1. DESKRIPSI SAMPLE (CUTTING & CORE), tugas ini sifatnya mendasar – jadi tugas
mendeskripsi cutting adalah skill dasar yang harus dipunyai oleh seorang WSG. Sebenarnya,
skill ini seperti yg kita lakukan dan gabungan pada praktikum geologi dasar, paleontologi dan
petrografi dibangku kuliah. Cutting sample setelah dicuci oleh sample catcher, lalu
dideskripsikan lengkap mulai dari warna, kekerasan, tekstur, struktur, unsur tambahan
(accessories, spt mineral tambahan, fosil, dll) serta perkiraan porositas secara kualitatif. Tidak
lupa juga memeriksa adanya ‘oil show’ dibawah UV box. Banyak tip & trik dalam melakukan
tugas ini, semakin berpengalaman WSG semakin banyak tip & trik nya melakukan tugas ini.
2. MEMBUAT LITHOLOGY LOG, sebelum mengenal komputer dulu, katanya para senior
membuat log ini diatas kalkir dan menggunakan pena gambar (rotring, etc). Tapi saat ini banyak
software yg relatif mudah utk digunakan. Lithology log adalah penggambaran data2 pemboran
secara vertikal dalam bentuk garis, simbol dan tulisan. Jadi log ini bentuknya seperti kita
membuat MS (measured section) di perkuliahan, untuk menggambarkan posisi stratigrafi lubang
bor. Jadi data2 ROP, pengukuran gas, gambar lithology dan deskripsi lithology dituangkan
dalam log ini.
3. LAPORAN PAGI (morning report) ini mencakup laporan tertulis dan lisan, untuk tulisan
biasanya dikirimkan melalui email dan ditujukan pada operation geologist di kantor pusat, setiap
hari / pagi (jam tertentu mis: setiap hari jam 5 pagi atau 6 pagi). Bentuk laporan tertulis
mencantumkan segala kegiatan geologi dalam 24 jam terakhir, misalnya kedalaman lubang bor,
aktifitas, ringkasan formasi batuan, gas data, laju pemboran, rencana2 yg akan dilakukan.
Sedangkan laporan lisan, WSG akan menelpon Operation Geologist dan mendiskusikan hal2 yg
penting.
4. Mengetahui dan memperkirakan POSISI / LETAK GEOLOGI dari sumur bor baik vertikal
maupun horizontal (ini yg agak susah dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian), maksudnya
secara ‘vertikal’ adalah, seorang WSG harus mengerti formasi batuan apa yg sudah dibor dan
perkiraan yg akan dibor. Secara horizontal, yaitu mengetahui hubungan korelasi dg sumur2
sekitarnya.
5. Meng ‘SUPERVISI GEOLOGI’ para crew service company. Yaitu, memberi arahan dan
pengawasan kepada crew yg berhubungan dengan operasi geologi dalam pemboran. Misalnya,
mud logging, wireline logging, directional drilling. Bahkan sampai dengan mengatur mobilisasi
peralatan, pertukaran crew dari dan ke rig site.
Dalam tugasnya sehari-hari seorang wellsite geologist adalah representatif dari perusahaan
minyak yg bertanggung jawab terhadap pemboran sumur, dialah satu-satunya orang yg mengerti
tentang bawah permukaan sumur di lokasi rig; jadi betapa pentingnya dan besar tanggung jawab
seorang WSG. Biasanya WSG ada yg bekerja dengan status ’24 hours on call’ artinya kapanpun
dibutuhkan dia harus siap, atau bisa juga dalam satu pemboran ada 2 orang WSG dan ini
tergantung dari perusahaan minyak itu sendiri.
sumber: http://www.sadagus.com/
1. TUJUAN
2. RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengisian buku lapangan, SOP ini berlaku untuk setiap wellsite.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Geologist bertanggung jawab untuk:
a. memastikan kegiatan pengisian buku lapangan berjalan sesuai SOP.
3.2. Wellsite bertanggung jawab untuk:
a. Mengisi buku lapangan sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.
4. DEFINISI
Buku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh kegiatan pengeboran di
lapangan :
Kode lokasi bor adalah kode urutan nomor bor dalam setiap lokasi pengeboran.
Elevasi bor adalah ketinggian permukaan titik bor dari permukaan laut.
Titik bor adalah titik/lubang (berupa koordinat dan elevasi) dilakukannya kegiatan pengeboran.
Seam adalah lapisan batubara.
Coring adalah kegiatan pemotongan dan pengangkatan batuan dengan menggunakan core
barrel.
Core barrel adalah alat pengambil sample dari dalam tubuh batuan.
Sample adalah contoh batubara yang diperoleh dari hasil cutting atau hasil coring yang
diperlakukan khusus sesuai standar dan akan diteliti kualitasnya di laboratorium.
Water loss adalah hilangnya air sirkulasi pengeboran akibat adanya retakan atau rongga/pori-
pori di tubuh batuan sehingga air tidak dapat naik ke permukaan.
Core loss adalah hilangnya seluruh atau sebagian core sample dari dalam core barrel entah
karena terjatuh atau tergerus/tertekan core barrel.
Chips adalah potongan-potongan batuan hasil kegiatan pengeboran.
Core adalah sample batubara yang diambil dengan menggunakan core barrel.
Litologi adalah pemerian batuan didasarkan pada sifat-sifat fisiknya yang terlihat atau dengan
bantuan kaca pembesar.
Interval adalah ketebalan batuan yang diukur.
Doc.1
Karatan/Cutting Pemboran Metode Open Hole
Doc. 2
Inti Core Pemboran Metode Bor Inti
5. REFERENSI
JORC Code.
SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara.
SNI 13-6978.3-2003 tentang Kompetensi Kerja Tenaga Teknis Khusus Geologi – Bagian 3: Teknisi
Pengeboran Eksplorasi.
SNI 2436:2008 tentang Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti.
6. URAIAN
6.1. Tulis lokasi pengeboran berada (Location: …......................)
6.2. Tulis keadaan cuaca pada saat pengeboran (Wether: ….......................)
6.3. Tulis kode lokasi bor (Hole no.: …......................)
6.4. Tulis koordinat bor setelah disurvey (Coordinate: …………………)
6.5. Tulis elevasi bor setelah disurvey (Elevation: …………………..)
6.6. Tulis media pengeboran: memakai air, polimer, atau memakai bahan lain yang sejenis.
(Drilling Medium:………….)
6.7. Tulis mesin bor yang digunakan (Drill Equipment: …………..)
6.8. Tulis mesin pompa yang dipakai (Pump machine: ……………)
6.9. Tulis mata bor yang dipakai, dicatat kondisinya (Bit Type: …………………….)
6.10. Tulis tanggal dilakukan deskripsi (Date: …………………………)
6.11. Tulis tanggal dimulai pengeboran (Date Started: ……………...)
6.12. Tulis tanggal selesai pengeboran (Date Finished: ……………..)
6.13. Tulis waktu dimulai pengeboran (Time Started: ………………)
6.14. Tulis waktu diselesaikannya pengeboran (Time Finished: ……………..)
6.15. Tulis total kedalaman setelah selesai pengeboran (To: …………………………….)
6.16. Tulis nama operator mesin bor (Driller: ……………………….)
6.17. Tulis nama yang melakukan deskripsi (Described by: ………………)
6.18. Tulis keterangan yang berhubungan dengan keadaan berlangsungnya kegiatan
pengeboran.
(Note: ………………………….)
misal:
a. target seam yang dicari;
b. waktu dimulainya pengeboran;
c. waktu diselesaikannya pengeboran;
d. interval non coring;
e. interval coring;
f. pada kedalaman tertentu terjadi water loss atau terjadi ambrukan/runtuhan;
g. dll.
6.19. Tulis interval kedalaman litologi yaitu kemajuan pengeboran, dicatat untuk setiap panjang pengeboran
yang dilakukan
6.20. Tulis deskripsi/pemerian litologi dari chips maupun core Berikut ini adalah penjelasan cara-cara
mendeskripsikan batuan berdasarkan JORC Code dan SNI. :
6.21 Documentasi semua kegiatan pemboran (moving rig, set up rig, start drill, trouble in rig, cutting
sampel, core sample, finish drill, dll), serta kegiatan logging.
Tabel 1.
Deskripsi litologi batuan berdasarkan standar JORC dalam kegiatan pengeboran
Pemerian batuan dan batubara yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Warna (color) adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.
Gores (streak) adalah warna dari batubara yang telah digores menjadi serbuk.
Pecahan (fracture), istilah yang dipakai even, uneven, conchoidal, sub conchoidal, flat.
Kilap (luster/bright), istilah ini dinyatakan dalam persentase, misal : bright 60%
Besar butir (grain size) adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai
adalah “Skala Wentworth”.
Tabel. 2
Skala Wentworth
Kebulatan (roundness) adalah tingkat kelengkungan/kebundaran dari setiap fragmen butiran. Istilah-
istilah yang dipakai adalah sebagai berikut.
- wellrounded (membundar baik)
- rounded (membundar)
- sub rounded (membundar tanggung)
- angular (menyudut)
- sub angular (menyudut tanggung)
Pemilahan (sorting) adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang dipakai adalah terpilah
baik (butir-butir sama besar), terpilah sedang dan terpilah buruk.
Masif (Masiv)
Apabila diantara batas suatu bidang perlapisan tidak menunjukkan kelainan, dan batuan tersebut
berupa suatu massa yang kompak.
Perlapisan sejajar (parallel lamination)
Perlapisan dimana hubungan antara lapisan satu dengan lapisan di atas maupun dibawahnya
menunjukkan kedudukan yang sejajar.
Perlapisan bersusun (graded bedding)
Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi halus pada satuan perlapisan.
Struktur ini dapat dipakai sebagai petunjuk, umumnya butir yang kasar merupakan bagian yang bawah
(bottom/floor) dari lapisan yang halus bagian atas (top/roof).
Perlapisan berselang (cross bedding)
Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan berikutnya yang berlainan
sudutnya. Terutama terdapat di batupasir.
Gelembur gelombang (current ripple)
Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.
Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir, kesatuannya di dalam satu massa dasar atau di antara
semennya. Istilah kemas terbuka digunakan untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan kemas
tertutup untuk butiran yang saling bersentuhan.
Porositas (porosity) adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume keseluruhan dari
satu batuan. Dalam hal ini dapat dipakai istilah-istilah yang kualitatif yang merupakan fungsi daya
serap batuan terhadap cairan, yaitu porositas sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), buruk
(poor). Cara menentukannya yaitu diuji dengan meneteskan cairan.
Sementasi (sementation)
Pada batuan yang bersifat besementasi akibat kandungan kalsium karbonat dan mengandung butiran
kasar memiliki sementasi yang bervariasi seperti tabel berikut.
Tabel 3
Kriteria sementasi batuan berdasarkan SNI.
Kekerasan (hardness)
Tingkat kekerasan batuan dapat dilakukan dengan uji penggoresan dengan menggunakan pisau saku
atau palu geologi terhadap batuan tersebut. Tingkat kekerasan batuan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4
Tingkat kekerasan batuan berdasarkan SNI.
6.21. Gambar simbol litologi dan simbol core loss (apabila ada yang loss).
6.22. Tulis tiap kemajuan coring, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Interval coring.
b. Panjang coring yang dilakukan.
c. Panjang core yang didapat.
d. Deskripsi hasil coring per setiap lapisan yang diperoleh.
e. CR (Core Recovery)
CR % = (Panjang Core Sample yang di peroleh /Panjang Coring yang dilakukan) X 100 %
6.23. Dokumentasikan seluruh kegiatan dengan mengambil beberapa foto. Sebaiknya menggunakan kamera
digital yang memiliki resolusi tinggi terutama pada saat pengambilan foto sample batuan.
Koordinat IUP
4. Pembuatan sketsa singkapan, pengambilan contoh seberat kurang lebih 5 kg dan dilakukan pemotretan.
5. Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan dengan metode Channel atau Trenching
9. Documentasi Acses jalan dan sungai, desa yang di lalui menuju daerah penyelidikan.
3. Penginterpretasikan :
a. Struktur Geologi
g. Penampang Geologi.
4. Memberikan saran lokasi yang perlu diteliti lebih lanjut (seperti Pola Distribusi lubang bor)
5. Penggambaran peta Geologi dan hasil interprestasi.
2. Kilap ( Bright / Luster ) , yang dinyatakan dalam derajat Prosentase Batubara tersebut.
4. Pecahan ( Fracture )
1. Warna ( colour ) , warna dari lithologi baik dalam keadaan lapuk maupun segar
4. Kemas
5. Kandungan Mineral
6. Porositas
8. Struktur Sedimen
2. Menentukan bagian dari Roof dan Floor dari Batubara yang akan disample.
4. Setelah mengetahui ketebalan dari Batubara kemudian menentukan batas dari sample (Ply by Ply)
dan jumlah yang akan diambil. Serta merecord interval sample , kode nomor sample, Lokasi
pengambilan sample dan keterangan lain pada buku diskripsi.
a. Ambil sample dan masukan kedalam kantong plastik yang telah disediakan ,serta diikat dengan kuat
dan benar.
b. Sample yang telah diambil dan di prepare segera dikirim ke laboratorium.
Reaksi:
A. TUJUAN
1. Standarisasi pemetaan geologi dan tahapan kerjanya
2. Inventarisasi data geologi yang baik dan sistematis yang disimpan dalam bentuk database
geologi
3. Mengumpulkan data aktual sumberdaya batubara
B. SASARAN
1. Perhitungan estimasi sumber daya dan kualitas
2. Hasil dari pemetaan geologi ini selanjutnya akan digunakan untuk acuan dalam penentuan
lokasi titik pengeboran dangkal maupun pengeboran dalam/stratigrafi.
3. Perekaman data geologi yang baik, sistematis dan berkualitas sangat diperlukan untuk basis
data geologi yang merupakan data awal dalam pertimbangan penentuan daerah prospek.
4. Interpretasi kondisi geologi yang benar dari data geologi yang baik juga diperlukan agar
hasil interpretasi yang ditampilkan dalam bentuk peta geologi dapat dipertanggung-
jawabkan dan digunakan untuk tahap kegiatan eksplorasi selanjutnya.
C. PENANGGUNGJAWAB
Yang berwenang untuk mempertanggung jawabkan kegiatan pemetaan geologi adalah level
manager, minimal level superintendent
F. CYCLE TIME
1. Waktu yang diperlukan untuk desk study (Pra Lapangan) adalah maksimal 1 minggu
2. Waktu yang diperlukan untuk penyelidikan lapangan dalam rangka pengambilan data
adalah tergantung luas area
3. Waktu yang diperlukan untuk menuangkan data dari lapangan ke dalam database
geologi adalah maksimal 1 bulan
4. Waktu yang dilakukan untuk melakukan evaluasi data dan pemrosesannya adalah
maksimal 1 bulan
Peta Rencana
Peta Rencana Lintasan Pemetaan
Peta rencana lintasan pemetaan adalah peta acuan dalam pemetaan geologi.
Dalam membuat rencana lintasan, yang harus diperhatikan adalah:
a. Lintasan harus memotong strike lapisan batuan agar stratigrafi batuan dapat diketahui.
b. Lintasan berupa lintasan sungai atau dinding urukan jalan.
Dari peta rencana lintasan, dibuat rencana lintasan day to day untuk pemetaan, agar
kegiatan pemetaan benar-benar terencana dan sistematis
Peneliti Terdahulu
Hasil penelitian sebelumnya oleh orang/instansi pada daerah rencana penelitian maupun
bersinggungan dengan daerah penelitian dapat dijadikan bantuan untuk acuan pembuatan
rencana kerja pemetaan.
2. Penyelidikan Lapangan
Setelah peta rencana lintasan dan rencana lintasan day to day dibuat dilanjutkan pada
tahap selanjutnya adalah penyelidikan lapangan untuk mengambil data. Tahap penyelidikan
lapangan ini terdiri dari beberapa kegiatan.
Jika menggunakan GPS, yang perlu diperhatikan adalah sinyal GPS tidak hilang dan
pastikan akurasi posisi GPS cukup baik. Alat bantu parang dapat digunakan jika jalan
rintisan belum ada.Lintasan dapat saja diganti di lapangan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
G. Deskripsi Singkapan
Dalam deskripsi singkapan yang perlu diperhatikan adalah Interval batuan yang di deskripsi
dan deskripsi batuan dan jenis Litologi. Langkah deskripsi singkapan, yaitu:
a. Buat sketsa singkapan.
b. Ukur ketebalan batuan (batubara dan non batubara).
c. Catat interval batuan yang akan dideskripsi (khususnya untuk batubara)
d. Catat deskripsi batuan (batubara dan non-batubara).
Deskripsi batubara dilakukan secara ”ply by ply”. Skenario Pembagian ply by ply dalam
batubara mengikuti SOP ”Pengambilan Sample grab/Channel & Inti Bor Untuk Analisa
Kualitas Batubara
Selanjutnya pengambilan sample akan mengikuti pembagian ply dalam deskripsi ini. Apabila
terdapat satu ply yang cukup tebal (>0.5 m), hendaknya deskripsi dibagi-bagi lagi sesuai
kebutuhan.
H. Sampling batubara
Tata cara sampling batubara mengikuti SOP ”Pengambilan Sample grab/Channel & Inti Bor
Untuk Analisa Kualitas Batubara (No. SOP 001/SOP/P&D/I/05)”.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selain yang di atas, yaitu:
1. Sample di masukkan ke dalam kantong sample berlapis 2. kemudian label sample
dimasukkan diantara lapisan kantong sample luar dan lapisan kantong sample bagian luar,
ini mencegah agar label tidak kontak langsung dengan sample.
2. Catat list sample dalam buku catatan lapangan.
3. Masing – masing plastik sampel (bag) dijadikan satu sesuai dengan kode singkapan dan
diikat/distapler dengan kuat dan benar, supaya tidak berhamburan atau tercecer dan
memudahkan untuk pengecekan ulang sample.
4. Sampel langsung dibawa ke camp atau tempat yang sudah disediakan sebelum dibawa ke
laboratorium. Jika lokasi dekat dengan laboratorium sampel dapat langsung dibawa ke lab.
5. Dari tempat lokasi pengambilan sampel sampai ke laboratorium, sampel tidak boleh
kehujanan atau rusak karena dapat mengurangi keakurasian hasil analisa.
I. Penandaan Singkapan
Tandai singkapan dengan pita plastik yang bertuliskan kode singkapan dan tanggal
observasi. Tulisan dibuat dengan memakai spidol marker (water proof). kemudian Ikat pita
pada pohon dekat singkapan.
J. Dokumentasi
Setelah semua kegiatan selesai. Dokumentasikan singkapan menggunakan kamera. Foto
yang dihasilkan harus jelas, menggunakan komparator (misal: orang) dan usahakan
mencakup semua komponen singkapan. Apabila ada bagian yang ingin ditunjukkan lebih
detil, dalam satu singkapan bisa saja lebih dari satu foto.
K. Orientasi Morfologi
Selain orientasi singkapan, hal yang penting untuk dicatat adalah morfologi umum pada
daerah penelitian seperti bentuk perbukitan, stadium erosi sungai, derajat umum
kemiringan tabing, dan sebagainya
3. Database Geologi
Data yang didapat dari lapangan (dalam buku catatan lapangan) kemudian dituangkan
dalam database geologi. Database tersebut diantaranya:
- Database singkapan (dituangkan dalam bentuk tabel, lihat lampiran contoh database
singkapan)
- Database struktur geologi (posisi singkapan, jenis/indikasi struktur geologi dan hasil
pengukuran unsur-unsur struktur)
- Database sample dan kualitas batubara (dituangkan dalam bentuk tabel, lihat lampiran
contoh database sample dan kualitas batubara)
- Database peta singkapan batubara (strike/dip batubara) dan struktur geologi
- Lembar deskripsi singkapan (lihat lampiran contoh lembar deskripsi singkapan)
LAMPIRAN 1