Anda di halaman 1dari 11

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

POINTER KEBIJAKAN PENERAPAN ORANG YANG BERKOMPETEN atau


COMPETENT PERSON (CP) MINERAL DAN BATUBARA
Oleh
Sunindyo Suryo Herdadi
DIREKTUR TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERBA

1
OUTLINE

DASAR HUKUM COMPETENT PERSON

KONDISI SAAT INI/ MASA TRANSISI COMPETENT PERSON

PEDOMAN KERJA COMPETENT PERSON

TANTANGAN COMPETENT PERSON KEDEPAN

2
I. DASAR HUKUM COMPETENT PERSON
1. Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2016 tentang Standardisasi Kompetensi
Kerja di Bidang Pertambangan Minerba
2. Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian
Wilayah, Perizinan dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba
3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba
4. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
5. Keputusan Menteri ESDM Nomor 204.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Penetapan
Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Eksplorasi Terperinci dan Studi
Kelayakan Mineral dan Batubara
6. Surat Direktur Jenderal Minerba Nomor B-1099/MB.07/DJB.T/2021 tanggal 8
November 2021 perihal Registrasi Orang Yang Berkompeten

3
II. KONDISI SAAT INI/ MASA TRANSISI COMPETENT PERSON
1. Peran Competent Person Indonesia (CPI) dalam membantu tugas pemerintah untuk
Pelaporan Kegiatan Eksplorasi (PHE), Estimasi Sumber Daya (ESD), dan Estimasi
Cadangan (EC) dimulai sejak diterbitkannya Perdirjen Minerba Nomor
569.K/30/DJB/2015, namun perannya mulai digantikan oleh Competent Person (CP)
sejak terbitnya Kepmen ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018;
2. Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018;
1) Definisi Competent Person adalah orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan,
dan pengalaman untuk melakukan PHE, ESD dan EC mineral dan batubara yang
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Untuk menjadi CP harus memiliki pengalaman paling kurang 5 (lima) tahun, dan
melalui sertifikasi kompetensi yang mengacu standar kompetensi kerja. Standar
kompetensi kerja jabatan CP tersebut ditetapkan dalam Kepmen ESDM Nomor
204.K/HK.02/MEM.B/2021;
3) Tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap suatu pernyataan sumber daya dan
cadangan berada pada CP dan pemegang IUP dan IUPK.

4
II. KONDISI SAAT INI/ MASA TRANSISI COMPETENT PERSON
3. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2016, Sertifikat Kompetensi adalah bukti
pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang
diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP) melalui uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
4. Pemerintah sudah menerbitkan kebijakan meregistrasi CPI yang merupakan anggota
dari “Komite Bersama IAGI-PERHAPI untuk Kode KCMI” sebagai CP sesuai Kepmen
ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018, melalui surat Direktur Jenderal Minerba Nomor
B-1099/MB.07/DJB.T/2021 tanggal 8 November 2021. Pengaturan registrasi terhadap
sertifkat kompetensi kerja berdasarkan Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2016;
5. Hal tersebut diatas juga mempertimbangkan belum adanya kegiatan sertifikasi
kompetensi kerja oleh LSP untuk CP (saat itu) dalam PHE, ESD, dan EC untuk
komoditas mineral dan batubara, sedangkan kegiatan tersebut terus berlangsung;
6. Dengan kebijakan meregister anggota CPI menjadi “pionir CP” maka akan tetap berjalan
perannya selama ini dalam membantu tugas Pemerintah dalam hal tanggung jawab dan
tanggung gugat atas PHE, ESD, dan EC untuk komoditas mineral dan batubara;

5
II. KONDISI SAAT INI/ MASA TRANSISI COMPETENT PERSON

7. Jumlah anggota CPI yang telah diregistrasi oleh Komite Bersama IAGI-PERHAPI
untuk Kode KCMI sebanyak 413 orang, dimana setelah “diregister juga menjadi CP”
oleh Direktorat Jenderal Minerba maka akan memiliki kewenangan penuh
melaksanakan kegiatan Pelaporan Kegiatan PHE, ESD, dan EC komoditas mineral
atau batubara untuk pelaporan kepada pemerintah;
8. Untuk mempercepat penerbitan lisensi oleh BNSP kepada LSP, maka Dirtekling
bersurat kepada ketua BNSP Nomor T-1369/MB-07/DBT.SU/2022 tanggal 26 Maret
2022.
9. Sebagai informasi, pada akhir tahun 2022 ini LSP PERHAPI sudah memperoleh
lisensi untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja CP dari BNSP. Yang sedang
dalam proses mendapatkan lisensi adalah LSP ESDM, dan dalam rangka
mempercepat menyediaan CP maka sedang dijajaki kerja sama antara LSP ESDM
dengan LSP yang telah mendapatkan lisensi yaitu LSP PERHAPI.

6
III. PEDOMAN KERJA COMPETENT PERSON
1. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2016 Pasal 28, Pemegang IUP
Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP OP, IUPK OP, dan IUP OPK untuk
pengolahan dan/pemurnian wajib menerapkan standar kompetensi kerja
khusus (SKKK), standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI), serta
standar nasional Indonesia (SNI) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2020 Pasal 62, Salah satu
kewajiban IUP Eksplorasi: menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan laporan
Studi Kelayakan termasuk perubahannya berdasarkan SNI dan ditandatangani
oleh CP sepanjang telah terdapat CP sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bagi komoditas mineral logam, mineral bukan logam,
dan batubara;

7
III. PEDOMAN KERJA COMPETENT PERSON
3. Berdasarkan lampiran II Kepmen ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018,
a) estimasi sumber daya dan cadangan mineral logam, bukan logam dan batubara
mengacu SNI 5015:2011 atau SNI 4726:2011 beserta perubahannya;
b) estimasi sumber daya dilakukan oleh Orang yang Berkompeten.

4. Pada tahun 2019, SNI 5015:2011 Pedoman pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya, dan
cadangan batubara dan SNI 4726:2011 Pedoman pelaporan, sumber daya, dan cadangan
mineral dilakukan revisi dengan pokok-pokok perubahannya diantaranya adalah:
a) Menyesuaikan dengan ketentuan pada Kepmen ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018
b) Menyesuaikan dengan perkembangan standar pelaporan terhadap kebutuhan industri
dan perkembangan ekonomi yang berkaitan dengan pernyataan mengenai kuantitas dan
kualitas sumber daya dan cadangan, yaitu dipenuhi dengan mengadaptasi referensi:
i. Australasian Code for Reporting of Exploration Results, Mineral Resources and Ore
Reserves, JORC Code, 2012
ii. Australian Guidelines for The Estimation and Classification of Coal Resources, 2014
iii. Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya Mineral dan Cadangan Mineral
Indonesia, Kode KCMI 2017

8
IV. TANTANGAN COMPETENT PERSON KEDEPAN
1. Pada Kepmen ESDM Nomor 1827.K/30/MEM/2018, persyaratan dan sertifikasi untuk
orang yang berkompeten di bidang PHE, ESD, dan EC adalah untuk komoditas yang
sama, sedangkan standar kompetensi yang tersedia (KKNI) hanya dipisahkan pada
mineral primer dan mineral sekunder atau belum per komoditas.
✓ Berdasarkan masukan dari beberapa praktisi, sebenarnya utk pelaporan hasil
eksplorasi dan/atau estimasi sumber daya dan/atau estimasi cadangan mineral
tidak perlu dibuat spesifik perkomoditas. Seperti SNI 4726:2019 Pedoman
pelaporan, sumber daya, dan cadangan mineral, dimana mineral disini dapat
berupa mineral logam, mineral radioaktif dan mineral bukan logam.
✓ Atau menurut KCMI (Surat Keputusan KCMI Nomor 01 Tahun 2021) kegiatan PHE,
ESD, dan EC bisa dilakukan oleh CP komoditas lain yang memenuhi kreteria
“kesamaan dan/atau kemiripan lingkungan geologi dan genesa deposit komoditas
terbentuk melalui proses-proses geologis baik proses primer, proses hypogene
ataupun proses supergene; dan memiliki kesamaan dan/atau kemiripan metode
penambangan dan proses pengolahan atau pemurnian”.

9
IV. TANTANGAN COMPETENT PERSON KEDEPAN

2. Terdapat informasi bahwa penerapan SNI 4726/ SNI 5015 yang belum bisa
dilaksanakan secara penuh kepada IUP yang faktanya tidak melaksanakan
tahap eksplorasi yang memadai;

3. Masih banyak praktisi kegiatan PHE/ESD/EC yang belum memahami bahwa


acuan wajibnya adalah SNI 4726/ SNI 5015 sedangkan code asosiasi profesi
sifatnya complement. Code boleh digunakan sepanjang SNI 4726/5025
belum mengakomodir petunjuk yang dibutuhkan.

10
11

Anda mungkin juga menyukai