-proses geologis baik proses primer, proses hypogene ataupun proses supergene; dan
3. Memiliki kesamaan dan/atau kemiripan metode penambangan dan proses pengolahan atau
pemurnian
4. CPI yang dimaksud menyampaikan kepada komite implementasi Kode KCMI IAGI atau Komite
Implementasi Kode KCMI PERHAPI bahwa yang bersangkutan sedang melakukan kegiatan pelaporan
hasil eskplorasi, estimasi sumber daya atau estimasi Cadangan terhadap komoditi yang belum
tersedia CPI nya dengan mengajukan nama CPI atau orang yang berkompeten yang akan menjadi
peer review pekerjaan tersebut dan kesediaan menjadi peer reviewer-nya.
DIREKTORAT PEMBINAAN
10
PENGUSAHAAN MINERAL
Standar Kompetensi Kerja di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara yang adalah standar
kompetensi yang diterapkan di bidang pertambangan mineral dan batubara yang
terdiri atas Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Kompetensi Kerja Khusus
di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Standar Kompetensi Kerja
Internasional.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan/ atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
clitetapkan oleh suatu orgamsasi multinasional clan cligunakan secara internasional.
DIREKTORAT PEMBINAAN
11
PENGUSAHAAN MINERAL
Lembaga Sertifikasi Profesi adalah lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi kompetensi kerja yang mendapatkan lisensi dari
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
DIREKTORAT PEMBINAAN
12
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
13
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
14
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
15
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
16
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
17
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
18
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
19
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
20
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
21
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
22
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
23
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
24
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
25
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
26
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
27
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
28
PENGUSAHAAN MINERAL
Wacana dibuat suatu kode pelaporan dimulai sebelum tahun
1998,
Kasus Busang (Bre-X/1993-1997)
Adanya keinginan dari para profesional untuk memiliki kode
pelaporan sumberdaya dan cadangan mineral dengan
kualitas tinggi dan beberapa pilihan kode sebagai acuan
(Afrika Selatan, Canada, Australia), Diputuskan mengadopsi
JORC dari Australia karena JORC Code dinilai paling
komprehensif
MoU dengan AusIMM (Juli 1998)
MoU dengan MICA (April 2004)
Tahun 2011 konvensi kode KCMI 2011
29
Pengakuan atas pelaporan cadangan minerba oleh CPI dalam
Peraturan BEI No. 1-A.1 (efektif 1 Desember 2014)
Kerjasama BEI dengan IAGI/ PERHAPI, efektif 11 Desember 2014,
masa 5 tahun, a.l. unsur IAGI/ PERHAPI dalam Tim Kerja BEI yang
melakukan evaluasi calon emiten tambang
Peraturan Dirjen Minerba No. 569/DJB/2015, efektif April 2017
mewajibkan pelaporan HE, Sumberdaya, dan Cadangan mengacu
Kode KCMI dan SNI (selanjutnya Permen Pelaporan)
Program sosialiasi Kode KCMI telah dilakukan sejak tahun 2012
Kode KCMI telah diperkenalkan di dalam forum CRIRSCO dan
Indonesia telah terindikasi sebagai anggota potensial CRIRSCO
Kode KCMI telah digunakan oleh beberapa perusahaan tambang
30
ANGGOTA CRIRSCO ANTARA LAIN :
•JORC (Australasia),
•CBRR (Brazil),
•CIM (Canada),
•Comision Minera (Chile),
•CCRR (Colombia),
•PERC (Europe),
•NACRI (India),
•KCMI (Indonesia),
•KAZRC (Kazakhstan),
•MPIGM (Mongolia),
•OERN (Russia),
•SAMCODES (South Africa),
•UMREK (Turkey), dan
•SME (United States of America)
DIREKTORAT PEMBINAAN
31
PENGUSAHAAN MINERAL
Indonesis perlu mengembangkan Kode Pelaporan Hasil
Eskplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral yang dapat
digunakan sebagai referensi oleh CPI.
IAGI dan PERHAPI memutuskan membuat Komite Bersama
guna mengembangkan sistem CPI dan Standarisasi Pelaporan
Hasil Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral. Komite
tersebut dikenal Komite Cadangan Mineral Indonensia (KCMI)
Kode yang dikembangkan oleh KCMI dinamakan Kode KCMI
Kode KCMI didukung oleh ketua JORC (Joint Ore Reserve
Committee) dari Australia
DIREKTORAT PEMBINAAN
32
PENGUSAHAAN MINERAL
KODE KCMI dan SNI
Sejalan saling melengkapi dan tidak bertentangan satu sama lain. Kode KCMI
pegangan moral dan etika CPI, sedangkan SNI petunjuk teknis dalam pelaporan
hasil eksplorasi, estimasi sumber daya mineral dan cadangan mineral. Kode KCMI
adalah acuan minimum pembuatan pelaporan publik dalam dan luar negeri,
sedangkan SNI acuan pelaporan ke Pemerintah
19
DIREKTORAT PEMBINAAN
34
PENGUSAHAAN MINERAL
b. Standar Kompetensi Kerja Khusus
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang dikembangkan dan
digunakan khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara.
1. Pengawas Operasional Pertama
2. Pengawas Operasional Madya
3. Pengawas Operasional Utama
20
DIREKTORAT PEMBINAAN
35
PENGUSAHAAN MINERAL
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA
Permen ESDM No. 42 Tahun 2016 Pasal 3:
• Menjamin terlaksananya penerapan kaidah teknik
1 pertambangan yang baik
21
DIREKTORAT PEMBINAAN
36
PENGUSAHAAN MINERAL
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
MEMASTIKAN
MEMASTIKA N KESESUAIAN
MENGEMBANGK AN DAN UNTUK
KOMPETENSI MEMELIHARA TUJUAN
KOMPETENSI PENERAPAN WAJIB
Ijazah (pendidikan)
& Sertifikat Pelatihan Sertifikasi Kompetensi Registrasi/Lisensi Personil
LEMBAGA PENDIDIKAN
& LEMBAGA PELATIHAN
LSP OTORITAS KOMPETEN
22
DIREKTORAT PEMBINAAN
37
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
38
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
39
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
40
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
41
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
42
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
43
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
44
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
45
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
46
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
47
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
48
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
49
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
50
PENGUSAHAAN MINERAL
Azas Utama Kode-KCMI:2011
DIREKTORAT PEMBINAAN
51
PENGUSAHAAN MINERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
52
PENGUSAHAAN MINERAL
Standar Nasional Indonesia (SNI) 4726:2019 dengan judul Pedoman
pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya, dan cadangan mineral
merupakan revisi dari SNI 4726:2011, Pedoman pelaporan, sumber daya,
dan cadangan mineral disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan di
industri pertambangan. Revisi tersebut dilakukan pada bagian penjelasan
sumber daya, cadangan, dan tingkat keakuratan dalam melakukan kajian
keekonomian serta penambahan acuan pelaporan yang harus
ditandatangani oleh orang yang berkompeten (competent person).
Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 20/09/2019
sampai dengan 18/11/2019 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
DIREKTORAT PEMBINAAN
53
PENGUSAHAAN MINERAL
www.minerba.esdm.go.id