Anda di halaman 1dari 6

I.

JORC (Joint Ore Reserves Committee)

Pengertian dan Pendahuluan Kode JORC (Joint Ore Reserves Committee)


JORC (Joint Ore Reserves Committee), kode Australia untuk melaporkan hasil
eksplorasi, sumber daya mineral, dan cadangan bijih, dan telah diterima sebagai
standar untuk tujuan pelaporan professional.
Bertujuan sebagai alat untuk membantu ahli geologi dan ahli eksplorasi untuk
menyampaikan resiko yang dihadapi dalam proyek tambang kepada pembuat
keputusan finansial yang tidak mengerti geologi. Jika perkiraan sumber daya
berdasarkan data yang lemah atau tidak cukup maka resikonya tinggi. Sehingga,
didapatkan dalam bentuk data dengan perhitungan akurat, dipercaya, dan
menghasilkan resiko yang kecil.
Pertama kali JORC didirikan pada tahun 1971, kemudian edisi pertama terbit tahun
1989. Revisi dan pembaruan dilakukan di tahun 1992, 1996, dan 1999. Edisi terbaru
diterbitkan revisi akhir pada tahun 2004.
Peran Kode JORC
a. Menjelaskan kualifikasi dan jenis pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi
Competent Person.
b. Menyediakan sebuah kode (dan petunjuk) penggolongan perkiraan tonase
menurut keyakinan geologi dan pertimbangan teknik atau ekonomi.
c. Menetapkan standar minimal dari pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya dan
cadangan kepada publik.
d. Menyediakan daftar rangkuman kriteria utama yang dipertimbangkan ketika
menyediakan laporan hasil eksplorasi, sumber daya, dan cadangan.
Keuntungan menggunakan Kode JORC
a. Tersedianya standar internasional yang telah diakui agar investor dan lembaga
keuangan yang potensial dan siap menilai kelayakan standard sebuah
perusahaan tambang serta kondisi sumberdaya dan cadangannya.
b. Adanya pengertian dan penjelasan yang jelas agar manajemen perusahaan
mengerti tingkat keyakinan perkiraan sumberdaya dan cadangan internalnya
sehingga mereka dapat mengerti tingkat resiko keuangan yang dihadapi dalam
proyek mereka.

Batas peraturan dalam Kode JORC


a. Tahapan yang digunakan oleh Competent Person untuk memperkirakan dan
menggolongkan sumber daya dan cadangan (metodologi).
b. Sistem dan atau jenis-jenis pelaporan internal perusahaan.
Pelaporan yang terdapat pada Kode JORC
Pelaporan Umum
a. Laporan publik tentang hasil eksplorasi perusahaan, sumber daya mineral
atau cadangan bijih harus mencakup deskripsi dari gaya dan sifat
mineralisasi.
b. Perusahaan harus mengungkapkan informasi apapun yang relevan tentang
endapan mineral yang secara material dapat mempengaruhi nilai ekonomi
kepada perusahaan. Perusahaan juga harus segera melaporkan perubahan
materi apapun dalam pengklasifikasian sumberdaya mineral dan cadangan
bijih.
c. Perusahaan harus meninjau dan laporan tentang sumberdaya mineral dan
cadangan bijih setidaknya setiap tahun.
d. Pada kode, jika sesuai, kualitas bisa disetarakan atau digantikan kadar dan
volume bisa digantikan tonase.

Selain pelaporan umum terdapat pelaporan lain yang terdapat pada Kode JORC,
antara lain :
1.
2.
3.
4.

Pelaporan Mengenai Hasil Eksplorasi


Pelaporan Mengenai Sumberdaya Mineral
Pelaporan Mengenai Cadangan Bijih
Pelaporan Mineralised Fill, Sisa-sisa, Pilar, Mineralisasi Derajat Rendah, Stok,
Dumps, dan Tailing

II.

SNI (Standar Nasional Indonesia)

Pengertian dan Pendahuluan Kode SNI (Standar Nasional Indonesia)


SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara
nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para
stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice,
yaitu: Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang
berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI; Transparency
(transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat
mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan
sampai ke tahap penetapannya.
SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk klasifikasi sumber daya dan cadangan batu
bara memiliki kode yaitu SNI 13-6011-1999 yang dikeluarkan Badan Standarisasi
Nasional pada tahun 1999. Memiliki sebelas bagian yaitu Ruang Lingkup, Acuan,
Definisi, Istilah dan pengertian, Tahap Eksplorasi, Tipe endapan batu bara dan
kondisi geologi, Kelas sumber daya dan cadangan, Dasar Klasifikasi, Persyaratan ,
Pelaporan, Pengujian.
Berbentuk sebuah dokumen, dimana meliputi uraian mengenai metodologi yang
dianjurkan untuk diikuti dalam memperkirakan/mengestimasikan jumlah Batubara
insitu, Sumberdaya dan Cadangan Batubara. Juga untuk memberikan panduan
dalam pelaporan kepada pemerintah dan dokumen dokumen teknis untuk
pelaporan publik maupun non publik (internal perusahaan). Kemudian, pedoman
dibuat bersifat luas dengan harapan agar dapat diaplikasikan untuk berbagai
endapan batubara Indonesia yang bervariasi baik dalam peringkat/rank, kualitas,
dan lingkungan geologinya. Pedoman ini juga memperkenalkan Estimator
Sumberdaya dan Cadangan Batubara yaitu pihak/orang yang bertanggung-jawab
atas kelayakan dan kualitas estimasi Cadangan dan Sumberdaya yang
disampaikannya.
Tahapan Eksplorasi berdasarkan SNI
1. Survey Tinjau
a. Mengidentifikasi daerah yang secara geologis mengandung endapan
batubara.
b. Kegiatannya : studi geologi regional, penafsiran inderaja, inspeksi lapangan
dengan skala 1:100.000

2. Pospeksi
a. Membatasi daerah sebaran endapan batubara
b. Kegiatannya : pemetaan geologi dengan skkala 1 : 50.000, pengukuran
stratigrafi, pembuatan paritan dan sumuran, pemboran uji, percontohan, dan
analisis
3. Eksplorasi Pendahuluan
a. Mengetahui gambaran awal 3D endapan batu bara, mencakup tebal,
geometri, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas
b. Kegiatan : Pemetaan skala 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran, logging
geofisika, pencontohan yang lebih lanjut
4. Eksplorasi Rinci
a. Mengetahui kuantitas dan kualitas dan model 3D secara rinci
b. Kegiatan : pemetaan geologi dan topografi skala 1:2000, pemboran dan
pencontohan, logging geofisika, pengkajian geohidrologi dan geoteknik

III. KCMI ( Komite Cadangan Mineral Indonesia)


Pengertian dan Pendahuluan Kode KCMI (Komite Cadangan Mineral
Indonesia)
Sebagian besar kode ini merupakan adopsi dari Australian Code For Reporting Of
Exploration Results, Mineral Resources And Ore Reserves the JORC Code 2004
edition. Kode KCMI sendiri diberlakukan untuk Competent Person Indonesia, IAGI,
PERHAPI dan diusulkan agor di adopsi dan tercantum dalam peraturan bursa efek
Indonesia.
Inisiatif penyusunan kode sistem pelaporan pertambangan, seperti laporan hasil
eksplorasi, sumberdaya, cadangan mineral dan batubara berawal pada tahun akhir
90an. Inisiatif tersebut berasal dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), namun
upaya ini belum pernah terwujud, hingga pada tahun 2009 salah satu komisi IAGI
memulai untuk menyusun kembali rencana penyusunan tersebut, yaitu Masyarakat
Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI).
Dilain pihak pada tahun 1997 Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI)
telah bekerja sama dengan AusIMM dalam rangka penyusunan kode pelaporan
pertambangan. Pada tahun 2007, komitmen PERHAPI tersebut di perkuat lagi di
Sydney bersama MICA (Mineral Council Of Australia). Kemudian pada akhirnya
terbentuklah komite antara IAGI PERHAPI untuk mengenmbangkan sistem
Competent Person Indonesia dan Pelporan Hasil Eksplorasi, sumberdaya mineral
dan cadangan bijih yang disebut Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI).
Penyusunan yang dilakukan oleh komite KCMI tersebut akhirnya disebut Kode KCMI.
Pada penyusunan Kode KCMI didukung pula oleh Ketua JORC (Joint Ore Reserves
Committee). Dan kode ini mengacu pada 3 unsur, antara lain kode itu sendiri, istilah
penting dan definisinya, dan petunjuk.

Azas-azas Utama Kode KCMI


1.

Transparansi

Menyatakan bahwa pembaca laporan publik di suguhi oleh laporan yang cukup,
penyajian yang jelas dan tidak mempunyai pengertian yang membingungkan untuk
memahami laporan dan tidak menyesatkan.
2.

Materiality

Laporan berisikan informasi yang relevan yang diperlukan oleh investor dan
penasihat profesionalnya secara wajar, dan sepantasnya dijumpai pada laporan
tersebut, untuk keperluan pengambilan keputusan yang tepat dan berimbang
mengenai hasil-hasil Eksplorasi, sumberdaya cadangan mineral atau cadangan bijih
yang di laporkan.

3.

Kompeten

Laporan publik didasarkan oleh hasil kerja yang di pertanggung jawabkan oleh
seseorang yang memiliki keahlian dan berpengalaman pada bidangnya serta terikat
oleh kode etik dan aturan organisasi yang menaunginya.
Kode KCMI merupakan standar minimun yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan publik. Kode ini dapat diterapkan untuk segala mineral padat, termasuk
intal dan batumulia lainnya, mineral industri dan batubara, dimana laporan publik
hasil-hasil eksplorasi, sumberdaya mineral dan cadangan bijih disyaratkan oleh
institusi yang memerlukan.
Dalam Kode KCMI sumberdaya mineral terukur dapat di konversikan menjadi
cadangan bijih terbukti atau cadangan bijih terkira. Hal ini dikarenakan adanyan
ketidak pastian beberapa atau semua faktor pengubah yang di pakai sebagai
pertimbangan saat digunakan untuk mengkonversi mineral sumberdaya cadangan
bijih.
Dalam memberikan laporan umum yang berkaitan dengan hasil eksplorasi
sumberdaya mineral atau cadangan bijih, perusahaan haruslah memberikan
informasi yang meliputi penjelasan tentang tipe dan sifat alamiah mineralisasi, ke
ekonimisan nilai cebakan, perubahan sumberdaya atau cadangan bijih. Kemudian
dalam satu tahun perusahaan harus mengkaji ulang dan memberikan laporan
kepada publik setidaknya satu kali berkaitan dengan sumberdaya mineral dan
cadangan bijih.
Pelaporan yang terdapat pada Kode KCMI
1. Pelaporan sumberdaya mineral
2. Pelaporan cadangan bijih

3. Pelaporan Fill, Remnants dan Pillar.


4. Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Batubara.
5. Pelaporan Eksplorasi, Sumberdaya dan cadangan intan dan batu mulia
lainnya.
6. Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Bijih untuk
mineral industri.

Anda mungkin juga menyukai