Anda di halaman 1dari 16

SOP

Pengisian Buku Lapangan


Geologist/Wellsite
Pemboran Eksplorasi Batubara
Dan
Pemetaan Geologi
CV.DINAR GEOLOG

Mine and Geo | Khalid Azhari


Khalid Azhari
Wellsite Batubara

1. TUJUAN

Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:


1.1. mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran;
1.2. serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengisian buku
lapangan sesuai standar.

2. RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengisian buku lapangan, SOP ini berlaku untuk setiap
wellsite.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Geologist bertanggung jawab untuk:
a. memastikan kegiatan pengisian buku lapangan berjalan sesuai SOP.
3.2. Wellsite bertanggung jawab untuk:
a. Mengisi buku lapangan sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4. DEFINISI
Buku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh kegiatan
pengeboran di lapangan :
 Kode lokasi bor adalah kode urutan nomor bor dalam setiap lokasi pengeboran.
 Elevasi bor adalah ketinggian permukaan titik bor dari permukaan laut.
 Titik bor adalah titik/lubang (berupa koordinat dan elevasi) dilakukannya kegiatan
pengeboran.
 Seam adalah lapisan batubara.
 Coring adalah kegiatan pemotongan dan pengangkatan batuan dengan
menggunakan core barrel.
 Core barrel adalah alat pengambil sample dari dalam tubuh batuan.
 Sample adalah contoh batubara yang diperoleh dari hasil cutting atau hasil coring
yang diperlakukan khusus sesuai standar dan akan diteliti kualitasnya di
laboratorium.
 Water loss adalah hilangnya air sirkulasi pengeboran akibat adanya retakan atau
rongga/pori-pori di tubuh batuan sehingga air tidak dapat naik ke permukaan.
 Core loss adalah hilangnya seluruh atau sebagian core sample dari dalam core barrel
entah karena terjatuh atau tergerus/tertekan core barrel.
 Chips adalah potongan-potongan batuan hasil kegiatan pengeboran.
 Core adalah sample batubara yang diambil dengan menggunakan core barrel.
 Litologi adalah pemerian batuan didasarkan pada sifat-sifat fisiknya yang terlihat
atau dengan bantuan kaca pembesar.
 Interval adalah ketebalan batuan yang diukur.

Mine and Geo | Khalid Azhari


Doc.1
Hasil Cutting Drill / Chips

Doc.2
Hasil Coring

5. REFERENSI
 JORC Code.
 SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara.
 SNI 13-6978.3-2003 tentang Kompetensi Kerja Tenaga Teknis Khusus Geologi – Bagian
3: Teknisi Pengeboran Eksplorasi.
 SNI 2436:2008 tentang Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti.

Mine and Geo | Khalid Azhari


6. URAIAN
6.1. Tulis lokasi pengeboran berada (Location: …......................)
6.2. Tulis keadaan cuaca pada saat pengeboran (Wether: ….......................)
6.3. Tulis kode lokasi bor (Hole no.: …......................)
6.4. Tulis koordinat bor setelah disurvey (Coordinate: …………………)
6.5. Tulis elevasi bor setelah disurvey (Elevation: …………………..)
6.6. Tulis media pengeboran: memakai air, polimer, atau memakai bahan lain yang
sejenis. (Drilling Medium:………….)
6.7. Tulis mesin bor yang digunakan (Drill Equipment: …………..)
6.8. Tulis mesin pompa yang dipakai (Pump machine: ……………)
6.9. Tulis mata bor yang dipakai, dicatat kondisinya (Bit Type: …………………….)
6.10. Tulis tanggal dilakukan deskripsi (Date: …………………………)
6.11. Tulis tanggal dimulai pengeboran (Date Started: ……………...)
6.12. Tulis tanggal selesai pengeboran (Date Finished: ……………..)
6.13. Tulis waktu dimulai pengeboran (Time Started: ………………)
6.14. Tulis waktu diselesaikannya pengeboran (Time Finished: ……………..)
6.15. Tulis total kedalaman setelah selesai pengeboran (To: …………………………….)
6.16. Tulis nama operator mesin bor (Driller: ……………………….)
6.17. Tulis nama yang melakukan deskripsi (Described by: ………………)
6.18. Tulis keterangan yang berhubungan dengan keadaan berlangsungnya kegiatan
pengeboran.
(Note: ………………………….)
misal:
a. target seam yang dicari;
b. waktu dimulainya pengeboran;
c. waktu diselesaikannya pengeboran;
d. interval non coring;
e. interval coring;
f. pada kedalaman tertentu terjadi water loss atau terjadi ambrukan/runtuhan;
g. dll.

6.19. Tulis interval kedalaman litologi yaitu kemajuan pengeboran, dicatat untuk setiap
panjang pengeboran yang dilakukan
6.20. Tulis deskripsi/pemerian litologi dari chips maupun core
Berikut ini adalah penjelasan cara-cara mendeskripsikan batuan berdasarkan JORC
Code dan SNI. :
6.21 Documentasi semua kegiatan pemboran (moving rig, set up rig, start drill,
trouble in rig, cutting sampel, core sample, finish drill, dll), serta kegiatan logging.

Mine and Geo | Khalid Azhari


Tabel 1.
Deskripsi litologi batuan berdasarkan standar JORC dalam kegiatan pengeboran

Pemerian batuan dan batubara yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
 Warna (color) adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.

 Gores (streak) adalah warna dari batubara yang telah digores menjadi serbuk.

 Tingkat pelapukan (weathering) :


 Segar (fresh)
Batuan tidak menunjukkan adanya pelapukan, perubahan warna di
permukaan rekahan tampak sedikit sekali.
 Agak lapuk
Terjadi perubahan warna yang menunjukkan pelapukan, warna segar dan
tekstur masih tampak tapi belum diperlunak secara nyata.
 Lapuk sedang
Warna asli sudah tidak dapat dikenali dan batuan tampak lunak.
 Lapuk
Beberapa material batuan terkomposisi dan atau terdisintegrasi menjadi
tanah. Batuan yang berubah warna atau lunak terdapat sebagai inti batu
dalam tanah.
 Sangat lapuk
Seluruh material menjadi tanah, tetapi tekstur asali masih tampak.

 Pecahan (fracture), istilah yang dipakai even, uneven, conchoidal, sub conchoidal,
flat.

 Kilap (luster/bright), istilah ini dinyatakan dalam persentase, misal : bright 60%

Pemerian batuan lainnya yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

 Jenis batuan (rock type).

 Warna (color). Misalnya merah, kekuningan, coklat – abu-abu muda dll.


Demikian pula tanah dan batuan yang berlapis-lapis atau melensa harus dilakukan
deskripsi warna tersendiri di setiap lapisannya.

Mine and Geo | Khalid Azhari


 Besar butir (grain size) adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala
pembatasan yang dipakai adalah “Skala Wentworth”.

Tabel. 2
Skala Wentworth.

Deskripsi/ Ukuran / Dapat dikenali / Macam tanah


setype/
Description Size (mm) Recognition
Equivalent Soil
Type
Batu lempung <0.002 Bersifat plastic, bereaksi Ukuran lempung
dengan air, tidak dapat
kenampakan - perlapisan
Batu Lanau 0.002 – 0.06 Bersifat non plastic, Ukuran lanau
kenampakan perlapisan
Batu lumpur <0.06 Campuran dari lempung dan Lumpur
lanau yang tidak ( term ini tidak
terpisahkan, butiran tidak dipakai )
tampak.
Batu pasir
Butiran Halus 0.06 - 0.2 Masing - masing butiran Pasir halus
dapat tampak dengan
menggunakan kaca
pembesar ( loupe )
Butiran Sedang 0.2 - 0.6 Butiran sangat jelas Pasir sedang
dibawah kaca pembesar,
dengan mata telanjang
masih dapat terlihat.
Butiran Kasar 0.6 - 2.0 Butiran jelas dapat dilihat Pasir kasar
dengan mata telanjang
Konglomerat/ 2.0 – 60 Ukuran partikel jelas Ukuran gravel

Cobble 60 - 200 Ukuran partikel jeals Ukuran cobble


conglomerate

Mine and Geo | Khalid Azhari


 Kebulatan (roundness) adalah tingkat kelengkungan/kebundaran dari setiap
fragmen butiran. Istilah-istilah yang dipakai adalah sebagai berikut.
- wellrounded (membundar baik)
- rounded (membundar)
- sub rounded (membundar tanggung)
- angular (menyudut)
- sub angular (menyudut tanggung)

 Pemilahan (sorting) adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang


dipakai adalah terpilah baik (butir-butir sama besar), terpilah sedang dan terpilah
buruk.

 Struktur Sedimen (sediment structure).


Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu struktur yang terbentuk
pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Beberapa struktur
sedimen hanya dapat diamati pada satu atau beberapa satuan perlapisan.
Perlapisan dapat ditunjukkan oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan
penyusunannya. Perlapisan beragam dari yang tipis (laminasi) sampai tebal. Istilah-
istilah yang dipakai adalah sebagai berikut.

 Masif (Masiv)
Apabila diantara batas suatu bidang perlapisan tidak menunjukkan
kelainan, dan batuan tersebut berupa suatu massa yang kompak.
 Perlapisan sejajar (parallel lamination)
Perlapisan dimana hubungan antara lapisan satu dengan lapisan di atas
maupun dibawahnya menunjukkan kedudukan yang sejajar.
 Perlapisan bersusun (graded bedding)
Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi
halus pada satuan perlapisan. Struktur ini dapat dipakai sebagai petunjuk,
umumnya butir yang kasar merupakan bagian yang bawah (bottom/floor)
dari lapisan yang halus bagian atas (top/roof).
 Perlapisan berselang (cross bedding)
Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh
lapisan berikutnya yang berlainan sudutnya. Terutama terdapat di
batupasir.
 Gelembur gelombang (current ripple)
Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.

 Fossil dan mineral jika ditemui pada saat coring.

 Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir, kesatuannya di dalam satu massa
dasar atau di antara semennya. Istilah kemas terbuka digunakan untuk butiran yang
tidak saling bersentuhan, dan kemas tertutup untuk butiran yang saling
bersentuhan.

 Porositas (porosity) adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan


volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat dipakai istilah-istilah yang
kualitatif yang merupakan fungsi daya serap batuan terhadap cairan, yaitu

Mine and Geo | Khalid Azhari


porositas sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), buruk (poor). Cara
menentukannya yaitu diuji dengan meneteskan cairan.

 Semen dan Massa Dasar (matrix).


Semen adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada saat
pembentukan batuan, dapat berupa silika, karbonat, oksida besi atau mineral
lempung. Massa dasar (matrix) adalah massa dimana butiran/fragmen berada dalam
satu kesatuan. Massa dasar terbentuk bersama fragmen pada saat sedimentasi,
dapat berupa bahan semen atau butiran yang lebih halus.

 Sementasi (sementation)
Pada batuan yang bersifat besementasi akibat kandungan kalsium karbonat dan
mengandung butiran kasar memiliki sementasi yang bervariasi seperti tabel
berikut.
Tabel 3
Kriteria sementasi batuan berdasarkan SNI.

 Kekerasan (hardness)
Tingkat kekerasan batuan dapat dilakukan dengan uji penggoresan dengan
menggunakan pisau saku atau palu geologi terhadap batuan tersebut. Tingkat
kekerasan batuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Tingkat kekerasan batuan berdasarkan SNI.

6.21. Gambar simbol litologi dan simbol core loss (apabila ada yang loss).

6.22. Tulis tiap kemajuan coring, meliputi hal-hal sebagai berikut.


a. Interval coring.
b. Panjang coring yang dilakukan.

Mine and Geo | Khalid Azhari


c. Panjang core yang didapat.
d. Deskripsi hasil coring per setiap lapisan yang diperoleh.
e. CR

Panjang Core Sample yang di peroleh (Core Length )


Core Recovery (%) = X 100
Panjang Coring yang dilakukan (Core Depth)

Core Depth (mtr) = Panjang Core Sampel (mtr) + Panjang Core Yang Hilang / Core Loss (mtr)

Doc.3
Hasil Core Dari Core Barel

6.23. Dokumentasikan seluruh kegiatan dengan mengambil beberapa foto. Sebaiknya


menggunakan kamera digital yang memiliki resolusi tinggi terutama pada saat
pengambilan foto sample batuan.

Cara Pengukuran Kedalaman (Depth)


Pada Aktivitas Pemboran

Mine and Geo | Khalid Azhari


7. DOKUMEN TERKAIT
7.1. SOP Pengeboran.
7.2. SOP Pengambilan dan Perlakuan Core Sample.
7.3. JSA Mencabut Pipa Bor.
7.4. JSA Mengeluarkan Core Sample.

8. LAMPIRAN
8.1. Format Laporan Harian Pengeboran.
8.2. Format Log Bor.
8.3. Format Ringkasan Data hasil Pengeboran.

SOP
PEMETAAN GEOLOGI

1. Menetapkan dan merencanakan daerah yang akan dipetakan (Data Skunder)


 Koordinat IUP
 Peta Geologi Regional
 Laporan Terdahulu
2. Menetapkan target dan jangka waktu penyelesaiannya
3. Menyiapkan peralatan dan personil pelaksana serta sarana penunjangnya
4. Merencanakan traverse berdasarkan peta Geologi yang ada

Melaksanakan Pemetaan Geologi terdiri dari :


1. Plotting lokasi singkapan setiap traverse pada peta Topografi
2. Diskripsi Singkapan
3. Pengukuran Struktur Geologi ( seperti Strike/Dip dsb )
4. Pembuatan sketsa singkapan, pengambilan contoh pemotretan bila
dipandang perlu.
5. Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan dengan metode Channel atau
Trenching
a. Membuat pit yang disesuaikan dengan kondisi dan posisi singkapan.
b. Sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisa.
6. Lokasi singkapan diberi kode
7. Pengukuran koordinat dan elevasi singkapan Batubara dengan mengikat
terhadap titik traverse yang telah didapat dari pemetaan Topografi.
8. Documentasi vegetasi dan morfologi di dalam daerah IUP penyelidikan
9. Documentasi Acses jalan dan sungai, desa yang di lalui menuju daerah penyelidikan.

Evaluasi Dan Analisa Data Geologi :


1. Plotting data hasil Analisis Singkapan Batubara pada lokasi pengambilan
Sampel Sesuai dengan kode lokasi.
2. Plotiting data Geologi lapangan.
3. Penginterpretasikan :
a. Struktur Geologi
b. Kemenerusan Singkapan Batubara.
c. Pemilahan blok – blok tertentu Batubara yang mempunyai kwalitas tertentu.
d. Jumlah lapisan dari Batubara.
e. Cadangan Geologi dengan batas kedalaman tertentu.
f. Pola dan Arah aliran Sungai.

Mine and Geo | Khalid Azhari


g. Penampang Geologi.
4. Memberikan saran lokasi yang perlu diteliti lebih lanjut (seperti Pola Distribusi lubang
bor)
5. Penggambaran peta Geologi dan hasil interprestasi.

Pemerian Batubara yang perlu diperhatikan sebagai berikut :


1. Warna ( Colour ) adalah Warna dari Batubara tersebut
2. Kilap ( Bright / Luster ) , yang dinyatakan dalam derajat Prosentase Batubara tersebut.
3. Cerat ( Streak ) adalah warna dari batubara yang telah digores.
4. Pecahan ( Fracture )
5. Cleat ( rekahan ), rekahan yang terdapat pada Batubara
Pemerian untuk Batuan lain yang perlu diperhatikan :
1. Warna ( colour ) , warna dari lithologi baik dalam keadaan lapuk maupun segar
2. Besar butir ( Grain Size )
3. Derajat Pemilahan ( Sorting )
4. Kemas
5. Kandungan Mineral
6. Porositas
7. Semen dan massa dasar ( sementasi dan Matrix )
8. Struktur Sedimen

Cara pengambilan Sample :


1. Menentukan Strike / Dip dari Batubara tersebut.
2. Menentukan bagian dari Roof dan Floor dari Batubara yang akan disample.
3. Menentukan ketebalan dari Batubara tersebut (True Thickness)
4. Setelah mengetahui ketebalan dari Batubara kemudian menentukan batas dari sample
(Ply by Ply) dan jumlah yang akan diambil. Serta merecord interval sample , kode
nomor sample, Lokasi pengambilan sample danketerangan lain pada buku diskripsi.
a. Ambil sample dan masukan kedalam kantong plastik yang telah disediakan
,serta diikat dengan kuat dan benar.
b. Sample yang telah diambil dan di prepare segera dikirim ke laboratorium.

Format Lapangan Geology Map

Mine and Geo | Khalid Azhari


Coal Hypotetical Resources
Calculation Metode
Perhitungan cadangan dengan berasumsi bahwa morfologi daerah penyelidikan dianggap
flat/datar, dapat digunakan dengan rumus seperti dibawah ini :

Format Perhitungan Cadangan

Contoh Perhitungan Cadangan


Dalam Data EXCEL

Penentuan Lebar dan Kedalaman Pit

Bagaimana cara menentukan panjang bukaan pit serta kedalaman pit dengan
menggunakan perhitungan hipotetik ?
Apabila kamu sudah melalakukan survey tinjau atau sudah melakukan kegiatan
pengeboran, maka kalian pasti tahu tebal sebenarnya batubara, dipnya, lalu overal

Mine and Geo | Khalid Azhari


slopenya (biasanya 55 – 60o), kemudian bosmu nyuruh kamu buat pit dengan SR sekian.
Nah permasalahan kemudian muncul, berapa lebar bukaan pit dan kedalamannya yang
akan dilakukan ?
Dengan menggunakan rumus trigonometri maka hal tersebut dapat dipecahkan. Dalam hal
ini kita pake perhitungan sumber daya hipotetik dengan syarat sebagai berikut.
1. Panjang bukaan pit disesuaikan dengan situasi KP (IUP sekarang) atau dengan situasi
lahan di KP tersebut;
2. tidak menggunakan toe dan berm (overal slope-nya rata)
3. dan permukaan pit dianggap rata (geomorfologinya rata).
Setelah kalian paham dengan situasi dan syarat-syarat di atas, mari kita masuk ke
perhitungannya.Berikut ini adalah rumus – rumusnya :

dimana:
SR : Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)
BJ : Berat Jenis/Densitas Batubara
T : Tebal Batubara
Φ : Overal Slope
ϴ : Dip
H : Kedalaman Pit

Sedangkan penjelasan simbol-simbol x1 dan x2 serta yang lainnya dapat dilihat di gambar
berikut ini.

Mine and Geo | Khalid Azhari


JORC CODE FOR COAL

Mine and Geo | Khalid Azhari


Mine and Geo | Khalid Azhari
Mine and Geo | Khalid Azhari

Anda mungkin juga menyukai