NIPINDO PRIMATAMA
1. TUJUAN
Prosedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:
1.1. mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran;
1.2. serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengisian buku lapangan sesuai
standar.
2. RUANG LINGKUP
SOP ini menerangkan proses teknis pengisian buku lapangan, SOP ini berlaku untuk karyawan PT
NIPINDO. PRIMATAMA dan Kontraktornya.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Geologist bertanggung jawab untuk:
a. memastikan kegiatan pengisian buku lapangan berjalan sesuai SOP.
3.2. Wellsite bertanggung jawab untuk:
a. Mengisi buku lapangan sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.
4. DEFINISI
4.1. Buku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh kegiatan pengeboran di
lapangan.
4.2. Kode lokasi bor adalah kode urutan nomor bor dalam setiap lokasi pengeboran.
4.3. Elevasi bor adalah ketinggian permukaan titik bor dari permukaan laut.
4.4. Titik bor adalah titik/lubang (berupa koordinat dan elevasi) dilakukannya kegiatan pengeboran.
4.5. Seam adalah lapisan batubara.
4.6. Coring adalah kegiatan pemotongan dan pengangkatan batuan dengan menggunakan core
barrel.
4.7. Core barrel adalah alat pengambil sample dari dalam tubuh batuan.
4.8. Sample adalah contoh batubara yang diperoleh dari hasil cutting atau hasil coring yang
diperlakukan khusus sesuai standar dan akan diteliti kualitasnya di laboratorium.
4.9. Water loss adalah hilangnya air sirkulasi pengeboran akibat adanya retakan atau rongga/pori-
pori di tubuh batuan sehingga air tidak dapat naik ke permukaan.
4.10. Core loss adalah hilangnya seluruh atau sebagian core sample dari dalam core barrel entah
karena terjatuh atau tergerus/tertekan core barrel.
4.11. Chips adalah potongan-potongan batuan hasil kegiatan pengeboran.
4.12. Core adalah sample batubara yang diambil dengan menggunakan core barrel.
4.13. Litologi adalah pemerian batuan didasarkan pada sifat-sifat fisiknya yang terlihat atau dengan
bantuan kaca pembesar.
4.14. Interval adalah ketebalan batuan yang diukur.
5. REFERENSI
5.1. JORC Code.
5.2. SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara.
5.3. SNI 13-6978.3-2003 tentang Kompetensi Kerja Tenaga Teknis Khusus Geologi – Bagian 3: Teknisi
Pengeboran Eksplorasi.
5.4. SNI 2436:2008 tentang Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti.
6. URAIAN
6.1. Tulis lokasi pengeboran berada (Location: …...)
6.2. Tulis keadaan cuaca pada saat pengeboran (Wether: …...)
6.3. Tulis kode lokasi bor (Hole no.: …...)
6.4. Tulis koordinat bor setelah disurvey (Coordinate: …..)
6.5. Tulis elevasi bor setelah disurvey (Elevation: …..)
6.6. Tulis media pengeboran: memakai air, polimer, atau memakai bahan lain yang sejenis
(Drilling Medium: …..)
6.7. Tulis mesin bor yang digunakan (Drill Equipment: …..)
6.8. Tulis mesin pompa yang dipakai (Pump machine: …..)
6.9. Tulis mata bor yang dipakai, dicatat kondisinya (Bit Type: …..)
6.10. Tulis tanggal dilakukan deskripsi (Date: …..)
6.11. Tulis tanggal dimulai pengeboran (Date Started: …..)
6.12. Tulis tanggal selesai pengeboran (Date Finished: …..)
6.13. Tulis waktu dimulai pengeboran (Time Started: …..)
6.14. Tulis waktu diselesaikannya pengeboran (Time Finished: …..)
6.15. Tulis total kedalaman setelah selesai pengeboran (To: …..)
6.16. Tulis nama operator mesin bor (Driller: …..)
6.17. Tulis nama yang melakukan deskripsi (Described by: …..)
6.18. Tulis keterangan yang berhubungan dengan keadaan berlangsungnya kegiatan pengeboran
(Note: …..)
misal:
a. target seam yang dicari;
b. waktu dimulainya pengeboran;
c. waktu diselesaikannya pengeboran;
d. interval non coring;
e. interval coring;
f. pada kedalaman tertentu terjadi water loss atau terjadi ambrukan/runtuhan;
g. dll.
6.19. Tulis interval kedalaman litologi yaitu kemajuan pengeboran, dicatat untuk setiap panjang
pengeboran yang dilakukan
6.20. Tulis deskripsi/pemerian litologi dari chips maupun core
Berikut ini adalah penjelasan cara-cara mendeskripsikan batuan berdasarkan JORC Code dan SNI.
Tabel 1. Deskripsi litologi batuan berdasarkan standar JORC dalam kegiatan pengeboran
a. Warna (color) adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.
b. Gores (streak) adalah warna dari batubara yang telah digores menjadi serbuk.
c. Tingkat pelapukan (weathering).
- Segar (fresh)
Batuan tidak menunjukkan adanya pelapukan, perubahan warna di permukaan rekahan tampak
sedikit sekali.
- Agak lapuk
Terjadi perubahan warna yang menunjukkan pelapukan, warna segar dan tekstur masih tampak tapi
belum diperlunak secara nyata.
- Lapuk sedang
Warna asli sudah tidak dapat dikenali dan batuan tampak lunak.
- Lapuk
Beberapa material batuan terkomposisi dan atau terdisintegrasi menjadi tanah. Batuan yang
berubah warna atau lunak terdapat sebagai inti batu dalam tanah.
- Sangat lapuk
Seluruh material menjadi tanah, tetapi tekstur asali masih tampak.
d. Pecahan (fracture), istilah yang dipakai even, uneven, conchoidal, sub conchoidal, flat.
e. Kilap (luster/bright), istilah ini dinyatakan dalam persentase, misal : bright 60%
l. Kekerasan (hardness)
Tingkat kekerasan batuan dapat dilakukan dengan uji penggoresan dengan menggunakan pisau
saku atau palu geologi terhadap batuan tersebut. Tingkat kekerasan batuan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
6.21. Gambar simbol litologi dan simbol core loss (apabila ada yang loss).
6.22. Tulis tiap kemajuan coring, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Interval coring.
b. Panjang coring yang dilakukan.
c. Panjang core yang didapat.
d. Deskripsi hasil coring per setiap lapisan yang diperoleh.
e.
f.
6.23. Dokumentasikan seluruh kegiatan dengan mengambil beberapa foto. Sebaiknya menggunakan
kamera digital yang memiliki resolusi tinggi terutama pada saat pengambilan foto sample batuan.
7. DOKUMEN TERKAIT
7.1. SOP Pengeboran.
7.2. SOP Pengambilan dan Perlakuan Core Sample.
7.3. JSA Mencabut Pipa Bor.
7.4. JSA Mengeluarkan Core Sample.
8. LAMPIRAN
8.1. Format Laporan Harian Pengeboran.
8.2. Format Log Bor.
8.3. Format Ringkasan Data hasil Pengeboran.